LATAR BELAKANG
Seks dan agama adalah dua keprihatinan umat manuasi yang paling
umum. Keduannya sering kali dipertentangkan sebagai yang fisikal melawan
spiritual, yang fana melawan abadi, sehingga kedua hal ini tampak menempati
wilayah yang berbeda dan terdefinisikan dengan jelas. Namun, keduanya
sering melampaui batas-batas tersebut. Karena manusia tidak bisa hidup
hanya dengan roti dan bahkan hubungan seksualnya dilakukan melalui
fantasi, sementara agama membuat seluruh dunia sebagai wilayahnya dan
memalingkan matanya pada manifestasi-manifesatasi seks yang paling ringan
(Arrani, 2004)
PEMBAHASAN
1. Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang
sering disebut jenis kelamin. Sedangkan seksualitas menyangkut berbagai
dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, psikologis, dan
kultural. Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ
reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan
memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual.
2. Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana
menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual, identitas peran atau jenis,
serta bagaimana dinamika aspek-aspek psikologis (kognisi, emosi,
motivasi, perilaku) terhadap seksualitas itu sendiri.
3. Dimensi sosial, seksualitas dilihat pada bagaimana seksualitas muncul
dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam
membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk
perilaku seksual.
4. Dimensi kultural menunjukkan perilaku seks menjadi bagian dari budaya
yang ada di masyarakat
(PKBI, 2016)
1) Pacaran
Kata pacaran atau kencan memang tidak akan kita temukan dalam
pencarian Alkitab elektronik ataupun saat berusaha mencari-carinya, kita
tidak akan pernah menemukan satu kata ini tertulis dalam Akitab.
Mungkin sebagian di antara kita berharap Alkitab membahas topik ini,
atau setidaknya menyebutnya dalam satu pasal.Konsep pacaran memang
tampaknya belum ada 2000 tahun yang lalu. Karena proses bertemu
pasangan hanya dilakukan melalui garis keturunan keluarga dan status
ekonomi. Mencari jodoh pada zaman Alkitab lebih bersifat seperti sistem
barter daripada melakukan sebuah janji nonton bareng atau makan malam.
Jika kita benar-benar ingin „pacaran Alkitabiah‟, maka ajakan keluar
nongkrong di malam minggu pasti akan perlu menyertakan seluruh
keluarga besar atau orang-orang terdekat (Arrani, 2004).
Walaupun Alkitab tidak bicara langsung soal „pacaran‟, Alkitab
tetap saja menyinggung tentang persoalan hubungan dan prinsip-
prinsipnya dengan bahasa yang berbeda dan dalam makna yang sama. 1
Korintus 10: 31 mengingatkan kita bahwa apapun yang kita lakukan, dapat
digunakan sebagai sarana untuk memuliakan Allah. Alkitab menyatakan
dengan jelas bahwa hidup bukan hanya tentang menaati peraturan atau
perintah tetapi yang terpenting adalah tentang melakukan apa yang baik,
sehat dan benar (1 Korintus 10: 23).
2) Pornografi
Kamus Besar Bahasa Indonesia merumuskan pornografi sebagai
penggambaran tingkah laku secara erotis dengan lukisan atau tulisan
membangkitkan nafsu birahi, serta juga merupakan bahan bacaan yang
sengaja dan semata-mata dirancang untuk membangkitkan nafsu
birahi/seks. Maka letak kekuatan pornografi adalah pada kemampuannya
yang besar untuk membangkitkan birahi mereka yang menatap dan
menikmatinya (Soebagijo, 2008).
Beberapa contoh paragraf yang banyak beredar di masyarakat adalah
1. Lagu-lagu berlirik mesum atau lagu-lagu yang mengandung bunyi-
bunyian atau suara suara dapat diasosiasikan dengan kegiatan seksual
2. Cerita pengalaman seksual di radio dan telepon
3. Jasa layanan pembicaraan tentang seks melalui telepon
4. Film-film yang mengandung adegan seks atau menampilkan artis
dengan penampilan minum atau tidak berpakaian
5. Penampilan penyanyi atau penari latar dengan pakaian serba minim
dan gerakan sensual dalam klip video musik di TV dan VCD
6. Gambar atau foto adegan seks atau artis yang tampil dengan gaya
yang sensual
7. Iklan-iklan di media cetak yang menampilkan artis dengan gaya yang
menonjolkan daya tarik seksual bisa ditemukan pada iklan parfum,
mobil, handphone, dan sebagainya.
8. Fiksi dan komik yang menggambarkan adegan seks dengan cara
sedemikian rupa sehingga memberikan hasrat seksual.
(Soebagijo, 2008)
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
3.2. SARAN
Hadiwardoyo, A.P., 1994. Moral dan Masalahnya. Yogyakarta: Kanisius. pp. 42-
43.
Hasna, S., Nasma, A., 2008. Let's Talk about Love. Indonesia: Tiga Serangkai. pp.
21-24