Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

AKHLAK TERCELA (AKHLAK MADZMUMAH)


Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Akhlak Tasawuf

Disusun oleh :

Achmad Galih Pratama NIM : 21.3239


At Thaariq Marcel Syahwardi NIM : 21.3235

Dosen Pengampu:
Hendrisab, S.Pd.I, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AHLUSUNNAH
BUKITTINGGI
TP. 1443/2022
KATA PENGANTAR

Puja dan Puji Syukur kita kepada kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan kepada kita rahmat serta hidayahnya,sehingga makalah Akhlak Tasawuf

tentang Akhlak Tercela dapat kami selesaikan.

Sholawat dan salam tidak lupa kami ucapkan kepada baginda kita dialah nabi

Muhammad SAW yang telah diutus oleh Allah SWT untuk memberikan petunjuk

kejalan yang benar kepada seluruh manusia di dunia ini.

Penulis menyadari bahwasannya makalah yang dibuat ini masih terdapat

kekurangan dan kesalahan,sehingga memerlukan perbaikan.Oleh karena itu,penulis

menerima kritik dan saran yang dapat menjadikan makalah ini lebih baik lagi.Atas

kritik dan saran yang diberikan,penulis mengucapkan segenap terimakasih sebesar

besarnya,dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

i
Daftar Isi
BAB I.............................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. Definisi Akhlak Tercela (Akhlak madzmumah).............................................5
B. Macam-macam Akhlak Tercela......................................................................6
BAB III.......................................................................................................................12
PENUTUP..................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhlak merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri manusia,dari
sifat itulah terbentuk sikap dan tingkah laku seseorang,seperti sifat sabar,kasih
sayang,atau malah sebaliknya pemarah,benci karena dendam,iri dan dengki
sehingga memutuskan hubungan silaturrahmi.

Bagi seorang muslim,akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat dalam
diri Nabi Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat dalam
dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan Uswatun Hasanah terbaik
bagi seluruh umat muslimin.

Adapun ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-
Qur’an dalam penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW.
Masalah akhlak dalam Islam mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan
bahasa, akhlak berarti sifat atau tabiat. Berdasarkan istilah, akhlak berarti
kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan
buruk.

Akhlak yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada
posisi yang terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini
agar kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup dan
dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola kita karena sesungguhnya pada diri
Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik.

1
B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas maka kita dapat menyimpulan beberapa rumusan

masalah yaitu :

1. Apa pengertian Akhlak Tercela (Akhlak Madzmumah)?

2. Apa saja macam-macam dari Akhlak Tercela?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah

1. Agar memahami mengenai Akhlak Tercela.

2. Agar mengetahui apa saja macam-macam Akhlak Tercela.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN AKHLAK TERCELA

Akhlak tercela (Madzmumah) ialah semua perangai manusia, perangai lahir


dan batin yang mungkar, maksiat, dan fahsya’, berdasarkan petunjuk Allah SWT.
dalam Al-Qur’an dan yang dilarang/dicela oleh Nabi SAW.1

Segala bentuk yang bertentangan dengan Akhlak Mahmudah disebut Akhlak


Madzmumah.Akhlak Madzmumah juga merupakan tingkah laku yang tercela
yang dapat merusak keimanan seseorang dan dapat menjatuhkan martabatnya
sebagai manusia.  Bentuk-bentuk akhlak madzmumah ini bisa berkaitan dengan
Allah SWT, Rasulullah, dirinya, keluarganya, masyarakat,dan alam sekitarnya.2

Akhlak madzmumah ialah perangai atau tingkah laku yang tercermin pada diri


manusia yang cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang
lain. Dalam beberapa kamus dan ensiklopedia dihimpun pengertian “buruk”
sebagai berikut:

1.      Rusak atau tidak baik, jahat, tidak menyenangkan, tidak elok, jelek.

2.      Perbuatan yang tidak sopan, kurang ajar, jahat, tidak menyenangkan.

3.      Segala yang tercela, lawan baik, lawan pantas, lawan bagus, perbuatan yang
bertentangan dengan norma-norma atau agama, adat istiadat, dan masyarakat yang
berlaku.

Akhlakul madzmumah merupakan tingkah laku kejahatan, kriminal,


perampasan hak. Akhlak secara fitrah manusia adalah baik, namun dapat berubah
menjadi akhlak buruk apabila manusia itu lahir dari keluarga yang tabiatnya

1 et al., Pendidikan Agama Islam  (Makassar: Yayasan Fatiyah Makassar, 2002),h. 97.


2 Al-Islam 2:Muamalah dan Akhlaq, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h.100.

3
kurang baik, lingkungannya buruk, pendidikan tidak baik dan kebiasaan-
kebiasaan tidak baik sehingga menghasilkan akhlak yang buruk.3

Ada berbagai macam jenis sifat yang tercela ini dan beberapa diantaranya
akan diuraikan di belakang. Sekedar contoh, termasuk sifat tercela yang
dikerjakan oleh anggota lahir (maksiat lahir) adalah mencuri, berdusta,
memfitnah, dan sebagainya. Sifat tercela yang dikerjakan oleh hati (maksiat batin)
adalah dengki, takabur, dan lain sebagainya.

Maksiat lahir itu akan mengakibatkan kekacauan dalam masyarakat,


seperti mencuri, mencopet, merampok, menganiaya, membunuh, dan lain-lain
yang dapat dilakukan dengan tangan manusia. Begitu pula dengan kejahatan-
kejahatan yang dilakukan oleh anggota lahir lainnya yang sangat berbahaya untuk
keamanan dan ketentraman masyarakat.

Tetapi di samping itu maksiat batin lebih berbahaya karena ia tidak


kelihatan dan kurang diperhatikan dan lebih sukar dihilangkan. Maksiat ini
merupakan pendorong dari maksiat lahir. Selama maksiat batin ini belum
dilenyapkan, maksiat lahir tidak bisa dihindarkan dari manusia. Allah SWT
memperingatkan agar manusia membersihkan jiwanya atau hatinya dari segala
kotoran, yakni sifat-sifat tercela yang melekat di hati, karena kebersihan jiwa atau
kemurnian hati itu merupakan syarat kebahagiaan manusia, di dunia dan di
akhirat.4

2. MACAM-MACAM AKHLAK TERCELA

Syirik dalam Bahasa Arab merupakan mashdar dari kata-kata: (asyraka-


yusriku-syirk), misalnya: syirk billahi artinya menjadikan  sekutu bagi Allah.5
Syirik Menurut bahasa atau etimologi  berasal dari kata :  ‫شرْ ًكا‬ ُ ‫يَ ْش ِر‬ –  َ‫ َش َرك‬ 
ِ   – ‫ك‬
yang artinya penyekutuan atau penyerikatan.

3 Studi Akhlak Dalam Perspektif Al-Qur’an (Jakarta: Amzah, 2007), h. 56.


4 Pengantar Studi Akhlak  (Jakarta:  Rajawali Press, 1992), h. 185.
5 Pilar-Pilar Tauhid (Banda Aceh: Ar-Raniry Press, 2007), h. 48.

4
Syirik ialah menjadikan sekutu bagi Allah dalam melakukan suatu perbuatan
yang seharusnya perbuatan itu hanya ditujukan kepada Allah (hak Allah). Orang
yang melakukan syirik disebut musyrik.6

Kata “musyrik” adalah kata Arab dari asal kata kerja “syarika” yang artinya


berpatner atau bergabung atau bersekutu.

Dalam Surat Al-Luqman ayat 13 Allah SWT berfirman:

‫ال لُْق ٰم ُن اِل بْنِهٖ َو ُه َو يَعِظُهُ ٰيبُيَنَّ اَل تُ ْش ِر ْك بِال ٰلّ ِه ۗاِ َّن الش ِّْر َك لَظُْل ٌم َع ِظْي ٌم‬
َ َ‫َواِ ْذ ق‬

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia
memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-
benar kezaliman yang besar.”)Q.S Al-Luqman 13).

Sebagaimana disebutkan ayat diatas tadi bahwa orang yang melakukan


syirik itu disebut Musyrik,yaitu keyakinan bahwa disamping Allah SWT,ada
sesembahan yang lain.Keyakinan semacam ini jelas kontradiksi dengan jiwa
Tauhid (Meng-Esakan Allah)sebagaimana yang diajarkan Islam,karena Laa Ilaha
Illallah (Tidak ada tuhan yang bereksistensi dan berhak disembah selain Allah
SWT).Oleh karena itu syirik itu termasuk dosa yang paling besar.7

Syirik termasuk akhlak madzmumah kepada Allah yang sangat berbahaya,


yang karenanya tidak akan diterima amal kebaikan manusia, hingga amal
perbuatannya menjadi sia-sia. Karena, syarat utama diterima dan nilainya amal itu
adalah ikhlas karena Allah SWT.8

Bagaimanapun, dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Sebagaimana


dalam Surah An-Nisa [4]:48, Allah SWT. berfirman:

6 Akidah Akhlak (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 247.


7 Deklarasi Tauhid (Tangerang: Inbook, 2011), h. 14.
8 Akidah Akhlak (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 247-248.

5
6
KRITERIA BAIK DAN BURUK MENURUT BERBAGAI ALIRAN

AKHLAK

a. Menurut Aliran Naturalisme

Aliran ini menganggap bahwa kebahagiaan manusia

didapatkan dengan menurutkan panggilan natur (fitrah) dari

kejadian manusia itu sendiri. Perbuatan yang baik (susila)

menurut aliran ini adalah perbuatan-perbuatan yang sesuai

dengan natur manusia, baik mengenai fitrah lahir maupun

fitrah batin.

Aliran ini berpandangan bahwa dalam dunia ini segala

sesuatu menuju satu tujuan saja. Dengan memahami panggilan

natur, akhirnya masing-masing mereka menuju ke

kebahagiaannya yang sempurna. Benda dan tumbuh-tumbuhan

menuju pada tujuan itu secara otomatis yakni tanpa

7
pertimbangan atau perasaan. Kalau hewan-hewan menunuju

tujuannya dengan instink (naluri)-nya, maka manusia menuju

tujuannya dengan akalnya.

Karena itu kewajiban manusia ialah mencapai

kesanggupan akal yang stinggi-tingginya dan melakukan

segala amal perbuatan dengan berpedoman pada akal. Alam

telah memberikan pada manusia keinginan untuk hidup terus.

Dan dengan dasar mengingini kelangsungan hidup itulah

manusia membeda-bedakan beberapa macam pekerjaan, mana

yang membahagiakan dan mana yang mengganggu

kelangsungan hidup itu. Kebahagiaan manusia terletak pada

tidak terganggunya kelangsungan hidup itu. Adanya ancaman

terhadap kelangsungan hidup manusia merupakan halangan

kebahagiaan manusia.

Terganggunya kelangsungan hidup dan hilangnya

kebahagiaan itu merupakan faktor yang saling berhubungan,

seperti hubungan antara lahir dan batin pada diri manusia. Jadi

hilangnya kebahagiaan berarti gangguan bagi keinginan

berlangsungnya kehidupan. Karena itu pula banyak terjadi

orang-orang yang tidak merasa berbahagia lalu mengambil

keputusan untuk membunuh dirinya sendiri, menghabisi

kelangsungan hidupnya.

8
Ringkasnya aliran ini berpendapat bahwa kebahagiaan

itu didapatkan ketika manusia melakukan hal yang cocok

dengan naturnya dan melangsungkan kehidupannya. Salah satu

contoh dari aliran naturalisme ialah aliran filsafat Stoa.

Aliran Stoa menganggap bahwa manusia yang

bijaksana ialah yang dapat merasakan bahwa dirinya adalah

bagian dari alam fitrah (natur). Karena itu yang dinamakan

kebijaksanaan dan kebaikan itu adalah penyesuaian seseorang

kepada natur yang umum itu. Orang yang hanya menilai

manfaat bagi dirinya sendiri atau mudharat bagi sepihak saja

adalah bersusila rendah. Yang pokok menurut aliran Stoa ialah

adanya kemauan yang baik untuk seluruh alam. Hanya saja

karena bagi kaum Stoa semua alam itu adalah Tuhan juga,

maka kaum Stoa selanjutnya mengatakan, seseorang yang

bijaksana ialah seseorang yang insaf bahwa tiap-tiap sesuatu

hal di alam ini terjadinya menurut akal umum yakni menurut

kemauan Tuhan dan Qadar. Seperti ditulis Seneca, “ducunt

volentem fata, nolentem trahunt: apabila engkau setuju, takdir

membimbingmu; apabila tidak, takdir memaksa”. Ini

menandaskan bahwa sesungguhnya, menurut aliran Stoa,

manusia tidak dapat lepas dari takdir semesta.

b. Menurut Aliran Idealisme

9
Pengertian “idealisme” meliputi sejumlah besar sistem

serta aliran kefilsafatan yang memperlihatkan perbedaan-

perbedaan yang besar antara yang satu dengan yang lain. Ciri

pengenal umum yang menunjukkan kesamaan yang dipunyai

oleh sistem-sistem serta aliran-aliran tersebut ialah bahwa

semuanya mengajarkan tentang pentingnya jiwa atau roh.

Menurut idealisme, manusia pada dasarnya merupakan

makhluk ruhani. Ruh mempunyai kekuasaan yang sangat

besar, dan kehidupan ditentukan oleh faktor-faktor ruhani.

Sebuah contoh yang jelas mengenai idealisme ialah filsafat

Hegel. Penganut paham ini jarang ada yang berpendapat

bahwa kenyataan itu semata-mata ditentukan oleh faktor

ruhani; pada umumnya mereka mengakui juga faktor alam;

namun senantiasa menganggap bahwa ruh mempunyai nilai

tertinggi serta kekuasaan terbesar.

Idealisme etik bertolak dari kenyataan kesusilaan, dan atas

dasar tersebut menyusun pandangannya tentang dunia dan

tentang kehidupan. Paham ini mengakui adanya lingkungan

norma-norma moral yang berlaku bagi manusia dan yang

menuntut manusia untuk mewujudkannya. Pertama-tama

manusia dipandangnya sebagai makhluk susila, artinya,

sebagai makhluk yang mempunyai keinsyafan akan baik dan

buruk, dapat mengerjakan yang baik dan tidak mengerjakan

10
yang buruk, namun mengalami juga adanya kekuatan

penentang yang besar yang terdapat di dalam maupun di luar

dirinya, yang sedikit banyak dapat dikalahkan. Paham ini

berpendirian bahwa di dalam semuanya itulah terletak nilai

dan harkat manusia.

Aliran idealisme merupakan factor terpenting dari

wujudnya tindakan-tindakan yang nyata. Menurut Immanual

Kant untuk dapat terealisasinya tindakan dari kemauan yang

baik, maka kemauan yang perlu dihubungkan dengan suatu hal

yang akan menyempurnakannya.

Aliran idealisme dipelopori oleh immanuel kant (1724-

1804) seorang  yang berkebangsaan Jerman.

Immanuel kant (1725-1804) menjelaskan pokok pedoman

untuk menentukan hukum suatu perbuatan itu menurut etika

atau tidak, yakni:

1) Wujud yang paling dalam kenyataan (hakikat) ialah

kerohanian. Seorang berbuat baik pada prinsipnya

bukan karena di anjurkan orang lain melainkan atas

dasar kemauan sendiri atau rasa kewajiban. Sekalipun

di ancam dan dicela orang lain, perbuatan baik itu

dilakukan juga karena adanya rasa kewajiban yang

bersemi dalam rohani manusia.

11
2) Faktor yang paling penting mempengaruhi manusia

ialah kemauan yang melahirkan tindakan yang

kongkrit. Dan yang menjadi pokok disini adalah

kemauan yang baik.

3)  Dari kemauan yang baik itulah dihubungkan dengan

satu hal yang menyempurnakannya yaitu rasa

kewajiban.

Dalam etika Immanual Kant, kita dapat mengadakan

beberapa catatan :

1) Dasar etika Kant, ialah akal pikiran

2) Menurut Kant, yang terpenting ialah kemauan

mencapai hakikat sesuatu.

3) Kant, mendasarkan “rasa kewajiban” untuk

terwujudnya perbuatan banyak hal-hal yang

meminta perhatian etika

Inti aliran idealisme adalah keyakinan akan adanya

idaman-idaman yang bersifat pribadi dan kemasyarakatan,

yang mempengaruhi manusia serta menuntutnya untuk

mewujudkannya. Dengan demikian idaman-idaman tersebut

mengehendaki agar manusia mewujudkannya. Sementera itu,

perwujudan tersebut hanya dapat terjadi dengan kerja keras,

perjuangan serta pengorbanan, dan karenanya biasanya hanya

sebagian yang berhasil. Namun demikian usaha yang sungguh-

12
sungguh itu sendiri sudah memberikan makna serta isi kepada

kehidupan, karena dalam hal ini yang penting bukanlah

berhasil-tidaknya, melainkan usahanya itu sendiri.

c. Menurut Aliran Utilitarianisme

Secara harfiah utilis berarti berguna. Menurut paham ini

bahwa yang baik adalah yang berguna. Jika ukuran ini berlaku

bagi perorangan, disebut individual, dan jika berlaku bagi

masyarakat dan Negara disebut social.

Paham penentuan baik buruk berdasarkan nilai guna ini

mendapatkan perhatian di masa sekarang. Dalam abad

sekarang ini kemajuan dibidang teknik cukup meningkat, dan

kegunaanlah yang menentukan segala-galanya. Namun

demikian paham ini terkadang cenderung ekstrim dan melihat

kegunaan hanya dari sudut pandang materialistik. Orang tua

yang sudah jompo misalnya semakin kurang dihargai, karena

secara material tidak ada lagi kegunaanya. Padahal kedua

orang tua tetap berguna untuk dimintakan nasihat dan doanya

serta kerelaanya. Selain itu paham ini juga dapat menggunakan

apa saja yang dianggap ada gunanya untuk memperjuangkan

kepentingan politik misalnya tidak segan-segan menggunakan

fitnah, khianat, bohong, tipu muslihat, kekerasan, paksaan dan

lain sebagainya, sepanjang semua yang disebutkan itu ada

gunanya.

13
Namun demikian kegunaan dalam arti bermanfaat yang

tidak hanya berhubungan dengan materi melainkan juga

dengan yang bersifat rohani bias diterima. Dan kegunaan bisa

juga diterima jika yang digunakan itu hal-hal yang tidak

menimbulkan kerugian bagi orang lain. Nabi misalnya menilai

bahwa orang yang baik adalah orang yang memberi manfaat

pada yang lainnya.

d. Menurut Aliran Vitalisme

Menurut paham ini baik ialah yang mencerminkan

kekuatan dalam hidup manusia. Kekuatan dan kekuasaan yang

menaklukkan orang lain yang lemah dianggap sebagai yang

baik. Paham ini lebih lanjut cenderung pada sikap binatang,

dan berlaku hukum siapa yang kuat dan menang itulah yang

baik.

Paham vitalisme ini pernah dipraktekkan para penguasa

di zaman feodalisme terhadap kaum yamh lemah dan

bodoh.dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki ia

mengembangkan pola hidup feodalisme, kolonialisme, dictator

dan tiranik. Kekuatan dan kekuasaan menjadi lambang dan

status social untuk dihormati. Ucapan, perbuatan dan ketetapan

yang dikeluarkannya menjadi pegangan hidup masyarakat. Hal

ini bias berlaku, mengingat orang-orang yang lemah dan

bodoh selalu mengharapkan pertolongan dan bantuannya.

14
Dalam masyarakat yang sudah maju, di mana ilmu

pengetahuan dan keterampilan sudah mulai banyak dimiliki

oleh masyarakat, paham vitalisme tidak akan mendapat tempat

lagi, dan digeser dengan pandangan yang bersifat demokratis

e. Menurut Aliran Hedonisme

Aliran hedonisme adalah aliran filsafat yang terhitung

tuah, karena berlatar pada pemikiran filsfat Yunani, khususnya

pemikiran filsafat Epicurus (341-270 SM), yang selanjutnya

dikembangkanoleh cyrenics sebagaimana telah diuraikan

diatas, dan belakangan ditumbuh kembangkan freud.

Menurut paham ini banyak yang disebut perbuatan yang

banyak mendatangkan kelezatan, kenikmatan, dan kepuasan

nafsu biologis. Aliran ini tidak mengatakan bahwa semua

perbuatan mengandung kelezatan, melainkan adapula yang

mendatangkan kesedihan, dan apabila ia disuruh memilih

manakah perbuatan yang harus dilakukan,maka yang

dilakukan adalah yang mendatangkan kelezatan. Epicurus

sebagai peletak dasar paham ini mengatakan bahwa

kebahagiaan atau keezatan itu adalah tujuan manusia.tidak ada

kebaikan dalm hidup selain kelezatan dan tidak ada keburukan

kecuali penderitaan. Dan akhlaq itu tak lain dan tak bukan

adalah berbuat untuk menghasilkan kelezatan dan kebahagiaan

serta keutamaan. Keutamaan itu tidak mempunyai nilai

15
tersendiri,tetapi nilainya terletak pada kelezatan yang

menyertainya.

f. Menurut Aliran Evolusi

Mereka yang mengikuti paham ini mengatakan bahwa

segala sesuatu yang ada di alam ini mengalami evolusi, yaitu

berkembang dari apa adanya menuju kepada kesempurnaanya.

Pendapat seperti ini bukan hanya berlaku pada benda-benda

yang tampak, seperti binatang, manusia, dan tumbuh-

tumbuhan, tetapi juga berlaku pada benda yang tak dapat

dilihat atau diraba oleh indera, seperti akhlak dan moral.

Herbert Spencer ( 1820-1903 ) salah seorang ahli filsafat

Inggris yang berpendapat evolusi ini mengatakan bahwa

perbuatan akhlak itu tumbuh secara sederhana, kemudian

berangsur meningkat sedikit demi sedikit berjalan ke arah cita-

cita yang dianggap sebagai tujuan. Perbuatan itu baik bila

dekat dengan cita-cita itu dan buruk bila jauh dari padanya.

Sedang tujuan manusia dalam hidup ini ialah mencapai cita-

cita atau paling tidak mendekatinya sedekat mungkin.

g. Menurut AliranAgama

Menurut paham Agama, yang dianggap baik adalah

perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sedangkan

perbuatan buruk adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan

kehendak Tuhan. Dalam pahan ini keyakinan teologis, yakni

16
keimanan kepada tuhan sangat memegang peranan penting,

karena tidak mungkin orang mau berbuat sesuai dengan

kehendak Tuhan, jika yang bersangkut tidak beriman kepada-

Nya. Menurut Poedjawijatna aliran ini dianggap yang paling

baik dalam praktek. Namun terdapat pula keberatan terhadap

aliran ini, yaitu karena ketidak umuman dari ukuran baik dan

buruk yang digunakannya.

Diketahuia bahwa di dunia ini terdapat bermacam-

macam agama, dan masing-masing agama menentukan baik

buruk menurut ukurannya masing-masing. Agama Hindu,

Yahudi, Kristen dan islam, misalnya, masing-masing memiliki

pandangan dan tolak ukur tentang baik dan buruk yang satu

dan lainnya berbeda-beda. Poedjawijatna mengatakan bahwa

pedoman itu tidak sama, malahan di sana- sini tampak

bertentangan : misalnya tentang poligami, talak dan rujuk,

aturan makan dan minum, hubungan suami dan istri dan

sebagainya.

17
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Dari segi bahasa baik adalah terjemahan dari kata khair dalam
bahasa arab, atau good dalam bahasa inggris. Louis Ma’luf dalam
kitabnya, Munjid, mengatakan bahwa yang disebut baik adalah
sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan
b. Sesuatu yang disebut baik atau buruk itu relative sekali, karena
bergantung pada pandangan dan penilaian masing-masing yang
merumuskannya dan pengertian ini bersifat subjektif, karena
bergantung pada individu yang menilainya.
c. Kriteria baik dan buruk menurut beberapa aliran adalah sebagai
berikut :
1) Menurut Aliran Naturalisme kebahagiaan manusia

didapatkan dengan menurutkan panggilan natur (fitrah) dari

kejadian manusia itu sendiri. Perbuatan yang baik (susila)

menurut aliran ini adalah perbuatan-perbuatan yang sesuai

dengan natur manusia, baik mengenai fitrah lahir maupun

fitrah batin.

2) Menurut Aliran Idealisme kritertia baik dan buruk itu adalah

keyakinan akan adanya idaman-idaman yang bersifat pribadi

dan kemasyarakatan, yang mempengaruhi manusia serta

menuntutnya untuk mewujudkannya. Dengan demikian

idaman-idaman tersebut mengehendaki agar manusia

mewujudkannya.

18
3) Menurut Aliran Utilitarianisme penentuan baik buruk

berdasarkan nilai guna ini mendapatkan perhatian di masa

sekarang.

4) Mnururt Aliran Vitalisme seuatu yang baik adalah yang

mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia. Kekuatan dan

kekuasaan yang menaklukkan orang lain yang lemah

dianggap sebagai yang baik. Paham ini lebih lanjut

cenderung pada sikap binatang, dan berlaku hokum siapa

yang kuat dan menang itulah yang baik.

5) Menurut Aliran Hedonisme yang disebut perbuatan yang baik

adalah perbuatan yang banyak mendatangkan kelezatan,

kenikmatan, dan kepuasan nafsu biologis. Aliran ini tidak

mengatakan bahwa semua perbuatan mengandung kelezatan,

melainkan adapula yang mendatangkan kesedihan, dan

apabila ia disuruh memilih manakah perbuatan yang harus

dilakukan,maka yang dilakukan adalah yang mendatangkan

kelezatan.

6) Menurut Aliran Evolusi perbuatan itu baik bila dekat dengan

cita-cita itu dan buruk bila jauh dari padanya. Sedang tujuan

manusia dalam hidup ini ialah mencapai cita-cita atau paling

tidak mendekatinya sedekat mungkin.

7) Menurut paham Agama, yang dianggap baik adalah

perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sedangkan

19
perbuatan buruk adalah perbuatan yang tidak sesuai dengan

kehendak Tuhan.

2. Saran
Demikianlah makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih atas

perhatian dari pembaca yang sudi menelaah isi makalah ini, tentunya

masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya

pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada

hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi

memberikan saran kritik konstruktif kepada penulis demi sempurnanya

makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan

berikutnya.Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya

juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

A.Mustofa. 2010. Akhlak Tasawuf, Bandung : Pustaka Setia

Amin, Ahmad, 1983. Etika Ilmu Akhlak, Jakarta : Bulan Bintang

Poejawijatna.1982. Etika Filsafat Tingkah Laku, Jakarta : Bina Aksara

Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada. 2014.

Valiudin, Mir. Tasawuf dalam AlQur’an. Jakarta: Pustaka Firdaus. 2002

Zahri, Mustafa. Ilmu Tasawuf. Surabaya: PT. Bina Ilmu. 2001.

21

Anda mungkin juga menyukai