Anda di halaman 1dari 9

PERGAULAN BEBAS PADA ANAK REMAJA DI DESA TULUNG SARI

OLEH :

DWI ASPARA GUSTIAS

NIM. 042020016

KURNIA JAYA PERSADA

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS

2022
PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak- kanak

ke masa dewasa, yang disertai dengan berbagai perubahan baik secara fisik, psikis,

maupun secara sosial. Remaja pada masa peralihan tersebut kemungkinan besar dapat

mengalami masa krisis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku

menyimpang. Kondisi tersebut apabila didukung oleh lingkungan yang kurang

kondusif dan sifat kepribadian yang kurang baik maka akan menjadi pemicu

timbulnya berbagai penyimpangan perilaku dan perbuatan- perbuatan negatif yang

melanggar aturan dan norma yang ada dimasyarakat.

Menurut Dariyo (2004: 13) masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari

masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan

aspek fisik, psikis dan psikososial. Untuk menjadi seorang dewasa, remaja akan

melalui masa krisis dimana remaja berusaha untuk mencari identitas diri, selain itu

sifat remaja yang labil dan unik dapat terbawa dalam pergaulan yang

mengkhawatirkan yaitu pergaulan bebas.

Pada umumnya remaja sering kali mencoba hal-hal yang baru, salah satu usaha

remaja untuk melakukan kemauannya tersebut dengan mencoba berbagai peran,

mencoba hal-hal yang baru. Sedangkan di dalamnya hal-hal yang baru tidak jarang

berbenturan dengan norma dan etika yang berlaku di lingkungan masyarakat.

Dewasa ini, dalam dunia pendidikan di Indonesia memiliki catatan buruk

mengenai moral pelajar. Hal tersebut disebabkan terlalu jauhnya kebebasan siswa
dalam bergaul. Faktor penyebabnya adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap

batasan-batasan pergaulan antara laki-laki dan perempuan, maraknya konten- konten

pornografi pada sosial media, website yang menyediakan konten dan video pornografi,

kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak dalam menggunakan smartphone

yang berbasis internet, dan tanyangan-tayangan televisi yang mengandung pornografi

atau film layar lebar yang juga berunsur pornografi. Dan didukung modernisasi yang

telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita yang mengakibatkan

masuknya budaya asing tanpa adanya penyeleksian yang ketat.

Faktor utama penyebab remaja melakukan seks bebas atau seks pranikah adalah

kurangnya pemahaman akan bahaya seks bebas. Adapun faktor lain yang mendukung

diantaranya pengaruh menonton video porno, majalah porno, dan akses situs porno di

internet, kurangnya pendidikan agama, pengaruh lingkungan pergaulan, usia yang

belum matang dalam menghadapi suatu permasalahan, kurangnya perhatian orangtua,

serta rasa ingin tahu yang tinggi sehingga siswa ingin mencoba melakukan seks bebas.

Setelah diketahui faktor-faktor penyebab tersebut, maka perlu adanya peningkatan

pemahaman siswa akan bahaya seks bebas melalui layanan informasi yang lengkap

tentang bahaya seks bebas dikalangan remaja agar siswa dapat menghindari atau

meminimalkan keinginan untuk melakukan hubungan seks bebas atau seks pranikah.

Dalam pemberian bantuan untuk meningkatkan pemahaman tentang bahaya seks

bebas dapat dilakukan dengan pemberian layanan informasi pada siswa.


DASAR TEORI

Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya ilmu

pengetahuan dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia. Tapi perlu diketahui

bahwa tidak selamanya perkembangan membawa kepada kemajuan. Namun ada

Nampak negative yang lahir akibat perkembangan itu, salah satunya adalah budaya

pergaulan bebas.

Istilah pergaulan bebas bukan hal yang tabu lagi dalam kehidupan masyarakat,

tanpa melihat jenjang usia kata pergaulan bebas sudah sangat popular, artinya bahwa

ketika masyarakat mendengar kata pergaulan bebas maka arah pemikirannya adalah

tindakan yang terjadi diluar koridor hukum yang bertentangan, terutama bagi aturan

Agama.

Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas yaitu lepas

sama sekali( tidak terhalang, terganggu, dan sebagainya sehingga boleh bergerak,

berbicara, berbuat, dsb, Dengan leluasa), tidak terikat atau terbatas oleh aturan-aturan.

Merujuk dari pengertian diatas maka dapat diuraikan bahwa pergaulan bebas adalah

tindakan atau sikap yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tidak

terkontrol dan tidak dibatasi oleh aturan-aturan hukum yang berlaku dalam

masyarakat.
Pergaulan bebas dalam pemahaman keseharian identik dengan perilaku yang

dapat merusak tatanan nilai dalam masyarakat, menurut Kartono, ilmuwan sosiologi

menjelaskan bahwa “ pergaulan bebas merupakan gejala patologis social pada remaja

yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian social, akibatnya mengembangkan

perilaku yang menyimpang”. Sedangkan menurut Santrock sebagaimana dikutip oleh

Hamzah” pergaulan bebas merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang

tidak dapat diterima secara social hingga terjadi tindakan criminal”. Sedangkan dalam

pandangan Islam pergaulan bebas adalah tindakan yang dapat merusak akhlak pada

diri seseorang”, dan menurut B.Simanjuntak “ Pergaulan Bebas adalah sebuah proses

interaksi antara seorang dengan oran lain tanpa mengikatkan diri pada aturan-aturan

baik undang-undang maupun hukum agama serta adat kebiasaan

Sekarang ini zaman globalisasi, remaja harus diselamatkan dari globalisasi.

Karenaglobalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak

kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk, sementara tidak cocok dengan

kebudayaan kita. Sebagaicontoh kebudayaan free sex itu tidak cocok dengan

kebudayaan kita. Pada saat ini, kebebasanbergaul sudah sampai pada tingkat yang

mengkuatirkan. Para remaja dengan bebas dapatbergaul antar jenis. Tidak jarang

dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan

mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudahmengenal istilah

pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satubentuk

gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi

persaingan untuk mendapatkan pacar


Perilaku seks bebas bisa menimbulkan berbagai gangguan. Diantaranya,

terjadikehamilan yang tidak diinginkan. Selain tentunya kecenderungan untuk aborsi,

juga menjadisalah satu penyebab munculnya anak-anak yang tidak diinginkan.

Pendidikan KesehatanReproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan

pengetahuan tentang organreproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti

penyakit menular seksual dansebagainya. Dengan demikian, anak-anak remaja ini

bisa terhindar dari percobaan melakukanseks bebasAda banyak sebab remaja

melakukan pergaulan bebas. Berikut ini di antarapenyebab maraknya pergaulan bebas

di Indonesia :

1. Sikap Mental yang tidak sehat

2. Pelampiasan rasa kecewa

3. Kegagalan remeja menyerap norma

Ciri-ciri pergaulan bebas

 Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya


 Upaya mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk
darijalan yang haram dan keji
 Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat
 Rasa ingin tahu yang besar , Rasa ingin mencoba dan merasakan
 Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran, lingkungan pergaulan dan
tanggungjawab yang dihadapi.
 Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, selalu ingin melawan,
rasamalas, perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan eksistensi dan
kebanggaandiri serta selalu ingin mencoba dalam banyak hal.
 Kesukaran yang dialami timbul akibat konflik karena keinginannya menjadi
dewasadan berdiri sendiri dan keinginan akan perasaan aman sebagai seorang
anak dalamkeluarganya

KESIMPULAN

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab

manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain,

dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal

relationship). Kasus yang terjadi di desa tulung sari sebanyak 3 orang dari 214 remaja

karena pergaulan bebas.

Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga

setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan

diskriminasi, sebab hal itu melanggar HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya

bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma

bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau

terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan

menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini. Yang terpenting sebenarnya adalah

bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar
sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta

dituntut peran serta orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan

sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan seks

yang benar. Oleh sebab itu permasalahan ini merupakan tugas seluruh elemen bangsa

tanpa terkecuali. Usaha untuk pencegahan sudah semestinya terus dilakukan untuk

menyelamatkan generasi muda kita. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa diandalkan

untuk kebaikan negara ke depan.

DAFTAR PUSTAKA

Aminudin. (1997). Kecenderungan Perilaku Seks Bebas Remaja Perkotaan. Laporan


Penelitian. Puslit Sosial Budaya Universitas Diponegoro.

Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.


Bachtiar. (2004). Cinta Remaja (Mengungkap Perilaku Cinta Remaja).

Yogyakarta : Ar-Ruzz

BKKBN. (2011). 39 Persen ABG di kota Besar Indonesia Sudah Pernah Hubungan
Seks. http://www.BkkbN.go.id/artikel/pages/39-persen-abg-di-
kota-besar-indonesia-sudah-pernah-hubungan-seks.aspx. Diakses tanggal 8 Juli 2015.

Creswell, J. W. (2013). Research Design: PendekatanKualitatif, Kuantitatif, dan


Mixed. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Damayanti, R. (2006) . Peran Biopsikososial terhadap Perilaku Seksual Beresiko


Tertular HIV pada Remaja SLTA di DKI Jakarta 2006. Disertasi. Depok Jakarta :
Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Danarto, A.( 2003). Teori Seks. Yogyakarta: Jendela.

Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia

Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Fluornoy. D.M., (2004). Analisa isi Surat Kabar Surat Kabar Indonesia. Yogyakarta :
GajahMada University.

Ghifari, A A. (2003). Gelombang Kejahatan Seks Remaja Modern. Bandung: Mujahid


Press.

Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan). Edisi5. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai