Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKHLAK MAHMUDAH DAN MADZMUMAH

Disusun oleh :

Zenia Febrianti Amandayani (2320203861206094)

Asriani Bahri (2320203861206095)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI PAREPARE
2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas
berkat rahmat petunjuk dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Akhlak Mahmudah dan Madzmumah” tepat
pada waktunya. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala
keteladanannya beserta keluarganya, sahabat, dan para pengikutnya yang setia
sampai akhir zaman.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata
kuliah Ilmu Akhlak yang mana merupakan salah satu mata kuliah utama yang
sangat penting untuk disampaikan kepada mahasiswa karena ini merupakan tolak
ukur penanaman norma dan bertujuan agar pesan moral yang ingin di sampaikan
guru dapat benar-benar sampai dan di pahami oleh anak-anak untuk bekal
kehidupannya di masa depan.
Kami menyadari bahwa makalah yang sederhana ini jauh dari
kesempurnaan. Karena itu, dengan segala kerendahan hati kami memohon kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak, terutama Ibu Dosen selaku
pembimbing mata kuliah ini. Dan penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan khususnya menambah wawasan bagi para pembaca.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................ 1

B. Rumusan masalah........................................................................................2

C. Maksud dan tujuan......................................................................................2

BAB II...................................................................................................................3
A. Pengertian Akhlak.......................................................................................3

B. Pengertian Akhlak Mahmudah dan Madzmumah......................................10

C. Pembagian Akhlak Mahmudah dan Madzmumah......................................12


D. Cara Mencegah Akhlak Madzmumah Dan Meningkatkan Akhlak
Mahmudah..........................................................................................................15
BAB III.............................................................................................................16

PENUTUP........................................................................................................ 16

A. Simpulan....................................................................................................16

B. Saran..........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sasaran pertama yang dituju oleh Islam adalah membangun “manusia


yang shalih” yang pantas menjadi khalifah di bumi, yang telah dimuliakan oleh
Allah dengan semulia-mulianya, yang telah diciptakan-Nya dalam penciptaan
yang paling baik dan yang ditaklukan untuknya semua apa yang ada dilangit dan
apa yang ada di bumi. Ia adalah Manusia yang lengkap padanya karakteristik
kemanusiaan dan terangkat dari karakter binatang ternak ataupun binatang buas.
Manusia yang shalih inilah yang merupakan dasar keluarga yang shalih,
masyarakat yang shalih dan umat yang shalih.

Untuk menjadi manusia yang shalih tentu kita perlu mempelajari apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari atau ditinggalkan, karena hidup
manusia tidak hanya mengarah kepada kesempurnaan jiwa dan kesuciannya, tapi
kadang pula mengarah kepada keburukan.

Hal tersebut bergantung kepada beberapa hal yang mempengaruhinya,


yang akan di jelaskan dalam pembahasan ini. Dan dalam pembahasan ini Akhlak
tercela didahulukan terlebih dahulu dibandingkan dengan akhlak yang terpuji agar
kita melakukan terlebih dahulu usaha takhliyah, yaitu mengosongkan atau
membersihkan diri/jiwa dari sifat-sifat tercela sambil mengisinya (takhliyah)
dengan sifat-sifat terpuji. Kemudian kita melakukan tajalli, yaitu mendekatkan diri
kepada Allah.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan akhlak mahmudah dan madzmumah?
2. Apa saja macam-macam akhlak mahmudah dan madzmumah?
3. Bagaimana cara mencegah akhlak madzmumah dan meningkatkan akhlak
mahmudah?

C. Maksud dan tujuan


1. Untuk memahami pengertian dari akhlak mahmudah dan madzmumah.
2. Untuk mengetahui berbagai macam akhlak mahmudah dan mazmumah.
3. Untuk mengetahui cara mencegah akhlak madzmumah dan meningkatkan
akhlak mahmudah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak

Akhlak adalah kata jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang
berarti perangai, tingkah laku, atau karakter. Kata akhlak didefinisikan sebagai
perilaku, tetapi perilaku harus diulang hanya sekali tidak cukup untuk
melakukan perbuatan baik, atau hanya kadang-kadang. Seseorang dapat
dikatakan merosot jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi yang
kuat dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan terutama pikir pertimbangan
sering diulang, sehingga terkesan sebagai suatu keharusan untuk melakukan.

Jika hal itu dilakukan oleh dipaksa tidak refleksi dari akhlak.adapun
pengertian ahlak menerut alquran ; tercantum dalam Al-quran surah Al-
Qalam(68):4, yang artinya:”Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di
atas budi pekerti yang agung” Kata akhlak juga dapat kita temukan dalam
hadis yang sangat populer yang diriwayatkan oleh Imam Malik, yang
artinya:”Bahwasanya aku (Muhammad) diutus tidak lain adalah untuk
menyempurnakan akhlak mulia”;. Secara terminologis, terdapat beberapa
definisi akhlak yang dikemukakan oleh para ahli. Ahmad Amin
mendefinisikan akhlak sebagai”kehendak yang dibiasakan”.

Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa akhlak adalah “sifat yang tertanam


dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. Sedangkan Abdullah Darraz
mengemukakan bahwa akhlak adalah “suatu kekuatan dalam kehendak yang
mantap yang membawa kecendrungan kepada pemilihan pada pihak yang
benar (akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (akhlak yang buruk)”.
Selanjutnya menurut Abdullah Darraz,perbuatan-perbuatan manusia dapat
dianggap sebagai manifestasi dari akhlaknya.

B. Pengertian Akhlak Mahmudah dan Madzmumah


1. Pengertian Akhlak Madzmumah (Akhlak Tercela)
Akhlak mazmumah ialah perangai atau tingkah laku yang
tercermin pada diri manusia yang cenderung melekat dalam bentuk yang
tidak menyenangkan orang lain. Dalam beberapa kamus dan ensiklopedia
dihimpun pengertian “buruk”.sebagai berikut:

a) Rusak atau tudak baik, jahat, tidak menyenangkan, tidak elok, jelek.
b) Perbuuatan yang tidak sopan, kurang ajar, jahat, tidak menyenangkan.
c) Segala yang tercela, lawan baik, lawan pantas, lawan bagus, perbuatan
yang bertentangan dengan norma-norma atau agama, adat istiadat, dan
masyarakat yang berlaku.

Menurut Imam Ghazali, akhlak yang tercela ini di kenal dengan


sifatsifat

muhlikat, yakni segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya

kepada kebinasaan dan kehancuran diri, yang tentu saja bertentangan dengan

fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan.

2. Pengertian Akhlak mahmudah (akhlak terpuji)

“Baik” dalam bahsa arab disebut “khair”, dalam bahasa inggris


disebut “good”. Dari beberapa kamus dan ensiklopedia diperoleh
pengertian “baik” dan terdapat sebagai berikut :
a) Baik berarti sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.
b) Baik berarti yang menimbulkan rasa keharuan dalam keputusan,
kesenangan persesuaian, dst.
c) Baik berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang
diharapkan dan member keputusan.
d) Sesuatu yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, member
perasaan senang atau bahagia, bila ia dihargai secara positif.
Menurut Al-Ghazali, berakhlak mulia atau terpuji artinya
“menghilangkan semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan
dalam agama Islam serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut,
kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya dan
mencintainya”.

C. Pembagian Akhlak Mahmudah dan Madzmumah


1. Pembagian Akhlak Madzmumah (Akhlak Tercela).

Pada dasarnya sifat dan perbuatan yang tercela dapat dibagi


menjadi dua bagian, yaitu:

1) Maksiat Lahir

Maksiat berasal dari bahasa Arab, ma’siyah, artinya “pelanggaran


oleh orang yang berakal balig (mukallaf), karena melakukan perbuatan
yang dilarang, dan meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan oleh syariat
islam. Maksiat lahir dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

a. Maksiat lisan, seperti berkata-kata yang tidak memberikan manfaat,


berlebih-lebihan dalam percakapan, berbicara hal yang batil, berdebat dan
berbantah hanya mencari menangnya sendiri tanpa menghormati orang
lain, berkata kotor, mencaci-maki atau melaknat, menghina,
menertawakan, atau merendahkan orang lain, berkata dusta, dan lain
sebagainya.
b. Maksiat telinga, seperti mendengarkan pembicaran orang lain,
mendengarkan nyanyian-nyanyian atau bunyi-bunyi yang dapat
melalaikan ibadah kepada Allah Swt.
c. Maksiat mata, seperti melihat aurat wanita ataupun laki-laki yang bukan
muhrimnya, melihat kemungkaran tanpa beramar makruf nahi mungkar.
d. Maksiat tangan, seperti menggunakan tangan untuk mencuri, dan
menggunakan tangan untuk mengurangi timbangan.
2) Maksiat Batin
Maksiat batin berasal dari dalam hati manusia atau digerakan oleh tabiat hati.
Maksiat batin ini lebih berbahaya dibandingkan dengan maksiat lahir, karena
terkadang tidak terlihat, dan lebih sukar dihilangkan. Selama maksiat batin belum
dilenyapkan, maksiat lahir tidak bisa dihindarkan dari manusia.

Beberapa contoh penyakit batin (akhlak tercela) adalah:

a. Marah (ghadab). Islam menganjurkan orang yang marah agar berwudhu


(menyiram api kemarahan dengan air).
b. Dongkol (hiqd). Rasulullah bersabda, “orang mukmin itu bukanlah orang
yang suka dongkol”.
c. Dengki (hasad). Islam melarang bersikap dengki, sebagaimana sabda Nabi,
“Jauhilah olehmu akan dengki, karena sesungguhnya dengki dapat
memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar”.
d. Sombong (takabur). Allah Swt berfirman, Artinya: Dan Tuhanmu
berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-
Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina".
2. Pembagian Akhlak Mahmudah (Akhlak Terpuji).

Akhlak yang terpuji berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai
dengan norma-norma atau ajaran Islam. Akhlak yang terpuji dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu:

1) Taat Lahir

Taat lahir berarti melakukan seluruh amal ibadah yang diwajibkan Tuhan,
termasuk berbuat baik kepada sesama manusia dan lingkungan,dan dikerjakan
oleh anggota lahir. Beberap perbuatan yang dikategorikan taat lahir adalah:

a. Tobat, dikategorikan kepada taat lahir dilihat dari sikap dan tingkah
laku seseorang. Namun sifat penyesalannya merupakan taat batin.
b. Amar makruf dan nahi munkar, perbuatan yang dilakukan kepada
manusia untuk menjalankan kebaikan dan meninggalkan kemaksiatan
dan kemungkaran.
c. Syukur, berterima kasih terhadap nikmat yang telah dianugrahkan
Allah kepada manusia dan seluruh makhluknya.

2) Taat Batin

Taat Batin adalah segala sifat yang baik, yang terpuji yang dilakukan oleh
anggota batin (hati).

a. Tawakal, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam


menghadapi, menanti, atau menunggu hasil pekerjaan.
b. Sabar, dasarnya adalah keyakinan bahwa semua yang dihadapi adalah
ujian dan cobaan dari Allah Swt.
c. Qana’ah, yaitu merasa cukup dan rela dengan pemberian yang
dianugrahkan oleh Allah.
D. Cara Mencegah Akhlak Madzmumah Dan Meningkatkan Akhlak
Mahmudah

1. Cara Mengatasi Akhlak Madzmumah (Akhlak Tercela)

Menurut Ahmad Amin ada 2 cara untuk mengatasi Ahlak tercela,


yaitu:

a. Perbaikan pergaulan, seperti pendirian pusat pendidikan anak nakal,


mencegah perzinahan, mabuk, dan peredaran obat-obat terlarang.
b. Memberikan hukuman. Dengan adanya hukuman, akan muncul suatu
ketakutan pada diri sendiri karena perbuatannya akan dibalas (dihukum). 7

Hukum ini pada akhirnya bertujuan untuk mencegah melakukan yang


berikutnya, serta berusaha keras memperbaiki akhlaknya.

2. Cara Meningkatkan Akhlak Madzmumah (Akhlak Terpuji)

Ada banyak cara yang ditempuh untuk meningkatkan akhlak yang


terpuji secara lahiriah, diantaranya:
a. Pendidikan, dengan pendidikan cara pandang seseorang akan bertambah
luas, tentunya dengan mengenal lebih jauh akibat dari masing-masing
(akhlak terpuji dan tercela).
b. Menaati dan mengikuti peraturan dan UU yang ada di masyarakat dan
negara. Bagi seorang muslim tentunya mengikuti aturan yang digariskan
Allah dalam Al-Qur’an dan Sunah Nabi Muhammad SAW.
c. Kebiasaan, akhlak terpuji dapat ditingkatkan melalui kehendak atau
kegiatan baik yang dibiasakan.
d. Memilih pergaulan yang baik, sebaik-baik pergaulan adalah berteman
dengan para ulama (orang beriman) dan ilmuwan (intelektual).
e. Melalui perjuangan dan usaha. Menurut Hamka, bahwa akhlak terpuji
tidak timbul kalau tidak dari keutamaan, sedangkan keutamaan tercapai
melalui perjuangan.

Sedangkan akhlak yang terpuji batiniah, dapat ditingkatkan melalui


beberapa cara, yaitu:

a. Muhasabah, yaitu selalu menghitung perbuatan-perbuatan yang telah


dilakukannya selama ini, baik perbuatan buruk beserta akibat yang
dilakukannya, ataupun perbuatan baik beserta akibat yang ditimbulkannya.
b. Mu’aqobah, memberikan hukuman terhadap berbagai perbuatan
dantindakan yang telah dilakukannya. Hukuman tersebut tentu bersifat
ruhiyah dan berorientasi pada kebajikan, seperti melakukan shalat sunah
yang lebih banyak dibandingkan biasanya, berzikir dan sebagainya.
c. Mu’ahadah, perjanjian dengan hati nurani (batin), untuk tidak mengulangi
kesalahan dan keburukan tindakan yang dilakukan, serta menggantinya
dengan perbuatan-perbuatan baik.
d. Mujahadah, berusaha maksimal untuk melakukan perbuatan yang baik
untuk mencapai derajat ihsan, sehingga mampu mendekatkan diri pada
Allah SWT (muraqabah).
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Akhlak madzmumah (Akhlak Tercela) adalah suatu tingkah laku yang

dapat membawa manusia kepada kebinasaan dan kehancuran yang didorong

oleh beberapa factor yaitu dunia (harta), manusia, setan, dan nafsu. Akhlak
tercela ini dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu maksiat lahir seperti

berbicara hal-hal batil, menguping pembicaraan orang lain, melihat aurat

orang yang bukan muhrimnya, dan lain-lain. Kemudian maksiat batin yaitu

seperti marah, dongkol, dengki, dan sombong. Dan untuk akhlak tercela

tersebut diperlukan 2 cara yaitu perbaikan pergaulan dan member hukuman

bagi yang melakukan perbuatan buruk.

Adapun akhlak mahmudah (Akhlak Terpuji) yaitu menghilangkan

semua kebiasaan yang tercela sebagaimana yang telah digariskan dalam ajaran

Islam serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian

membiasakan kebiasaan yang baik, melakukannya dan mencintainya. Akhlak

terpuji ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu taat lahir seperti tobat, amar makruf

dan nahi munkar, dan syukur.

Kemudian taat batin yaitu seperti tawakal, sabar, dan qana’ah. Dan

untuk meningkatkan akhlak terpuji dapat dilakukan dalam beberapa cara yaitu

apabila secara lahiriah, seperti memilih pergaulan yang baik, membiasakan

kegiatan yang baik, dan menaati peraturan yang berlaku baik yang ada di

Negara maupun di masyarakat. Dan apabila secara batiniah yaitu dengan cara

muhasabah, mu’aqobah,nmu’ahadah, mujahadah.

B. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka untuk memaksimalkan tugas kita
sebagai khalifah dibumi haruslah kita untuk mengamalkan semua akhlak
mahmudah dalam kehidupan sehari-hari,dan harus sebisa mungkin untuk
menghindari periklaku akhlak madzmumah seperti yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW. agar kita merasakan semua manfaatnya baik di dunia dan di
akhirat.

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin, Nata. 1996. Akhlak Tasawuf. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Al-Qardhawy, Yusuf. 1997.Pengantar Kajian Islam.Jakarta: Pustaka Al-


Kautsar.

Anwar, Rosihon.2010.Akhlak.Bandung: Pustaka Setia.


Humaidi,Tatangpangarsa.1991.Akhlaq Yang Mulia. Surabaya: Bina Ilmu.
Mahjudin. 2003.Kuliah Akhlaq Tasawuf.Jakarta: Kalam Mulia.

Nata, Abuddin. 2006.Akhlak Tasawuf.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Zahruddin,AR. 2004. Pengantar Studi Akhlak.Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Anda mungkin juga menyukai