Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adiksi atau kecanduan pornografi saat ini masih belum dapat disembuhkan menggunakan
obat-obatan dan hanya dapat dilakukan dengan terapi CBT (Cognitive Behavioural Therapy).
Bagaimana cara kerja pornografi dalam menimbulkan adiksi serta merusak bagian otak yang lain
terjawab melalui sejumlah penelitian. Salah satu penelitian di Jerman menunjukkan bahwa
menonton film atau video porno secara teratur dapat membuat volume otak pada daerah otak
yang berkaitan dengan motivasi, mengalami penyusutan.
Hal lain yang terjadi saat menonton film porno adalah terjadi peningkatan dopamin.
Dopamin adalah salah satu senyawa neurotransmitter (pembawa sinyal di otak) yang memainkan
peran penting dalam kontrol motorik, motivasi, gairah, kekuatan, dan penghargaan, serta fungsi
yang lebih sederhana termasuk laktasi, gairah seksual, dan rasa mual. Peningkatan dopamin akan
membuat suasana hati bahagia.
Namun, bila seseorang terlalu sering menonton pornografi, maka sensitivitas otak
terhadap rangsangan seksual akan menurun. Pada akhirnya, otak membutuhkan lebih banyak
dopamin untuk bisa terangsang secara seksual. Dengan begitu, seseorang pun akan memiliki
keinginan lebih banyak untuk menonton film porno.
Kesulitan membaca pada dasarnya suatu gejala yang Nampak dalam berbagai jenis
manifestasi tingkah laku secara langsung, sesuai dengan pengertian kesulitan membaca
sebagaimana dikemukakan di atas, maka tingkah laku yang dimanifestasikan ditandai dengan
adanya hambatan-hambatan tertentu.
Kesulitan belajar spesifik adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses
psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa tulisan, gangguan tersebut
mungkin menampakkan diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam
mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau menghitung.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini merupakan upaya dalam mengatasi terjadinya
kecanduan pornografi dan upaya dalam mengatasi kesulitan membaca.

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas individu Rekayasa Ide mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan dan
Konseling.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kecanduan pornografi serta dampak yang
diakibatkan dari tindakan tersebut.
3. Untuk mengetahui bagaimana upaya mengatasi kecanduan pornografi.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kesulitan membaca.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan membaca.
6. Untuk mengetahui upaya mengatasi kesulitan membaca.

D. Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas individu Rekayasa Ide mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan dan
Konseling.
2. Untuk mengetahui awal mula terjadinya kecanduan pornografi.
3. Untuk mengetahui penyebab permasalahan dalam kesulitan membaca dan pembullyingan
di sekolah.
4. Untuk mengetahui solusi dalam permasalahan kesulitan membaca dan pembullyingan
siswa di sekolah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecanduan Pornografi


Mengutip Medical News Today, kecanduan pornografi adalah bentuk ketergantungan
emosional pada konten pornografi yang mengganggu kehidupan sehari-hari, hubungan personal,
dan fungsi hidup seseorang.
Seseorang mungkin menjadi tidak puas dengan kehidupan seksnya sendiri dan
mendorong ia terlibat dalam perilaku berisiko, seperti menggunakan pornografi di tempat kerja
atau tempat umum. Beberapa dokter ahli menganggap kecanduan pornografi sebagai
hiperseksual, istilah umum yang mencakup perilaku seperti masturbasi berlebihan.
Menurut Verywell Mind, orang mungkin kecanduan materi pornografi, jika mereka terus-
menerus menginginkan tampilan erotis, meskipun ada upaya untuk mengurangi dorongan itu.
Sehingga, mereka bisa menontonnya di ruang publik, seperti di tempat kerja atau di angkutan
umum.
Statistik kecanduan pornografi bervariasi menurut sumbernya, tetapi satu penelitian
memperkirakan bahwa kecanduan pornografi memengaruhi sekitar 3-6 persen orang dewasa. Ini
lebih banyak dilihat oleh orang dewasa muda, dengan pria lebih sering melihatnya dari pada
wanita. Penggunaannya cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Mengutip jurnal
Universitas Indonesia, masa dewasa muda dimulai sekitar usia 18-22 tahun dan berakhir pada
usia 35-40 tahun (Lemme, 1995).

B. Gejala Kecanduan Pornografi


Pornografi biasanya dijadikan sarana untuk mengatasi dorongan seksual seseorang.
Selain itu, kebanyakan konten pornografi juga menjual fantasi erotis yang menyenangkan bagi
beberapa orang. Namun perlu penilaian dari segi medis menyeluruh untuk menetukan apakah
seseorang menderita kecanduan pornografi. Nilai pribadi yang dianut khususnya berkaitan
dengan moral bukanlah parameter utama dalam memberikan diagosis tersebut. Meski demikian,
ada sejumlah gejala yang menandakan seseorang mungkin mengalami kecanduan pornografi,
berdasarkan situs Addiction Center:

3
1. Tidak bisa berhenti menyaksikan konten pornografi
Kita kesulitan menghentikan kebiasaan menyaksikan konten pornografi meskipun telah
mencoba melakukannya. Kita cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di internet
dan mulai mengabaikan lingkungan sekitar.
2. Menginginkan lebih banyak konten pornografi
Orang yang kecanduan pornografi akan merasa ketagihan, sehingga ada dorongan untuk
menikmati lebih banyak lagi. Mereka akan mulai melakukannya secara diam-diam dan
mencuri kesempatan untuk memuaskan keinginannya itu. Selain itu, mereka akan
cenderung membuat alasan atau bersikap defensif ketika ditanya soal perubahan
perilakunya itu.
3. Menghabiskan banyak waktu menikmati konten pornografi
Orang yang menderita kecanduan pornografi dapat kehilangan banyak waktu untuk
menonton film porno dan menghabiskan waktu tanpa melakukan hal lain. Mereka juga
akan cenderung terlihat lesu, tidak bersemangat, atau pun kehilangan kepedulian pada hal
lain.
4. Kehilangan minat pada seks
Orang yang kecanduan pornografi akah kehilangan minat pada seks yang sesungguhnya.
Mereka menganggap pasangannya kurang menarik jika dibandingkan dengan orang-
orang yang disaksikannya di film atau video. Biasanya ini juga dibarengi dengan keluhan
gairah yang berkurang atau sulit ditingkatkan.
5. Lebih menuntut dalam soal seks
Ketergantuan pada pornografi membuat seseorang memiliki ide-ide yang tidak realistis
tentang seks. Mereka menjadi lebih menuntut, mudah frustasi dan menyalahkan
pasangannya.
6. Kehilangan ketertarikan
Kecanduan pornografi memberikan harapan yang tidak realistis bagi pasangannya baik
dalam penampilan, bentuk tubuh maupun kemampuan seksual. Hal ini dapat merusakan
keharmonisan hubungan sekaligus merusak harga diri pasangan yang bersangkutan.
7. Sakit fisik

4
Nyeri pergelangan tangan, punggung, leher, dan sakit kepala adalah sejumlah keluhan
fisik yang dialami pecandu pornografi. Biasanya ini disebabkan gerakan fisik saat
menonton video atau penggunaan internet yang berlebihan.
8. Menghabiskan terlalu banyak uang
Beberapa orang yang menderita kecanduan pornografi mulai menghabiskan uang untuk
medapatkan konten pornografi berkualitas lebih tinggi. Akibatnya, mereka akan
mengalami kesulitan keungan tanpa menyadari penyebabnya.
9. Kehidupannya terganggu
Pornografi berlebihan akan membuat segala aspek kehidupan seseorang terganggu.
Mereka tidak lagi berkonsentrasi ketika bekerja, menghabiskan waktu bersama keluarga
atau teman-temannya. Semua pikiran dan perhatiannya tertuju pada konten pornografi
yang terus-terusan mereka inginkan.
10. Merasa marah
Seperti banyak kecanduan lainnya, ketagihan pornografi juga membuat seseorang mudah
tersinggung, kurang sabar, gelisah dan terus-terusan marah.

C. Dampak Pornografi Terhadap Otak


1. Adiksi (kecanduan)
Rangsangan pada dopamin dalam jumlah besar mengakibatkan penumpukan protein
saklar molekuler yang disebut deltaFosB, salah satu bahan aktif yang menyebabkan kecanduan
pada umumnya.
2. Merusak daya ingat dan konsentrasi
Pornografi dapat menyebabkan seseorang tidak dapat merasakan kesenangan saat seks
setelah pernikahan (disebut desensitisasi). Menurut penelitian yang dipublikasikan di JAMA
Psychiatry tahun 2014, menonton pornografi secara teratur dapat menumpulkan respon terhadap
rangsangan seksual dari waktu ke waktu.
3. Mengurangi kontrol impuls dan kemauan
Video porno menyebabkan kita hilang kendali dalam mengontrol diri untuk berhenti,
bahkan kesulitan untuk mengatakan tidak pada sesuatu yang tidak kita ingingkan.
4. Mudah stres

5
Beberapa orang yang sudah kecanduan pornografi akan mengalami depresi meskipun
orang tersebut hanya menghadapi permasalah yang sepele.
5. Ukuran otak mengecil
Menonton konten porno dalam "porsi sedang" sekalipun dapat menyusutkan bagian otak
yang berhubungan dengan kemampuan kita untuk fokus. Pengakses pornografi pun dapat terkena
brainfog (kabut otak) atau kesulitan berpikir jernih. Beberapa tandanya adalah mudah lupa dan
mudah buyar konsentrasinya.
6. Berisiko melakukan kejahatan seksual
Pecandu pornografi membutuhkan rangsangan yang lebih besar. Mereka cenderung
mengakses jenis-jenis pornografi yang lebih ekstrim dan melakukan perilaku berisiko untuk
mendapatkan sensasi yang lebih kuat melalui ketakutan korban.
7. Disfungsi ereksi
Pecandu pornografi menjadi kurang peka terhadap seks nyata dengan pasangan mereka
dan membutuhkan lebih banyak rangsangan untuk mencapai orgasme.
Kesimpulannya, pornografi bisa dikategorikan sebagai penyakit karena dapat mengubah
struktur dan fungsi otak, atau dengan kata lain merusak otak. Di samping itu, Dr. Mark
Kastelmen memberi nama pornografi sebagai visual cocain atau narkoba lewat mata
(narkolema). Bagian otak yang paling dirusak adalah pre frontal cortex (PFC) yang membuat
seseorang sulit membuat perencanaan, mengendalikan hawa nafsu dan emosi, serta mengambil
keputusan dan berbagai peran eksekutif otak sebagai pengendali impuls-impuls.
Di era digital seperti sekarang, kemajuan teknologi komunikasi membuat pornografi
dapat muncul dengan mudah dan murah dalam berbagai bentuk, tak hanya video tapi juga
gambar, foto, tulisan, suara, bahkan animasi yang berkedok kartun anak-anak. Karena itu, literasi
digital menjadi hal yang penting sebelum memasuki akses tanpa batas di dunia maya, baik bagi
orang dewasa, remaja maupun anak-anak.

D. Penyebab kecanduan pornografi


Adiksi terhadap pornografi sering terjadi akibat kemudahan dalam mengaksesnya. Salah
satu situs pornografi populer diketahui bisa mendapat kunjungan sekitar 115 juta kali dalam
sehari. Selain kemudahan akses, berikut beberapa faktor yang juga berpotensi menjadi penyebab
kecanduan pornografi.

6
 Masalah kesehatan mental seperti stres, gangguan kecemasan, dan depresi.
 Pelarian dari tekanan psikologis yang dirasakan.
 Masalah dalam hubungan.
 Pelampiasan akan ketidakpuasan seksual.
 Pandangan terhadap seks yang tidak realistis.
 Ketidakseimbangan zat kimia pada otak.
 Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.
 Riwayat kekerasan seksual.

E. Cara Mengatasi Kecanduan Pornografi


Cara menghilangkan kecanduan pornografi harus sesuai dengan penyebabnya. Sebagai
contoh, jika kondisi ini disebabkan oleh trauma, Anda harus mencoba untuk memulihkan diri
terlebih dahulu. Secara umum, berikut cara mengatasi kecanduan pornografi.
1. Batasi akses terhadap konten pornografi
Semakin mudah akses terhadap konten pornoografi, makin meningkat risiko Anda untuk
mengalami kecanduan. Maka dari itu, Anda harus mencoba membatasi aksesnya. Salah satu cara
yang bisa dilakukan yaitu memblokir situs-situs dewasa. Ketika situs diblokir, Anda otomatis
akan kesulitan untuk membukanya.
2. Hindari kesendirian
Kesendirian dan kesepian dapat meningkatkan kemungkinan Anda mengakses konten
pornografi. Untuk mengatasi kesepian, carilah aktivitas di luar rumah yang melibatkan interaksi
dengan orang lain. Jika orang terdekat tidak bisa menemani, habiskan waktu di tempat umum
yang banyak orang. Dengan begitu, Anda akan merasa canggung untuk mengakses konten
pornografi.
3. Hapus semua konten pornografi yang dimiliki
Anda harus menghapus semua konten pornografi pada ponsel, komputer, atau laptop.
Jauhkan juga benda-benda lain yang berkaitan dengan pornografi. Sebagai gantinya, Anda bisa
mengakses konten-konten yang lebih bermanfaat, misalnya video traveling atau tutorial
berkebun. Dengan begitu, keinginan untuk melihat tontonan pornografi akan hilang dengan
sendirinya.

7
4. Menerapkan mekanisme koping
Kecanduan dapat terjadi akibat stres, depresi, dan gangguan kecemasan yang tidak
tertangani. Untuk mengatasi hal tersebut, Anda bisa menerapkan mekanisme koping yang sehat.
Metode ini membantu mengalihkan perhatian sejenak dengan bersantai atau melakukan aktivitas
lain. Hasilnya, otak Anda bisa berpikir lebih jernih dan mengatasi masalah secara efektif.
5. Berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater
Apabila sudah kewalahan dalam mengatasi kecanduan, segera konsultasikan dengan
psikolog. Anda mungkin diharuskan menjalani terapi untuk kecanduan pornografi. Agar tidak
bertambah parah, Anda sebaiknya segera berkonsultasi saat merasakan gejalanya. Penanganan
sedini mungkin mengurangi kemungkinan kondisi Anda bertambah parah.

F. Pengertian Kesulitan Membaca


Kesulitan membaca sering didefinisikan sebagai suatu gejala kesulitan dalam
mempelajari komponen-komponen dan kalimat. Siswa yang mengalami kesulitan membaca
mengalami satu atau lebih kesulitan dalam memproses informasi. Anak berkesulitan membaca
sering memperlihatkan kebiasaan membaca yang tidak penuh ketegangan seperti mengernyitkan
kening, gelisah, irama, suara meninggi, atau menggigit bibir. Menurut Mercer, ada empat
kelompok karakteristik kesulitan membaca, yaitu 1) kebiasaan membaca, 2) kekeliruan mengenal
kata, 3) kekeliruan pemahaman, dan 4) gejala-gejala serba aneka. Pada umumnya “kesulitan”
merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam
kegiatan mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi.
Kesulitan membaca dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses membaca yang
ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan ini
mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, dan dapat bersifat
sosiologis, psikologis dalam keseluruhan proses belajarnya.

G. Karakteristik Siswa Kesulitan Membaca


Anak yang memiliki kesulitan belajar membaca mempunyai ciri-ciri seperti berikut :
1. Membaca secara terbalik tulisan yang dibaca, seperti: suku dibaca kusu, d dibaca b, atau p
dibaca q.
2. Menunjuk setiap kata kyang sedang dibaca.

8
3. Menelusuri setiap baris bacaan ke bawah dengan jari.
4. Menggerakkan kepala, bukan matanya yang bergerak.
5. Menampilkan buku dengan cara yang aneh.
6. Menampilkan buku terlalu dekat dengan mata.
7. Sering melihat pada gambar, jika ada.
8. Mulutnya komat-kamit waktu membaca.
9. Membaca demi kata.
10. Membaca terlalu cepat.
11. Membaca tanpa ekspresi.
12. Melakukan analisis tetapi tidak menistensiskan.
13. Adanya nada suara yang aneh atau yang menandakan keputusan.

H. Ciri-Ciri Anak Kesulitan Membaca


Menurut Hargove dan Poteet anak yang mengalami kesulitan membaca memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Memiliki kekurangan dalam diskriminasi penglihatan,
2) Tidak mampu menganalisis kata menjadi huru-huruf,
3) Memiliki kekurangan dalam memori visual,
4) Memiliki kekurangan dalam melakukan diskriminasi auditoris,
5) Tidak mampu memahami sumber bunyi,
6) Kurang mampu mengintegrasikan penglihatan dan pendengaran,
7) Kesulitan dalam mempelajari asosiasi symbol-simbol irregular (khusus yang berbahasa
inggris),
8) Kesulitan dalam mengurutkan kata-kata dan huru-huruf,
9) Membaca kata demi kata-kata, dan
10) Kurang memiliki kemampuan dalam berpikir konseptual.

I. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Membaca


Banyak faktor yang mempengaruhi kesulitan membaca siswa, baik membaca permulaan
maupun membaca lanjut atau membaca pemahaman. Adapaun faktornya sebagai berikut:
1. Faktor fisiologis

9
Faktor ini mencakup kesehatan fisik. Kelelahan bisa juga merupakan kondisi yang tidak
menguntungkan bagi anak untuk belajar, apalagi membaca. Gangguan pada alat bicara, alat
pendengaran, dan alat penglihatan dapat memperlambat kemajuan membaca anak. Meskipun
anak itu tidak mempuyai gangguan pada alat penglihatannya, beberapa anak dapat mengalami
kesulitan membaca. Hal itu terjadi karena belum berkembangnya kemampuan mereka dalam
membedakan simbol-simbol cetakan, seperti huruf, angka-angka, dan kata-kata, misalnya belum
dapat membedakan b,p, dan d.
2. Faktor Intelektual
Faktor intelektual atau istilah intelegensi didefinisikan oleh Heinz sebagai suatu kegiatan
berpikir yang terdiri dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan
meresponnya secara tepat. Secara umum, intelegensi anak tidak sepenuhnya mempengaruhi
berhasil atau tidaknya anak dalam membaca. Faktor metode mengajar guru, prosedur, dan
kemampuan juga turut mempengaruhi kemampuan membaca anak.
3. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan juga mempengaruhi peningkatan kemampuan membaca siswa. Faktor
lingkungan mencakup latar belakang dan pengalaman siswa di rumah serta social ekonomi
keluarga siswa.
4. Faktor Psikologis
Faktor lain yang juga mempengaruhi peningkatan kemampuan membaca anak adalah faktor
psikologis. Faktor ini mencakup motivasi, minat, kematangan social, emosi, dan penyesuaian
diri.
5. Faktor Penyelenggaraan Pendidikan yang Kurang Tepat
Faktor ini berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut : 1) Harapan guru yang terlalu tinggi tidak
sesuai dengan kemampuan anak, 2) Pengelolaan kelas yang kurang efektif, 3) Guru yang terlalu
banyak mengeritik anak, 4) Kurikulum yang terlalu padat, sehingga hanya dapat dicapai oleh
anak yang berkemampuan tinggi.
Ada beberapa faktor yang dapat menghambat minat baca pada anak antara lain adalah:
1) Hambatan dari lingkungan keluarga, bisa dikarenakan orang tua tidak suka membaca, hal
inilah yang menjadi masalah jika orangtua sendiri tidak menyukai kegiatan membaca
tentu saja akan berdampak buruk pada proses pendidikan dan pembelajaran anak, karena
merekalah guru pertama anak. Pada dasarnya anak akan mencotoh apa-apa yang biasa

10
dilakukan dan diajarkan orangtuanya dan tidak memberi contoh serta kurangnya waktu
orantua bersama anak, biasanya hal ini disebabkan orangtua yang sibuk dengan urusan
pekerjaan saking sibuknya dengan pekerjaan sampai anaknya diserahkan kepada
pembantu.
2) Hambatan dari lingkungan sekolah, sekolah menganggap pelajaran membaca tidak lagi
dianggap penting, padahal anakanak sangat perlu untuk senantiasa memanaskan otak.
Dan sungguh ironis di lembaga pendidikan yang paling diandalkan dalam hidup yakni
sekolah, justru aktivitas membaca tidak lagi ditampilkan sebagai sesuatu yang
menyenangkan mereka.
3) Hambatan dari lingkungan masyarakat, masyarakat sendiri memang banyak yang belum
paham bahwa membaca itu penting dan menjadi kunci kemajuan bersama efeknya orang
masih memandang aneh pada siapapun yang memegang buku dan membaca di tempat
umum.
4) Hambatan dari keterbatasan akses atas buku, sebenarnya harga buku di Indonesia masih
wajar jadi terasa mahal, karena daya beli masyarakat yang memang rendah dengan
adanya harga buku yang mahal tersebut. Orangtua malas membeli buku apalagi bagi
mereka yang ekonominya pas-pasan, namun hal ini bisa diatasi dengan membeli buku
yang murah rajin berkunjung keperpustakaan atau bias saja menyewa buku di tempat-
tempat persewaan yang baik.

J. Strategi Pembelajaran untuk Mengatasi Kesulitan Membaca


Ada beberapa metode pengajaran membaca bagi anak yang berkesulitan belajar yang dibicarakan
pada bagian ini, yaitu:
a. Metode Fernald
Fernald telah mengembangkan suatu metode pengajaran membaca multisensoris yang dikenal
pula sebagai metode VAKT (visual, auditory, kinesthetic, dan tactile). Metode ini menggunakan
materi bacaan yang dipilih dari kata kata yang diucapkan oleh anak, dan tiap kata yang diajarkan
secara utuh.
b. Metode Gillingham
Metode Gillingham ini merupakan pendekatan terstruktur taraf tinggi yang memerlukan lima jam
pelajaran selama dua tahun. Aktifitas pertama diarahkan pada belajar berbagai huruf dan

11
perpaduan huruf-huruf tersebut. Anak menggunakan teknik menjiplak atau mencontoh untuk
mempelajari berbagi huruf. Bunyi-bunyi tunggal huruf selanjutnya dikombinasikan ke dalam
kelompokkelompok yang lebih besar dan kemudian diselesaikan.
c. Metode Aalisis Glass Abdurrahmann
Metode ini merupakan suatu metode pengajaran melalui pemecahan sandi kelompok huruf dalam
kata. Metode ini bertolak dari asumsi yang mendasari membaca sebagai pemecahan sandi atau
kode tulisan. Ada dua asumsi yang mendasari asumsi ini (1) proses pemecahan sandi dan
membaca merupakan kegiatan yang berbeda. (2) pemecahan sandi mendahului membaca.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kecanduan pornografi adalah bentuk ketergantungan emosional pada konten pornografi
yang mengganggu kehidupan sehari-hari, hubungan personal, dan fungsi hidup seseorang.
Beberapa dokter ahli menganggap kecanduan pornografi sebagai hiperseksual, istilah umum
yang mencakup perilaku seperti masturbasi berlebihan.
Adiksi terhadap pornografi sering terjadi akibat kemudahan dalam mengaksesnya. Salah
satu situs pornografi populer diketahui bisa mendapat kunjungan sekitar 115 juta kali dalam
sehari.
Kesulitan membaca dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam suatu proses membaca
yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan
ini mungkin disadari dan mungkin juga tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, dan dapat bersifat
sosiologis, psikologis dalam keseluruhan proses belajarnya.
Menurut Mercer, ada empat kelompok karakteristik kesulitan membaca, yaitu 1)
kebiasaan membaca, 2) kekeliruan mengenal kata, 3) kekeliruan pemahaman, dan 4) gejala-
gejala serba aneka.

B. Saran
1. Hendaknya pihak sekolah proaktif dengan membatasi penggunaan gadget di lingkungan
sekolah.
2. Hendaknya guru memantau perubahan sikap dan tingkah laku siswa di dalam maupun di luar
kelas; dan perlu kerjasama yang harmonis antara guru BK, guru-guru mata pelajaran, serta staf
dan karyawan sekolah.
3. Sebaiknya orang tua menjalin kerjasama dengan pihak sekolah untuk tercapainya tujuan
pendidikan secara maksimal.
4. Sebaiknya guru dan orang tua bekerjasama dalam mengatasi kesulitan membaca pada anak.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:Rineka Cipta. Hal
204.
Hellosehat.com. 2022. Kecanduan Pornografi. https://hellosehat.com/mental/kecanduan/6-cara-
terbebas-dari-kecanduan-film-porno/
Kompas.com. 2021. Kenali, Gejala Kecanduan Pornografi dan Dampak Buruknya.
https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/16/151123120/kenali-gejala-kecanduan-
pornografi-dan-dampak-buruknya?page=3
Rahim, F. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal 16-29.
Skata.info. 2023. 7 Dampak Pornografi, Salah Satunya Picu Kasus Perkosaan.
https://skata.info/article/detail/1443/7-dampak-pornografi-salah-satunya-picu-kasus-
perkosaan

14

Anda mungkin juga menyukai