Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH LGBT TERHADAP KALANGAN REMAJA

 Suatu fenomena yang pada saat ini menjadi sebuah isu dimasyarakat yaitu mengenai Lesbian,
Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Dewasa ini LGBT dipakai untuk menunjukkan
seseorang atau siapapun yang mempunyai perbedaan orientasi seksual dan identitas gender
berdasarkan kultur tradisional, yaitu heteroseksual. Lebih mudahnya orang yang mempunyai
orientasi seksual dan identitas non-heteroseksual seperti homoseksual, biseksual, atau yang
lain dapat disebut LGBT (Galink, 2013).
Adanya LGBT ini merupakan hal yang nyata terjadi ditengah-tengah masyarakat.
Mengacu pada jenis kelamin dimana seseorang tertarik secara emosional dan seks.
Keberadaan kaum LGBT dinilai tidak sejalan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang
berkembang di Indonesia. Orientasi seksual yang mereka miliki dianggap sebagai dampak
buruk globalisasi yang melegalkan kaum ini dan dikhawatirkan akan mempengaruhi
masyarakat lainnya. Indonesia sebagai negara hukum dan penegak HAM, merupakan salah
satu negara yang turut meratifikasi International Covenan on Economic, Social and Cultural
Rights (ICESCR) sudah semestinya warga masyarakatnya mendapatkan perlakuan yang
layak dan perlindungan sama dalam berbagai kehidupan masyarakat, seperti akses terhadap
lapangan pekerjaan, pendidikan, dan jaminan keamanan sosial yang lain. Namun pemerintah
pun dalam hal ini belum dapat berbuat banyak terhadap kaum LGBT (Galink, 2013).

Sumber : Jurnal ilmu psikologi Vol 8, No 1 (2017) ISSN : 2721-0682

 Terlepas dari perbedaan pengakuan apakah LGBT masuk dalam kategori perilaku yang
normal ataukah gangguan jiwa, hal yang lebih penting untuk difikirkan adalah masa depan
generasi penerus bangsa yang saat ini terpapar oleh “aksi” LGBT. Menurut Fahira,
Komunitas LGBT sudah mulai melakukan propaganda dalam menyampaikan pandangan
hidupnya.4 Bagaimanapun LGBT merupakan bentuk perilaku yang tidak wajar dan
menerjang norma kehidupan bangsa Indonesia. Pengaruh yang ditimbulkan berdampak buruk
bagi kesehatan psikologis anak dan remaja. Meskipun sudah 23 negara mengakui LGBT,
bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi adat ketimuran serta berpedoman pada agama
menolak keras perbuatan tersebut dan mencegah supaya pelaku tidak bertambah banyak.
Berpijak pada deskrispsi di atas, maka diperlukan usaha serius agar anak-anak kita tidak
terpengaruh dengan segala bentuk kampanye yang dilakukan oleh aktivis LGBT.

 Menurut Byrd, faktor genetik memang menjadi kontributor terbentuknya individu menjadi
seorang lesbi, gay, biseksual atau transgender sebagaimana yang digarisbawahi oleh kaum
LGBT. Namun demikian, bukan berarti otomatis membuatnya sebagai LGBT.
Pola asuh orang tua menjadi faktor terpenting dalam membentuk dan mewarnai sosok
anak. 16 Bandura mengatakan, lingkungan dapat dibentuk oleh perilaku dan sebaliknya
perilaku dapat dibentuk oleh lingkungan. 17 Dalam hubungan resiprokal ini terjadi
pembelajaran sosial yang mengarah pada transfer informasi, kebiasaan atau perilaku. Anak
yang selalu menonton tayangan perilaku tak laras gender seperti laki-laki yang berperilaku
gemulai membuka peluang bagi anak untuk bersikap sama. Reaksi yang muncul pertama kali
adalah perasaan aneh, lucu, atau bahkan tidak memberikan reaksi apapun, sebab anak belum
memiliki skema pengetahuan tentang sosok maskulinitas pada laki-laki. Reaksi kedua, anak
mulai memiliki pengetahuan bahwa laki-laki bersifat seperti apa yang dilihatnya. Reaksi
ketiga anak mengikuti gaya atau perilaku laki-laki yang sering dilihatnya.
Selanjutnya perasaan aneh atau lucu di awal reaksi berubah menjadi perasaan yang
understandable dan acceptable. Dalam kondisi ini sudah terjadi internalisasi nilai tentang
sosok laki-laki yang lama kelamaan sangat mungkin berubah menjadi internalisasi pola
perilaku. Jika lingkungan dapat mempengaruhi perilaku dan sebaliknya perilaku dapat
dipengaruhi oleh lingkungan, maka saat mulai terjadi internalisasi nilai, individu dapat
membatasi diri untuk bersikap lebih bijak dalam menyikapi fenomena LGBT. Individu dapat
merubah persepsi sekaligus pola fikir yang bersimpul pada pola perilaku untuk menolak atau
mengikuti suatu fenomena tertentu.

Sumber : Jurnal studi keislaman Vol 4, No1 (2016) : Islam dan Lgbt

 Dalam Pengaruh Lgbt ini mempunyai dampak pendidikan di antaranya yaitu siswa
ataupun siswi yang menganggap dirinya sebagai homo menghadapi permasalahan putus
sekolah 5 kali lebih besar daripada siswa normal karena mereka merasakan
ketidakamanan. Dan 28% dari mereka dipaksa meninggalkan sekolah.154.
 Dampak keamanan yang ditimbulkan lebih mencengangkan lagi yaitu Kaum homo
seksual menyebabkan 33% pelecehan seksual pada anak-anak dan banyak nya
lingkungan homo ataupun lgbt saat ini membuat para remaja ingin mencoba hal tersebut
dan akan membuat mereka menjadi pelaku kejahatan seksual terhadap anak-anak
dibawah umur

Sumber : Jurnal Studi Keislaman Vol 4 No 1 (2016): Islam dan LGBT

 Berdasarkan analisis dari fenomena tersebut, sangat diperlukan adanya upaya preventif
untuk mencegah penyebaran perilaku LGBT. Wati (2020) menyebutkan bahwa
diperlukan adanya upaya pencegahan LGBT dengan memberikan pendidikan seks pada
anak dengan memberikan pemahaman terhadap kondisi fisiknya. Salah satunya melalui
edukasi tutor sebaya. Edukasi dampak LGBT melalui tutor sebaya dinilai akan lebih
efektif dalam membantu penyebaran LGBT. Sebab, jika diantara lingkungan pertemanan
dan lingkungan masyarakat seorang remaja tersebut saling mengingatkan satu sama
lainnya itu akan lebih efektif tidak ada rasa canggung dan atau rasa tabu dalam
membahas perilaku LGBT. Hal tersebut juga sejalan dengan penjelasan Prabamurti
(2018) bahwa contohnya pondok pesantren dapat memberikan materi kesehatan produksi
terhadap santri-santrinya baik dalam bentuk formal maupun informal. Atas dasar
fenomena tersebut tim pengabdian kepada masyarakat berupaya untuk melakukan usaha
preventif dengan melakukan edukasi dengan tema “Peran Tutor Sebaya Dalam Upaya
Pencegahan LGBT di Kalangan Remaja”.

Sumber : Jurnal Pengabdian Dharma Wacana Volume 4 No. 1 (Juni, 2023)

 Krisis jati diri merupakan ketidaktauan harus bersikap, berprinsip, berharap dan berbuat
apa di kehidupan yang menawarkan “kebenaran” mereka masingmasing (Nur Hidayah,
2016 : 49). Faktor lingkungan pergaulan lebih berpengaruh 64%, faktor lingkungan yang
bisa menyebabkan seseorang yang menyimpang atau menjadi LGBT adalah memiliki
pergaulan mayoritas LGBT, didikan orang tua, broken home, pernah mengalami
pelecehan seksual, media masa, sering disakiti lawan jenis, mempunyai sisi psikologis
yang lemah atau mudah terpengaruh, dan lingkungan keluarga yang kurang harmonis
sehingga individu merasa stres dan terbawa arus ke arah yang negatif. Dampak dari hal
itu mereka dikucilkan dari masyarakat yang ada dilingkungan sekitarnya, hubungan seks
antara pria dengan semua pria memilii resiko HIV lebih tinggi dan infeksi tertentu lainya
yang dapat ditularkan. Melakukan homoseksual merupakan salah satu faktor awal yang
memicu penyakit HIV/AIDS. Penyakit ini yang bertanggung jawab atas hilangnya jutaan
nyawa manusia dan jutaan masa depan manusia di dunia. Salah satu upaya untuk
mencegah terjadinya perubahan jati diri pada remaja dengan cara: berusaha mengenali
diri sendiri atau identitas diri proses ini biasanya terjadi diusia remaja saat ini kaum
remaja suka mencoba-coba karna ingin mengenal kepribadian dan bereksperimen. Tahap
ini berperan sangat penting dalam proses kedewasaan sebab proses tanpa pencarian
identitas remaja akan tumbuh menjadi orang-orang dewasa dengan identitas yang mereka
pilih tanpa sadar. Tentukan apa yang mengendalikan anda, adakalanya seseorang merasa
terombang-ambing dan jika mengalami hal seperti itu segera berusaha mencari tahu apa
yang sedang mengendalikan anda ketika aktivitas sehari-hari.

Sumber : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika, Elistiana, Neva
Aprilia (2018)
 Menurut pendapat Sarwono, dapat dilakukan tindakan untuk mengurangi dan mencegah
penyalahgunaan seks, yaitu dengan memberikan pendidikan seks di dalam keluarga,
sehinggga akibat-akibat yang tidak diinginkan seperti kehamilan, depresis, masalah
psikologis, perasaan bersalah serta penyakit seks menular. Pendidikan seks merupakan
hal penting yang harus dibicarakan dan bukanlah sesuatu perihal yang tabu. Berdasarkan
pemaparan di atas, membicarakan seks kepada anak sangat penting.

Namun walaupun hal ini penting dalam masyarakat yang budaya masih tertutup
sering sekali orangtua tidak terbuka dan sadar untuk membicarakannya. Hal ini tepat
seperti yang di tuliskan oleh Maria Tretsakis yan mengatakan bahwa secara keseluruhan
justru informasi seks yang diberikan oleh orangtua memiliki pengaruh yang baik untuk
melindungi kehidupan masa depan remaja dari komplikasi masalah seks. Berhubung oleh
masa remaja, sebagai masa yang dialami oleh seseorang dengan pengalaman yang
signifikan akan perubahan-perubahan dalam diri remaja. Ini merupakan kesempatan yang
baik bagi orangtua dalam menjawab dan menjelaskan secara terarah informasi sepeutar
seks. Karena remaja pasti diliputi oleh berbagai pertanyaan yang mereka belum ketahui
sepenuhnya.

Oleh sebab itu perntingnya pendidikan seksual dalam proses kehidupan remaja,
dan dapat diberikan menjelang masa remaja supaya mereka memiliki perhatian dan
pengetahuan untuk menghindari perilaku seksual yang dapat merugikan maa muda
mereka.Masa remaja adalah masa anak ingin tahu banyak hal tentang perubahan fisik,
emosional, dan lainya, sehingga merasa ada yang berbeda terhadap diri mereka, dan pada
akhirnya muncullah berbagai-bagai pertanyaan yang sangat mengganggu pemikiran anak
remaja, sehingga membuat mereka menggebu-gebu untuk mencari tahu akan hal yang
sedang terjadi pada diri mereka. Masa remaja adalah masa perkembangan transisi antara
masa anak dan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial. Secara
biologis remaja mengalami perubahanan fisik seperti perubahan bentuk tubuh, perubahan
suara, perubahan hormonal dan lain sebagainya. Perubahan kognitif yang terjadi pada
remaja yaitu mampu bernalar secara abstrak dan logis serta pikiran menjadi lebih
idealistic

Sumber : Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen Vol 4, No 1 Maret 2019

Dari uraian diatas dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap LGBT di kalangan para remaja?

2. Bagaimana pengaruh pendidikan terhadap LGBT yang terjadi di kalangan para siswa?
3. Upaya apa yang harus dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah dalam menyikapi dan

meminimalisir adanya penyimpangan LGBT dikalangan para remaja ?

Anda mungkin juga menyukai