Anda di halaman 1dari 10

AKHLAK DALAM ISLAM

Makalah ini di buat untuk mengikiti perkuliahan mata kuliah aqidah akhlak

DI SUSUN OLEH :
Muhammad Fahrur Rizki
Erlansani Ajipasa Rahmadhanto Dafa

Dosen pengampu :
Dr. Hervrizal, MA

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN AJARAN 2020-2021
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
ini. Tudak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang
syafa'atnya kita nanti-nantikan kelak di hari kiamat.
Penulisan makalah yang berjudul akhlak dalam islam ini dapat di
selesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah ini dapat
menjadi referensi bagi pembaca dan banyak pihak lainnya.
Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan,
terutama pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran
pembaca demi menyempurnakan makalah ini. Dan apabila terdapat banyak
kesalahan dalam penulis makalah ini kami mohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh.

Pekanbaru, januari, 2021

Penulis
DAFTAR ISI
Daftar isi ............................................................................................
Kata pengantar ........................................................... ......................
BAB 1 Pendahuluan .................................................... ......................
A. Latar belakang ...................................................... ....................
B. Rumusan masalah ................................................ ....................
C. Tujuan .................................................................. ....................
BAB 2 Pembahasan ...................................................... ...................
A. Pengeetian akhlak ................................. ...............................
B. Urgensi akhlak dalam kehidupan ......................... ...............
C. Hubungan aqidah, syariah dan akhlak .................................
BAB 3 PENUTUP ........................................................... ...................
A. Kesimpulan ............................................................ ..............
B. Saran ...................................................................................
Daftar pustaka..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhlak dalam Islam menjadi sesuatu yang penting dan berguna bagi umatnya.
Akhlak menjadi suatu yang akan membuat seseorang mendapatkan kebahagiaan di dunia
maupun di akhirat. Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur sedetail-detailnya
segala sesuatu. Islam adalah agama yang selamat dan juga menyelamatkan. Islam adalah
agama yang sempurna dan agama yang mengatatkan bagi siapa yang mengikuti ajarannya
dengan benar sesuai yang diperintahkan Allah dan Rasulnya. Islam sendiri berarti istislam
penyerahan diri kepada yang pemberi selamat, dan Islam juga berati salâmyang berarti
keselamatan. Keselamatan yang diberikan Allah kepada umat Islam bukan hanya sekedar
keselamatan di dunia semata akan tetapi keselamatan yang kekal abadi juga Allah berikan
kepada umat Islam, yaitu keselamatan di akhirat. Islam bukan hanya sekedar penyerahan
diri dan tunduksaja, tapi Islam juga memiliki konsekwensi yang harusdilaksanakan oleh
pemeluknya.1

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari akhlak?


2. Bagaimana urgensi akhlak dalam kehidupan?
3. Bagaimana hubungan akhlak syariah dan aqidah

   

C. Tujuan

Tujuan penulis membuat makalah ini ialah untuk memberikan pemahaman kepada pembaca
tentang akhlak dalam islam.

1
Ishom ad-Din, Dalilal-FalihinLi at-thuruqi Riyad as-Sholihin, (Kairo: Dar al-Hadist,
1998), vol. 1, hlm. 183-184.
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak

Akhlak dalam bahasa Arab berasal dari kata khuluk yang berarti tingkah laku,
perangai, atau tabiat. Secara terminologi, akhlak adalah tingkah laku seseorang yang
didorong oleh sesuatu keinginan secara mendasar untuk melakukan suatu perbuatan.
SedangkanSedangkan definisi akhlak secara istilah berarti tingkah laku seseorang yang di
dorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan pemikiran dan pertimbangan
terlebih dahulu.2

Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al-Ghazali, dan Ahmad Amin
menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat
memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.

Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak manusia.
Pasalnya akhlak merupakan salah satu pondasi penting untuk orang-orang yang beragama.
Sehingga akhlak dan budi pekerti sangat dibutuhkan bagi setiap orang yang beragama dalam
menjalani kehidupan di masyarakat.

Akhlak menurut Imam Ghazali adalah sifat yang tertanam di dalam diri seseorang
yang dilakukan secara rutin dan terus menerus yang orang tersebut mengerjakan tanpa
berfikir panjang.Apabila seseorang melakukan perbuatan-perbuatan yang baik secara akal
maupun syariat, maka ini disebut dengan akhlak mahmudah sedangkan apabila seseorang
melakukan perbuatan-perbuatan buruk baik secara akal maupun syariat maka ini disebut
dengan akhlak tercela.3

B. URGENSI AKHLAK DALAM KEHIDUPAN

Aspek-aspek ajaran islam, baik aqidah, ibadah mu’amalah bagi setiap muslim
ketiganya merupakan aspek-aspek yang bersifat taklifi (kewajiban) yang harus dilaksanakan.
Sejarah membuktikan bahwa semua aspek ajaran tersebut tidak dapat terlaksana tanpa adanya
akhlak yang baik. Dari sini dapat dipahami bahwa akhlak merupakan pilar yang sangat
penting dalam Islam. Akhlak yang mulia adalah pertanda kematangan iman serta merupakan
kunci kesuksesan hidup di dunia dan akhirat. Nabi Muhammad sebagai Rasul terakhir diutus
oleh Allah untuk mengemban misi penyempurnaan akhlak manusia yang telah runtuh sejak
zaman para nabi yang terdahulu.Beliau bersabda :

‫َأل‬ ‫َّن َما ُبع ِْث ُ ُأل‬


ِ ‫ار َم ا ْخ‬
‫الق‬ ِ ‫ت َت ِّم َم َم َك‬ ‫ِإ‬

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan


akhlak” (HR.Al-Baihaqi dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

2
Muh Asrorudin Al jumhuri,Belajar aqidah akhlak sebuah ulasan ringkasan tentang asas tauhid dan
akhlak islamiyah, yogyakarta grup penerbit cv budi utama,2019, hlm.14
3
Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulum ad-Dîn…, vol. 3, hlm. 63.
Apakah Rasulullah diutus hanya untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak?
Tentu tidak hanya itu saja, tetapi pada dasarnya syariat yang dibawa para Rasul bermuara
pada pembentukkan akhlak mulia. Berbagai ritual diperintahkan Allah melalui para Nabi dan
Rasul, ternyata banyak bermuara pada pembentukkan akhlak, seperti dalam perintah Shalat
sebagai berikut :

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-
Ankabut:45)

Ayat tersebut secara jelas menyatakan, bahwa muara dari ibadah Shalat adalah
terbentuknya pribadi yang terbebas dari sikap keji dan munkar, pada hakikatnya adalah
terbentuknya manusia berakhlak mulia, bahkan jika kita telusuri proses Shalat selalu dimulai
dengan berbagai persyaratan tertentu, seperti bersih badan, pakaian dan tempat, dengan cara
mandi dan wudhu, Shalat dipersiapkan untuk membentuk sikap manusia selalu bersih, patuh,
tata peraturan, dan melatih seseorang untuk tepat waktu. Selanjutnya, akhlak juga dapat
menentukan beriman atau tidaknya seseorang. Rasulullah bersabda:

“demi Allah ia tidak beriman, demi Allah ia tidak beriman, demi Allah ia tidak beriman. Para
sahabat bertanya, siapakah mereka wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: orang yang
tidak menyimpan rahasia kejelekan tetangganya (H. R. Muslim).

Hadits tersebut secara nyata mengandung arti bahwa orang yang berakhlak buruk
kepada tetangganya oleh Rasulullah dianggap tidak beriman, selama ini mungkin kita
menganggap perbuatan jahat kita kepada orang lain atau tetangga sebagai sesuatu yang biasa,
sesuatu yang tidak akan berpengaruh pada eksistensi keimanan, padahal kalau kita
mengetahui, ternyata berakhlak jelek sangat besar pengaruhnya terhadap keimanan. Bahkan
manusia paling jelek di sisi Allah pada hari kiamat adalah manusia berakhlak jelek.

” sesungguhnya manusia paling jelek disisi Allah pada hari kiamat adalah seseorang yang
ditinggalkan orang lain, karena menghindari kejelekannya.” (H.R. Bukhari).

Sebaliknya orang yang paling dicintai oleh Rasulullah adalah yang paling baik
akhlaknya.

“sesungguhnya orang yang paling aku cintai dia yang paling dekat tempat duduknya pada
hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (H.R. At- Tirmidzi).

Ternyata orang mukmin yang sempurna imannya bukan karena banyak ibadahnya,
tetapi yang baik akhlaknya.

“orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya.”
(H.R. Abu Daud).

Demikian juga orang bertakwa dan berakhlak mulia dijamin masuk syurga

” penyebab utama masuknya manusia ke syurga, karena bertakwa kepada Allah dan
kemuliaan akhlaknya.” (H. R. Tirmidzi).
Manusia mempunyai kecendrungan untuk berbuat baik dan buruk. Biasanya orang
bertakwa akan berbuat dan bersikap baik dan mengutamakan akhlak mulia, perbuatan baik
merupakan wujud kemuliaan akhlaknya, sedangkan perbuatan baik akan menghapus
perbuatan-perbuatan buruk. Pencerminan diri seseorang juga sering digambarkan melalui
tingkah laku atau akhlak yang ditunjukkan. Bahkan akhlak merupakan perhiasan diri bagi
seseorang karena orang yang berakhlak jika dibandingkan dengan orang yang tidak berakhlak
tentu sangat jauh perbedaannya.                          

C.  HUBUNGAN AKIDAH, SYARIAH DAN AKHLAK

Aqidah, Syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran
Islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Aqidah sebagai
sistem kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan
sumber dan hakikat keberadaan agama. Sementara syariah sebagai sistem nilai berisi
peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistematika
menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai agama.

Islam tidak hanya memberi tuntunan ritual, dalam rangka hubungan manusia dengan
Tuhan, tetapi juga memberi bimbingan dalam hubungan antar manusia, bahkan hubungan
manusia dengan alam dan lingkungannya, baik lingkungan wujud nyata maupun yang tak
nyata (Yaa ‘alimal ghaibi wa syahadah).

Aqidah adalah bentuk jamak dari kata Aqaid, adalah beberapa perkara yang wajib
diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang
tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang
dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu (yang didengar) dan
fitrah. Kebenaran itu dipastikan dalam hati, dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran itu.

Aqidah dalam Al-Qur’an dapat di jabarkan dalam surat (Al-Maidah, 5:15-16) yang
berbunyi :
15
ۤ
َ‫د َجٓا َء ُك ْم ِّمن‬Pْ َ‫ب َويَ ْعفُوْ ا ع َْن َكثِي ٍْر ۗ ق‬ ِ ‫ب قَ ْد َجٓا َء ُك ْم َرسُوْ لُـنَا يُبَيِّنُ لَـ ُك ْم َكثِ ْيرًا ِّم َّما ُك ْنتُ ْم تُ ْخفُوْ نَ ِمنَ ْال ِك ٰت‬
ِ ‫ٰيـا َ ْه َل ْال ِك ٰت‬
‫ ۙ هّٰللا ِ نُوْ ٌر َّو ِك ٰتبٌ ُّمبِي ٌْن‬
16
‫ص َرا ٍط‬ ِ ‫م اِ ٰلى‬Pْ ‫ت اِلَى النُّوْ ِر بِاِ ْذنِ ٖه َويَ ْه ِد ْي ِه‬ ُّ َ‫يَّ ْه ِديْ بِ ِه هّٰللا ُ َم ِن اتَّبَ َع ِرضْ َوا نَهٗ ُسبُ َل الس َّٰل ِم َوي ُْخ ِر ُجهُ ْم ِّمن‬
ِ ٰ‫الظلُم‬
‫ُّم ْستَقِي ٍْم‬

15. Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan
kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula
yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan
kitab yang menerangkan.
16. dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya
ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-
orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-
Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
‫ َوِإ َّن هَّللا َ لَهَا ِد الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإلَ ٰى‬ ۗ ‫ك فَيُْؤ ِمنُوا بِ ِه فَتُ ْخبِتَ لَهُ قُلُوبُهُ ْم‬ ُّ ‫َولِيَ ْعلَ َم الَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِع ْل َم َأنَّهُ ْال َح‬
َ ِّ‫ق ِم ْن َرب‬
‫اط ُم ْستَقِ ٍيم‬
ٍ ‫ص َر‬ ِ

“Dan agar orang-orang yg telah diberi ilmu meyakini bahwasannya Al-Qur’an itulah yang
hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan
sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan
yang lurus.” (Al-Haj 22:54)

Muslim yang baik adalah orang yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat yang
mendorongnya untuk melaksanakan syariah yang hanya ditujukan pada Allah sehingga
tergambar akhlak yang terpuji pada dirinya.

Aqidah, syariah dan akhlak dalam Al-Qur’an disebut iman dan amal saleh. Iman
menunjukkan makna aqidah, sedangkan amal saleh menunjukkan pengertian syariah dan
akhlak.

Seseorang yg melakukan perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi Aqidah, maka


perbuatannya hanya dikategorikan sebagai perbuatan baik. Perbuatan baik adalah perbuatan
yg sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, tetapi belum tentu dipandang benar menurut Allah.
Sedangkan perbuatan baik yg didorong oleh keimanan terhadap Allah sebagai wujud
pelaksanaan syariah disebut amal saleh. Kerena itu didalam Al-Qur’an kata amal saleh selalu
diawali dengan kata iman.4

Antara lain firman Allah dalam (An-Nur, 24:55)

ِ ْ‫م فِي اَأْلر‬Pُْ‫ت لَيَ ْست َْخلِفَنَّه‬


‫ض َك َما ا ْست َْخلَفَ الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ِه ْم َولَيُ َم ِّكن ََّن‬ ِ ‫َو َع َد هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬
‫ َو َم ْن َكفَ َر بَ ْع َد‬ ۚ ‫ اَل يُ ْش ِر ُكونَ بِي َش ْيًئا‬P‫ يَ ْعبُدُونَنِي‬ ۚ ‫ى لَهُ ْم َولَيُبَ ِّدلَنَّهُ ْم ِم ْن بَ ْع ِد َخوْ فِ ِه ْم َأ ْمنًا‬Pٰ ‫ض‬
َ َ‫لَهُ ْم ِدينَهُ ُم الَّ ِذي ارْ ت‬
َ‫ك هُ ُم ْالفَا ِسقُون‬ Pَ ‫َٰ‌ذلِكَ فَُأولَـِٰئ‬
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka
berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka
berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya
untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka
dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. Dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah
(janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.”

  

4
https://farislengkap-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/farislengkap.wordpress.com/2017/02/15/
hubungan-aqidah-syariah-dan-akhlak
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk , antara yang
terpuji dan yang tercela , tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin. Maksud
dari akhlak itu sendiri adalah adanya hubungan antara khaliq dan makhluk , dan antara
makhluk dengan makhluk. Kita harus membiasakan diri berakhlak terpuji dalam kehidupan
sehari hari agar semuanya berjalan sesuai dengan perintah dan larangan dari Allah Swt.

B. Saran

Sebagai seorang mahasiswa, alangkah lebih baik jika kita mempelajari materi tentang
akhlak dari berbagai sumber, baik dari buku maupun situs internet. Agar nantinya kita mudah
dalam memahami dan kita akan lebih mudah dalam penulisan makalah kedepannya. Dalam
penulisan makalah ini kami menyadari banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyampaian maupun penulisan kalimat. Oleh karena itu,kami sebagai penulis makalah ini
meminta kritik dan saran sehingga kedepannya kami dapat menulis makalah ini dengan baik.
Daftar pustaka
Ishom ad-Din, Dalilal-FalihinLi at-thuruqi Riyad as-Sholihin, (Kairo: Dar al-Hadist,
1998), vol. 1, hlm. 183-184.
MuhMuh Asrorudin Al jumhuri,Belajar aqidah akhlak sebuah ulasan ringkasan tentang asas tauhid dan akhlak
islamiyah, yogyakarta grup penerbit cv budi utama,2019, hlm.14

Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulum ad-Dîn…, vol. 3, hlm. 63.


https://farislengkap-wordpress-com.cdn.ampproject.org/v/s/farislengkap.wordpress.com/
2017/02/15/hubungan-aqidah-syariah-dan-akhlak

Anda mungkin juga menyukai