Anda di halaman 1dari 16

DEFINISI

PORNOGRAFI
Pengertian Pornografi

Kata pornografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu pornographos


yang terdiri dari dua kata porne (= a prostitute ) berarti prostitusi,
pelacuran dan graphein (= to write, drawing) berarti menulis atau
menggambar. Secara harfiah dapat diartikan sebagai tulisan tentang
atau gambar tentang pelacur, (terkadang juga disingkat menjadi "
porn ," atau " porno ") adalah penggambaran tubuh manusia atau
perilaku seksual manusia secara eksplisit (terbuka) dengan tujuan
untuk memenuhi hasrat seksual. (Mutia dalam Kesumastuti 2010:96).
Pengertian pornografi dalam UndangUndang Nomor 44 Tahun
2008 tentang Pornografi
Pornografi adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan,
suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan,
gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk
media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang
memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar
norma kesusilaan dalam masyarakat.
Yang dimaksut kecabulan dalam undang-undang anti pornografi berisi larangan dan
pembatasan yang dijelaskan dalam pasal 4 dimana hal yang mengandung unsur cabul atau porno
antara lain, yaitu :
1. Persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang, kekerasan seksual; masturbasi
atau onani;
2. Ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan;
3. Alat kelamin; atau pornografi anak.
Menurut H.B Jassin pornografi adalah setiap tulisan atau gambar yang sengaja digambar atau
ditulis dengan maksud merangsang seksual. Pornografi membuat fantasi pembaca mengarah pada
daerah kelamin dan menyebabkan syahwat berkobar. Istilah obscenity (kecabulan) dalam bahasa
Inggris lebih sering digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang tabu selain kata pornografi.
Makna dari obscenity mengacu pada segala sesuatu yang tidak senonoh, mesum, dan melanggar
kesopanan.
Macam-macam pornografi

Menurut Dadang Hawari dalam bukunya yang berjudul “Konsep Agama


(Islam) Menanggulangi HIV/AIDS”, menyebutkan beberapa hal yang terkait
dengan kategori Pornografi antara lain:
a. Pakaian merangsang, misalnya pakaian mini yang menampakan tubuh
bagian atas (dada dan payudara) dan tubuh bagian bawah ( paha dan
bokong), Pakaian yang tipis menembus pandangan (transparan), atau
pakaian yang ketat melekat pada lekuk-lekuk tubuh sehingga
membangkitkan nafsu birahi bagi yang memandangnya.
b. Perbuatan atau sikap merangsanng, misalnya pose
“menantang” disertai ekspose bagian-bagian tubuh yang sensual
(payudara, paha, dan bokong), begitu pula sorotan mata dan
ekspresi bibir. Termasuk dalam kategori ini gerak-gerik atau
tarian erotis.
c. Perbuaan seksual, termasuk perbuatan yang mendekatkan ke
arah perbuatan perzinaan. Misalnya gambar baik di media cetak
maupun elektronik (majalah tabloid, VCD/BF) yang
menampilkan adegan-adegan hubungan seksual.
Pertumbuhan Seksual dan kenakalan Remaja

Remaja adalah masa peralihan yang dialami manusia setelah anak-anak menuju
pendewasaan, rentang usia sekita 12-13 hingga kisaran 20 tahun. Perubahan yang
dialami pada masa remaja termasuk signifikan pada semua perkembangannya meliputi
fisik, kognitif, sosial dan watak atau kepribadian (Gunarsa, 2006 :196).
Menurut Pieget (dalam Hurlock, 2001) mengatakan bahwa secara psikologis
remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakt dewasa, usia
dimana anak tidak lagi merasa dibawah ikatan orang-orang yang lebih tua melainkan
dalam tingkatan yang sama sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Hurlock
2001:206).
Masa remaja digolongkan menjadi 3 tahap yaitu:
1. 1. Masa pra remaja: 12 – 14 tahun, yaitu periode sekitar kurang lebih 2
tahun sebelum terjadinya pemasakan seksual yang sesungguhnya tetapi
sudah terjadi perkembangan fisiologi yang berhubungan dengan
pemasakan beberapa kelenjar endokrin.
2. Masa remaja awal: 14 – 17 tahun, yaitu periode dalam rentang
perkembangan dimana terjadi kematangan alat -alat seksual dan tercapai
kemampuan reproduksi.
3. Masa remaja akhir: 17 – 21 tahun, yaitu periode seseorang tumbuh
menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial
dan fisik.
Pornografi dapat mempengaruhi belajar siswa, terutama bagi yang sudah kecanduan karena
akan terus terbayang dengan pornografi pada saat belajar. Sebagian besar remaja akan mengalami
konflik emosional karena adanya perubahan yang pesat dan dramatis dalam citra tubuh, peran
yang diharapkan, dan hubungan mereka dengan teman sebaya. Tekanan juga dirasakan tiap
peralihan dari SD ke SMP dan kemudian selanjutnya ke SMA (Harter, Whitesell dan Kowalski,
1992; Midgley, 1993). Tekanan emosional ini biasanya bersifat sementara dan berhasil ditangani,
namun bagi beberapa orang, tekanan tersebut dapat mengakibatkan kenakalan, penyalahgunaan
obat-obatan bahkan percobaan bunuh diri (Matheny, Aycock dan McCarthy, 1993; O'Neil, 1991;
Range, 1993). Gangguan emosional yang dialami dapat menyebabkan gertakan, putus sekolah,
penyalahgunaan obat terlarang, kenakalan, resiko kehamilan, resiko penyakit menular seksual dan
identitas seksual.
Berbagai Tindakan Pelecehan Seksual akibat Pornogafi

Pelecehan seksual merujuk pada tindakan bernuansa seksual yang


disampaikan melalui kontak fisik maupun non-fisik, yang menyasar pada bagian
tubuh seksual atau seksualitas seseorang.
Tindakan ini termasuk siulan, main mata, komentar atau ucapan bernuansa
seksual, mempertunjukkan materi-materi pornografi dan keinginan seksual,
colekan atau sentuhan di bagian tubuh, gerakan atau isyarat yang bersifat
seksual.
Tindakan tersebut mengakibatkan rasa tidak nyaman, tersinggung, merasa
direndahkan martabatnya, dan mungkin hingga menyebabkan masalah
kesehatan dan keselamatan.
Menurut kategorinya, pelecehan seksual dibagi menjadi 5 jenis, yaitu:
1. Pelecehan gender: Pernyataan dan perilaku seksis yang menghina atau
merendahkan wanita. Contohnya termasuk komentar yang menghina, gambar
atau tulisan yang merendahkan wanita, lelucon cabul atau humor tentang seks
atau wanita pada umumnya.
2. Perilaku menggoda: Perilaku seksual yang menyinggung, tidak pantas, dan
tidak diinginkan. Contohnya termasuk mengulangi ajakan seksual yang tidak
diinginkan, memaksa untuk makan malam, minum, atau kencan, mengirimkan
surat dan panggilan telepon yang tak henti-henti meski sudah ditolak, serta
ajakan lainnya.
3. Penyuapan seksual: Permintaan aktivitas seksual atau perilaku terkait
seks lainnya dengan janji imbalan. Ini mungkin dilakukan secara
terang-terangan atau secara halus.
4. Pemaksaan seksual: Pemaksaan aktivitas seksual atau perilaku terkait
seks lainnya dengan ancaman hukuman. Contohnya seperti evaluasi
kerja yang negatif, pencabutan promosi kerja, dan ancaman
pembunuhan.
5. Pelanggaran seksual: Pelanggaran seksual berat (seperti menyentuh,
merasakan, atau meraih secara paksa) atau penyerangan seksual.
Menurut perilakunya, pelecehan seksual dibagi menjadi 10 jenis, yaitu:
1. Komentar seksual tentang tubuh seseorang
2. Ajakan seksual
3. Sentuhan seksual
4. Grafiti seksual
5. Isyarat seksual
6. Lelucon kotor seksual
7. Menyebarkan rumor tentang aktivitas seksual orang lain
8. Menyentuh diri sendiri secara seksual di depan orang lain
9. Berbicara tentang kegiatan seksual sendiri di depan orang lain
10.Menampilkan gambar, cerita, atau benda seksual
Cara Menjauhkan Diri dari Pornografi
1. Hindari pergaulan bebas
Pergaulan bebas memiliki dampak yang tidak baik bagi seseorang, salah satunya
dapat membuat seseorang jadi kecanduan menonton video pornografi. Oleh karena,
itu pilihlah teman yang baik. Itu karena teman yang baik akan membuat diri
seseorang menjadi baik pula.
2. Lakukan kegiatan positif
Awal mula seseorang bisa kecanduan menonton video pornografi karena seseorang
tersebut sendirian dan tidak melakukan kegiatan apa pun. Itu sebabnya, buatlah diri
sesibuk mungkin. Lakukanlah kegiatan yang positif, seperti bermain dengan teman,
melakukan kegiatan sosial, melakukan hobi, dan masih banyak lagi.
3. Berolahraga
Berolahraga merupakan salah cara untuk mengatasi kecanduan menonton
video pornografi. Selain membuat badan menjadi sehat, pikiran juga lebih
jernih. Dengan pikiran yang jernih, seseorang cenderung tidak akan
menonton video pornografi.
4. Mendekatkan diri kepada Tuhan
Mendekatkan diri kepada Tuhan dapat menjadi cara untuk mengatasi
kecanduan menonton video pornografi. Dengan mendekatkan diri kepada
Tuhan, seseorang akan menjadi lebih takut untuk berbuat dosa.
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai