masa remaja disebut juga masa gejolak karena terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat seperti perubahan emosi dan intelektual dari sebab
akibat dari konkrit ke abstrak. Masa ini juga disebut sebagai masa labil karena
mereka bukan lagi anak-anak dan belum bisa disebut dewasa, masa ini juga
sering disebut masa proses pencarian jati diri dengan mencoba hal-hal baru
termasuk perilaku yang beresiko, Perubahan yang sangat menonjol pada
remaja yaitu terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas,
hal ini sangat dipengaruhi oleh perubahan- perubahan fisik terutama pada
organ-organ seksual dan perubahan hormonal yang mengakibatkan munculnya
dorongandorongan seksual pada diri remaja. Kondisi ini membuat para remaja
mencari informasi dengan berbagai sumber, apalagi saat ini mengakses segala
sesuatu hal yang diinginkan merupakan hal yang sangat mudah. Seperti kita
ketahui sekarang bahwa Perkembangan teknologi semakin cepat dibuktikan
dengan adanya internet, google, Youtube, media sosial dan lain-lain.Masa
remaja adalah masa pencarian jati diri dan masa rasa ingin tahu yang tinggi
salah satunya terhadap hal yang berkaitan dengan seksualitas. Remaja adalah
masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia
antara 12 – 22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan
baik itu pematangan fisik, maupun psikolog.
candu pornografi menjadi salah satu isu serius di seluruh dunia, termasuk
indonesia. Tingkat kecanduan pornografi menurut Skinner 2005 dibagi menjadi
:
Level 1 : melihat pornografi sekali atau dua kali setahun, paparan sangat
terbatas
Level 2 : beberapa kali setiap tahun tetapi tidak lebih dari enam kali, fantasi
sangat minimal
Level 3 : mulai muncul tanda kecanduan, sebulan sekali, mencoba menahan
diri
Level 4 : mempengaruhi fokus untuk tugas sehari-hari, beberapa kali dalam
sebulan
Level 5 : Setiap minggu, berusaha keras untuk berhenti, namun mulai
mengalami gejala withdrawal
Level 6 : Setiap hari untuk memikirkan pornografi, menyebabkan berbagai
masalah dalam kehidupan
Level 7 : perasaan ketidakberdayaan dan keputusasaan bila tidak melihat
pornografi, konsekuensi negatif
1.3 Tujuan
tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kecanduan
pornografi di kalangan remaja.
2. Mengetahui pengaruh kecanduan pornografi pada remaja terhadap
kehidupan bermasyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pengertian pornografi dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang
Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar
bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya
melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka
umum, yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar
norma kesusilaan dalam masyarakat. Yang dimaksut kecabulan dalam undang-
undang anti pornografi berisi larangan dan pembatasan yang dijelaskan dalam
pasal 4 dimana hal yang mengandung unsur cabul atau porno antara lain,
yaitu :
1. persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang, kekerasan
seksual; masturbasi atau onani;
2. ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan;
3. alat kelamin; atau pornografi anak. Menurut H.B Jassin pornografi adalah
setiap tulisan atau gambar yang sengaja digambar atau ditulis dengan
maksud merangsang seksual. Pornografi membuat fantasi pembaca
mengarah pada daerah kelamin dan menyebabkan syahwat berkobar
2.2 Dampak
1. Menjaga komunikasi
Komunikasi adalah hal penting dalam segala hal terutama untuk pencegahan
pornografi. Membuat dialog dengan anak terkait seks dan pornografi dan
membiarkan anak menyampaikan pikiran serta perasaannya untuk kemudian
di diskusikan bersama orang tua. Dengan suasana komunikasi yang sehat, bila
ada potensi virus pornografi, maka akan segera cepat terselesikan.
3. Menjaga Produktifitas
Salah satu kunci untuk mencegah kecanduan pornografi dan perilaku-perilaku
seksual terlarang adalah mengupayakan keseimbangan dalam hidup kita.
Banyak dari individu yang menjadi korban pornografi adalah karena mereka
tidak mempunyai tujuan yang jelas dalam keseharian mereka atau tidak
produktif sehingga mereka di dera kebosanan yang membuat mereka
terjebak dalam aperbuatan seksual
3.1 Kesimpulan
Pornografi adalah segala sesuatu dalam bentuk gambar, tulisan, kata-kata, gerak
tubuh yang mengarah pada kecabulan yang dibuat untuk merangsang
seksualitas. Seperti halnya narkoba, kecanduan pornografi juga mengakibatkan
kerusakan otak yang cukup serius.
Pornografi bukan hanya merusak otak dewasa tetapi juga otak anak. Kerusakan
otak tersebut sama dengan kerusakan otak pada orang yang mengalami
kecelakaan mobil dengan kecepatan sangat tinggi. Kerusakan otak yang diserang
oleh pornografi adalah Pre Frontal Korteks (PFC), bagi manusia bagian otak ini
merupakan salah satu bagian yang paling penting karena bagian otak ini hanya
dimiliki oleh manusia sehingga manusia memiliki etika bila dibandingkan
binatang.
Bagian otak ini berfungsi untuk menata emosi, memusatkan konsentrasi,
memahami dan membedakan benar dan salah, mengendalikan diri, berfikir
kritis, berfikir dan berencana masa depan, membentuk kepribadian, dan
berperilaku sosial.