Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Peyimpangan Remaja Yang

Menghisap Lem Fox di Kabupaten Pinrang

Para remaja yang telah menghisap lem fox maka penggunanya akan merasa

melayang dan mengubah fikiran, hati, perasaan dan perilaku seseorang karena

kandungan LSD (Lysergic Acid Diethilamide) yang ada pada lem fox, LSD termasuk

golongan zat adiktif yang dapat membuat penggunanya ketergantungan atau

kecanduan.

Sebagaimana yang dikemukakan salah satu informan bernama “Syukur”

bahwa:

“ketika saya sudah menggunakan lem fox fikiran menjadi kosong dan tenang

dan nyaman seakan melayang dan saya melakukan itu untuk menghilangkan stress”1

Kesimpulan dari pernyataan diatas menunjukkan bahwa remaja yang telah


menghisap lem fox merasa fikirannya menjadi tenang dan nyaman itulah mengapa

remaja-remaja sekarang banyak menghisap lem fox untuk membuat fikirannya tenang

dan menghilangkan stress.

Menurut wawancara dengan salah satu Anggota Polri Arief. S.E di Kabupaten

Pinrang:

1
Wawancara, Syukur, Pada Tanggal 10 Oktober 2023
“Sikap atau perilaku dari remaja yang menghisap lem fox dalam pergaulannya

sehari-hari sama seperti anak-anak yang tidak melakukan perilaku menyimpang.

Artinya tidak ada batasan dalam pergaulannya dengan remaja seusianya, tetapi

berbeda dengan tutur bahasanya atau sopan santunya terhadap sesama dalam bertutur

kata sedikit lebih kasar dan sedikit lebih lantang dalam berbicara baik terhadap

temannya ataupun terhadap orang yang lebih tua darinya, khususnya orang tuanya,

sedangkan sikap dalam berperilakunya lebih berani dan mudah tersinggung, dan

membuat keributan dan kebut-kebutan dalam mengendarai sepeda motor”.2

Kesimpulan dari pernyataan salah satu anggota Polri di atas Berdasarkan

observasi penulis, remaja yang menghisap lem fox dalam pergaulannya sehari-hari

tidak ada perbedaan dari remaja yang tidak menghisap lem fox yaitu bergaul dengan

orang yang ada lingkungannya, akan tetapi berbeda dalam hal sikap atau perilakunya,

perbedaan sikap ini yaitu, sikap dalam berperilaku maupun sikap dalam bertutur kata,

remaja yang menghisap lem fox memiliki sikap dalam bertutur kata sedikit lebih

kasar dan sedikit lebih lantang dalam berbicara, baik sesama temannya maupun

berbicara dengan orang yang lebih tua darinya, sedangkan sikap dalam

berperilakunya lebih berani dan mudah tersinggung, dan membuat keributan dan

kebut-kebutan dalam mengendarai sepeda motor.

Jenis lem fox yang digunakan adalah lem fox berisi warna kuning yang biasa

digunakan untuk menambal seperti yang dikatakan “Ranti” bahwa:

“jenis lem fox yang kupake menghisap lem itu, lem fox yang berwarna kuning

bukan lem fox yang warna putih”.3

2
Arief.SE, Anggota Polri Kabupaten Pirang, Wawancara Pada Tanggal 02 Oktober 2023
3
Ranti, Remaja, Wawancara Pada Tanggal 10 Oktober 2023.
Adapun kesimpulan dari nilai-nilai menyimpang yang dilakukan pengguna

lem fox berdasarkan wawancara penulis dengan bapak Ruslan Abu salah satu anggota

Polri Kabupaten Pinrang adalah :4

1. Remaja yang menghisap lem fox dalam mengendarai sepeda motor, kebut-

kebutan dijalanan yang mengganggu keamananan lalu lintas dan

membahayakan diri sendiri dan orang lain, menurut observasi hal ini

banyak dilakukan oleh anak SMP dan SMA

2. Membolos sekolah lalu bergelandangan sepanjang jalan, atau bersembunyi

ditempat-tempat terpencil sambil melakukan eksperimen bermacam-

macam kedurjanaan dan tindakan asusila dari observasi penulis hal ini

banyak dilakukan oleh anak SD, SMP, ataupun SMA yang membolos

untuk menghisap lem fox

3. Kecanduan dan ketagihan bahan narkotika (obat bius; drugs) yang erat

bergandengan dengan kejahatan. Hal ini terjadi karena zat LSD yang ada

dalam lem fox yang dapat mengakibatkan ketergantungan dan kecanduan

4. Penyimpangan tingkah laku disebabkan oleh kerusakan karakter anak

yang menuntut kompensasi, disebabkan adanya organ-organ yang inferior.

Lem fox menyebabkan kerusakan karakter anak karena ada organ-organ

yang inferior yang mengakibatkan tingkah laku remaja semakin tercela

yaitu tidak sopan dalam bertutur kata baik terhadap orang seusianya

maupun terhadap orang yang lebih tua darinya.

4
Ruslan Abu, Anggota Polri, Wawancara Pada Tanggal 02 Oktober
5. . Penyimpangan terhadap nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku di

dalam masyarakat yaitu membuat keributan yang mengganggu

ketentraman lingkungan sekitar.

Untuk memenuhi informasi tentang faktor-faktor penyebab perilaku remaja

mengkonsumsi lem Fox adalah:

a. Kepribadian, yakni di dorong oleh diri sendiri atau rasa ingin tahu. Maka

peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan sesuai berikut ini :

Wawancara dengan Syukur mengutarakan bahwa :

“saya mengetahui apa lem fox itu, berbahaya apabila di konsumsi akan

menyebabkan ketergantungan. Awalnya waktu itu kondisi keluarga yang broken

home ayah dan ibu saya bercerai membuat saya stress, maka dari itu karena memang

ini terjangkau bagi kalangan kami maka mulai dari situlah saya ingin mencoba untuk

melupakan masalah yang sedang saya hadapi. Pemerintah memamg melarang, tetapi

kalau tidak ketahuan mau gimana lagi, saya tetap mengkonsumsi zat adiktif tersebut

sampai pikiran saya menjadi tenang, hubungan saya denga keluarga saya kurang baik

yuk sejak orang tua saya bercerai sekitar 3 tahun yang lalu, saya merasa kurang

diperhatikan oleh kedua orang tua saya, karena memang betul-betul frustasi dan stres

melihat kondisi keluarga saya, memang sewajarnya pengawasan ataupun

pemberantasan itu perlu, tetapi hal itu tidak didapat dari saya karena tidak ada tempat

saya untuk mengadu kalau lagi ada masalah. Jadi karena keluargalah saya seperti ini

yuk, saya juga sering menghisap di pantai pada malam hari yuk”.5

5
Syukur, Remaja, Wawancara Pada Tanggal 10 Oktober 2023
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat peneliti pahami bahwa pendapat

dari mengutarakan bahwa mereka mengkonsumsi lem fox tersebut dikarenakan diri

sendiri atau rasa ingin tahu. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk

mencoba mengkonsumsi lem fox dalam menyelesaikan atau melupakan suatu

masalah.

b. Keluarga, tidak adanya komunikasi antar keluarga atau perselisihan antar

keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.

Maka dari itu peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan

sesuai berikut ini: Wawancara dengan Syukur menuturkan sebagai berikut:

“Saya mengetahui lem fox itu, awal saya mengkonsumsi lem fox itu pertama

kali diajak teman satu kelas saya. Karena tiap hari saya ditawarin akhirnya saya

ikutan mencoba. Saya mengetahi memang ada dari pihak yang berwajib melakukan

pemberantasan, tetapi saya dan teman-teman tetap melakukan hal itu saat malam hari

atau pada saat ingin melampiaskan kekosongan saja. Yang saya rasakan

mengkonsumsi lem fox itu tersebut enak dan membuat saya bebas dalam

memikirkan hal yang tidak penting, saya tidak masalah dengan keluarga saya, dan

selama ini keluarga kami bailbaik saja, bahkan jarang sekali saya mendengar adanya

keributan di keluarga kami sejak saya kecil, keluarga kami akur-akur saja k. Kalau

masalah pengawasan ataupun pemberantasan, orang tua saya saya sih biasa-biasa saja

yuk,mereka tidak usil dengan apa yang saya lakukan asal tidak maling. Kalau saya

ingin menghisap lem, saya main kerumah teman saya yang tidak ada orang tuanya

dirumahnya ”.6

6
Syukur, Remaja, Wawancara Pada Tanggal 10 Oktober
Senada dengan yang diutarakan Ranti mengutarakan bahwa:

“saya mengetahui menghisap lem tersebut, pertama saya mengkonsumsi itu

diajak tetangga saya, ia mengajak saya untuk menghisap lem fox. Saya mengetahui

memang ada dari pihak yang berwajib melakukan pemberantasan, tetapi saya tidak

menghiraukan. Yang saya rasakan saat melakukan hal tersebut menjadi tenang dan

happy. bahkan orang tua kami sangat menyayangi anak-anaknya, keluarga kami

sangat bahagia dan jarang terjadi keributan dirumah, kalau masalah pengawasan

ataupun pemberantasan terhadap orang tua saya sangatlah kurang, kalau ingin

menghisap saya sembunyi-sembunyi saja.7

Berdasarkan hasil wawancara di simpulkan bahwa mereka mengetahui lem

fox itu dari teman sebayanya dengan di faktor keluarga yang kurang perduli.

Hubungan keluarga yang kurang baik membuat remaja melakukan penyalahgunaan

mengkonsumsi lem fox tersebut.

c. Ketidaktahuan Tentang Pengetahuan Bahaya Menghisap lem Fox

Sebagian dari remaja yang menyalahgunakan lem fox tidak mengetahui

bahaya dari menghisap lem fox, Faktor ketidaktahuan bahaya dari menghisap lem fox

inilah salah satu juga menjadi penyebab remaja menghisap lem fox. Berdasarkan

wawancara penulis sebagian besar mereka tidak mengetahui apa akibat atau efek bagi

kesehatan mereka, tetapi mereka menyadari apa yang diperbuat tidak baik untuk

kesehatan mereka. Seperti diungkapkan “Ranti” , yaitu:

“Sebenarnya saya sadar dengan apa yang saya lakukan berpengaruh bagi

kesehatan kami, tetapi saya belum tahu jelas dampak bagi kesehatan ”8
7
Ranti, Remaja, Wawancara Pada Tanggal 10 Oktober 2023
8
Ranti, Remaja, Wawancara Pada Tanggal 10 Oktober 2023
Dilajutkan lagi Ranti menuturkan sebagai berikut :

“saya tidak mengetahui apa itu Lem fox, soalnya pertama kali saya

mengkonsumsi lem fox itu sekitar 1 tahun yang lalu karena rasa ingin tahu dan coba-

coba dan akhirnya ketagihan. Saya mengetahui memang pemerintah melarang dalam

hal menghisap lem fox. Saya merasa lebih percaya diri, pikiran tenang, dan

bersemangat, hubungan saya dengan keluarga tidak ada masalah sama sekali yuk,

kalau masalah pengawasan ataupun pemberantasan orang tua saya dalam hal ini

memang ada, tetapi orang tua saya tidak pernah mengeluh dengan apa yang saya

kerjakan. Saya sering menghisapnya, biasanya karena orang tua saya jarang ada

dirumah”.9

Kesimpulan dari pernyataan di atas menurut observasi penulis Faktor

ketidaktahuan inilah remaja yang menghisap lem fox tidak memperhatikan kesehatan

mereka dan apa dampak bagi kesehatan mereka.

d. Lingkungan Sekitar Remaja yang Menghisap lem fox

Lingkungan sekitar dalam mempengaruhi remaja menghisap lem fox

merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa remaja.

Lingkungan sekitar inilah membuat remaja untuk menghisap lem fox. Berkenaan

dengan itu, remaja yang menghisap lem juga didukung dengan lingkungan sekitar

yang sepi dari keramaian. Adanya tempat yang mendukung, seperti sungai dan rumah

yang sepi penghuninya.

Menurut pengakuan informan “Syukur” ia menghisap lem fox di saat siang

hari, tempat yang biasa digunakan adalah di pinggir sungai karena jauh dari

9
Ranti, Remaja, Wawancara Pada Tanggal 10 Oktober 2023
pemukiman warga sehingga mereka bebas menghisap lem fox sedangkan di malam

hari, ia biasanya menghisap lem fox di rumah yang digunakan sebagai tempat

nongkrong bersama teman-teman yang biasa menggunakan lem fox itu pun tanpa

sepengetahuan orang tua mereka.10

Kehidupan sosial mereka juga sama seperti remaja-ramaja lainnya yang tidak

melakukan perilaku menyimpang, seperti bergaul, jalan bersama-sama, ngobrol

bersama-sama dengan teman sekolahnya dan lain-lain, masyarakat sekitar tidak

melakukan pengucilan terhadap mereka. Karena kebanyakan dari orang disekitarnya

tidak mengetahui kalau mereka menghisap lem fox karena ketika menggunakan lem

fox dilakukan dengan cara sembunyi-sembunyi yaitu di pinggir sungai yang sepi dari

keramaian dan rumah yang memang jarang atau sedikit penghuninya. Seperti

pengakuan informan “Ranti” bahwa ia menghisap lem fox dengan cara sembunyi-

sembunyi dan orangtuanya tidak mengetahui kalau dia menghisap lem fox karena

ketika orang tuanya mengetahuinya, otomatis ia akan dimarahi dan melarang anaknya

untuk menghisap lem fox jadi ia berusaha untuk menyembunyikannya.11

Akan tetapi ada juga informan yang orangtuanya sudah mengetahui bahwa

anaknya telah menghisap lem fox, seperti pengakuan orang tua Syukur yang Bernama

St. Aisyah bahwa:

“saya pernah memasukkan anak saya ke penjara selama 3 hari untuk

memberikan efek jera terhadap anak tersebut akan tetapi sampai saat ini anak itu

masih menghisap lem fox karena ketagihan atau kecanduan, anak tersebut tidak lagi

melanjutkan pendidikanya dan jarang pulang kerumahnya.12


10
Syukur, Remaja, Wawancara Pada Tanggal 10 Oktober 2023
11
Ranti,Remaja, Wawancara Pada Tanggal 10 Oktober 2023
12
St. Aisyah, Orang Tua, Wawancara, Pada Tanggal 09 Oktober 2023
Menurut penulis alangkah lebih baiknya jika orang tua memperhatikan

anaknya dengan siapa dia bergaul, dan dimana tempat yang biasa mereka nongkrong.

Karena pengaruh lingkungan yang buruk, maka tidak menutup kemungkinan akan

berpengaruh pada psikologi perkembangan remaja.

e. Kurang dan berlebihanya perhatian Orang Tua

Salah satu informan anggota Polri Kabupaten Pinrang, Muhammad Ikhsan.

S.H.13 Mengemukan bahwa Perilaku menyimpang tumbuh di kalangan masyarakat

akibat kurang seimbangnya masalah ekonomi, dan karena kurangnya perhatian dari

orang tua mereka terhadap anaknya dan tidak memberikan batasan dengan siapa saja

ia bergaul akan tetapi perhatian yang berlebihannya juga memberikan dampak yang

buruk bagi anak seperti memberikan uang jajan yang berlebihan sehingga anak

memiliki kesempatan untuk menggunakan uangnya membeli hal-hal diluar dugaan

orang tuanya seperti membeli lem fox tersebut dan tidak dipungkuri juga pengaruh

ajakan teman-temannya.

Muhammad Ikhsan. S.H, juga mengatakan bahwa ia pernah menemukan

beberapa orang yang menyalahgunakan lem fox di daerah Kabupaten Pinrang, akan

tetapi mereka tidak dimasukkan ke dalam sel penjara, ataupun diberikan penyuluhan

dan arahan.14 Karena persoalan seperti ini biasanya diselesaikan oleh orang tua pihak

yang terkait atas permasalahan tersebut. Dan biasanya diselesaikan secara

kekeluargaan.

Orang tua berperan penting dalam pertumbuhan remaja, namun tidak semua

orang tua di Kabupaten Pinrang bisa mendidik anak serta mengarahkan anak mereka

13
Muhammad Ikhsan. S.H, Anggota Polri, Wawancara Pada Tanggal 02 Oktober 2023
14
Muhammad Ikhsan. S.H, Anggota Polri, Wawancara Pada Tanggal 02 Oktober 2023
dengan baik dan sebagaimana mestinya yang telah diajarkan Islam. Banyak orang tua

yang lalai ataupun menghambat dalam mengatasi perilaku remaja mengkonsumsi zat

adiktif tersebut yang disebabkan beberapa faktor atau alasan:

“saya sudah bosan menasehati anak saya, setiap saya memberi nasihat kepada

anak saya dia seperti pura-pura tidak mendengar apa yang saya katakan, padahal

tetangga bahkan pak RT sudah menegur tetapi masih juga dilakukan”.15

Selanjutnya ditambahkan juga oleh Ibu St Aisyah mengatakan :

“langsung dipukul saja kalau anak saya ketahuan nakal agar dia jera, percuma

di nasihati sudah bosan saya, ia juga tidak bakal nurut, tetangga saja bahkan sudah

menegur”.16

Adapun pendapat bapak Erwin mengatakan :

“Anak saya itu nakal sekali, tidak disuruh keluar malam dia tetap curi-curi

kesempatan untuk keluar, tiap ditegur karena sering pergi main ia malah tidak pulang

kerumah, sudah bosan saya memberi nasihat atau teguran tapi tidak pernah di

hiraukannya sekalipun itu tokoh adat ataupun tetangga lainya yang menegur,

sekarang terserah ia, saya rasa ia sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk”.17

Dari hasil wawancara terhadap informan di atas, dapat disimpulkan bahwa

penyalahgunaan perilaku remaja mengkonsumsi zat adiktif dipengaruhi oleh faktor

penghambat yang dilakukan orang tua. Hal ini sebagaimana hasil analisa wawancara

yang dilakukan terhadap informan, hanya karena bosan memberi nasihat serta

bimbingan orang tua malah melalaikan kewajibannya, kondisi orang tua yang

15
Erwin,Orang Tua, Wawancara Pada Tanggal 09 Oktober 2023
16
St. Aisyah, Orang Tuan, Wawancara, Pada Tanggal 09 Oktober 2023
17
Erwin,Orang Tua, Wawancara Pada Tanggal 09 Oktober 2023
cenderung kurang peduli dengan kondisi anaknya menyebabkan remaja merasa bebas

dalam melakukan hal-hal negatif.

f. Teman Bergaul

Semua remaja yang menghisap lem fox di atas semuanya dikarenakan oleh

pengaruh teman sebaya atau teman bergaul. Hal ini dikarenakan remaja merasa ingin

diperhatikan di luar rumah. Seperti mencari keluarga baru dan ingin mengekpresikan

dirinya sesama teman sepergaulannya. Seperti diungkapkan “Ranti” sebagai berikut

ini:

“Saya menghisap karena diajak teman yang biasannya ngumpul bersama saya,

katanya enak dan bisa melayang dan mendapatkan informasi tentang ngisap lem dari

temannya yang menggambarkan hal kenikmatan ketika sudah menghisap lem fox .”18

Ditambahkan pula oleh Syukur, menuturkan sebagai berikut :

“pergaulan saya dengan teman sebaya kurang baik, karena banyak teman

sebaya saya yang mengkonsumsi lem fox, contohnya pertama kali saya menghisap

dari ajakan teman sebaya dekat tempat tinggal saya, saya tak enak untuk menolaknya

nanti dibilang tidak setia kawan yuk, makanya saya jadi terpengaruh untuk

melakukan hal itu”.19

Kesimpulan dari pernyataan diatas bahwa remaja yang menghisap lem fox

karena adanya pengaruh dari teman sepergaulannya cara setiap remaja memang

berbeda-beda dalam mencari teman untuk mengisap lem fox seperti menggambarkan

hal kenikmatan yang bisa dicapai ketika sudah menghisap lem fox.

18
Ranti, Remaja, Wawancara Pada Tanggal 10 Oktober 2023
19
Syukur, Remaja, Wawancara Pada Tanggal 10 Oktober 2023
Berdasarkan hasil wawancara yang di dapat, sebaiknya orang tua sepenuhnya

bertanggung jawab dalam hal yang baik mendidik dan membina dengan sungguh-

sungguh supaya anak mereka menjadi orang yang baik, dan tidak akan tersesat

kejalan yang tidak benar.

B. Analisis Jarimah Syurbil Khamar Terhadap Fenomena Perilaku

Penyimpangan Lem Fox Di Kabupaten Pinrang.

Tindak pidana atau delik disebut dengan jarimah atau jinayah. Menurut Imam

al-Mawardi, Jarimah adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syara‟, yang

diancam oleh Allah swt dengan hukuman hadd atau ta’zir. 1Adapun kata jinayah

adalah suatu istilah perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang berkaitan dengan harta,

jiwa, akal atau (inteligensi).20

Khamar (khamr) berasal dari kata khamara –yakhmuru atau yakhmiru yang

secara etimologi berarti tertutup, terhalang, atau tersembunyi. Sedangkan secara

terminologi terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama fiqh. Menurut Imam

Malik, Imam Syafi‟i, dan Imam Ahmad, khamr adalah minum minuman yang

memabukkan baik minuman tersebut dinamakan khamr maupun bukan khamr, baik

berasal dari perasan anggur maupun berasal dari bahan-bahan yang lain.21

Jumhur ulama‟ fiqh menyatakan bahwa minuman keras adalah setiap

minuman yang di dalamnya terdapat zat yang memabukkan, baik minuman itu

dinamakan khamr atau bukan, terbuat dari anggur atau bukan. Pengarang kitab

alHidayah menerangkan, bahwa khamr menurut bahasa adalah minuman yang berasal

dari perasan anggur. Sedangkan, Menurut Ibnu Arabikhamr itu arak, karena khamr
20
Sayyid Sabiq, Fiqh Al Sunnah, Juz III, Kairo maktabah Dar al Turas, 1970, h.5.
21
Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam, Jakarta : Sinar Grafika, 2005, h.74
ditinggalkan dalam waktu yang lama sehingga mengalami perubahan. Perubahan

tersebut dicirikan dengan baunya.

Sudah jelas bahwa Al-Qur‟an merupakan sumber utama ajaran Islam yang

dibawa oleh Nabi Muhammad saw, sebagai petunjuk dan pedoman dalam kehidupan

kaum muslim. Al-Qur‟an sebagai sumber utama mengandung pokok-pokok ajaran

serta petunjuk yang harus dipahami secara sistematis disertai upaya kongkrit dalam

rangka memberi pemahaman yang baik dan benar sehingga syariat yang dikandung

tidak bergeser dari tujuan yang dikehendaki.

Syariat Islam bernilai universal dan merupakan rahmat Allah bagi semesta

alam. Kehidupan manusia selalu berkembang sejalan dengan perkembangan

kemampuannya meningkatkan realisasi fungsinya sebagai khalifah di bumi. Rahmat

Allah yang berwujud agama Islam yang telah disempurnakan, yang diwahyukan

kepada Nabi terkahir Muhammad saw., memberikan pedoman hidup yang bersifat

menyeluruh, meliputi bidang akidah, ibadah, akhlak dan muamalah kemasyarakatan.

Ajaran agama Islam juga berisi hal-hal yang diwajibkan dan yang dilarang. Bahkan

Islam menggariskan perbuatan-perbuatan yang baik dan buruk.

Bila diteliti semua suruhan dan larangan Allah dalam Al-Qur‟an, begitu pula

suruhan dan larangan Nabi dalam Sunnah yang terumuskan dalam fiqh, akan terlihat

bahwa semuanya mempunyai tujuan tertentu dan tidak ada yang sia-sia. Semuanya

mempunyai hikmah yang mendalam, yaitu sebagai rahmat bagi umat manusia. Dalam

kasus perilaku remaja mengkonsumsi zat adiktif semacam komix dan lem aibon, erat

kaitannya dengan pemeliharaan akal sehat. Karena kita ketahui bahwa mengkonsumsi

zat adiktif dengan cara di hirup ataupun diminum oleh seseorang akan kehilangan
akal sehatnya dan kerusakan organ tubuhnya. Akal merupakan unsur terpenting bagi

manusia setelah jiwanya. Oleh sebab itu ketika manusia kehilangan akal sehatnya

maka derajatnya akan jatuh sama seperti hewan.

Meskipin zat yang terdapat di dalam lem fox dan lem aibon belum terdapat

pada masa Nabi, namun secara umum permasalahan lem fox telah disinggung dalam

hukum Islam tetapi tidak diatur secara jelas dan rinci. Dalam permasalahan ini lem

fox akan dipersamakan dengan mengqiyaskan dalam masalah khamar, yang telah

jelas hukumnya haram dalam agama Islam baik sedikit maupun banyak.

Segala sesuatu yang mengganggu akal pikiran dan mengeluarkannya dari

tabiat aslinya sebagai salah satu unsur manusia yang bisa membedakan baik dan

buruk adalah khamr, yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya hingga hari kiamat.

Termasuk diantaranya adalah penyalahgunaan lem fox.

Suatu perbuatan bisa dianggap sebagai jarimah apabila telah memenuhi

beberapa unsur, yaitu unsur umum dan unsur khusus. Unsur-unsur umum yang harus

dipenuhi yaitu:

a) Adanya Nash yang melarang perbuatan dan mengancam hukuman

terhadapnya. Unsur ini biasa disebut unsur formil (rukun syar’i).

Ketentuan tentang larangan meminum minuman keras ini tercantum

dalam Q.S. Al Maidah/5: 90.

b) Adanya tingkah laku yang membentuk jarimah, baik berupa

perbuatan-perbuatan nyata ataupun sikap tidak berbuat. Unsur ini biasa


disebut unsur materiil (rukun maddi). Orang itu sudah meneguk

walaupun baru beberapa tegukan.

c) Pelaku adalah orang mukallaf yaitu orang yang dapat dimintai

pertanggungjawaban terhadap jarimah yang diperbuat. Unsur ini

disebut unsur moril (rukun adabi).

Selain unsur umum yang tersebut di atas, unsur khusus yang harus dipenuhi

jarimah syurb al-khamar. Unsur kusus tersebut ada dua yaitu:

a) Asy-Syurbu

Seseorang dianggap meminumnya apabila telah mencapai tenggorokan. Jika

minumannya tidak sampai ke tenggorokan, dianggap tidak minum, seperti berkumur.

Termasuk juga apabila minuman khamar dengan tujuannya untuk melepas dahaga,

meskipun ada yang diminum. Namun, jika dilakukan karena terpaksa (darurat) atau di

bawah paksaan, maka pelakunya tidak dipidana.22

Jumhur ulama‟ menyatakan bahwa perbuatan meminum minuman keras yang

dikenakan hukuman hadd tersebut harus memenuhi dua rukun, yaitu :

1) Yang diminum itu minuman keras, tanpa membedakan materi atau benda

asal pembuat minuman tersebut;

2) Perbuatan itu dilakukan secara sadar dan sengaja.

22
Mitra Ramadhan, ‘Kadar Kandungan Alkohol Yang Menyebabkan Keharaman Pada
Minum Perspektif Imam Asy-Syafi’i Dan Fatwa MUI No. 10 Tahun 2018 (Studi Kasus Pada
Masyarakat Penjual Nira Di Kecamatan Pantai Cermin)’ (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara,
2022), h. 97.
Menurut ulama Hanafiyyah, rukun jarimah syurb al-khamr itu, sesuai dengan

pengertian mereka tentang khamr, hanya satu yaitu, bahwa yang diminum itu adalah

jenis minuman yang mereka rumuskan sebagai khamr diatas. Oleh sebab itu, jika

minuman yang diminum itu bukan seperti cairan yang mereka rumuskan di atas,

sekalipun memabukkan, tidak dikenakan hukuman hadd syurb al-khamr.23

Sedangkan Imam Malik, Imam Syafi‟i, dan Imam Ahmad berpendapat bahwa

unsur ini (asy-syurbu) terpenuhi apabila pelaku meminum sesuatu yang

memabukkan. Dalam hal ini tidak diperhatikan nama dari minuman itu dan bahan apa

yang diminum itu diproduksi. Dengan demikian, tidak ada perbedaan apabila yang

diminum itu dibuat dari perasan buah anggur, gandum, kurma, tebu, maupun bahan-

bahan yang lainnya. Demikian pula tidak diperhatikan kadar kekuatan

memabukkannya, baik sedikit maupun banyak, hukumannya tetap haram. pabila yang

diminum itu dibuat dari perasan buah anggur, gandum, kurma, tebu, maupun bahan-

bahan yang lainnya. Demikian pula tidak diperhatikan kadar kekuatan

memabukkannya, baik sedikit maupun banyak, hukumannya tetap haram.24

b) Niat yang melawan hukum.

Unsur ini terpenuhi pada peneltian ini bahwa mereka mengetahu apabila

seseorang melakukan perbuatan yang mengandung (khamar) padahal ia tahu bahw a

apa yang dilakukan itu adalah khamar atau musykir. Dengan demikian, apabila

seseorang minum minuman yang memabukkan, tetapi ia menyangka bahwa apa yang

23
Ahmad Hanafi, Asas-asasHukum Pidana Islam, Jakarta: BulanBintang, 1993, h.6.
24
Ahmad Wardi Muslih, Hukum Pidana Islam, Jakarta : Sinar Grafika, 2005, h.74
diminumnya itu adalah minuman biasa yang tidak memabukkan maka ia tidak dikenai

hukuman had, karena tidak ada unsur melawan hukum.25

Apabila seseorang tidak tahu bahwa minuman keras (khamar) itu dilarang,

walaupun ia tahu bahwa barang tersebut memabukkan maka dalam hal ini unsur

melawan hukum (Qasad Al-Jina’i) belum terpenuhi. Akan tetapi, sebagaimana yang

telah diuraikan dalam bab terdahulu, alasan tidak tahu hukum tidak bisa diterima dari

orang-orang yang hidup dan berdomisili di negeri dan lingkungan Islam.

Manusia adalah makhluk Allah swt. ada dua hal yang membedakan manusia

dengan makhluk lain. Pertama Allah menjadikan dalam bentuk yang paling baik,

dibandingkan dengan bentuk makhluk-makhluk lain dari berbagai makhluk lain.

Akan tetapi bentuk yang indah itu tidak ada gunanya kalau tidak ada hal yang kedua

yaitu akal. Jadi, akal paling penting dalam pandangan Islam, oleh karena itu Allah

selalu memuji orang yang berakal.

Memelihara akal dalam peringkat daruriyyat yaitu kebutuhan yang harus ada

dan harus dipenuhi untuk menunaikan kemaslahatan agama dan dunia. Bila tingkat

kebutuhan ini tidak terpenuhi, tidak akan tercapai kemaslatan di dunia, bahkan

terancam kerusakan dalam kehidupan. Di akhirat akan kehilangan kenikmatan dan

akan merasakan kerugian yang jelas. Seperti diharamkan meminum minuman keras.

Jika ketentuan ini tidak diindahkan, maka akan berakibat terancamnya eksistensi akal.

Dasar hukum pengharaman khamar atau sejenisnya seperti penyalahgunaan

lem fox terdapat dalam Al-Qur‟an yaitu sebagai berikut:

25
Widya Pipit Herawati and Alfiah Rachmawati, ‘Hukuman Bagi Peminum Khamr Pada
Putusan Pengadilan Negeri Klaten No 148/Pid. C/2018/PN. Kln Dalam Tinjauan Fiqh Islam (Studi
Perbandingan)’, Journal of Indonesian Comparative of Syari’ah Law, 3.1 (2020), 73–90, h. 69.
a. QS. Al- Baqarah:2/ 219.

Terjemahnya :

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:

"Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia,

tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya

kepadamu apa yang merekanafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari

keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya

kamu berfikir,”.26

Menurut Prof. M Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah mengatakan bahwa

yang disebut khamr adalah segala sesuatu yang memabukkan, apapun bahan

mentahnya. Minuman yang berpotensi memabukkan bila diminum dengan kadar

normal oleh seorang normal, minuman itu adalah khamr sehingga haram hukum

meminumnya, baik diminum banyak maupun sedikit serta baik ketika ia diminum

memabukkan secara faktual atau tidak.

Jika demikian keharaman minuman keras bukan karena adanya bahan

alkoholik pada minuman itu, akan tetapi adanya potensi memabukkan bila diminum

26
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jawa Barat: Diponegoro, Cet. Ke-10,
2006, h.27.
oleh orang yang normal, bukan orang yang telah terbiasa meminumnya, maka ia

adalah khamr. Ada pendapat yang tidak didukung banyak ulama, dikemukakan oleh

kelompok ulama bermazhab Hanafi, mereka menilai bahwa khamr hanya minuman

yang terbuat dari anggur.

Adapun minuman lain, seperti yang terbuat dari kurma atau gandum dan lain-

lain yang berpotensi memabukkan, ia tidak dinamai khamr, tetapi dinamai nabidz.

Selanjutnya kelompok ulama ini berpendapat bahwa yang haram sedikit atau banyak

adalah yang terbuat dari anggur, yakni khamr. Sedang Nabidz tidak haram kalau

sedikit. Ia baru haram kalau banyak.27

Ayat ini merupakan ayat kedua yang berbicara tentang minuman keras. Ayat

pertama adalah firman-Nya :”Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman

yang memabukkan dan rezeki yang baik” QS. An-Nahl/16: 67). Ayat ini menegaskan

bahwa kurma dan anggur dapat menghasilkan dua hal yang berbeda, yaitu minuman

yang memabukkan dan rezeki yang baik. Jika demikian, minuman keras

(memabukkan), baik yang terbuat dari anggur maupun kurma, bukanlah rezeki yang

baik. Isyarat pertama ini telah mengundang sebagian umat Islam ketika itu untuk

menjauhi minuman keras, walaupun belum secara tegas diharamkan.

Adapun dalam ayat yang dibahas ini, isyarat kuat tentang keharamannya

sudah lebih jelas, walau belum juga tegas. Jawaban yang mengatakan dosa keduanya

lebih besar 76 daripada manfaatnya menunjukkan bahwa ia seharusnya dihindari

karena sesuatu yang keburukannya lebih banyak daripada kebaikannya adalah tercela,

bahkan haram. Dalam QS. An-Nisa/4: 43, secara tegas Allah melarang mabuk tetapi

27
Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh, (Jakarta : Amzah, 2016). h. 163
itupun belum tuntas karena larangannya terbatas pada waktu-waktu menjelang shalat.

Lalu, dalam QS. Al-Maidah/5: 90, turun larangan tegas dan terakhir menyangkut

minuman keras/khamr untuk sepanjang waktu. Demikianlah tahapan yang ditempuh

Al-Qur‟an dalam mengharamkan minuman keras. Al-Qur‟an memang menempuh

pentahapan dalam menetapkan hukum-hukumnya yang berkaitan dengan tuntutan dan

larangan mengerjakan sesuatu, berbeda dengan tuntutan dan larangan yang berkaitan

dengan aqidah atau kepercayaan.

Dalam hal aqidah dan prinsip-prinsip moral, Al-Qur‟an tidak mengenal

pentahapan. Sejak dini, Al-Qur‟an telah mengajarkan tauhid, kebenaran, hormat

kepada orangtua, dan lain-lain. Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah

memerintahkan kepada nabinya untuk menjelaskan manfaat dan kemudharatannya

kepada mereka agar hal tersebut menjadi pendahuluan untuk pengharamannya dan

wajib menjauhi kedua perbuatan tersebut secara total. Karena, seorang yang berakal

akan lebih memilih sesuatu yang kemaslahatannya lebih besar.

b. QS Al-Nisa/4: 43

Terjemahnya :
“Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati salat ketika

kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan

jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali

sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu mandi (mandi junub).”28

Menurut Prof. M Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah mengatakan bahwa

“wahai orang-orang yang beriman, yakni yang membenarkan dengan hatinya apa

yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya, bermula dari mengesakan-Nya dan tidak

mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, janganlah kamu mendekati shalat, yakni

melaksanakannya atau tempat shalat, lebih-lebih melaksanakannya, sedang kamu

dalam keadaan mabuk, yakni hilang atau berkurang kesadaranmu akibat minuman

keras dan semacamnya, sebagaimana terjadi pada sementara rekan-rekan kamu yang

mabuk sehingga membaca ayat-ayat Al-Qur‟an dalam shalat mereka dengan keliru

dan tanpa sadar. Tetapi, hendaklah kamu melaksanakan shalat dengan khusyuk dan

penuh kesadaran sehingga kamu mengetahui apa yang kamu ucapkan.

Kata (‫( سكارى‬sukârâ, yang di atas diterjemahkan dengan mabuk, adalah bentuk

jamak dari sukran. Pada mulanya, kata ini berarti membendung. Air yang mengalir

deras jika dibendung akan tertahan atau mencari tempat penyaluran yang lain.

Seseorang yang meminum minuman keras pikirannya akan terbendung, tidak

mengalir secara normal, dan melakukan hal-hal yang tidak pada tempatnya. Seorang

yang mabuk tidak sah shalatnya sampai dia sadar, demikian juga halnya dengan

seorang yang sangat mengantuk tidak diperkenankan shalat karena ketika itu

kemungkinan besar dia tidak menyadari apa yang dia lakukan.

28
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jawa Barat: Diponegoro, Cet. Ke-10,
2006, h.68.
Dalam ayat ini Allah melarang umat muslim melaksanakan shalat dalam

keadaan mabuk, karena shalat adalah ibadah yang wajib ditunaikan seperti kaum

muslimin yang diwajibkan untuk tidak menyalahgunakan lem yang dapat

menyebabkan melayang-layang atau mabuk, sehingga shalat yang dilaksanakan tidak

terganggu dengan keadaan mabuk tersebut.

Adapun lainnya, seperti perasan aneka buah-buahan yang berpotensi

memabukkan atau mengandung alkohol yang berpotensi memabukkan ia dalam

pandangan Abu Hanifah, tidak dinamai khamr dan tidak haram untuk diminum

kecuali jika secara faktual memabukkan. Pendapat ini ditolak oleh ulama-ulama

mazhab lainnya. Bagi mayoritas ulama, apapun yang apabila diminum atau

digunakan dalam kadar normal oleh seseorang yang normal lalu memabukkannya, ia

adalah khamr dan ketika itu hukumnya haram, baik sedikit apalagi banyak.29

Dalam tegasnya larangan khamr dalam ayat tersebut dan mabuk yang

ditimbulkannya, maka mengkonsumsi khamr itu hukumnya adalah haram. Adapaun

alasan hukum larangan dan keharaman khamr tersebut dijelaskansendiri oleh Allah

swt., dalam ayat tersebut yaitu tindakan yang buruk dan keji serta termasuk salah satu

perbuatan dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan syaitan.

Begitupula halnya dengan mengkonsumsi zat adiktif yang ada pada lem fox,

pada prinsipnya adalah zat yang apabila digunakan dengan cara dihisap dan diminum

maka akan memberikan pengaruh negatif yang amat besar pada jasmani dan rohani

pemakainya. Pengaruh negatif berat yang ditimbulkan itu secara umum berupa mabuk

29
Azhary Adhyn Achmad, Nandang Mulyana, & Muhammad Fedryansyah, ―Fenomena
Ngelem Oleh Anak Jalanan di Kota Makassar‖, Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat,
Vol. 4, No. 2, Juli 2017, hlm.129 - 389.
(efek adiktif) pada diri si pemakai. Pada zaman permulaan Islam, bahan memabukkan

yang lazim dikonsumsi masyarakat Jahiliyah ialah minuman yang disebut khamr.

Para ulama fiqh sepakat bahwa orang yang meminum khamr atau sesuatu

yang memabukkan, tanpa paksaan dari orang lain wajib dijatuhi hukuman. Hukuman

bagi peminum khamr adalah had, jika ia mukallaf. Hukuman had berarti deraan atau

siksaan dan rasa sakit yang ditimpakan pada anggota badan manusia yang melakukan

tindak pidana atau pada kehormatan dan harta bendanya. Hukuman ini di lakukan

agar membuat peminum jera aka hal yang dilakukan.30

Al-Qur‟an tidak menegaskan hukuman bagi pelakunya. Hal ini diletakkan

melalui sunnah fi’liyahnya yang diketahui bahwa hukuman dari jarimah syurb al-

khamr adalah 40 kali dera. Abu Bakar mengikuti jejak ini. tetapi Umar ibn Khattab

menjatuhkan 80 kali dera. Menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Malik, sanksi

meminum khamr adalah 80 kali dera, sedangkan menurut Imam Syafi‟i adalah 40

kali dera, tetapi ia kemudian menambahkan bahwa Imam boleh menambah menjadi

80 kali dera. Jadi yang 40 kali adalah hukuman hadd, sedangkan sisanya adalah

hukuman ta’zir.31

Abu Zahrah berpendapat bahwa tambahan yang dilakukan Umar bukan

sekedar memberi ta’zir, akan tetapi beliau memang sudah menetapkan delapan puluh

kali dera bagi peminum khamr.32


30
Khairil Akbar, ―Pidana Mati Terhadap Delik Penyalahgunaan Psikotropika dalam
Perspektif Teori Pemidanaan Islam (Studi Terhadap Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang
Psikotropika)‖ (Skripsi tidak dipublikasikan), Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, UIN Ar-Raniry,
Banda Aceh, 2014.
31
Topo Santoso, “Membumikan Hukum Pidana Islam”, Jakarta: Gema Insani, 2003, h.27
32
Yusmasir, ―Sanksi Pidana Narkotika Terhadap Anak di Bawah Umur menurut Hukum
Islam dan Hukum Positif (Analisis Terhadap Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika)‖ (Skripsi tidak dipublikasikan), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Ar-Raniry, Banda Aceh,
Dengan demikian dalam jarimah syurb al-khamr lem fox terletak pada

tindakan mengkonsumsi sesuatu yang dinyatakan haram, mengkonsumsi zat adiktif

dengan sengaja untuk memabukan atau tidak memabukan kenyataannya akan

menimbulkan dampak negatif. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa zat adiktif ini

diqiyaskan dengan khamar yang ada di dalam Al-Qur‟an bahwa khamar dapat

merusak akalpikiran begitu juga dengan mengkonsumsi zat adiktif secara berlebihan.

Maka dari itu sebagai seorang muslim, sebaiknya remaja harus mengisi kegiatan yang

lebih positif dan bermanfaat, serta tidak seharusnya melakukan perbuatan

mengkonsumsi zat adiktif karena hal itu termasuk ke dalam perbuatan yang dilarang

Allah SWT.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat diambil dari beberapa

kesimpulan yaitu:

1. Beberapa faktor yang menyebabkan remaja di Kabupaten menyahgunakan

lem fox diantaranya: ketidaktahuan tentang bahaya menghisap lem fox,

teman bergaul, ingin mencoba sesuatu hal yang baru, lingkungan sekitar

2016
yang sering menghisap lem fox, Keluarga, Tidak adanya komunikasi antar

keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku

negatif pada remaja, mudahnya menemukan lem fox yang di jual bebas

serta murahnya harga lem fox, dan lemahnya perhatian dari orang tua

remaja penghisap lem fox di Kapupaten Pinrang.

2. Dalam jarimah syurb al-khamr lem fox terletak pada tindakan

mengkonsumsi sesuatu yang dinyatakan haram, mengkonsumsi zat adiktif

dengan sengaja untuk memabukan atau tidak memabukan kenyataannya

akan menimbulkan dampak negatif. Perilaku remaja mengkonsumsi lem

fox. Dalam Islam tidak dijelaskan mengenai lem fox, namun dalam hal ini

mengkonsumsi yang mengandung zat adiktif untuk sengaja memabukkan

dan tujuan mabuk akan diqiyaskan dengan khamar yang di dalam Al-

Qur‟an telah dijelaskan bahwa khamar itu haram karena dapat merusak

akal pikiran. Sama halnya dengan mengkonsumsi zat adiktif, juga dapat

merusak akal pikiran. Dengan demikian dalam pandangan Islam

keharaman tersebut terletak pada tindakan mengkonsumsi sesuatu yang

dinyatakan haram, karena kenyataannya memang memabukkan dan sudah

mendatangkan dampak negatif.

B. Saran

Adapun saran peneliti bagi pihak-pihak yang terkait adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah seharusnya ikut andil dalam menangani permasalahan yang di

hadapi khususnya para remaja pengguna lem fox yang dimana


memberikan penyuluhan terhadap dampak-dampak yang ditimbulkan oleh

penyalahgunaan lem fox yang merupakan bahan zat adiktif tersebut.

2. Orang tua harus berperan aktif dalam hal menerapkan pola asuhan yang

baik bagi para remaja, dan bisa memahami psikologis remaja supaya

remaja bisa terarah dengan baik.

3. Bagi para remaja agar segera berhenti untuk mengkonsumsi zat adiktif,

karena dampak yang ditimbulkan oleh zat adiktif dapat membahayakan

keselamatan dan kesehatan penggunanya.

Anda mungkin juga menyukai