Anda di halaman 1dari 10

Transformasi Nilai-Nilai Ideologi Dalam Perkembangan

Penyimpangan Seksual Di Indonesia


Terang Putri Anti

Universitas Bengkulu

Penyimpangan seksual merupakan penyimpangan yang membangkitkan gairah seksual


seseorang secara terus-menerus terhadap objek, situasi, atau individu yang tidak lazim. Adanya
gairah seksual tidak berbahaya, asalkan tidak melakukan penyimpangan serta merugikan
masyarakat sekitar yang meresahkan masyarakat. Penyimpangan seksual ini bisa terjadi karna
adanya masalah yang bersifat psikologi atau kejiwaan, seperti pengalaman waktu kecil, dari
lingkungan pergaulan. Penyebab lain yang di duga dapat menyebabkan penyimpangan seks ini
ialah penyalahgunaan obat dan akohol. Penyimpangan seksual memiliki banyak sekali jenisnya
mulai dari ekshibionisme, voyeurism, zoofilia, fetisisme, necrophilia, dan masih banyak lagi.
Semua penyimpangan seksual ini terjadi karena adanya pelaku yang tidak bertanggung jawab
dan mereka menginginkan agar korban melakukan apa yang Ia inginkan serta bereaksi dengan
apa yang mereka lakukan. Bagi masyarakat Indonesia, penyimpangan seksual ini cukup
mengganggu karena apa yang pelaku lakukan sangatlah tidak sesuai dengan nilai moral dan etika
yang ada di lingkungan masyarakat ini.(kompasiana.com)

Sedangkan ideologi merupakan suatu gagasan yang diciptakan dengan hasil penemuan atau
pengetahuan yang di jadikan sebagai fondasi dalam kehidupan manusia. Ideologi juga dapat
dikatakan sebagai pandangan hidup karena ideologi adalah suatu bentuk yang ditetapkan melalui
keyakinan bersama dan juga menjadi bentuk suatu kebudayaan masyarakat bahkan ideologi juga
mencerminkan cara berfikir masyarakat tersebut.(Soerjanto Poespowardojo)

Sementara, Indonesia sendiri menganut ideologi pancasila dimana nilai-nilai yang terkandung di
dalam kelima asas pancasila dijadikan sebagai landasan masyarakat dalam bersosialisai,
kehidupan beragama, hak asasi manusia, dan upaya dalam menjaga keutuhan Negara. Selain itu,
pancasila dijadikan ideologi bangsa karna kelima sila di dalamnya bukan merupakan hasil
pemikiran seseorang atau sekelompok orang, melainkan di angkat dari nilai adat istiadat, nilai
kebudayaan, nilai relegius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia.
Penyimpangan seksual adalah kegiatan yang dilakukan orang untuk mendapatkan
kenikmatan seksual dengan cara yang dianggap abnormal atau menyimpang. Berdasarkan survey
yang telah di lakukan di Indonesia penyimpangan seksual di kalangan remaja di Indonesia tinggi,
dan ini dianggap sebagai krisis. Beberapa fackor yang berkontribusi terhadap penyimpangan
seksual di kalangan remaja ini sering terjadi karna lingkungan yang buruk dan kurangnya
pengetahuan tentang pendidikan seks. Penyimpangan seksual ini pun memiliki banyak ragam
dan bentuk. Beberapa jenis penyimpangan seksual secara umum yang sering kita temui di
kalangan masyarakat.

 Pedofilia adalah jenis penyimpangan seksual di mana seseorang memiliki ketertarikan


seksual terhadap anak-anak yang belum mencapai usia dewasa.
 Parafilia adalah istilah umum untuk berbagai jenis ketertarikan seksual yang di anggap
tidak kovensional atau tidak biasa. Contoh-contoh dari paraphilia adalah fetisisme
(ketertarikan seksual terhadap objek atau bahan tertentu), voyeurism (melihat orang lain
beraktifitas seksual tanpa izin), dan sadism seksual (memperoleh kepuasan dari menyakiti
atau menyiksa pasangan seksual.
 Difungsi psikososial merajuk pada masalah atau gangguan psikologis dan sosial yang
dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berfungsi dengan baik dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam konteks penyimpangan seksual, seseorang yang mengalami
difungsi psikososial mungkin memiliki kesulitan dalam menjalani hubungan
interpersonal yang sehat, menjaga pekerjaan, atau mematuhi hokum karena perilaku
seksual yang tidak sesuai.

Singkatnya, penyimpangan seksual adalah masalah umum di Indonesia, khususnya di kalangan


remaja. Faktor-faktor seperti lingkungan yang buruk dan kurangnya pengetahuan tentang
pendidikan seks berkontribusi terhadap masalah ini. Namun, pendidikan dan konseling dapat
membantu mencegah penyimpangan seksual, dan orang tua dapat memainkan peran kunci dalam
melindungi anak-anak mereka.

Transpormasi nilai-nilai ideologi dalam penyimpangan seksual di Indonesia ini melibatkan


perubahan dalam pandangan masyarakat dan bagaimana nilai-nilai ideologi mempengaruhi
presepsi serta tanggapan masyarakat terhadap isu-isu seksual. Beberapa nilai ideologi yang
berpengaruh dalam perkembangan penyimpangan seksual di Indonesia antara lain :
1. Agama : nilai-nilai agama yang diinterpretasikan secara konservatif dapat memicu
terjadinya deskriminasi terhadap kelompok LGBT ( Lesbian, Gay, dan Transgender) di
inonesia. Pandangan tentang homoseksualitas merupakan perbuatan yang menyimpang
dari norma agama dapat memicu terjadinya kekerasan dan diskriminasi terhadap
kelompok LGBT tersebut.
2. Nilai-Nilai Tradisinal : Indonesia memiliki warisan nilai-nilai tradisional yang kuat
yang mewarnai pandangan terhadap seksualitas. Ini mencakup norma-norma agama dan
budaya yang mengatur hubungan seksual dan gender. Dalam konteks ini, perubahan
sosial dan budaya yang terjadi dapat di anggap sebagai transformasi nilai-nilai ideologi
3. Globalisasi dan Modernisasi : proses globalisasi dan modernisasi telah membawa
perubahan telah membawa perubahan dalam nilai-nilai ideologi terkait seksualitas.
Akses terhadap media sosial dan budaya popular dari luar negeri dapat mempengaruhi
pandangan masyarakat tentang seksualitas, kadang-kadang bertentangan dengan nilai
tradisinoal.
4. Budaya : budaya yang masih menganggap seks sebagai hal yang tabu dan dapat memicu
terjadinya ketidakmampuan untuk membicarakan isu-isu seksual secara terbuka. Hal ini
dapat memicu terjadinya ketidaktauhan dan ketidakmampuan untuk mengakses informasi
yang benar tentang seksualitas, yang pada akhirnya dapat memicu terjadinya
penyimpangan seksual.
5. Perubahan Norma Gender : transformasi nilai-nilai ideology juga dapat terlihat dari
perubahan norma gender. Upaya untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak
kelompok LGBT telah muncul dalam masyarakat meskipun seringkali dihadapi dengan
resistensi dari kelompok yang mempertahankan nilai-nilai tradisional.

Dalam mengatasi perkembangan penyimpangan seksual di Indonesia, diperlukan pendekatan


multidisiplin yang melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, masyarakat, dan lembaga
pendidikan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

 Pendidikan Seksual : pendidikan seksual yang benar dan terbuka dapat membantu
mencegah terjadinya penyimpangan seksual di Indonesia. Pendidikan seksual yang benar
dan terbuka dapat membantu masyarakat memahami seksualitas yang baik dan dapat
menghindari perilaku seksual yang beresiko.
 Penguatan Nilai-nilai Positif : penguatan nilai-nilai positif seperti, keseteraan gender
dan penghargaan terhadap perbedaan, dapat membantu mencegah terjadinya kekerasan
seksual dan diskriminasi terhadap kelompok LGBT di inonesia.
 Penghapusan Diskriminasi : penghapusan diskriminasi terhadap kelompok LGBT di
inonesia dapat membantu mencegah terjadinya penyimpangan seksual. Hal ini dapat
dilakukan dengan memberikan perlindungan hokum dan hak yang sama kepada
kelompok LGBT di Indonesia.
 Penguatan Lembaga Pendidikan : penguatan lembaga pendidikan seperti, sekolah dan
universitas dapat membantu mencegah terjadinya penyimpangan seksual di Indonesia.
Lembaga pendidikan dapat memberikan pendidikan seksual yang benar dan benar kepada
siswa, serta memberikan dukungan dan perlindungan kepada siswa yang menjadi korban
kekerasaan seksual dan diskriminasi.
 Peran Pemerintah : kebijakan pemerintah dan pandangan politik juga memainkan peran
penting dalam mengatur isu-isu seksual di Indonesia. Ini termasuk larangan atau
perubahan dalam regulasi terkait pornografi, prostitusi, dan ketentuan hokum yang
berhubungan dengan seksualitas.

Dalam mengatasi perkembangan penyimpangan seksual di Indonesia, diperlukan upaya yang


terintegrasi dan melibatkan berbagai pihak. Pendidikan seksual yang benar dan terbuka,
penguatan nilai-nilai positif, penghapusan diskriminasi, penguatan lembaga pendidikan, dan
peran pemerintah dapat menjadi langkah awal dalam mengatasi masalah ini.

Perilaku penyimpangan seksual juga memiliki dampak yang merugikan baik pada individu
maupuan masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak sosial dan kesehatan yang dapat di
timbulkan oleh perilaku penyimpangan seksual :

1. Dampak Sosial
 Diskriminasi dan stigmanisasi terhadap kelompok LGBT
 Kekerasan dan pelecehan seksual
 Menurunnya kualitas hubungan sosial dan interaksi antarindividu
 Menurunnya kualitas hidup dan kesejateraan masyarakat
2. Dampak Kesehatan
 Gangguan kesehatan mental seperti, depresi, kecemasan, dan trauma
 Gangguan kesehatan fisik seperti, penyakit menular seksual
 Penurunan kualitas hidup dan kesejateraan individu
 Risiko kehamilan pada usia dini

Dalam rangka mengatasi kompleksitas dan tantangan yang ada, perlu dilakukan upaya untuk
memperkuat nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup yang benar, meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesetaraan gender dan hak-hak publik perempuan dalam
pembangunan, serta melakukan transformasi gender sebagai strategi pembebasan perempuan dari
jerat pembangunan dan kapitalisme.

Kenapa transformasi nilai-nilai ideology telah berhasil mempengaruhi perkembangan seksual di


Indonesia.

 Penurunan moralitas masyarakat akibat perilaku pelecehan seksual dapat disebabkan oleh
lunturnya nilai-nilai luhur sebagai landasan etika berkehidupan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan upaya untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup yang
benar.
 Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak mereka menjadi peluang bagi
perkembangan pornografi, yang dapat menyebabkan degradasi moral masyarakat. Oleh
karena itu, penanggulangan pornografi perlu dilakukan secara optimal dengan mengacu
pada kaidah-kaidah moral dan tata susila, kode etik jurnalistik, ajaran agama, dan
kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Realitas ragam nilai dan praktik seksualitas tidaklah setara dalam masyarakat Indonesia.
Seksualitas senantiasa menjadi arena pertarungan identitas. Oleh karena itu, perlu
dilakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesetaraan
gender dan hak-hak publik perempuan dalam pembangunan.
 Bagi perempuan dalam gelombang ekstetisasi, tubuh merupakan asset ekonomi yang
punya nilai jual. Semakin indah dan seksi tubuh seseorang, maka nilai jualnya semakin
tinggi. Hal ini dapat menyebabkan perempuan menjadi objek seksualisasi dan eksploitasi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan transformasi gender sebagai strategi pembebasan
perempuan dari jerat pembangunan dan kapitalisme.

Solusi yang dapat kita ambil dalam menghadapi transformasi nilai-nilai ideologi dalam
perkembangan penyimpangan seksual di indonesia sebagai berikut :

 Memperkuat nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman hidup yang benar. Pancasila bukan
hanya ideologi bagi rakyat Indonesia, tapi juga budaya, falsafah hidup, juga sebagai cita
hukum atau dasar negara yang tertanam dalam jiwa masyarakat Indonesia dan tidak dapat
dilepaskan dalam kehidupan berbangsa. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk
membumikan kembali nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari.
 Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesetaraan gender dan hak-hak
publik perempuan dalam pembangunan. Realitas ragam nilai dan praktik seksualitas
tidaklah setara dalam masyarakat Indonesia. Seksualitas senantiasa menjadi arena
pertarungan identitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesetaraan gender dan hak-hak publik perempuan
dalam pembangunan.
 Melakukan transformasi gender sebagai strategi pembebasan perempuan dari jerat
pembangunan dan kapitalisme. Bagi perempuan dalam gelombang ekstetisasi, tubuh
merupakan asset ekonomi yang punya nilai jual. Semakin indah dan seksi tubuh
seseorang, maka nilai jualnya semakin tinggi. Hal ini dapat menyebabkan perempuan
menjadi objek seksualisasi dan eksploitasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan transformasi
gender sebagai strategi pembebasan perempuan dari jerat pembangunan dan kapitalisme.
 Penanggulangan pornografi perlu dilakukan secara optimal dengan mengacu pada
kaidah-kaidah moral dan tata susila, kode etik jurnalistik, ajaran agama, dan kemanusiaan
yang adil dan beradab. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak mereka
menjadi peluang bagi perkembangan pornografi, yang dapat menyebabkan degradasi
moral masyarakat.
 Pendidikan mengenai apa yang dapat dan tidak dapat diakses oleh anak dalam dunia
internet harus diberikan kepada orang tua dan guru. Anak lebih pintar dari orangtuanya
dalam menguasai teknologi digital, namun bukan berarti anak-anak lebih paham. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pendidikan tentang keamanan anak dan tanggung-jawab
penggunaan TIK.

Dengan telah di terapkan nya solusi-solusi tersebut, diharapkan dapat mengatasi transformasi
nilai-nilai ideology terhadap perkembangan penyimpangan seksual yang ada di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Kholillah, M. K., & Dewi, D. A. (2022). Pancasila dalam menangani permasalahan digital di
Indonesia. Jurnal Kewarganegaraan, 6(1), 1947-1955.

Delita Putri Bintari, D. M. (2021). Pentingnya Penerapan Nilai-Nilai Pancasila Pada Remaja di
Era Society 5.0. Jurnal Sumbangsih, 157-158.

Bunga, D. (2011). Penanggulangan Pornografi dalam Mewujudkan Manusia Pancasila. Jurnal


Konstitusi, 8(4), 453-478.

Surachman, D. (2011). Pengaruh penyimpangan seksual dalam perilaku dan pola pikir siswa
terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMPN 1 Kapetakan
Kabupaten Cirebon (Doctoral dissertation, IAIN Syekh Nurjati Cirebon).

Abidin, A. A. (2017). Perilaku Penyimpangan Seksual dan Upaya Pencegahannya di Kabupaten


Jombang. Prosiding, 1(7), 545-563.

Saputri, A. D. (2020). Hubungan Trauma Psikologis Dengan Perilaku Penyimpangan Seksual


Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) (Doctoral dissertation, STIKES Insan
Cendekia Medika Jombang).

Faiqoh, L., Sunarto, S., & Herieningsih, S. W. (2013). Pelecehan Seksual: Maskulinisasi
Identitas Pada Mahasiswi Jurusan Teknik Elektro Undip. Interaksi Online, 1(3).

Syifa, S. N., & Hannah, N. (2022). OBJEKTIFIKASI TUBUH PEREMPUAN SEBAGAI


AKAR KEKERASAN SEKSUAL (Studi Pemikiran Michel Foucault). Jaqfi: Jurnal Aqidah Dan
Filsafat Islam, 7(2).

Astuti, N. R. D. P., & Pamungkas, Y. P. (2018). Deteksi dini perilaku penyimpangan seksual
menggunakan metode forward chaining berbasis web. JIKO (Jurnal Informatika Dan
Komputer), 3(1), 52-58.

Aisyah, S. (2017). Studi kasus penyimpangan perilaku seksual pada remaja tunalaras tipe
conduct disorder. WIDIA ORTODIDAKTIKA, 6(8), 795-806.
Khairani, I. A., & Dewi, D. A. (2022). Menanamkan Nilai-Nilai Ideologi Pancasila Di Era
Globalisasi Masa Kini. Jurnal Kewarganegaraan, 6(1), 1128-1132.

Sukmalia, M., Riadi, F. S., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021). Urgensi Penanaman Nilai-
nilai Ideologi Pancasila Pada anak Sekolah Dasar Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah
Profesi Pendidikan, 6(3), 336-341.

Khairani, I. A., & Dewi, D. A. (2022). Menanamkan Nilai-Nilai Ideologi Pancasila Di Era
Globalisasi Masa Kini. Jurnal Kewarganegaraan, 6(1), 1128-1132.
LAMPIRAN

NAMA TERANG PUTRI ANTI


NPM D1C022048
TTL PADANG SERUNAIAN, 21 MARET 2003
NO. HP 082179381262
ASAL INSTANSI UNIVERSITAS BENGKULU
JUDUL KARYA TRANSFORMASI NILAI-NILAI
IDEOLOGI DALAM PERKEMBANGAN
PENYIMPANGAN SEKSUAL DI
INDONESIA
EMAIL Terangputrianti5@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai