Pornografi
Definisi pornografi oleh Bungin (2006) adalah gambar-gambar perilaku pencabulan yang
lebih banyak menonjolkan tubuh dan alat kelamin manusia. Sifatnya yang seronoh, jorok, vulgar,
membuat orang yang melihatnya terangsang secara seksual. Pornografi sendiri dapat diperoleh
dalam bentuk foto, poster, leaflet, gambar video, film dan gambar VCD, termasuk pula dalam
bentuk alat visual lainnya yang memuat gambar atau kegiatan pencabulan.
Fagan (2009) pornografi adalah kesalahan representasi visual tentang seksualitas, distorsi
dari konsep hubungan seksual individu sebagai sasaran, di mana ditampilkan melalui sikap
terhadap perilaku seksual maupun perilaku seksual itu sendiri. McManus (dalam Owens, Behun,
Manning & Reid, 2012) mendefinisikan pornografi sebagai segala bentuk materi yang didominasi
oleh perilaku seksual secara eksplisit dan bertujuan utama untuk membangkitkan gairah seksual.
Reid dkk. (dalam Owens, Behun, Manning & Reid, 2012) mendefinisikan pornografi sebagai
material yang menciptakan atau membangkitkan perasaan dan pikiran seksual dan berisikan
gambaran atau penjelasan perilaku seksual secara nyata yang melibatkan organ genital.
Berdasarkan dari beberapa kutipan dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pornografi adalah seluruh kegiatan mengakses, melihat, menonton gambar, tulisan, video,
perilaku seksual yang lebih banyak menonjolkan tubuh dan alat kelamin manusia, yang sifatnya
yang seronoh, jorok, vulgar, membuat orang yang melihatnya terangsang secara seksual, serta
dapat menyebabkan kecanduan pornografi.
Kecanduan Pornografi
Kecanduan pornografi merupakan salah satu bentuk dari adiksi seksual (Orzack & Ross,
2000). Cooper (1999) mendefinisikan kecanduan situs porno sebagai ukuran dari jumlah kegiatan
dalam mengunjungi atau lamanya mengakses situs porno karena adanya suatu keinginan kuat
secara berkali kali untuk mengetahui serta mencari hiburan dalam jaringan internet yang
menyediakan dan menyajikan gambar-gambar yang memuat adegan erotik baik yang pasif
maupun bergerak dan bersifat porno.
Williams dan Kraft (2012) menyatakan bahwa adiksi atau kecanduan mengacu kepada
pemenuhan kebutuhan yang bersifat kompulsif pada individu, meliputi kebutuhan akan substansi
tertentu atau melakukan perilaku bermasalah meskipun individu tersebut telah sadar akan
konsekuensi dari adiksinya.
Sukiman (2017) menyatakan bahwa kecanduan pornografi adalah perilaku berulang
untuk melihat hal-hal yang merangsang nafsu seksual dan kehilangan kontrol diri untuk
menghentikannya, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sering tampak gugup apabila ada yang mengajak berkomunikasi.
b. Malas, enggan belajar, enggan bergaul.
c. Tidak punya gairah beraktivitas.
d. Susah lepas dari smartphone.
e. Senang menyendiri terutama di kamarnya.
f. Melupakan kebiasaan baiknya.
g. Sulit bersosialisasi, baik dengan keluarga maupun dengan teman-temannya.
h. Mudah marah dan mudah tersinggung.
i. Pikiran kacau karena selalu tertarik mencari materi pornografi.
j. Pelupa dan sulit berkonsentrasi
Halgin (2011) mengungkapkan bahwa kecanduan Pornografi mendorong pecandu
terbawa sensasi seperti kegairahan, kesenangan yang membuat mereka bergantung secara
psikologis. Kecanduan pornografi memiliki arti yaitu adiksi atau kecanduan yang di mana
individu tersebut mempunyai keinginan untuk melihat adegan atau gambar yang erotik bersifat
porno yang kuat hingga akhirnya menjadi kebiasaan yang terus terjadi secara berulang-ulang,
dan memiliki tujuan yaitu untuk memenuhi kepuasan diri dengan melihat suatu yang
menggairahkan, yang berakhir dengan menyebabkan ketergantungan pornografi secara
psikologis dan kehilangan kontrol diri untuk menghentikan kecanduan tersebut.
Aspek-aspek Kecanduan Pornografi
Aspek-aspek kecanduan menonton film porno menurut Cooper (dalam Rahmawati, 2002)
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Action, Tingkat dari aktivitas seseorang yang langsung seperti melihat secara
langsung
b. Reflection, adanya keterlibatan kognitif yang memungkinkan adanya realitas
obsesif, seperti memikirkan tentang menonton film porno yang sebelumnya dan
merencanakan selanjutnya kesulitan dalam berkonsen
c. Axcitement , tingkat yang merupakan adanya kepuasan (gairah) dan perilaku yang
dialami.
d. Arousal, pengalaman rasa senang senang yang diiringi gairah.
Selain itu, menurut Abdul Kadir (2020) menyatakan bahwa efek atau dampak dari
kecanduan menonton pornografi adalah sebagai berikut :
a. Mendorong Anak Untuk Meniru Melakukan Tindakan Seksual
Kemampuan anak menyaring informasi sangatlah rendah, dengan melihat konten
pornografi, maka mereka terdorong untuk meniru melakukan tindakan seksual
terhadap anak lain ataupun siapapun objek yang bisa mereka jangkau. Sesungguhnya
dari proses inilah bermula, sehingga terjadi banyak kasus kekerasan seksual yang
dilakukan anak terhadap anak lain.
Daftar Pustaka
Cooper, A.C.R; Scherer, S. C; & BarryL.G. (1999). Sexuality on the Internet: From Sexual
Exploration to Pathological Expression (Online). Professional Psychology:
Researchand Practise. Available: http://www.apa.org/journals/pro/pro 302154.html.
Imawati, D., & Sari, M. T. (2018). Studi Kasus Kecanduan Pornografi Pada Remaja. Jurnal
Psikologi, 56-62.
Orzack, M. H., & Ross, C. J. (2000). Should virtual sex be treated like other sex addictions?
Sexual Addiction and Compulsivity 7: 113-125.
Owens, Eric W., Behun., Richard J., Manning., Jill C., Reid., Rory C. (2012). The Impact of
Internet Pornography on Adolescent : A Review of The Research, Sexual Addiction &
Compulsivity, Toronto : Taylor & Francis Group.