Anda di halaman 1dari 5

PERGAULAN BEBAS

A. Pengertian Pergaulan Bebas


Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas yaitu lepas
sama sekali (tidak terhalang, terganggu, dan sebagainya sehingga boleh bergerak,
berbicara, berbuat, dsb, dengan leluasa), tidak terikat atau terbatas oleh aturan-aturan.
Sedangkan menurut Santrock sebagaimana dikutip oleh Hamzah” pergaulan bebas
merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara
social hingga terjadi tindakan criminal”. Dari definisi diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pergaulan bebas merupakan suatu interaksi individu atau
kelompok masyarakat yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat sehingga dengan itu dapat merusak citra pribadi ataupun lingkungan
dimana peristiwa tersebut terjadi

B. Bentuk Pergaulan Bebas


Bentuk-bentuk pergaulan remaja antara lain :
1. Penggunaan obat-obat terlarang Narkoba
Narkotika, Psikotropika, dan bahan adkitif lainnya adalah bahan/zat yang
jika dimasukkan dalam tubuh manusia, baik dengan diminum, dihirup, atau
disuntikkan, dapat mengubah pikiran, suasana hati, atau perasaan, dan
perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan
psikologis. Narkoba akan dapat merusak kehidupan penggunanya baik secara
fisik ataupun psikis sehingga pengguna narkoba menjadi tidak normal dalam
menjalani kehidupan. Penyalahgunaan narkoba merupakan pola penggunaan
yang bersifat patologis, yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu dan
menimbulkan gangguan fungsi moral dan fungsi sosial. Narkoba sangat
membahayakan hidup manusia karena akan berpengaruh pada kondisi fisik
dan emosional penderita.
2. Seks Bebas
Dunia remaja memang tidak lepas dari yang namanya percintaan dan tidak
dapat pula dipungkiri bahwa anak SD juga sudah mengenal cinta. Sehingga
dari situ timbullah yang namanya pacaran. Bahwa banyak anak SMP/SMA
bahkan yang tidak sekolah hanya berpacaran untuk senang-senang saja,
bukan dianggap sebagai suatu hal yang serius. Banyak kasus pemerkosaan
yang dilakukan oleh remaja. Ini semua terjadi karena faktor pergaulan.
Akibat seks bebas yang paling fatal bagi semua orang akan terjangkit
penyakit acquired immune deficiency syndrome(AIDS) yang merupakan
penyakit mematikan. Seks bebas merupakan sumber kejahatan dan menjadi
penyebab pokok kerusakan moral manusia dari segala zaman. Hal ini sangat
memprihatinkan apalagi pelakunya adalah remaja. Setiap manusia harus
memelihara dan menjaga harkat dan martabat diri sehingga akan melahirkan
generasi berkualitas
3. Minuman Beralkohol
Pada kehidupan modern, ada kecenderungan sebagian orang mencari
kesenangan melalui beraneka ragam cara, diantaranya mabuk-mabukkan.
Orang yang suka mabuk tidak tahu urusan hukum ataupun akibat yang
ditimbulkan dari perbuatannya. Sayangnya yang mengkonsumsi minuman ini
tidak hanya orang dewasa saja, tapi remaja dan anak-anak juga ikut
mengkonsumsi., tidak banyak tapi jika hal ini diteruskan akan membuat
ketergantungan dan menjadi suatu kebiasaan. Minuman beral-kohol bagi
wanita hamil akan merusak bayi yang dikandungnya. Penelitian yang
dilakukan oleh Julie Croxfor dari Wayne State University School of
Medicine di Detroit(AS). Bahwa mengkonsumsi itu akan berdampak pada
kemampuan kognitif anak kemudian hari.
4. Perkelahian
Kekerasan sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif
yang dilakukan oleh para remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa
seorang yang terpelajar pun leluasa melakukan hal-hal yang bersifat anarkis,
premanis, dan rimbanis. Tentu saja perilaku buruk ini tidak hanya merugikan
orang yang terlibat dalam perkelahian atau tawuran itu sendiri tetapi juga
merugikan orang lain yang tidak terlibat secara langsung. Secara psikologis,
perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah
satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Iftitah mengatakan
Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2
jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik
1) Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang
“mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya
muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara
cepat.
2) Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di
dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan
kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi.
Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang
diharapkan oleh kelompoknya.
5. Pencurian
Mencuri sebagai kemungkaran yang sangat merugikan orang lain, baik dalam
hal materi ataupun imateril, berupa kekecewaan ataupun kesedihan.
Perbuatan mencuri dapat merugikan perseorangan, kelompok sampai
merugikan Negara

C. Ciri-Ciri Pergaulan Bebas


Pergaulan bebas dapat diketahui dengan beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
1) Menghamburkan uang untuk kesenangan semata menuruti kepuasan nafsu
2) Kurang bertanggung jawab apabila diberikan tugas
3) Tidak bijaksana dalam memanfaatkan waktu, main game, begadang
4) Suka ikut pesta hura-hura yang tidak bermanfaat
5) Berperilaku tidak baik dalam lingkungan masyarakat dan merugikan
masyarakat
6) Melakukan seks bebas
7) Masih remaja sudah merokok dan minum-minuman beralkohol
8) Mudah emosional, gelisah, tidak sabar, tidak mau mengalah, ingin
menunjukkan eksistensi dan kebanggaan diri
9) Tidak mengindahkan nasehat orang tua
10) Dalam berpakaian tidak pantas dan terlalu seronok
11) Mengalami tekanan emosi dan mental
12) Mendapatkan uang atau hal yang diinginkan dengan cara mencuri.

D. Faktor Penyebab Pergaulan Bebas


1) Faktor keluarga
Kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua bisa menyebabkan
pergaulan bebas. Dalam hal ini keluarga memang menjadi lingkungan
pendidikan utama dan paling pertama untuk mendidik anak menjadi orang
yang berperilaku baik di masyarakat. Sehingga di sini, anak memerlukan
pendampingan dan dukungan yang baik dari orang tua dan keluarga.
Pengaturan keluarga yang disfungsional—ditandai dengan konflik, kontrol
orang tua yang tidak memadai, hubungan dan integrasi internal yang lemah,
dan otonomi dini—berhubungan erat dengan kenakalan remaja seperti
pergaulan bebas.
2) Pengaruh teman sebaya
Keanggotaan dalam geng nakal, seperti keanggotaan dalam pengelompokan
alami lainnya, dapat menjadi bagian dari proses menjadi dewasa. Melalui
asosiasi primer tersebut, seorang individu memperoleh rasa aman dan aman,
mengembangkan pengetahuan tentang interaksi sosial, dan dapat
menunjukkan kualitas tersebut
3) Keadaan lingkungan tempat tinggal
Seorang anak yang berada pada lingkungan pertemanan buruk maka tentu
akan mendapat banyak pengaruh perilaku buruk. Sebaliknya, anak dengan
lingkungan pertemanan baik dan suportif tentu dapat saling membantu dan
memberikan pengaruh baik satu dengan yang lain. Hal ini tentu perlu
menjadi perhatian setiap orang tua.
4) Pengaruh internet
Perkembangan teknologi informasi bisa menjadi salah satu penyebab
pergaulan bebas. Dengan internet semua orang bisa mengakses apa saja dan
berkomunikasi dengan siapa saja. Salah satu kelemahan dari internet adalah
bisa merusak moral jika tidak terkontrol.

E. Dampak Pergaulan Bebas


1) Remaja yang melakukan seks bebas bisa mengakibatkan kehamilan di luar
nikah dan meningkatkan risiko penyakit kelamin seperti HIV AIDS.
2) Remaja yang mencoba konsumsi narkoba dan obat-obatan terlarang dapat
merusak kesehatan fisik dan mental dalam jangka panjang hingga
menyebabkan kematian.
3) Meningkatkan risiko kriminalitas pada anak remaja untuk memenuhi
keinginannya. Seperti melakukan tindakan perampokan, pencurian, hingga
pembunuhan.
4) Dari segi agama, remaja yang terlibat dalam pergulan bebas dan melakukan
berbagai perilaku menyimpang mendapatkan dosa berat.
5) Remaja yang terlibat dalam pergaulan bebas dan melakukan perilaku
menyimpang mempunyai tidak cukup percaya diri untuk kembali
berhubungan dengan keluarga, teman, dan bersosialisasi di masyarakat.

F. Cara Mengatasi Pergaulan Bebas


1) Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika
Nilai-nilai yang perlu ditanamkan dalam diri antara lain pendidikan agama,
moral, dan etika dalam keluarga, kerjasama guru, orang tua dan masyarakat
dalam menanamkan nilai-nilai tersebut sangat diperlukan agar mudah diserap
oleh remaja. Pendidikan hendaknya tidak hanya mengajarkan kemampuan
intelektual, tetapi juga mengembangkan kemampuan emosional agar dapat
melatih kepercayaan diri dan mengambil keputusan yang tepat.
2) Penyuluhan remaja
Dalam penyuluhan pada remaja perlu dibahas mengenai batas-batas
penyimpangan yang masih dianggap dalam batas-batas normal. Semua itu
dikemukakan dengan latar belakang norma-norma yang berlaku, termasuk
agama dan pandangan masyarakat. Kalau gerakan sederhana ini dimulai dari
keluarga, maka persoalan pergaulan bebas dapat diminimalisir sekecil
mungkin, karena keluarga adalah dasar pertama untuk menanamkan nilai-
nilai kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai