Anda di halaman 1dari 9

METODE PENELITIAN KOMUNIKASI (KUANTITATIF)

PENGARUH PERGAULAN BEBAS TERHADAP GENERASI MILENIAL

Disusun Oleh :

44200957 – Ade Astria


44200825 – Nola Maharani
44200822 – Muhammad Qwata
44201034 – Febrian Tri Wicaksono
44200999 – Sandra Azzahra Nabila
44201002 – Yoandra Dimas Nagari

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKAS


FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
MARGONDA
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Analisis Strategi
Pemasaran Produk Pakaian Thrifting Melalui Media Sosial Instagram” dengan baik dan tepat
waktu, meskipun banyak kesulitan dan halangan dalam pengerjaannya. Tidak lupa pula shalawat
serta salam yang selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi besar Muhammad SAW yang sama sama
kita tunggu syafaatnya di yaumil mahsyar kelak, Aamiin. Tujuan pengerjaan makalah ini ialah
untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar mata kuliah Komunikasi Digital dan
Media Sosial yaitu Bapak Gheofakta Razali, M.IKOM.

Kami sebagai pembuat makalah ini memohon maaf jika masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan demi
penyempurnaan makalah berikutnya. Akhir kata, kami berharap semoga dengan adanya makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan pemudi yang
terjerumus ke dalam lembah perzinaan (seks bebas), disebabkan terlalu jauhnya kebebasan
mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat
saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Di samping itu didukung oleh
arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan
masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat. Anak remaja sekarang banyak
menyalah artikan arti pergaulan bebas yang sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau kita bebas
melakukan perbuatan apa pun itulah yang ada di benak mereka semua. Salah satu contoh yang
selalu dilakukan anak remaja sekarang adalah seks bebas.

Biasanya para remaja melakukan perbuatan-perbuatan memalukan itu karena rasa ingin
tahunya dan ingin mencoba sesuatu. Seperti halnya seks bebas, mereka melihat adegan-adegan
yang melanggar agama akhirnya nafsu mereka bergerak dan ingin mencobanya. Mereka pun
melakukan hal itu dengan pasangannya tapi bukan istrinya melainkan bersama dengan pacar
mereka. Untuk itu saya mencoba mengangkat judul bahaya pergaulan bebas, agar para
pembaca terkhusus untuk para remaja sekarang untuk menghindari pergaulan bebas dan tahu
dampak dari pergaulan bebas tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian pergaulan bebas?
2. Apa faktor-faktor penyebab pergaulan dan seks bebas?
3. Apa bahaya dan dampak pergaulan bebas?
4. Bagaimana solusi dan upaya mencegah pergaulan dan seks bebas?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab
manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang
lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship). Pergaulan juga adalah hak asasi manusia setiap individu dan itu harus
dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi
dengan melakukan diskriminasi, sebab hal itu merupakan pelanggaran HAM. Jadi
pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum,
norma agama, norma budaya, norma kesopanan, serta norma bermasyarakat. Jadi,
kalau secara medis kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan
dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses
seperti saat ini.

Pergaulan bebas juga sering didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan


seseorang dari pergaulan yang benar. Pergaulan bebas diidentikkan sebagai bentuk
dari pergaulan di luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar. Padahal sebenarnya
suatu pergaulan bebas bisa membawa pengaruh positif atau pun pengaruh negatif
tergantung pada individu itu sendiri. Positif yang dimaksud di sini adalah bebas bisa
berteman atau menjalin hubungan tanpa membeda bedakan satu sama lain. Misalnya
orang kulit putih berteman dengan orang kulit hitam, orang Indonesia berteman
dengan orang Malaysia, dan lain sebagainya.

Dikategorikan negatif jika pergaulan bebas tersebut telah menjerumus menjadi


salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah
melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini
sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah
individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang
benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-
teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda
Indonesia dalam kemajuan bangsa.

2.2 Faktor-faktor Penyebab Pergaulan

Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini memiliki dampak
bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini. Pergaulan pada
remaja masa kini telah jauh dari batas norma yang telah ditetapkan. Telah banyak
penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam pergaulannya, seperti seks
bebas. Oleh karena itu tidak aneh jika jumlah penderita HIV/AIDS dan wanita
terutama dari kalangan remaja/anak sekolah yang hamil di luar nikah. Hal ini
dikarenakan sekarang mereka sangat begitu mudah memasuki tempat-tempat
khusus orang-orang dewasa.

Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja, namun
sudah merambat sampai ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku pernah
melakukan hubungan seks, ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum
baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Rata-rata
mereka berusia 16-25 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi
pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah
bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan
remaja ini ingin dipuji dan dikatakan gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan
dampak dan akibat yang berkelanjutan. Maksud dari salah bergaul adalah bukan
berarti kita harus memilih-milih dalam bergaul, kita boleh saja bergaul dengan siapa
pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan tetap berpegang teguh kepada
norma-norma agama dan norma hukum yang berlaku, karena gaul tidak harus
melakukan seks bebas.

Oleh karena itu kita sebagai remaja harus membiasakan berpikir panjang ke depan
sebelum melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan
buruknya bagi diri kita, keluarga dan orang lain. Berikut Beberapa faktor yang
mendorong para remaja untuk melakukan seks bebas adalah sebagai berikut:

1. Karena Kehidupan Iman yang Rapuh


Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman
dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa
dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas
karena kurangnya keimanan dalam dirinya. Oleh sebab itu sejak dini para remaja
dan mahasiswa harus meningkatkan pengetahuan tentang agamanya sendiri, karena
agama adalah tumpuan bagi hidup kita. Jika pengetahuan tentang agama saja minim,
apalagi pengetahuan di luar agama tentu sangat minim. Ini sebenarnya faktor
terpenting dalam membekali orang muda menjalani hidup. Orang muda yang
imannya tidak andal, memiliki kecenderungan untuk tidak berjalan dalam jalan
Tuhan, termasuk tidak berdoa untuk pergaulan mereka.

Sebaliknya yang imannya andal dan berjalan dalam jalan Tuhan, jelas akan menuai
dalam damai sejahtera. Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang
individu. Tanpa agama hidup mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai
pandangan hidup. Agama dan keimanan juga dapat membentuk kepribadian
individu. Dengan agama individu dapat membedakan mana yang baik dan mana
yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut ke dalam pergaulan bebas ini biasanya
tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak.

2. Kurangnya Perhatian Orang Tua


Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian orang
tua sangat diperlukan oleh seseorang karena orang tualah yang paling dekat
dengannya. Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang.
Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang
anak akan mudah terjerumus dalam pergaulan bebas. Tetapi ada juga anak yang
memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah memberikan
perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang tergolong
memiliki kepribadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan perkataan orang
tuanya. Hal tersebut akan meninggalkan penyesalan pada akhir perbuatan remaja
atau mahasiswa tersebut.

3. Pelampiasan Diri
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat,
seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat
dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus
asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.

4. Salah Bergaul
Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan mahasiswa.
Apabila seorang remaja atau mahasiswa salah dalam memilih teman maka
akibatnya akan fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan, maka siapa pun
yang ingin masa depannya cerah di tengah arus globalisasi, serta luas ilmu dan
wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih teman. Seseorang akan
dipastikan rusak masa depannya jika bergaul dengan orang-orang yang
membenarkan kemaksiatan.

5. Kegagalan Remaja Menyerap Norma


Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi
yang sebenarnya adalah westernisasi budaya. Boleh saja kita mengikuti modernisasi
namun tetap harus disesuaikan dengan norma-norma adat dan budaya serta agama
yang ada. Perubahan zaman faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat menjadi
penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja.

2.3 Dampak Pergaulan Bebas

Akibat dari pergaulan bebas berorientasi negatif yang dia lakukan akan berdampak
bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental. Walaupun
perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya
kenikmatan sesaat saja. Pergaulan bebas yang dilakukannya akan membawa
dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup
yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku kenakalan remaja
tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berpikirnya tidak
stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan akhirnya akan
menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama tidak
ada yang mengarahkan.

Bagi keluarga anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi
tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan oleh
para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama
akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam keluarga, komunikasi antara
orang tua dan anak akan terputus. Dan tentunya ini sangat tidak baik, sehingga
mengakibatkan anak remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta
menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan
jalan minum-minuman keras, mengonsumsi narkoba dan narkotika.

Pergaulan bebas menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang
telah dilakukan oleh remaja. Yang mana ke semuanya itu hanya untuk
melampiaskan rasa kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam
kehidupannya. Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering
bertemu orang dewasa atau para orang tua, baik itu di tempat ibadah ataupun di
tempat lainnya, yang mana nantinya apa pun yang dilakukan oleh orang dewasa
ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja.

Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi
dirinya, dan keluarga. Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang sering
membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketenteraman
masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Pandangan
masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek dan untuk merubah semuanya
menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh
keikhlasan.

2.4 Solusi dan Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas

1. Menanamkan Nilai-nilai Agama, Moral, dan Etika


Pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerja sama guru, orang tua dan
tokoh masyarakat. Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan
intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat
mengembangkan rasa percaya diri, mengembangkan ketrampilan mengambil
keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan
ketrampilan berkomunikasi, yang mampu mengatakan “tidak” tanpa beban dan
tanpa mengikuti orang lain.
2. Penyuluhan pada Remaja
Dalam penyuluhan pada remaja perlu dibahas secara singkat anatomi dan fisiologi
alat kelamin, serta fisiologi hubungan seksual. Juga variasi dan penyimpangannya
yang masih dianggap dalam batas-batas normal perlu dikemukakan. Semua itu
dilakukan dengan latar belakang norma-norma yang berlaku, termasuk agama dan
pandangan masyarakat.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pergaulan bebas juga sering didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan seseorang
dari pergaulan yang benar. Pergaulan bebas diidentikkan sebagai bentuk dari pergaulan di
luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar. Padahal sebenarnya suatu pergaulan
bebas bisa membawa pengaruh positif atau pun pengaruh negatif tergantung pada
individu itu sendiri. Positif yang dimaksud di sini adalah bebas bisa berteman atau
menjalin hubungan tanpa membeda bedakan satu sama lain. Misalnya orang kulit putih
berteman dengan orang kulit hitam, orang Indonesia berteman dengan orang Malaysia
dan lain sebagainya.
Akibat dari pergaulan bebas berorientasi negatif yang dia lakukan akan berdampak bagi
dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental. Walaupun perbuatan itu
dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja.
Pergaulan bebas yang dilakukannya akan membawa dampak bagi fisik yaitu seringnya
terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur.
3.2 Saran
Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap
memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam memberikan
pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran agar terhindar dari seks bebas.
Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas, belajar lebih
mengenal diri sendiri, meningkatkan keimanan dan ketakwaannya dengan mengisi
kegiatan yang bermanfaat serta bergaul dengan teman secara benar sehingga dapat
terhindar dan terjerumus pada perilaku seks bebas
DAFTAR PUSTAKA
Gunarso, Singgih D. 1988. Psikologi perkembangan. Jakarta: PT Gramedia.
Husniaty, E. Noor. 2006. Menjadi Remaja Kreatif dan Mandiri. Yogyakarta: Dozz Publisher.
Kartono, Kartini. 1988. Psikologi Remaja. Bandung: PT. Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai