Anda di halaman 1dari 3

Menjadi Remaja yang Bertanggungjawab

Remaja saat ini sering diistilahkan sebagai anak zaman now atau kids zaman now. Sapaan kids
zaman now ini berawal dari sapaan di dunia maya atau netizen. Sapaan tersebut juga diistilahkan
sebagai anak zaman millenial yang lahir setelah tahun 2000. Seorang anak yang lahir sebelum tahun
2000 sering disebut millenium. Sebagai anak zaman now tidak diartikan sebagai anak saat ini atau
kekinian, namun tumbuh kembang anak yang berbeda dari “lazimnya.”

Sewajarnya seorang remaja sedang mengalami masa peralihan dari anak-anak ke dewasa.
Masa peralihan ini lah yang menjadikan seorang anak menjadi kepo atau ingin tahu. Keingintahuannya
pun beragam, mulai dari lawan jenis, dunia teknologi, hingga merawat diri. Seoarang anak remaja
millenial pun memiliki pola sosial yang berbeda dengan era milenium. Perbedaan dari gaya
berpacaran, tutur kata, hingga tindakan-tindakan remaja.

Di masa peralihan inilah seorang remaja seharusnya mampu memanfaatkan waktu sebaik
mungkin untuk belajar. Belajar disini bukan hanya di ruang kelas, melainkan bagaimana remaja
mengenali dirinya sendiri dan memberikan yang terbaik untuk dirinya. Pembelajaran tersebut berawal
dari konsep diri, mengenali situasi lingkungan, mengenali pentingnya kesehatan diri maupun
reproduksi dirinya.

Fenomena saat ini banyak remaja yang mendapatkan informasi mengenai peralihan dirinya
dari informasi yang salah. Sepatutnya informasi tersebut bersifat edukatif sesuai dengan usia remaja
tersebut. maka diperlukan peran keluarga, masyarakat, sekolah hingga pemerintah yang informasi
tersebut dapat tersampaikan secara optimal. Diperlukan komunikasi yang interaktif mengenai hal ini
karena remaja kadang masih merasa malu membicarakan tentang perubahan yang mereka alami.
Semua hal itu untuk menghindari informasi yang negatif dan menjadikan remaja yang bertanggung
jawab.

Mengenai kesehatan reproduksi bagi remaja, mereka akan mengalami perubahan yang sangat
besar. Dari bentuk fisik tubuhnya hingga psikisnya seperti dorongan seksual. Dorongan seksual adalah
keinginan untuk mendapatkan kepuasan secara seksual yang diperoleh dengan perilaku seksual.
Hal yang wajar pada remaja muncul dorongan seksual karena ketika memasuki usia pubertas,
dorongan seksual akan muncul dalam diri seseorang. Saat puber, organ-organ reproduksi sudah mulai
berfungsi, hormon-hormon seksualnya juga mulai berfungsi. Hormon-hormon inilah yang
menyebabkan munculnya dorongan seksual, yaitu hormon esterogen dan progesteron pada
perempuan, serta hormon testosteron pada laki-laki. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketika
dorongan seksual muncul tidak diimbangi dengan pemahaman terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan perilaku seksual.

Tidak ada perbedaan antara dorongan seksual yang dimiliki laki-laki dan perempuan. Tidak
ada yang lebih tinggi. Walaupun di masyarakat muncul kepercayaan bahwa dorongan seksual pada
laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan, hal tersebut sebetulnya disebabkan oleh budaya yang
mengijinkan laki-laki untuk lebih ekspresif (termasuk dalam hal seksualitas), sementara perempuan
dilarang untuk menunjukkan ketertarikan seksualnya di depan banyak orang.

Perilaku Seksual?

Perilaku seksual seringkali dimaknai salah oleh banyak orang dengan hubungan seksual. Perilaku
seksual ditanggapi sebagai sesuatu hal yang melulu “negatif”. Padahal tidak demikian halnya. Perilaku
seksual merupakan perilaku yang didasari oleh dorongan seksual atau kegiatan untuk
mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku. Perilaku seksual tersebut sangat
luas sifatnya, mulai dari berdandan, mejeng, ngerling, merayu, menggoda hingga aktifitas dan
hubungan seksual. Cara-cara yang biasa dilakukan orang untuk menyalurkan dorongan seksual, antara
lain:

 Bergaul dengan lawan atau sesama jenis


 Berdandan untuk menarik perhatian.
 Menyalurkannya melalui mimpi basah.
 Berkhayal atau berfantasi tentang seksual
 Mengobrol tentang seksual
 Menonton film pornografi
 Masturbasi atau Onani
 Melakukan hubungan seksual non penetrasi (berpegangan tangan, berpelukan, cium, pipi, cium
bibir, cumbuan berat, petting)
 Melakukan aktivitas penetrasi (intercourse)

Bagaimana menjadi remaja yang bertanggungjawab saat ini ?

Dorongan seksual dapat dikendalikan dengan mengetahui pada kondisi dan situasi seperti apa
biasanya dorongan seksual tersebut muncul. Karena dorongan seksual merupakan proses dalam
pikiran, pengendalian dengan cara konsentrasi sebenarnya dapat dilakukan tanpa harus melakukan
berbagai cara. Namun karena ada faktor-faktor eksternal yang juga mempengaruhi dorongan seksual
tersebut, cara-cara di bawah ini mungkin bermanfaat.

 Mencari informasi yang benar mengenai seksualitas, sehingga mampu melihat resiko dari
perilaku seksual yang akan dilakukan dan tidak terpengaruh oleh mitos-mitos seputar seksual
 Mengurangi konsumsi informasi yang salah mengenai seksualitas dari majalah, blue film,
stensilan, dan sebagainya
 Mengembangkan sikap asertif, terutama untuk menolak ajakan dari pacar atau menolak
pengaruh teman sebaya
 Mengenali diri sendiri (bagian sensitif tubuh, kapan dan dimana biasanya dorongan seksual
muncul, dsb)
 Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan pengambilan keputusan
 Fokus pada belajar
 Mengisi waktu luang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan seperti olahraga, kesenian,
berorganisasi
 Memilih teman yang membawa pengaruh positif
 Fokus pada tujuan masa depan

Tidak ada satu cara pun yang efektif bisa diterapkan pada semua orang, karena setiap orang
memiliki karakteristik masing-masing. Misalnya, kegiatan olahraga dapat saja mengalihkan dorongan
seksual seseorang, namun untuk orang lain, justru olahraga bisa meningkatkan dorongan seksualnya.
Terpenting sebenarnya ketika anak terinformasi mengenai kesehatan reproduksi diharapkan akan
menjauhkan setiap orang dari persoalan-persoalan serius terkait dengan kehidupan sosialnya, dalam
keluarga dan dalam bermasyarakat. Karena disana anak diajari untuk kemudian memahami tubuhnya
dan juga risiko apa yang kemudian akan mereka dapatkan ketika beperilaku bereisiko.
Siapa saja yang mendukung menjadi remaja yang bertanggung Jawab ?

Lantas siapa yang harus bertanggungjawab atas perilaku anak jaman now? Dirinya sendiri
kah… Pemerintah, keluarga, teman, atau pendidikan sekolah. Tidak serta-merta kita dapat
memojokkan satu pihak atas perilaku anak jaman now yang saat ini telah menjamur. Semua berperan
aktif dan mempunyai tugas masing-masing dalam mendampingi dan mendidik generasi milenial.
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan internal anak yang paling utama. Orang tua berperan dalam mendidik
anak di dalam lingkungan keluarga. Kepedulian, kasih sayang, dan didikan orang tua kepada anaknya
sangat diperlukan. Perilaku berisiko yang dilakukan anak di luar lingkungan keluarga, bisa jadi
disebabkan karena kurangnya kepedulian, kasih sayang, dan kepedulian orang tua.
2. Teman
Teman menjadi pihak setelah keluarga. Dimana anak berinteraksi di luar dari lingkungan keluarga.
Remaja yang cenderung melakukan perilaku berisiko dapat dilihat dari kondisi temannya. Apakah
temannya merupakan teman yang baik atau tidak. Seyogyanya, orang tua memperhatikan siapa
teman sepergaulan anaknya, dengan tujuan agar tidak terjerumus pada luang pergaulan yang salah.
3. Pendidikan Sekolah
Setelah anak tidak lagi berada di lingkungan keluarga, maka lingkungan ke dua adalah sekolah. Pilihlah
sekolah yang memang mempunyai passion grade bagus dan riwayat sekolah yang baik. Dengan begitu
anak akan berada pada lingkungan pendidikan yang berkualitas
4. Pemerintah
Pemerintah mempunyai tangung jawab untuk mengatisipasi dampak buruk modernisasi teknologi
pada masyarakat, salah satunya dengan memberikan proteksi pada media, baik media sosial maupun
media cetak. Selain itu, pemerintah bekerjasama dengan aparat penagak hukum juga berwenang
untuk memberikan sanksi atas pelanggaran regulasi yang ada.
Disisi lain Lingkungan menjadi hal penting yang harus diperhatikan setiap orang. Lingkungan
yang baik akan menghasilkan benih-benih yang subur, namun lingkungan yang buruk akan mematikan
benih-benih tersebut. Pemerintah, keluarga, teman, dan pendidikan sekolah mempunyai peran
penting dalam menumbuhkan generasi emas milenial. Namun, keberhasilan tersebut akan lebih
lengkap dengan pembentengan diri dari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain.
Hari Kesehatan Internasional

Pada tujuh April ini diperingati sebagai Hari Kesehatan Internasional. Kesempatan inilah saat
yang tepat untuk membahas beragam isu-isu terkait kesehatan global. Pemenuhan kesehatan
reproduksi bagi remaja akan selalu menjadi pembahasan yang vital. Karena kesehatan reproduksi
merupakan bagian dari keberlangsungan umat manusia. Ketika sejak remaja diajarkan pentingnya
kesehatan reproduksi diharapkan remaja akan tumbuh menjadi pribadi yang sehat baik jasmani
maupun rohani. Selain itu remaja akan melahirkan generasi penerus bangsa yang sehat. Menjadi
remaja yang keren dengan bertanggungjawab.

Anda mungkin juga menyukai