KATA PENGANTAR
Tentang “Pergaulan Bebas” sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah
SAW, yang telah membawa manusia dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu
seperti sekarang ini.
Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak.
Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besar buat mereka yang telah berjasa membantu kami selama proses
pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum
sempurna dan luput dari perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang digunakan
maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu puji dan syukur kami panjatkan
kepada Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini, dengan segala kekurangan dan kerendahan
hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi
perbaikan makalah ini ke depannya.
Akhirnya, besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti
untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta
memajukan ilmu pengetahuan.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan pemudi
yang terjerumus ke dalam lembah perzinaan (seks bebas), disebabkan terlalu
jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama masalahnya adalah
kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara
pria dan wanita. Di samping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah
mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita mengakibatkan masuknya
budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat. Anak remaja sekarang banyak
menyalah artikan arti pergaulan bebas yang sebenarnya. Mereka hanya tahu kalau
kita bebas melakukan perbuatan apa pun itulah yang ada di benak mereka semua.
Salah satu contoh yang selalu dilakukan anak remaja sekarang adalah seks bebas.
B. Rumusan Masalah
ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah
individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang
benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan
teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi
muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Pergaulan bebas adalah salah satu
kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab manusia adalah makhluk sosial yang
dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia dibina
melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan juga adalah hak
asasi manusia setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia
tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi,
sebab hal itu merupakan pelanggaran HAM. Jadi pergaulan antar manusia
harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama, norma
budaya, norma kesopanan, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis
kalau pergaulan bebas namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma
hidup manusia tentunya tidak akan menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.
Bahkan sekarang pelakunya bukan saja mahasiswa dan anak SMA saja, namun
sudah merambat sampai ke anak SMP. Sekitar 60-80% remaja mengaku pernah
melakukan hubungan seks, ancaman pola hidup seks bebas remaja secara umum
baik di pondokan atau kos-kosan tampaknya berkembang semakin serius. Rata-rata
mereka berusia 16-25 tahun, dan umumnya masih bersekolah di tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA) atau mahasiswa. Namun dalam beberapa kasus juga terjadi
pada anak-anak yang duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Awal mula seorang remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas adalah salah
bergaul dan mudah terpengaruh oleh temannya yang tidak benar. Kebanyakan
remaja ini ingin dipuji dan dikatakan gaul oleh teman-temannya tanpa memikirkan
dampak dan akibat yang berkelanjutan. Maksud dari salah bergaul adalah bukan
berarti kita harus memilih-milih dalam bergaul, kita boleh saja bergaul dengan
siapa pun asalkan kita jangan mudah terpengaruh dan tetap berpegang teguh
kepada norma-norma agama dan norma hukum yang berlaku, karena gaul tidak
harus melakukan seks bebas.
Oleh karena itu kita sebagai remaja harus membiasakan berpikir panjang ke depan
sebelum melakukan sesuatu hal, apalagi yang belum kita ketahui dampak baik dan
buruknya bagi diri kita, keluarga dan orang lain. Berikut Beberapa faktor yang
mendorong para remaja untuk melakukan seks bebas adalah sebagai berikut:
Kehidupan beragama yang baik dan benar ditandai dengan pengertian, pemahaman
dan ketaatan dalam menjalankan ajaran-ajaran agama dengan baik tanpa
dipengaruhi oleh situasi kondisi apapun. Seseorang dapat melakukan seks bebas
karena kurangnya keimanan dalam dirinya.
Oleh sebab itu sejak dini para remaja dan mahasiswa harus meningkatkan
pengetahuan tentang agamanya sendiri, karena agama adalah tumpuan bagi hidup
kita.
Jika pengetahuan tentang agama saja minim, apalagi pengetahuan di luar agama
tentu sangat minim. Ini sebenarnya faktor terpenting dalam membekali orang muda
menjalani hidup. Orang muda yang imannya tidak andal, memiliki kecenderungan
untuk tidak berjalan dalam jalan Tuhan, termasuk tidak berdoa untuk pergaulan
mereka.
Sebaliknya yang imannya andal dan berjalan dalam jalan Tuhan, jelas akan menuai
dalam damai sejahtera. Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang
individu. Tanpa agama hidup mereka akan kacau, karena mereka tidak mempunyai
pandangan hidup. Agama dan keimanan juga dapat membentuk kepribadian
individu. Dengan agama individu dapat membedakan mana yang baik dan mana
yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut ke dalam pergaulan bebas ini biasanya
tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak.
Orang tua sangat berperan penting dalam kehidupan seorang anak. Perhatian orang
tua sangat diperlukan oleh seseorang karena orang tualah yang paling dekat
dengannya. Bimbingan orang tua sangat berpengaruh pada tingkah laku seseorang.
Apabila orang tua kurang memberi pengarahan serta pengetahuan maka seorang
anak akan mudah terjerumus dalam pergaulan bebas. Tetapi ada juga anak yang
memang memiliki kepribadian buruk, walaupun orang tuanya sudah memberikan
perhatian yang cukup serta pengarahan yang cukup pula, anak yang tergolong
memiliki kepribadian buruk akan senantiasa tidak mendengarkan perkataan orang
tuanya. Hal tersebut akan meninggalkan penyesalan pada akhir perbuatan remaja
atau mahasiswa tersebut.
3. Pelampiasan Diri
Faktor ini tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat,
seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat
dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus
asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan
bebas.
4. Salah Bergaul
Teman merupakan orang yang sangat berpengaruh bagi para remaja dan
mahasiswa. Apabila seorang remaja atau mahasiswa salah dalam memilih teman
maka akibatnya akan fatal. Memilih teman berarti memilih masa depan, maka
siapa pun yang ingin masa depannya cerah di tengah arus globalisasi, serta luas
ilmu dan wawasannya, maka ia harus pandai dalam memilih teman. Seseorang
akan dipastikan rusak masa depannya jika bergaul dengan orang-orang yang
membenarkan kemaksiatan.
Hal ini disebabkan karena norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi
yang sebenarnya adalah westernisasi budaya. Boleh saja kita mengikuti
modernisasi namun tetap harus disesuaikan dengan norma-norma adat dan budaya
serta agama yang ada. Perubahan zaman faktor ini juga adalah hal yang cukup kuat
menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja.
6. Perubahan Zaman
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang
lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk
meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu
mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.
Faktor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda pada umumnya
memang memiliki kecenderungan belum memiliki modal yang cukup dalam
mempertimbangkan, memutuskan, dan melakukan segala sesuatu. Misalnya
pengalaman belum cukup, usia masih sedikit, kedewasaan belum penuh,
pertimbangan belum matang, kurang menyadari akan bahaya, cenderung
meremehkan hal-hal yang sebenarnya penting, belum dapat menghayati sakitnya
akibat dari tindakan yang salah, sehingga sering terjebak dalam langkah yang
berbahaya. Ditambah lagi kecenderungan orang muda ingin mencoba-coba sesuatu
yang baru yang belum pernah dirasakan atau dialaminya.
8. Faktor Budaya
Orang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah budaya orang
muda jaman sekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah hak mereka. Mereka
mengatakan sekaranglah waktunya bergaul sebebas-bebasnya. Hal ini
menimbulkan budaya iseng. Daripada dikatakan tidak gaul, mereka akhirnya
bergaul sebebas-bebasnya.
Akibat dari pergaulan bebas berorientasi negatif yang dia lakukan akan berdampak
bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental. Walaupun
perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya
kenikmatan sesaat saja. Pergaulan bebas yang dilakukannya akan membawa
dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup
yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku kenakalan remaja
tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berpikirnya tidak
stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan akhirnya
akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama
tidak ada yang mengarahkan.
Bagi keluarga anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi
tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan
oleh para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran
agama akan berakibat terjadi ketidakharmonisan di dalam keluarga, komunikasi
antara orang tua dan anak akan terputus. Dan tentunya ini sangat tidak baik,
sehingga mengakibatkan anak remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta
menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang
dengan jalan minum-minuman keras, mengonsumsi narkoba dan narkotika.
Pergaulan bebas menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang
telah dilakukan oleh remaja. Yang mana ke semuanya itu hanya untuk
melampiaskan rasa kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam
kehidupannya. Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering
bertemu orang dewasa atau para orang tua, baik itu di tempat ibadah ataupun di
tempat lainnya, yang mana nantinya apa pun yang dilakukan oleh orang dewasa
ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja.
Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi
dirinya, dan keluarga. Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang sering
membuat keonaran, mabuk-mabukan ataupun mengganggu ketenteraman
masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Pandangan
masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek dan untuk merubah semuanya
menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh
keikhlasan.
Pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerja sama guru, orang tua dan
tokoh masyarakat. Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan
intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat
mengembangkan rasa percaya diri, mengembangkan ketrampilan mengambil
keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan
ketrampilan berkomunikasi, yang mampu mengatakan “tidak” tanpa beban dan
tanpa mengikuti orang lain.
Dalam penyuluhan pada remaja perlu dibahas secara singkat anatomi dan fisiologi
alat kelamin, serta fisiologi hubungan seksual. Juga variasi dan penyimpangannya
yang masih dianggap dalam batas-batas normal perlu dikemukakan. Semua itu
dilakukan dengan latar belakang norma-norma yang berlaku, termasuk agama dan
pandangan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akibat dari pergaulan bebas berorientasi negatif yang dia lakukan akan berdampak
bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental. Walaupun
perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya
kenikmatan sesaat saja. Pergaulan bebas yang dilakukannya akan membawa
dampak bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup
yang tidak teratur.
B. Saran
1. Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap
memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam
memberikan pandangan yang benar mengenai persepsi pacaran agar
terhindar dari seks bebas.
2. Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas,
belajar lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan keimanan dan
ketakwaannya dengan mengisi kegiatan yang bermanfaat serta bergaul
dengan teman secara benar sehingga dapat terhindar dan terjerumus pada
perilaku seks bebas.
DAFTAR PUSTAKA
Husniaty, E. Noor. 2006. Menjadi Remaja Kreatif dan Mandiri. Yogyakarta: Dozz
Publisher.