Anda di halaman 1dari 15

ANSURANSI

NAMA KELOMPOK:
1.M.AZIZI ZULKIFLI
2.MUHAMMAD FAHRUR RIZKI
3.ROSI SIANTAMI
4.DESWITA GUNAWAN

DOSEN PENGAMPU:
IRFAN RIDHA,SH,MH.
Pengertian Dan Dasar Hukum Asuransi
.
asuransi di Indonesia dikenal dua istilah yakni pertanggungan dan asuransi itu sendiri. Kedua istilah itu berasal dari
bahasa Belanda, yakni verzekering dan asurantie. KUHD dan UU No.2 Tahun 1992 tentang Perusahaan Asuransi
tidak membakukan salah satu istilah tersebut. Keduanya memakai rumusan pertanggungan atau asuransi
(verzekering ofasurantie). Definisi asuransi yang lebih luas dan mencakup baik asuransi kerugian maupun asuransi
jumlah dapat ditemukan dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 2 Tahun 1992 yang menyatakan :

“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung, karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggungjawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan”.
UNSUR-UNSUR ASURANSI

Adanya premi
Adanya yang harus
peralihan risiko dibayar Adanya unsur
dan tertanggung tertanggung ganti rugi apabila
kepadapenangg kepadapenanggu Adanya unsur terjadi sesuatu
Ada penanggung
ung; ng peristiwa yang peristiwa yang
dan tertanggung
tidak pasti tidak pasti.

1 2 3 4 5
Prinsip-Prinsip Asuransi Secara Umum
1.Prinsip Kepentingan yang dapat Diasuransikan
 
maksudnya ialah bahwa tertanggung harus mempunyai keterlibatan sedemikianrupa dengan akibat dari suatu
peristiwa yang belum pasti terjadi dan yang bersangkutan menderita kerugian akibat peristiwa itu

2.Prinsip Indemnitas

prinsip indemnitas tersiratdalam Pasal 246 KUHD yang memberi batasanperjanjian asuransi (yakni asuransi
kerugian) sebagai perjanjian yang bermaksud memberi penggantian kerugian, kerusakan atau kehilangan

3.Prinsip Kontribusi

Pasal 278 yang menyebutkan:


“Bilamana dalam polis yang sama oleh berbagai penanggung, meskipun pada hari-hari yang berlainan,
dipertanggungkan untuk lebih daripada harganya, maka mereka menandatangani, hanya memikul harga
sesungguhnya yang dipertanggungkan. Ketentuan yang sama berlaku, bilamana pada hari yang sarna, mengenai
benda yang sama di dalam pertanggungan-pertanggungan yang berlainan”.
Manfaat asuransi
Asuransi sebagai lembaga yang mendapatkan pengalihan resiko dari para nasabahnya memiliki
banyak mafaat. Manfaat asuransi bagi kehidupan antara lain yaitu:

1. Memberikan jaminan perlindunga dari resiko-resiko kerugian yang diderita satu


pihak.

2. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan


dan pengwasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga
waktu dan biaya.

3. Pemerataan biaya, yaitu cukup hannya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya
tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul, yang
mana jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti.

4. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan
perlindungan atas agunan yang di berikan oleh peminjam uang.

5. Sebagai tabungan, karena jumlah yang di bayar kepada pihak asuransi akan di
kembalika dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa.
ASAS-ASAS ASURANSI

Asas Asas kejujuran yang


sempurna dalam
indemnitas perjanjian asuransi.

2 3 4
1

Asas Kepentingan
Yang Dapat Asas subrogasi
Diasuransikan
Macam-macam asuransi
1.asuransi jiwa
asuransi jiwa dapat didefinisikan sebagai suatu perjanjian
(polis asuransi) yang mana satu pihak (polis asuransi)
membayar suatu perangsang (premium) kepada pihak lain
(penanggung) sebagai imbalan persetujuan penanggung
untuk membayar jumlah tertentu jika orang yang di
tanggung meninggal.

2.Asuransi kerugian
Asuransi kerugian di kelompokkan ke dalam
dua kelompok besar, yaitu:
1.Asuransi wajib (compulsory insurance)
 2.Asuransi sukarela (voluntary insurance)
Perjanjian Asuransi
Dari pasal 246 dan 426 KUHD, dapat disimpulkan bahwa pasal tersebut mengandung 3 sifat pokok dari perjanjian asuransi.
Yaitu :
1. Asuransi pada dasarnya merupakan kontrak atau perjanjian ganti kerugian atau kontrak idemnitas pihak yang
satu mengikat dirinya terhadap pihak yang lain untuk mengganti kerugian yang mungkin di derita oleh dirinya.
2. Asuransi merupakan perjanjian bersyarat dalam arti bahwa penanggung mengganti kerugian pihak tertanggung
dengan ditentukan atau tertanggung pada peristiwa yang tidak dapat dipastikan lebih dahulu.
3. Asuransi merupakan perjanjian timbal balik dan penanggung terdapat ikatan bersyarat terhadap tertanggung
untuk membayar ganti rugi, tetapi sebaliknya dari sisi tertanggung terdapat ikatan tidak bersyarat untuk
membayar premi.

Terjadinya Asuransi
Untuk menyatakan kapan perjanjian asuransi yang dibuat oleh tertanggung dan penanggung itu terjadi dan mengikat
kedua belah pihak, dapat dipelajari melalui dua teori perjanjian yang terkenal dalam ilmu hukum, yaitu teori tawar
menawar dan teori penerimaan.
a.Teori tawar menawar
negara anglo saxon, teori penawaran dikenal juga dengan sebutan offer and acceptance theory.menurut teori ini,setiap
perjanjian hanya akan terjadi antara kedua pihak apabila Penawaran dari pihak yang satu dihadapkan dengan
penerimaan oleh pihak yang lainnya dan sebaliknya.
b.Teori penerimaan
teori ini disebut ontvangst theorie. Mengenai saat kapan perjanjian asuransi terjadi dan mengikat tertanggung dan
penanggung, tidak ada ketentuan umum dalam undang-undang peransurasian.
RESIKO DALAM PERJANJIAN ASURANSI

1 kriteria atau ciri resiko dalam asuransi sebagai berikut :


a.Bahaya yang mengancam benda atau objek asuransi
b.Berasal dari faktor ekonomi, alam, atau manusia
c.Diklasifikasikan menjadi resiko pribadi, kekayaan, tanggungjawab
d.Hanya berpeluang menimbulkan kerugian

Cara mengatasi resiko, yaitu ;


Menghindari Resiko ,Mengurangi resiko, Menahan resiko, Membagi resiko,Mengalihkan
resiko,

Beberapa kriteria yang perlu dipenuhi agar resiko dapat diasuransikan :


1.Dapat dinilai dengan uang
2.Harus resiko murni, artinya hanya berpeluang menimbulkan kerugian
3.Kerugian timbul akibat bahaya
4.Tertanggung harus memiliki insurable interest
5.Tidak dilarang undang-undang dan tidak bertentangan dengan ketertiban umum.

 
Evenemen dalam asuransi
Evenemen adalah istilah yang di adopsi dari bahasa Belanda evenemen, yang berarti peristiwa
tidak pasti, bahasa Inggrisnya fortuitous event. Evenemen adalah peristiwa terhadap mana
asuransi diadakan tidak dapat dipastikan terjadi dan tidak diharapkan terjadi.

Ciri-ciri evenemen adalah sebagai berikut :


○ Peristiwa yang terjadi itu menimbulkan kerugian

○ Terjadinya itu tidak diketahui, tidak dapat di prediksi terlebih dahulu

○ Berasal dari faktor ekonomi, alam dan manusia

○ Kerugian terhadap diri, kekayaan, dan tanggung jawab seseorang.


Polis Asuransi
● Fungsi polis asuransi
sebagai alat bukti tertulis maka para pihak (khususnya tertanggung) wajib memerhatikan kejelasan isi polis di mana sebaiknya tidak
mengandung kata-kata atau kalimat yang memungkinkan perbedaan interpretasi sehingga dapat menimbulkan perselisihan (dipute).

● Isi Polis
Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa harus memuat syarat-syarat khusus berikut ini
1.Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi
2.Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak ketiga
3.Uraian yang jelas mengenai benda yang di asuransikan
4.Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan)
5.Bahaya-bahaya/evenemen yang ditanggung oleh penanggung
6.Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung
7.Premi asuransi
8. Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui oleh penanggung dan segala janji-janji khusus
Jenis klausula Asuransi dalam polis

Klausula All Risk


Klausula ini menentukan bahwa penanggung memikul segala
risiko atau benda yang diasuransikan.
Klausula premier Risqui Klausa ini bagi menjadi 6:
Klausula ini menyatakan
bahwa apabila pada
asuransi di bawah nilai Klausula All Risk
benda menjadi kerugian, Klausula sudah diletahui (All Seen)
penanggung akan Klausula Renunsiasi (Renunciation)
membayar ganti kerugian Klausula free pacticular Average (FPA)
seluruhnya sampai Klausula Riot, Strike & Civil Commotion (RSCC)
maksimum jumlah yang Banker’s Clause
di asuransikan (pasal 253
ayat 3 KUHD).
BATALNYA ASURANSI

Suatu pertanggungan hakikatnya adalah suatu perjanjian maka ia dapat pula diancam dengan
risiko batal atau dapat dibatalkan apabila tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian sebagaimana
ditentukan dalam pasal 1320 KUH Perdata. KUHD mengatur tentang ancaman batal apabila
dalam perjnajian asuransi apabila :

1.Memuat keterangan yang keliru atau tidak benar atau bila tertanggung tidak memberitahukan hal-hal
yang diketahuinya sehingga apabila hal itu disampaikan kepada penanggung akan berakibat tidak
ditutupnya perjanjian asuransi tersebut (pasal 251 KUHD)
2.Memuat suatu kerugian yang sudah ada sebelum perjanjian asuransi di tandatangani (pasal 269
KUHD); memuat ketentuan bahwa tertanggung dengan pemberitahuan melalui pengadilan
membebaskan si penanggung dari segala kewajibannya yang akan datang (pasal 272 KUHD)
3.Apabila Objek pertanggungan menurut peraturan perundang-undangan tidak boleh diperdagangkan
dan atas sebuah kapal baik kapal indonesia atau kapal asing yang digunakan untuk mengangkut
objek pertanggungan menurut peraturan perundang-undangan tidak boleh diperdangankan (pasal
599 KUHD).
Objek asuransi
objek asuransi, ialah semua kepentingan yang:

1. Dapat dinilai dengan jumlah uang (op geld waardeerbaar).


2. Dapat takluk pada macam-macam bahaya (aangevaar on derhevig)
3. di kecualikan oleh undang-undang Perumusan objek asuransi dalam pasal 268 KUHD tersebut di
atas mengenai objek suatu perjanjian pada umumnya

Benda Asuransi dan Teori Kepentingan Benda asuransi adalah benda yang menajdi objek perjanjian
asuransi (object of insurance). Benda asuransi adalah harta kekayaan yang mempunyai nilai ekonomi,
yang dapat dihargai dengan sejumlah uang. Benda asuransi selalu berwujud, misal gedung pertokoan,
rumah, kapal. Benda asuransi erat hubungannya dengan teori kepentingan (interesrt theory) yang
secara umum dikenal dalam hukum asuransi. Menurut teori kepentingan, pada benda asuransi melekat
hak subjektif yang tidak berwujud.
SEKIAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai