Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran bahasa Indonesia

Disusun oleh
Nama Kelas : Yugo Artonanda : IX-9

SMP NEGERI 2 CIMAHI


Jalan Jendral Sudirman No. 152 Kota Cimahi

TAHUN AJARAN 2011/2012

LEMBAR PENGESAHAN

Cimahi, 5 Februari 2012 Diketahui, Guru Pengampu,

Penulis,

1. Dra. Siti Suprapti NIP. 195905 198303 2005

Yugo Artonanda NISN. 9970013369

2. Rina Heryani, S.Pd. M.Pd NIP. 197205 12199802 2004

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Menanggulangi Kenakalan Remaja yang ditujukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia. Dalam menulis makalah ini, penulis menghadapi berbagai kendala yaitu kurangnya referensi. Namun penulis mendapat bantuan dari guru pembimbing, orang tua, dan rekan-rekan penulis. Dalam penulisan makalah ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada : 1. Ibu Rina Heryani, S.Pd, M.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran bahasa Indonesia. 2. Ibu Dra. Siti Suprapti selaku guru pembimbing mata pelajaran bahasa Indonesia. 3. Orang tua penulis yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis dalam penyelesaian makalah ini. 4. Rekan-rekan siswa kelas IX-9. i

Makalah ini terdiri dari 18 halaman yang terdiri dari Pendahuluan, Pembahasan, serta Penutup. Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini. Kritik dan saran sangat penulis butuhkan dalam penulisan makalah ini agar penulis dapat menjadi lebih baik lagi.

Penulis,

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i DAFTAR ISI..............................................................................................................iii BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang......................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1 1.3 Tujuan Penelitian .. .. 2 1.4 Metode Penelitian ..2 1.5 Sistematika Penulisan ..3 BAB II : PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kenakalan Remaja ..... ..4 2.2 Contoh Kenakalan Remaja ..5 2.3 Gejala Kenakalan Remaja .6 2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja ..6 2.5 Pengaruh Orang Tua dalam Mencegah Terjadinya Kenakalan Remaja.. 9 2.6 Karakteristik Remaja Delinkuen . 10 2.7 Hubungan dengan Fungsi Sosial Keluarga .11 2.8 Hubungan dengan Fungsi Sosial Keluarga .12 2.9 Usaha Pencengahan atau Pengurangan Tingkat Kenakalan Remaja..13 BAB III : PENUTUP 3.1 Simpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP

.15 .16 ..17 .18

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja adalah manusia yang masih berada pada tahap perkembangan. Pada masa ini setiap manusia mulai memasuki masa pencarian identitas diri. Hampir setiap remaja mengalami konflik emosi (Blos, 1989). Terkadang proses tersebut berjalan tidak sesuai yang diharapkan sehingga banyak remaja yang tingkah lakunya menyimpang atau biasa disebut dengan kenakalan remaja. Oleh karena itu, penulis ingin lebih mendalami masalah kenakalan remaja untuk dapat membantu menanggulangi masalah ini dengan cara membentuk organisasi kepemudaan yang diharapkan agar para remaja tidak kehilangan masa depannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Apa definisi kenakalan remaja ? 2. Apa saja contoh kenakalan remaja ? 3. Apa gejala kenakalan remaja? 4. Apa saja faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja ? 5. Apakah peran orang tua cukup berpengaruh dalam kenakalan remaja ?

6. Apa karakteristik remaja delinkuen? 7. Apa akibat kenakalan remaja? 8. Adakah hubungan antara fungsi sosial keluarga terhadap kenakalan remaja ? 9. Bagaimana cara menanggulangi kenakalan remaja ?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui definisi kenakalan remaja. 2. Mengetahui contoh-contoh dari kenakalan remaja. 3. Mengetahui gejala-gejala kenakalan remaja. 4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja. 5. Mengetahui pengaruh orang tua dalam mencegah kenakalan remaja. 6. Mengetahui karakteristik remaja delinkuen. 7. Mengetahui akibat dari kenakalan remaja. 8. Mengetahui hubungan antara fungsi sosial keluarga terhadap kenakalan remaja. 9. Mengetahui cara-cara menanggulangi kenakalan remaja.

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyelesaikan makalah ini adalah metode studi literatur, yaitu dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber.

1.5 Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri atas 3 bab, Bab I yaitu Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II yaitu Pembahasan terdiri dari pembahasan dari rumusan-rumusan masalah yang tertera di Bab I. Dan Bab III yaitu Penutup yang berisi simpulan dan saran.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kenakalan Remaja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, remaja adalah seseorang yang mulai dewasa atau sudah sampai umur untuk kawin. Sedangkan pengertian kenakalan remaja atau juvenile delinquency menurut Paul Moedikdo, SH adalah : 1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya. 2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat. 3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial. Menurut Didik Hermawan (2003), kenakalan remaja dibagi menjadi 4 jenis, yaitu : 1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, perampokan, perkosaan, dan lain-lain. 2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.

3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain: pelacuran, penyalahgunaan obat, menyaksikan video porno, dan lainlain. 4. Kenakalan yang melawan status, misalnya melawan statusnya sebagai pelajar dengan membolos sekolah, dan lain-lain.

2.2 Contoh Kenakalan Remaja


Berikut beberapa contoh kenakalan remaja yang saat ini sering dilakukan oleh para remaja: 1. Membentuk suatu kelompok dengan aturan dan perilaku yang tidak etis, misalnya geng motor. 2. Memakai dan menyalahgunakan obat-obatan terlarang. 3. Melakukan tindakan penyimpangan seksual yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku, misalnya kumpul kebo. 4. Melakukan tindakan kriminalitas, misalnya mencuri. 5. Melakukan tindakan yang bersifat destruktif atau merusak, misalnya tawuran antar pelajar atau pemerasan. 6. Merokok, meminum minuman keras.

2.3 Gejala Kenakalan Remaja


Beberapa gejala kenakalan remaja : 1. Anak yang kurang disukai oleh teman-temannya, baik di sekolah maupun di masyarakat sehingga anak tersebut sering menyendiri. 2. Anak yang biasa menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau di sekolah. 3. Anak yang sering mengeluh, dalam arti bahwa mereka mengalami masalah dan mereka tak sanggup mencari jalan pemecahannya. 4. Anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam bentuk melewati batas yang berbeda dengan ketakutan anak-anak normal. 5. Anak yang sering menyakiti atau menjaili teman-temannya. 6. Anak yang sering berbohong. Kebohongan dengan penyimpangan itu kaitannya sangat erat. Suatu kecenderungan umum apabila anak itu mempunyai mental suka berbohong, dia sering melakukan tindakan yang meyimpang. 7. Anak yang sering menyangka bahwa orang tua atau guru mereka bersikap tidak adil. 8. Anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian dengan baik.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja


Faktor kenakalan remaja secara umum dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu faktor ekstern dan faktor intern.

1. Faktor Intern

a. Faktor Kepribadian Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada sistem psikosomatis dalam individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.

b. Faktor Kondisi Fisik Faktor ini mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi jenis kelamin. Ada suatu teori yang mengatakan adanya kaitan antara cacat dengan perilaku menyimpang. Menurut teori ini, seseorang yang mengalami cacat fisik cenderung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya.

c. Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat Seorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku, setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali saat kembali ke masyarakat, status atau sebutan eks narapidana yang diberikan masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan tindak penyimpangan karena merasa tertolak atau terasingkan.

2. Faktor Ekstern

a. Kondisi Lingkungan Keluarga Kondisi orang tua yang lebih mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan menyebabkan kemunculan perilaku menyimpang oleh sang anak. Perceraian orang tua pun dapat mendorong munculnya perilaku menyimpang pada diri anak karena anak merasa kehilangan kasih sayang dari orang tua.

b. Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Efektif Apabila sistem pengawasan dari lembaga sosial masyarakat terhadap pola perilaku anak kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai norma yang berlaku

c. Kesenjangan Ekonomi Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin dapat menimbulkan kecemburuan sosial.

d. Disintegrasi Politik Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya peperangan) dapat mempengaruhi jiwa remaja sehingga melakukan tindakan menyimpang.

e. Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat Perkembangan teknologi di berbagai bidang, khususnya teknologi informasi dan komunikasi yang mempercepat arus budaya asing

yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku.

2.5 Pengaruh Orang Tua dalam Mencegah Terjadinya Kenakalan Remaja

Sebenarnya keluarga memberikan pengaruh yang sangat menentukan dalam menentukan watak dan kepribadian anak. Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan pondasi bagi pertumbuhan anak. Selanjutnya, lingkungan alam sekitar dan sekolah turut menentukan nuansa pertumbuhan anak. Baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat memberikan efek yang baik atau buruk pada pertumbuhan anak.

Kriminalitas atau kenakalan yang dilakukan oleh remaja tersebut bukan merupakan peristiwa bawaan sejak lahir. Namun tingkah laku kriminil dari orang tua atau salah satu anggota keluarga itu memberikan pengaruh yang menular pada lingkungannya.

Pola kriminil dari ayah, ibu, atau salah seorang anggota keluarga dapat secara langsung atau tidak langsung mencetak pola kriminil pada anggota keluarga lainnya. Jadi, pembentukan karakter baik-buruknya anak dapat bergantung pada orang tua, dengan kata lain, kenakalan-kenakalan remaja

10

pun dapat terjadi karena adanya pola hidup dari keluarga mereka yang kurang baik dan menjerumuskan anak tersebut.

2.6 Karakteristik Remaja Delinkuen

Ada beberapa karakteristik yang terlihat pada remaja yang delinkuen, diantaranya adalah remaja yang merasakan keterasingan, tidak aman, dan cenderung dengan sengaja berusaha melanggar hukum (Turner & Helms, 1995). Penggunaan obat-obatan terlarang dan putus sekolah merupakan beberapa hal yang dapat memicu timbulnya kenakalan remaja. Berdasarkan penelitian, remaja delinkuen memiliki intelegensi yang lebih rendah daripada remaja yang non-delinkuen yang mungkin menunjukkan bahwa mereka tak mampu memikirkan dengan baik konsekuensi dari setiap tindakan yang mereka ambil. Terlihat para delinkuen tidak menyukai sekolah dan karena itulah mereka sering membolos. Kegagalan akademis sendiri merupakan salah satu kontributor dari delinkuensi (Santrock, 1998). Beberapa ciri yang tampak pada remaja delinkuen: 1. Bersikap menolak. 2. Bermusuhan. 3. Penuh curiga. 4. Tidak konvensional. 5. Tertuju pada diri sendiri. 6. Tidak stabil emosinya. 7. Mudah dipengaruhi orang lain.

11

8. Suka bertindak dengan tujuan merusak atau menghancurkan sesuatu. (Cole, 1963; Rice, 1969)

Banyak dari remaja delinkuen juga impulsive dan excitable. Mereka memiliki tingkat perkembangan moral yang lebih rendah dan nilai-nilai yang menyimpang. Para delinkuen juga menyukai aktivitas yang bagi mereka tantangan namun tidak menyukai kompetisi. Perbedaan mendasar mungkin terlihat antara remaja delinkuen dan nondelinkuen adalah ketidak-matangan emosional, ketidakstabilan, dan perasaan frustasi pada remaja delinkuen yang membuat remaja delinkuen tidak bisa menyesuaikan diri dengan baik di rumah, sekolah, dan masyarakat (Cole, 1963).

2.7 Akibat Kenakalan Remaja

Banyak akibat yang ditimbulkan dari kenakalan remaja, beberapa akibat tersebut adalah : 1. Bila tidak segera ditangani, remaja tersebut dapat memiliki kepribadian yang sangat buruk. 2. Remaja tersebut akan dihindari dan dikucilkan oleh banyak orang, yang apabila remaja tersebut tidak kuat menghadapinya, maka ia dapat mengalami gangguan kejiwaan atau bahkan melakukan tindakan yang bersifat merusak.

12

3. Remaja tersebut bukan tidak mungkin akan melakukan tindak criminal yang sangat membahayakan bagi lingkungan sekitarnya. 4. Menurunnya semangat belajar remaja tersebut, sehingga waktunya lebih banyak digunakan untuk sekedar nongkrong-nongkrong bersama teman-temannya. 5. Remaja tersebut merasa ditakuti oleh teman-temannya sehingga muncullah perasaan bahwa dirinya adalah jagoan di lingkungannya, dan teman-temannya harus tunduk kepada kemauannya, dan bila kemauanya tidak dituruti, remaja itu dapat menjadi marah dan dapat merusak benda-benda yang ada di sekitarnya.

2.8 Hubungan dengan Fungsi Sosial Keluarga


Ada fakta yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat keberfungsian sosial keluarga, maka akan semakin rendah tingkat kenakalan remajanya. Demikian sebaliknya jika semakin rendah tingkat keberfungsian sosial keluarga, maka akan semakin tinggi tingkat kenakalan remajanya. Keserasian hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosialnya pun berpengaruh pada kenakalan anak-anak mereka. Mereka yang hubungan sosial dengan lingkungannya serasi, anak-anaknya walaupun melakukan kenakalan tetapi pada tingkat kenakalan yang wajar. Tapi mereka yang hubungan sosialnya tidak atau kurang serasi dengan lingkungannya, anakanaknya melakukan kenakalan khusus. Remaja yang memiliki waktu luang banyak seperti mereka yang tidak bekerja atau menganggur dan masih pelajar kemungkinannya lebih besar untuk melakukan kenakalan atau tindakan menyimpang. Demikian pula dari

13

keluarga yang tingkat keberfungsian sosialnya rendah maka kemungkinan besar anaknya melakukan kenakalan dengan tingkat yang lebih berat, begitu juga sebaliknya. Maka untuk memperkecil tingkat kenakalan remaja ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu meningkatkan keberfungsian sosial keluarga melalui program kesejahteraan sosial yang berorientasi pada keluarga dan pembangunan sosial yang programnya sangat berguna bagi pengembangan masyarakat secara keseluruhan. Di samping itu untuk memperkecil perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja dengan memberikan program atau kegiatan-kegiatan untuk mengisi waktu luangnya.

2.9 Usaha Pencegahan atau Pengurangan Tingkat Kenakalan Remaja

Berikut adalah beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi tingkat kenakalan remaja :

a. Usaha Pencegahan 1. Sosialisasi tentang masalah kenakalan remaja. 2. Mendirikan pusat-pusat rehabilitasi. 3. Mengadakan kemasyarakatan. kegiatan-kegiatan sosial melalui organisasi

14

b. Usaha Bimbingan 1. Berusaha mengerti pribadi individu dan minatnya. Anak terus dibimbing agar lebih dapat memahami ciri pribadi dan minatnya. 2. Memberikan simpati atau kasih sayang dengan tidak berlebihan. 3. Menanamkan nilai-nilai agama pada anak sebaik mungkin. 4. Terus membimbing anak agar memiliki jiwa sosial yang tinggi.

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan
1. Kenakalan remaja merupakan perilaku remaja yang menyimpang dari norma yang berlaku di masyarakat. 2. Kenakalan remaja yang saat ini sering dilakukan diantaranya merokok dan tawuran antar pelajar. 3. Gejala utama dari timbulnya perilaku menyimpang tersebut adalah kurang disukainya anak tersebut, juga lingkungan sekitar yang buruk. 4. Faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja meliputi faktor intern dan faktor ekstern. 5. Pola kriminil dan perilaku orang tua terhadap anak turut berpengaruh dalam terjadinya kenakalan remaja. 6. Kebanyakan remaja delinkuen tingkat intelegensinya lebih rendah daripada remaja non-delinkuen, tapi ini tak selalu demikian. 7. Banyak sekali akibat buruk dari kenakalan remaja. 8. Keserasian dan tingginya fungsi sosial keluarga turut berperan dalam kenakalan remaja. 9. Perlu sosialisasi dan bimbingan secara intensif untuk menghindari adanya kenakalan remaja.

15

16

3.2 Saran
Saran penulis agar kenakalan remaja dapat berkurang yaitu dengan membentuk organisasi kepemudaan yang dipandu oleh pemerintah atau tokoh masyarakat dan mengadakan kegiatan-kegiatan sosial yang

bermanfaat bagi sesama.

DAFTAR PUSTAKA

Chomaria, Nurul. 2008. Aku Sudah Gede. Sukoharjo: Samudera Dhohiri, Taufiq Rohman, dkk. 2007. Sosiologi: Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat, SMA kelas XII. Jakarta: Yudhistira Djiwandono, Sri Esti W. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo Gunarsa, Singgih D. 2004. Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: BPK Gunung Mulia Jatmika, Sidik. 2010. Genk Remaja: Anak Haram Sejarah ataukah Korban Globalisasi?. Yogyakarta: Kanisius Junarti, dkk. 2007. Aku Cinta Jakarta. Jakarta: Ganeca Exact Kartono, Kartini. 1995. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju Santrock, John W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga www.anneahira.com/akibat-kenakalan-remaja.htm , diakses tanggal 29 Januari 2012 www.idafazz.com/tentang-kenakalan-remaja.php , diakses tanggal 26 Januari 2012

17

RIWAYAT HIDUP

Nama

: Yugo Artonanda

Tempat Lahir : Bandung Tanggal Lahir : 9 Maret 1997 Alamat : Komplek Permata Cimahi Blok Z3 No. 19, Kab. Bandung Barat

No. Telepon : 085624738474 Hobi Pendidikan : Fotografi : TK Santa Theresia (2001-2003) SD Santa Maria (2003-2009) SMP Negeri 2 Cimahi (2009-sekarang)

18

Anda mungkin juga menyukai