Disusun guna untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Hukum
DOSEN PENGAMPU : NURUZZAMAN, S.H., M.H.
Disusun Oleh :
Makalah “Pergaulan bebas pada remaja” disusun guna memenuhi tugas Bapak
Nuruzzaman, S.H., M.H.. pada mata kuliah Metodologi Penelitian Hukum di Universitas
Nahdlatul Ulama Surakarta. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentangMetodologi Penelitian Hukum.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pergaulan Bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makluk sosial yang dalam
kesehariannya membutuhkan orang lain dan hubungan antar manusia melalui suatu
pergaulan ( interpersonal relationship).
Pergaulan adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap
manusia tidak boleh bibatasi dalam pergaulan, apalagi melakukan diskriminasi, sebab hal
itu melanggar HAM. Jadi perhgaulan manusia hendaknya bebas, tetapi tetap mematui
norma, hukum,norma agama,Budaya,serta norma bermasyarakat, jadi klo secara medis
kalau pergaulan bebas namun tidak teratur terbatasi aturan aturan dan norma norma hidup
manusia tentunya tidak menimbulkan akses akses seperti saat ini.
Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa kearah yang lebih baik
yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan
diri sendiri,keluarga,dan lingkungan sekitar. Maka dari itu remaja tersebut harus
mendapatkan perhatian khusus,baik oleh dirinya sendiri,orang tua,dan masyarakat sekitar.
Banyak kita basa di media massa maupun kita lihat di media elektronik adanya remaja
yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan
dirinya sendiri,keluarga dan masyarakat sekitar.
1
Pada makalah ini kami akan mencoba membahas cara mengatasi pergaulan bebas
terhadap remaja.
Kesempatan ini kami hanya akan membatasi pengaruh media massa,media elektronik
terhadap pergaulan remaja. Media massa (cetak) perlunya remaja membaca hal-hal yang
positif.Dan media elekronik,tayangan-tayangan di televisi yang dapat merusak aqidah dan
moral remaja tidak layak untuk ditonton oleh para remaja missal tayangan yang berbau
misteri dan film-film yang berbau alam gaib.
1.3 Tujuan
Makalah ini kami buat dengan bertujuan agar remaja-remaja masa kini terarah
pergaulanny yaitu dengan melakukan kegiatan yang positif yang berguna untuk dirinya
sendiri,keluarga,dan masyarakat sekitar.
Dan supaya agar remaja tidak terjebak di dalam pergaulan bebas.Maka dari itu perlu
kiranya remaja membentengi diri denan iman yang kuat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (Dunia Gemerlap),
yang sudah menjadi rahasia umum bahwa didalamnya marak sekali pemakaian Narkoba,
ini identik dsekali dengan seks bebas yang akhirnya berujung pada HIV /AIDS dan
pastinya setelah terkena Virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari
segala segi
Pergaulan remaja saat ini menjadi sorotan utama, karena pada masa sekarang pergaulan
remaja sangat mengawatirkan dikarenakan perkembangan arus remajanya pada saat ini
sangant mengkhawatirkan bangsa karena ditangan generasi mudalah bangsa ini akan
dibawa, baik buruknya bangsa ini sangat bergantung pada generasi muda.
Kehidupan yang kita alami,mungkin salah satu tahap yang paling tak terlupakan adalah
masa remaja,karma tampaknya tidak ada fase lain banyak dipenuhi dengan pengalaman
tentang patah hati,konflik batin,dan kesalah pahaman selain masa remaja. Kita masih dapat
mengingat antara rasa sakit dan kebahagiaan bercampur menjadi satu yang kita alami saat
remaja.Kita tetap menyimpan kenangan betapa kita disalahpahami, betapa kita begitu
sering dan cepat berubah-rubah,betapa kita begitu mengharapkan penerimaan,dan betapa
kita begitu merasakan kesepian dan kesendirian.
Kadang kita juga merasa mengapa tidak ada orang yang mau mengerti tentang kita.Kita
merasa heran bagaimana semua ini dimulai dan darimana.Semua ini terjadi pada masa
remaja,saat yang penuh gejolak dan keinginan,tetapi tidak jarang mengakibatkan begitu
banyak persoalan jika tidak disikapi secara arif dan bijak.
3
Remaja seing diidenntikan dengan usia belasan tahun sehingga dalam bahasa inggris
”remaja” juga disebut dengan istilah “Teenager”,selain kata adolescent.Akan tetapi remaja
tidak hanya dapat diidentifikasi berdasarkan usia,tetapi juga bisa ditelisik dari kehidupan
yang penuh dengan keceriaan,warna-warni,dan permulaan usia mengenal lawan jenis.
Selain itu,di usia remaja kita juga biasanya mulai bertemu dengan nilai-nilai dan norma-
norma baru yang berbeda dengan nilai dan norma yang selama ini kita kenal.Pada masa
remaja juga kita pada umumnya mulai merasakan kegelisahan dalam hubungan kita dengan
orang tua dan teman-teman sebaya;kita ingin menunjukkan kemandirian kita di satu
sisi,teapi di sisi lain kita belum dapat melepaskan diri sepenuhnya dari pengawasan dan
ketergantungan kita dari orang tua.
Bila merujuk pada psikologi perkembangan akan kita temukan pembagian tahap
perkembangan psikologis kita menjadi tiga tahap: sembilan tahun pertama, sembilan tahun
kedua dan sembilan tahun ketiga. Sembilan tahun pertama dalam kehidupan kita dapat
disebut sebagai masa kanak-kanak. Pada masa ini kita hamper sepenuhnya bergantung pada
perhatian dan bimbingan orang lain, utamanya orangtua kita. Dari persoalan mandi, makan,
apa yg kita pakai, pilihan sekolah, dan teman hamper semuanya di pengaruhi oleh
keputusan dan kebijakan orangtua kita. Masa kanak-kanak ditandai dengan perkembangan
dan pertumbuhan fisik yg sangat cepat: mulai dari belajar telungkup, merangkak, berjalan,
berbicara, dan berpikir. Usia remaja berada pada perkembangan psikologis kedua dan
sembilan tahun kedua setelah kita melewati masa kanak-kanak. Pada masa ini kita mulai
diajari tantang kemandirian dan bagaimana membuat keputusan untuk diri kita sendiri.
Selain itu, karakteristik umum dari pertumbuhan dan perkembangan fisik kita pada periode
usia ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pada umumnya lambat dan mantap;
pertumbuhan yang sangat cepat pada masa kanak-kanak telah selesai dan perubahan-
perubahan menginjak usia remaja mulai tampak. Pada usia ini kita cenderung mengalami
perubahan hormonal,berupa perubahan suara, mulai tumbuhnya bulu-bulu di bagian tubuh
tertentu, dan penonjolan-penonjolan pada bagian tubuh tertentu bagi perempuan.
4
Pada tingkat usia ini system peredaran darah, pencernaan dan pernapasan sudah
berfungsi secara lengkap meskipun pertumbuhan masih terus berlanjut. Parui-paru kita
sudah hampir berkembang secara lengkap dan tingkat respirasi orang dewasa. Tekanan
darah meningkat menjadi sedikit lebih rendah dari pada tekanan orang dewasa. Otak dan
urat syaraf tulang belakang ( spinal cord ) menjadi orang dewasa pada usia 10 tahun, tetapi
perkembangan sel-sel yg berkaitan dengan perkembangan mental belum sempurna dan
terus berlanjut selama beberapa tahun kemudian. Pada usia 10 thun, mata kita telah
mencapai ukuran dewasa dan fungsinya sudah berkembang secara maksimal.
Masa remaja adalah saat ketika kita tidak lagi menjadi kanak-kanak, tetapi belum
memasuki usia dewasa. Meskipun begitu, ada juga di antara kita, remaja, yg kekanak-
kanakan atau remaja yg sudah mampu berpikir layaknya orang dewasa. Saat masih kanak-
kanak hamper sepenuhnya kita bergantung pada orang lain, terutama orangtua atau wali
kita. Masa kanak-kanak adalah masa “ketergantungan aktif” ketika kita sepenuhnya
mengharapkan kasih-sayang dan perhatian orang lain. Tetapi pada masa kanak-kanak kita
juga sadar tantang ketergantungan kita dan berjuang untuk membebaskan diri meskipun
kita tidak sepenuhnya menyadari: bebas dari apa atau kebebasan untuk apa ? Secara tidak
langsung kita menjadi sadar bahwa, meminjam ungkapan Norton, selam ini kita telah
“salah-diidentifikasi,” bahwa kita selama ini bukan “budak”, bahwa kita adalah pribadi-
pribadi yang sama dengan “orang lain” dalam kehidupan kita-bukan sekedar “derivasi-
derivasi”. Kita menjadi tergugah untuk menemukan diri kita. Ketergugahan dan
keingintahuan itulah yg merupakan titik yg akan menjembatani antara masa kanak-kanak
dan masa remaja. Tetapi bahkan masa kanak-kanak kita yg diaktualisasikan secara lengkap
pun belum dpat mempersiapkan diri kita secara baik untuk menghadapi masa remaja.
Tahap krhidupan baru Ini memiliki nilai-nilai yg sama sekali unik, demikian juga dengan
kewajiban-kewajiban dan kebajikan-kebajikannya. Masa remaja menuntut sebuah
kehidupan baru yg lebih agresif dimana apa yg telah kita pelajari pada masa kanak-kanak
hanya memiliki sedikit peran dan pengaruh.
Masa remaja juga biasanya dikaitkan dengan masa “puber” atau pubertas. Istilah
“puber” kependekan dari “pubertas”, berasal dri bahasa Latin. Pubertas berarti kelaki-
lakian dan menunjukan kedewasaan yg dilandasi oleh sifat-sifat kelaki-lakian dan ditandai
5
oleh kematangan fisik. Istilah “puber” sendiri berasal dari akar kata ”pubes”, yg berarti
rambut-rambut kemaluan, yg menandakan kematangan fisik. Dengan demikian, masa
pubertas meliputi masa peralihan dari masa anak sampai tercapainya kematangan fisik,
yakni dari umur 12 tahun sampai 15 tahun. Pada masa ini terutama terlihat perubahan-
perubahan jasmaniah berkaitan dengan proses kematangn jenis kelamin. Terlihat pula
adanya perkembangan psikososial berhubungan dengan ber fungsinya kita dalam
lingkungan social, yakni dengan melepaskan diri dari ketergantungan penuh kepada
orangtua, pembentukan rencana hidup dan system nilai-nilai yg baru.
Dalam literature Barat, remaja juga disebu sebagai adolescent dan masa remaja disebut
sebagai adolescentia atau adolesensia. Beberapa tokoh psikologi menekankan pembahasan
tentang adolesensia atau masa remaja pada perubahan-perubahan penting yg terjadi di
dalamnya. Jean Piaget, misalnya, lebih menitik beratkan pada perubahan-perubahan yg
dianggap penting dengan memandang “adolesensia” sebagai suatu fase kehidupan, dengan
terjadinya perubahan-perubahan penting pada fungsi inteligensia, yr tercakup dalam aspek
kognitif seseorang. Tokoh lain, Ana Freud, menggambarkan masa adolesensia sebagai
suatu proses perkembangan yg meliputi perubahan-perubahan berhubungan dengan
perkembangan psikoseksual, perubahan dalam hubungan kita dengan orangtua dan cita-
cita. F. Neidhart juga melihat masa adolesensia sebagai masa peralihan ditintau dari
kedudukan ketergantungannya dalam keluarga menuju ke kehidupan dengan kedudukan
“mandiri”.
6
Tetapi setidaknya dapat dikatakan bahwa masa remaja dimulai pada saat timbulnya
perubahan-perubahan berkaitan dengan tanda-tanda kedewasaan fisik yakni pada usia 11
tahun atau mungkin 12 tahun pada anak permpuan sedangkan pada anak laki-
lakinumumnya terjadi di atas 12 tahun. 2.3 Mengenali Kebutuhan-kebutuhan [ Psikologis
] Remaja
Pelbagai jenis kebutuhan kita sebagai remaja selama ini telah di kompilasikan dari
kebutuhan-kebutuhan psikologis mendasar. Salah satu penjelasan paling awal mengenai
kebutuhan-kebutuhan remaja adalah bahwa pada mas remaja pada umumnya kita
merindukan pengalaman baru, rasa aman, resons, dan pengakuan. Di usia ini kita seringkali
merasa bahwa rumah tempat kita tinggal telah memberi kita monotomi [bukan otonomi],
rasa tidak aman dan penolakan. Penyimpangan yg kita lakukan kadang-kadang dapat
digambarkan sebagai upaya yg salah arah untuk menenukan kepuasan atau pemenuhan atas
keinginan-keinginan kita yg paling fundamental. Salah satu kebutuhan psikologis kita yg
paling penting dan juga kebutuhan seluruh manusi adalah peneromaan oleh
kelompoksosial di sekitarnya. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan akan kasih saying
dalam lingkungan dekat dalam rumah, penghormatan di antara teman-teman kita sebaya
dan apresiasi dari orangtua atau guru-guru yg mengajar kita. Kebutuhan ini mengambil
bentuk-bentuk yg berbeda pada tahap-tahap usia yg berbeda dan dalam hubunganya dengan
orang-orang berbeda. Tetapi kebutuhan ini tampaknya muncul dari watak esensial manusia
sebagai makhluk social sebagai anggota kelompok sosisal tertentu. Pengalaman akan
penerimaan ini pada masa balita dan kanak-kanak mengarahkan pada rasa aman yg
kemudian membentuk salah satu bahan penting untuk kesehatan mental semangat juang
7
dari warga sipil atau tentara yg karena diperkuat oleh perasaan ini, mampu menghadapi
pelbagai kesulitan dan kekecewaan tanpa kecemasan yg berlebihan. Hilanhnya perasaan
ini pada umumnya akn diikuti oleh rsa tertekan yg kemudian dapat memeunculkan
penyimpangan dan disharmoni mental. Anak-anak yg ditolak atau tidak diinginkan pada
masa balitanya lebih besar kemungkinanya untuk menjadi nak-anak yg sulit diatur dan akan
menyulitkan para gurunya pada usia sekolah.
Bersamaan dengan kebutuhan ini, manusia pada umumnya juga memiliki kebutuhan
untuk “memberi dan menerima” untuk menunjukan rasa kasih saying, merasakan
penghormatan, mengekspresikan penghargaan Pelbagai studi kasus yg dilakukakn C.M.
Fleming, misalnya, menunjukan efek-efek yg merugikan akibat dihalanginya komplemen
atas penerimaan oleh kelompok sosial ini. Hilangnya rasa ini larangan atas kasih saying
dalam bentuk ekstrem mengarah pada penekana yg berlebihan atas nilai kepuasaan-
kepuasaan pengganti semisal hasrat yg besar akan kekuasaa ataau atas kesenangan.
Yang sepadan dengan kebutuhan ini adalah kebutuhan akan pemahaman pencarian
jawaban atas pelbagai pertanyaan berkaitan dengan apa yg sedang terjadi, dan, (dalam
peradabanyg kita kenal dengan baik), dari usia empat atau lima tahun dan seterusnya,
pertanyaan berkaitan dengan mengapa hal-hal itu terjadi seperti sekarang ini. Pertanyaan-
8
pertanyaan metafisikal seseorang anak kecil secara langsung sejalan dengan pemikiran
keagamaan atau filosofis dari seorang remaja atau dewasa. Pertanyaan-pertanyaan tersebut
tampaknya diasosiasikan dengan kebutuhan yg selalu hadir dengan mendapatkan wawasan
berkaitan dengan pengalaman yg terus berubah dan kesalingterkaitan yg juga terus bergeser
daru umat manusia sebagai makhluk sosial dalam pelbagai kelompok sosial dimana anak
itu merupakan salah seorang anggotanya.
Kebutuhan lain yg melengkapi kebutuhan akan petualangan dan pemahaman ini adalah
kebutuhan untuk melaksanakan tanggung jawab dalam jenis tertentu untuk memberi
sumbangan secara progresif melalui tindakan tertentu bagi kesejahteraan kelompok.
Seorang anak kecil yg berbahagia dalam kehidupan keluarganya pada umumnya dapat
dilibatkan untuk melakukan kerjasama aktif dalam kehidupan keluarga. Seorang anak kecil
sebaiknya diizinkan untuk berbagi “tugas-tugas ringan” dengan ibu atau ayahnya, maupun
dengan saudara-saudaranya. Hal ini dimaksudkan untuk memupuk rasa percaya diri dan
tanggung jawab pada si anak agar si anak merasa aman dan nyaman di rumahnya sendiri.
Kebutuhan-kebutuhan yg kita miliki sebagai remaja mempunyai keterkaitan satu sama lain
yg tidak dapat dipisahkan.
Akibat persepsi dan pemaknaan yg keliru tentang cinta, tidak jarang kita terlibat dalam
pergaulan yg terlalu bebas dan permisif. Apapun boleh dilakukan, asal dilakukan atas dasar
suka sama suka. Tidak ada lagi pertimbangan tentang sebab dan akibat. Tidak ada lagi
pertimbangan berdasarkan hati nurani dan akal sehat. Dengan dalih cinta, apa pun akan
dilakukan. Biasanya kita baru merasa sadar ketika efek atau akibat dari pergaulan bebas
tersebut membawa dampak yg negative semisal kehamilan di luar nikah, perasaan minder
akibat kita merasa tidak seperti remaja-remaja lain yg masih “bersih”.
Meskipun angka kehamilan remaja yg belum menikah sulit untuk diketahui dengan pasti
akibat belum adanya statistik mengenai kehamilan remaja belum menikah, akan tetapi, dari
pelbagai berita di media massa, baik cetak maupun elektronik, dan hasil-hasil penelitian
mengenai kehamilan di luar nikah, terlepas dari keabsahan penelitian tersebut, menunjukan
9
kecenderungan bahwa kehamilan remaja di luar nikah cenderung selalu meningkat dari
tahu ke tahun.
Jika sinyalemen ini bener, maka selayaknya kita merasa prihatin dan mencari penangan
atas masalah tersebut secara lebih serius dan komprehensif. Kehamilan remaja di luar nikah
tidak hanya membawa dampak negatif bagi si calon ibu, tetapi juag bagi anak yg di
kandungnya. Selain itu, keluarga dari remaja yg hamil di luar nikah itu pun akan mengalami
tekanan batin tertentu mumgkin akan diterima oleh si remaja maupun keluarganya. Rasa
malu pada tetangga dan teman-teman merupakan penderitaan batin tersendiri yg harus
ditanggung si remaja dan keluarganya. Meskipun ada sebagian orang yg tidak malu dengan
kehamilannya di luar nikah.
10
Dalam islam, jelas sekali Al-Qur’an melarang perzinahan karena dampak buruk yg
diakibatkannya. Ayat-ayat yg melarang zina antara lain adalah,
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah Suatu perbuatan
yang keji dan jalan yang sangat buru (Al-Isra’:32).
Meskipun persoalan tafsir dan pemahaman atas ayat tersebut masih dapat
diperdebatkan, tetapi yg jelas zina zina memberikan dampak buruk dan perbuatan yg tidak
layak dilakukan. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif yg dapat ditimbulkan dari
kehamilan di usia remaja, utamanya yg menyakut perkenbangan bayi yg akan dilahirkan
sebagai manusia.
# Perkembangan Kognitif
Aspek kognitif yg menonjol dalam kehidupan kita adalah kecerdasan. Kecerdasan kita
terdiri atas beberapa aspek yg salah satunya adalah kemampuan berbahasa dan menalar.
Perkembangan kognitif kita dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, anara lain perawatan
kesehatan, keadaan gizi, dan stimulasi mental yg diberikan oleh lingkungan, terutama
kedua orangtua. Selain itu, kondisi sosial dan eoknomi serta kematangan psikologis kedua
orangtua kita pun ikut berperan besar dalam mempengaruhi perkembangan kognitif kita.
11
Menurut sebagian pakar psikologi, sebagaimana dikutip Ancok dan Suroso (1995),
rendahnya tingkat kecerdasan anak-anak tersebut disebabkan oleh si ibu yg belum mampu
memberikan stimulasi mental yg baik pada anak-anak mereka. Hal ini, antara lain
disebabkan ibu-ibu yg masih remaja ini belum memiliki kesiapan untuk menjadi seorang
ibu. Perkembangan bahasa seorang anak sangat banyak dipengaruhi oleh bagaimana cara
kedua orngtuanya berbicara kepada si anak. Aspek-aspek kecerdasan lainnya akan
berkembang jika kedua orangtua dan lingkungannya dapat memberikan permainan atau
stimulasi mental dengan baik. Orangtua yg masih remaja pada umumnya kurang mampu
memberikan stimulasi mental semacam ini.
Meskipun penelitian mengenai dampak kehamilan ibu remaja diluar nikah terhadap
perkembangan sosial dan emosinal anaknya belum menunjukan hasil-hasil yg konsisten;
tetapi cukup banyak penelitian yang menemukan dampak negatif dari kehamilan semacam
ini. Baldwin dan Cain (1981), misalnya, menemukan bahwa anak-anak yg lahir dari ibu
remaja lebih banyak memiliki sifat hiperaktif, rasa bermusuhan yg besar , kurang mampu
mengontrol emosi dan lebih impulsive jika dibandingkan dengan anak-anak yg lahir dari
ibu dewasa.
Sifat-sifat negatif seperti di atas sedikit banyak akan mempengaruhi proses penyesuaian
diri kita terhadap lingkungannya, baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat.
Selain itu, prestasi kita di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemempuan kognitif kita
(kecerdasan kita) dan kemampuan menyesuaikan diri dengan sekolah. Anak yg tingkat
kecerdasannya rendah biasanya memiliki prestasi kurang (atau bahkan tidak) baik di
sekolah. Selain itu, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan di sekolah
12
memiliki pengaruh yg cukup besar terhadap prestasi belajar anak. Anak yg agresif, suka
menyerang, suka diatur biasanya memiliki prestasi yg kurang baik. Para guru biasanya
tidak menyukai anak-anak hiperaktif, nakal, dan suka mengganggu teman-temannya.
Eric Taylor (1988), misalnya, pernah menceritakan seorang anak yg bernama Ari, anak
berusia sembilan tahun, yg memiliki masalah yg berkaitan dengan sikap agresif Ari dan
ketelengasannya kepada anak lain. Dalam sebuah perkelahian Ari pernak mendorong
lawannya keluar dari jendeladan pernah menikam lawannya yg lain dengan gunting. Dua
sekolahnya yg dahulu telah menyatakan bahwa Aria tidak dapat dikendalikan dank arena
itu dikeluarkan. Setiap orang yg mengenalnya sependapat bahwa di luar biasa over aktif,
tidak pernah mengasyiki suatui kegiatan apa pun, dikucilkan oleh teman-teman sebayanya,
dan mudah mengamuk bila merasa frustasi. Pola perilaku seperti ini sudah tampak sejak
Ari masih berusia satu tahun, tetapi bersamaan dengan tambahnya usia, nyata sekali dia
menjadi semakin menjadoi pemurung. Sifat lekas marah dan kecurigaannya yg berlebihan
sebagian besar agaknya terkait dengan suasana rumahnya yg penyh “badai”, dimana
perbantahan menyangkut kebiasaan buruk ayahnya seringkali tidak terkendalikan dan
meningkat menjadi percekcokansecara fisik.
Dalam kasus Ari, jelas sekali perangi atau watak yg ditunjukan orangtua memiliki
pengaru yg besar terhadap perkembangan psikologis seorang anak. Ada sebuah ungkapan
bijak yg menyatakan,”Jika seorang anak dan pujian, dia akan belajar untuk menghormati
orang lain. Jika seorang anak dibesarkan dengan caci maki dan hinaan, dia akan belajar
untuk membenci orang lain”.
# Perkembangan Seksual
Mungkin ada pertanyaan yg pernah terbersit dalam benak sebagian kita: Apakah anak
perempuan yg dilahirkan oleh ibu remaja di luar nikah pada saat anak itu menginjak remaja
nanti lebuh memiliki kemungkinan untuk hamil di luar nikah jika dibandingkan dengan
anak-anak yg dilahirkan oleh ibu-ibu dewasa dalam pernikahan yg sah? Pertanyaan ini
cukup menarik untuk dikaji lebih lanjut untuk mengetahui ada tidaknya efek estafet dari
kehamilan remaja di luar nikah terhadap generasi penerusnya.
13
Baldwin dan Cain (1981) melaporkan bahwa tanda-tanda terjadinya efek estafet itu
memang ada. Anak-anak yg lahir dari ibu remaja memiliki kemungkinan lebih besar untuk
hamil di luar nikah pada usia remaja jika dibandingkan dengan anak-anak yg lahir dari ibu
dewasa dan dalam pernikahan yg sah. Ini memang logis mengingat remaja pada umumnya
belum siap untu menerima kehadiran seorang anak sebagai bagian darikehidupannya.
Ketidaksiapan ini kemudian yg, antara lain, menyebabkan kurangnya kemampuan orangtua
untuk mendidik dan mengasuh anaknya dengan baik dan benar sehingga risiko untuk
terjerumus kedalam hal-hal yg negatif akan lebih besar.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kami kira remaja harus pintar dalam memilih teman agar tidak terjerumus dalam
pergaulan bebas yang telah merusak aqidah dan moral sebagian remaja di negeri ini
Oleh karena itu remaja itu perlu mengikuti kegiatan-kegiatan seperti pengajian
remaja,karang taruna,dan kegiatan lainnya.
A. Saran
Perlu kiranya remaja melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang positif baik di sekolah
maupun di lingkungannya yang tentunya harus mendapatkan dorongan dan restu dari orang tua
B. Kritik
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih kurang baik oleh karena itu kami
sangat membutuhkan kritikan yang membangun dari para pembaca
15
DAFTAR PUSTAKA
16