PERBUATAN RASULULLAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Ushul Fiqih
Dosen Pengampu : Bapak Ikin Sodikin, M. Hum.
Disusun Oleh :
AL-MUHAJIRIN PURWAKARTA
TAHUN AJARAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tak lupa pula sholawat serta
salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Ucapan terima
kasih kepada Bapak Ikin Sodikin, M. Hum. selaku dosen pengampu mata kuliah
Ushul Fiqih yang berkenan membimbing kami sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan tepat waktu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 3
C. Tujuan................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 4
A. Kesimpulan........................................................................... 10
B. Saran..................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rasulullah saw merupakan sosok yang paling mulia. Beliau
merupakan sosok yang sempurna sebagai utusan Allah swt dalam
mengemban ajaran agama Islam untuk umat manusia. Maka sangat pantas
beliau menjadi panutan dan suritauladan bagi umatnya. Rasulullah saw
datang ditengah-tengah kejahiliyahan umat pada masa itu. Jahiliyah yang
dimaksud adalah bukan bodoh dalam masalah kecerdasan, melainkan
bangsa arab jahiliyah dalam masalah aqidah dan ahlak. Sehingga
Rasululah mendapatkan tugas yang cukup berat untuk merombak atau
merubah budaya tatanan masyarakat yang sudah jauh dari ajaran Allah.
Perjuangan yang tidak mengenal lelah di kota Makkah banyak
mendapatkan perlawanan, sehingga beliau mendapatkan perintah Allah
untuk hijrah ke kota Madinah beserta para sahabatnya. Dengan kesabaran
dan pertolongan Allah swt, kurang lebih selama 23 tahun Rasulullah
akhirnya berhasil menjalankan tugas dengan baik, budaya Islam terbangun
di kota Madinah dan Makkah setelah ditaklukkan oleh Rasulullah.
Masyarakat yang memiliki akhlak yang sebelumnya jauh dari nilai-nilai
Islam, menjadi masyarakat yang selalu memegang teguh yang di ajarkan
oleh Allah melalui Rasulullah saw. Warisan terbesar dari Rasulullah
adalah Al-Qur'an dan Al Sunnah. Al-Qur'an adalah kitab suci yang
sempurna, serta berfungsi sebagai pelajaran bagi manusia, pedoman hidup
bagi setiap muslim, petunjuk bagi orang yang bertakwa. Allah berfirman :
ٰٓيَاُّيَها الَّناُس َقْد َج ۤا َء ْتُك ْم َّم ْو ِع َظٌة ِّم ْن َّرِّبُك ْم َو ِش َفۤا ٌء ِّلَم ا ِفى الُّص ُد ْو ِۙر َو ُهًدى َّو َرْح َم ٌة
ِّلْلُم ْؤ ِمِنْيَن
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an)
dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman”. (QS. Yunus;57).
1
Sunnah merupakan warisan yang akan abadi sepanjang zaman. Selain
beliau meninggalkan warisan Al-Qur'an dan al Sunnah, beliau juga
meniggalkan para sahabat yang luar biasa, sahabat yang di didik, di bina
langsung oleh beliau menjadi sosok yang mengagumkan. Rasulullah
merupakan sosok yang langsung di didik oleh Allah, sehingga sudah
barang tentu segala tindakan dan perbuatannya medapat kontrol langsung
dari Allah. Jika ada yang kurang benar dalam diri Rasulullah, Allah akan
langsung memperingatkannya, jadi tidak heran jika beliau memiliki akhlaq
yang paling mulia dan hal itu merupakan tugas beliau di utus oleh Allah.
sebagaimana sabda beliau yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah.
ِ )َّنَم ا ُبِع ْثُت ِال ُ َتِّمَم َم َك اِرَم ْاَالْخ َال ِق (رواه مسلم
“sesungguhnya tidaklah aku diutus di muka bumi hanya untuk
menyempurnakan akhlak (H.R Muslim)”.
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Status Ma’Sum Para Nabi?
2. Apa Saja Perbuatan Rasulullah Saw Dalam Kerangka Pensyariatan?
3. Bagaimana Iqrar Rasul?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Status Ma’Sum Para Nabi?
2. Untuk Mengetahui Perbuatan Rasulullah Saw Dalam Kerangka
Pensyariatan?
3. Untuk Mengetahui Iqrar Rasul?
3
BAB II
PEMBAHASAN
Contoh: Dalam sebuah riwayat, Rasukuilah pernah berwudiu satu kali satu
kali. Dalam riwayat yang lain, beliau pernah berwudlu dua kali dua kali.
4
Semacam ini lebih utama bagi beliau daripada melakukannya tiga kali tiga
kali (tatslis).
Contoh:
5
Contoh:
6
Contoh: khitan dan had (hukuman bagi pelaku pelanggaran),
yang merupakan bentuk penyiksaan (memotong anggota
badan, mencambuk dsb.). Bolehnya khitan dan had
menunjukkan bahwa kebolehan tersebut hukumnya wajib.
7
C. Iqrar Rasul
Contoh:
Abu Bakar ra. pernah bersumpah untuk tidak makan di saat marah,
Lalu suatu saat Abu Bakar melanggar sumpah, dan makan. Ini
dilakukannya karena dalam pandangannya, makan lebih baik baginya
daripada tidak makan. Rasulullah mengetahuinya, dan mendiamkan
8
kejadian ini. Dari hadis riwayat Muslim ini, diambil kesimpulan bahwa
boleh melanggar sumpah bahkan sunnah, jika hal semacam itu lebih baik.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rasulullah saw merupakan sosok yang paling mulia. Beliau merupakan
sosok yang sempurna sebagai utusan Allah swt dalam mengemban ajaran
agama Islam untuk umat manusia. Maka sangat pantas beliau menjadi
panutan dan suritauladan bagi umatnya.
Warisan terbesar dari Rasulullah adalah Al-Qur'an dan Al Sunnah. Al-
Qur'an adalah kitab suci yang sempurna, serta berfungsi sebagai pelajaran
bagi manusia, pedoman hidup bagi setiap muslim, petunjuk bagi orang yang
bertakwa.
Secara sistematis, perbuatan Rasulullah saw. terbagi dalam dua
kategori, yakni kategori qurbah dan ghairu qurbah.
Kategori qurbah, yakni perbuatan beliau yang berdimensi ibadah dan
ketaatan. Ini terbagi dalam dua pemilahan :
1. Terdapat dalil yang menunjukkan bahwa perbuatan tersebut merupakan
kekhususan pada diri Rasul.
2. Tidak terdapat dalil yang menunjukkan bahwa perbuatan tersebut
merupakan kekhususan pada diri Rasul.
Kategori kedua dari perbuatan Rasul adalah kategori Ghairu Qurbah
atau perbuatan-perbuatan beliau yang berdimensi bukan ibadah dan ketaatan,
yakni perbuatan-perbuatan yang bernuansa jibilli (watak atau karakter
manusiawi), seperti berdiri, duduk, makan, minum dan lain-lain. Perbuatan
Rasul dalam kategori ini diarahkan pada hukum mubah, bagi Rasul dan bagi
umatnya.
Iqrar Rasul, jika di masa Rasulullah saw. sebuah perbuatan dilakukan
tidak di hadapan beliau, lalu beliau tahu dan mendiamkannya, maka semacam
ini sama halnya perbuatan yarg dilakukan di hadapan Rasul, lalu velidu
mendiamkannya. Artinya, kasus semacam ini menunjukkan bahwa perbuatan
tersebut boleh dilakukan, oleh pelaku maupun selainnya,
10
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Huda Nailul Afandi Kholid. M, Dari Teori Ushul Fiqih Ala Tashil ath-Thuruqat,
(Kediri: Santri Salaf Press, 2014)
12