Anda di halaman 1dari 17

“POLA FIKIR SISWA SMANSA”

DISUSUN OLEH :
ANUGERAH ANDHARA HARYANTI
SYAMAN MADAUDI ARKASYA

SMA NEGERI 1 KOTA TANGERANG SELATAN


JL. Pendidikan No.49 Ciputat Timur.
Kata pengantar
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “pola fikir siswa smansa” ” dapat
kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang bagaimana pembuatan makalah. Begitu
pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian
pustaka maupun melalui media internet.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim
penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya, terima kasih.

Tangerang Selatan, 30 may


2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………..……………………….. i

KATA PENGANTAR ………………………………………….……….…………….. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………..……………………. 1

 1.3 Latar Belakang ……………………………………………………….……………. 1


 1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………… 1
 1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………………………. 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………………… 2

 2.1 Pengertian Pergaulan Bebas ……………………………………………….. 2


 2.2 Penyebab Siswa Merokok ……………………………………………………. 3
 2.3 Pengertian berkelahi …………………………………………………………… 6
 2.4 Pengertian senioritas ………………………………………………………….. 8

BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………….………. 9

 3.1. Jenis Penelitian ……………………………………………………….………..… 9


 3.2 Objek Penelitian …………………………………………………..…………...… 10
 3.3 Teknik Pengumpulan data ………………………………………..…………. 10
 3.4 Hasil Penelitian dan Pembahasan ……………………….………………. 13

BAB IV METODE PENELITIAN …………………………………………….…. 14

 4.1 Simpulan ………………………………………………………………………………. 14


1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang yang dikatakan
“bebas” melampaui batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini
sering kita dengar baik di lingkungan maupun di media. Remaja adalah individu yang
tidak stabil secara emosional yang sangat rentan. Minimnya informasi dan daya tarik
teman-teman ras campuran mengurangi potensi generasi muda dari waktu ke waktu.
Pergaulan bebas merupakan salah satu kebutuhan esensial bagi makhluk sosial yang
membutuhkan orang lain dan hubungan interpersonal melalui pergaulan (personal
relationship) dalam kehidupan sehari-hari.
Berserikat adalah hak asasi setiap individu dan harus dibebaskan agar setiap orang
tidak terbatas pada berserikat, apalagi didiskriminasi, karena pelanggaran hak asasi
manusia. Interaksi manusia karenanya harus bebas tetapi tetap mengikuti norma, hukum,
norma agama, budaya dan norma sosial. Jadi ketika relawan medis bebas tetapi tidak
reguler, mereka dibatasi oleh aturan dan norma kehidupan manusia. tidak mengarah pada
penerimaan seperti hari ini. Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun
bangsa menjadi lebih baik melalui pemikiran dan tindakan visioner yang bermanfaat bagi
mereka, keluarga mereka dan dunia di sekitar mereka. Oleh karena itu, para pemuda ini
harus diberikan perhatian khusus, baik oleh dirinya sendiri maupun oleh orang tuanya
serta masyarakat di sekitarnya.
Kita banyak berbicara di media dan kita lihat di media elektronik ada remaja yang
sukses, ada juga remaja yang melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan diri
sendiri, keluarga dan masyarakat disekitarnya.
Pada artikel kali ini kami akan mencoba membahas bagaimana cara mengatasi
pergaulan bebas remaja.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Bagaimana pendapat kamu tentang pergaulan bebas di smansa
b. Bagaimana pendapat kamu terhadap anak smansa yang merokok dilingkungan
sekolah
c. Bagai mana respon kamu bila ada murid yang mendapatkan bullying
d. Apa yang kita lakukan bila ada teman yang berkelahi dilingkungan sekolah
e. Bagaimana cara mencegah senioritas disekolah

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengedukasi atau mencerna otak' siswa Smansa.
b. Untuk mengetahui pengetahuan keterbatas otak secara langsung saat berfikir.
c. Untuk mengetahui aktivitas siswa saat di sekolah.
d. Untuk menganalisis apakah siswa- siswa di smansa sudah melakukan apa yang
sedang terjadi di hadapannya.
2

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS
Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia. Tapi perlu diketahui bahwa tidak selamanya
perkembangan membawa kepada kemajuan. Namun ada Nampak negative yang lahir akibat
perkembangan itu, salah satunya adalah budaya pergaulan bebas.
Istilah pergaulan bebas bukan hal yang tabu lagi dalam kehidupan masyarakat, tanpa
melihat jenjang usia kata pergaulan bebas sudah sangat popular, artinya bahwa ketika
masyarakat mendengar kata pergaulan bebas maka arah pemikirannya adalah tindakan yang
terjadi diluar koridor hokum yang bertentangan, terutama bagi aturan Agama. Dari segi
bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas yaitu lepas sama sekali( tidak
terhalang, terganggu, dan sebagainya sehingga boleh bergerak, berbicara, berbuat, dsb,
dengan leluasa), tidak terikat atau terbatas oleh aturan-aturan.
Dari beberapa pendapat tersebut diperoleh gambaran bahwa pergaulan bebas remaja
adalah perwujudan sikap dan perbuatan remaja dengan tidak memperhatikan norma dan
aturan yang berlaku, atau dengan kata lain cenderung berbuat melanggar norma dan aturan.
Remaja yang dimaksud yaitu” masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-
kanak menuju dewasa”. Atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah masa perpanjangan
masa kanak-kanak sebelum mencapai masa.Pergaulan bebas identik dengan “klub”
(Glittering World). Diketahui bahwa penggunaan narkoba merajalela, hal ini terkadang
identik dengan seks bebas yang pada akhirnya berujung pada penyakit HIV/AIDS dan
tentunya setelah terpapar virus tersebut, kehidupan remaja menjadi lumpuh dalam segala hal.
Pergaulan bebas yang dilakukan oleh remaja biasanya bagian dari eksistensi diri,
pelampiasan emosi atau rasa kecewa yang dialami. Adapun macam pergaulan bebas seperti
penyalahgunaan narkoba, seks bebas, mabuk, dan kenakalan remaja lainnya.Dampak dari
permasalahan ini juga bermacam macam, anak remaja bisa saja putus sekolah, menurun
prestasi belajar bahkan hingga hamil diluar nikah.Tentu pergaulan bebas merupakan tindakan
yang sangat tidak terpuji ya Grameds, maka dari itu kita harus menghindari itu semua.
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai pergaulan bebas.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “pergaulan” memiliki arti menjalin
pertemanan dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan kata bebas berarti lepas atau tidak
terikat. Dapat disimpulkan pergaulan bebas adalah jalinan pertemanan dalam kehidupan
bermasyarakat yang bersifat lepas atau tidak terikat.Menurut Katono, pergaulan bebas
merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
sosial, akibatnya mengmbangkan perilaku yang menyimpang.Menurut Santrock, pergaulan
bebas adalah kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial
hingga menyebabkan tindakan kriminal.Menurut B.Simanjuntak pergaulan bebas adalah
sebuah proses interaksi antara seorang dengan orang lain tanpa mengikatkan diri pada aturan-
aturan baik undang-undang maupun hukum agama serta adat kebiasaan.
3

Menurut Gunarsa pergaulan bebas adalah sebagai pergaulan yang luas antara pemuda
dan pemudi. Tidak terlampau menekankan pengelompokan yang kompak antar dua orang
saja namun antara tidak sedikit muda-mudi.Pergaulan bebas secara umum adalah perilaku
individu atau suatu kelompok yang menyimpang. Sikap menyimpang ini melewati bata dari
aturan, kewajiban, tuntutan, syarat dan perasaan malu. Pergaulan bebas juga bisa diartikan
sebagai perilaku menyimpang yang melanggar norma sosial dan agama.Seperti yang kita
tahu, di Indonesia terdapat nilai dan norma yang berdasarkan budaya, suku, agama dan jenis
kelamin. Norma ini membatasi sikap dan perilaku seseorang sesuai aturan yang berlaku
dalam masyarakat. Jika Kita sudah mendengar kata pergaulan bebas pasti pikiran kita
langsung mengarah kepada yang negatif atau perilaku buruk.

2.2 PENYEBAB SISWA MEROKOK


Faktor penyebab remaja merokok

Remaja cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar. Banyak studi menunjukkan
bahwa siswa lebih mungkin untuk merokok daripada orang dewasa. Apalagi berdasarkan
hasil riset terbaru mengatakan bahwa remaja yang merokok setiap tahun semakin meningkat.
Pada umumnya, mereka mengaku sudah mulai merokok antara usia 9 hingga 12 tahun.
Kebiasaan merokok bagi para pelajar bermula karena kurangnya informasi dan
kesalahpahaman informasi, termakan iklan, atau terbujuk rayuan teman. Alasan pertama kali
merokok yang paling dominan adalah karena coba-coba, diikuti oleh pengaruh iklan TV,
ingin kelihatan gagah, dan dipaksa teman. Faktor lingkungan keluarga dan masyarakat. Orang
tua menjadi panutan dalam memberikan contoh bagi anak-anaknya, data dari GYTS 2009,
menunjukan 72,4% remaja usia 13-15 tahun mempunyai orang tua merokok.
Melihat dari kandungan rokok, tentu saja hal tersebut membawa pengaruh buruk bagi
anak usia sekolah. Perubahan perilaku anak yang merokok ini juga dapat dilihat seperti
kurang fokus belajar, gangguan belajar, gangguan daya tangkap, energi menurun, gangguan
kecemasan, hingga depresi ringan. Bukanlah hal yang mudah bagi seorang perokok untuk
berhenti. Ketika seseorang telah kecanduan rokok, nikotin yang terkandung dalam tembakau
merangsang otak untuk melepas zat yang memberi rasa nyaman. Kecanduan nikotin dapat
mengakibatkan rasa tidak nyaman, mudah marah, sulit berkonsentrasi.

Tidak ada yang memungkiri adanya dampak negatif yang timbul dari perilaku
merokok, tetapi perilaku merokok bagi kehidupan nyata merupakan kegiatan yang fenomenal
artinya meskipun sudah diketahui akibat negatif merokok, tetapi jumlah perokok bukannya
semakin menurun, tetapi semakin meningkat dan perokok yang usianya masih mudah
semakin bertambah. Faktanya bahwa sebagian besar remaja Indonesia mengetahui dampak
dari perilaku merokok yang mereka lakukan, tetapi sering kali mereka menganggap bahwa
akibat dari perilaku merokok tidak begitu berpengaruh bagi kehidupan mereka. Hal ini
disebabkan karena dampak negatif dari merokok tidak langsung dirasakan oleh remaja pada
saat merokok.

Bahaya apa yang timbul jika remaja sudah merokok?


Di dalam sebatang rokok terkandung 4.000 jenis senyawa kimia beracun yang
berbahaya untuk tubuh dimana 43 diantaranya bersifat karsinogenik, dengan komponen
utama

nikotin (zat berbahaya penyebab kecanduan), Tar (bersifat karsinogenik), CO (menurunkan


kandungan oksigen dalam darah.Ketika seseorang telah kecanduan rokok, nikotin yang
terkandung dalam tembakau merangsang otak untuk melepas zat yang memberi rasa nyaman
(Dopamine), sehingga menyebabkan rasa ketergantungan. Untuk mempertahankan rasa
nyaman, timbul dorongan untuk merokok kembali, inilah awal dari proses kecanduan.

Ditinjau dari segi kesehatan, beberapa ahli mengemukakan bahwa rokok dapat
menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan baik pada perokok itu sendiri,
maupun orang lain disekitarnya yang tidak merokok. Kandungan dalam rokok yang berupa
nikotin, tar dan zat adiktif dapat memberikan berbagai dampak negatif bagi kesehatan seperti
kanker paru-paru, kanker mulut, kanker tenggorokan, penyakit jantung koroner, radang
saluran pernafasan, pembengkakan paru-paru, penyakit kandung kemih, gangguan
reproduksi, impotensi, gangguan kehamilan dan janin. Dampak yang ditimbulkan akibat
penggunaan rokok dengan intensitas yang tinggi serta usia yang lebih dini saat
mengkomsumsi rokok dapat menambah resiko kematian (McKim, 2007).

Pengertian Bullying

Bullying berasal dari kata Bully, yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian
adanya “ancaman” yang dilakukan seseorang terhadap orang lain (yang umumnya lebih
lemah atau “rendah” dari pelaku), yang menimbulkan gangguan psikis bagi korbannya berupa
stress yang muncul dalam bentuk gangguan fisik atau psikis, atau keduanya; misalnya susah
makan, sakit fisik, ketakutan, rendah diri, depresi, cemas, dan lainnya. Apalagi Bully
biasanya berlangsung dalam waktu yang lama (tahunan) sehingga sangat mungkin
mempengaruhi korban secara psikis. Sebenarnya selain perasaan-perasaan di atas,
seorang korban Bully juga merasa marah dan kesal dengan kejadian yang menimpa
mereka. Ada juga perasaan marah, malu dan kecewa pada diri sendiri karena
membiarkan kejadian tersebut mereka alami. Namun mereka tak kuasa
“menyelesaikan” hal tersebut, termasuk tidak berani untuk melaporkan pelaku pada
orang dewasa karena takut dicap penakut, tukang ngadu, atau bahkan disalahkan.

Dengan penekanan bahwa bully dilakukan oleh anak usia sekolah, perlu dicatat bahwa
salah satu karakteristik anak usia sekolah adalah adanya egosentrisme (segala sesuatu
terpusat pada dirinya) yang masih dominan. Sehingga ketika suatu kejadian menimpa dirinya,
anak masih menganggap bahwa semua itu adalah karena dirinya. Bullying awalnya didasari
atas saling olok mengolok, bercanda. Tetapi lama kelamaan menjadi frontal bahkan sudah
mulai rasis dan mengandung SARA. Akhirnya menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan
dan tak terduga seperti penindasan, pengeroyokan, pemukulan dan hal-hal yang merusak
psikis atau mental seseorang. Setidaknya ada lima jenis bullying atau perundungan yang
harus diketahui:

1. Verbal Bullying/ Perundungan VerbalP


2. hysical Bullying/ Perundungan Fisik

3. Social Bullying/ Perundungan Sosial

4. Cyber Bullying/ Perundungan Dunia Maya

5. Sexual Bullying / Perundungan Seksual

Dengan mengetahui jenis-jenis bullying, Guru Pintar akan lebih mudah dalam
mengedukasi siswa tentang apa itu bullying dan bagaimana dampaknya terhadap seseorang.
Tidak hanya jenis-jenisnya, contoh bullying juga harus diberitahukan sehingga tidak menjadi
hal yang akan terus berulang.

Penting sekali untuk memahami bahwa bullying itu sama sekali bukan bagian normal
dari masa kanak-kanak yang harus dilewati. Tindakan bullying itu berakibat buruk bagi
korban, sanksi maupun bagi si pelaku itu sendiri. Bahkan efeknya bisa membekas sampai si
anak dewasa.Tidak hanya dampak yang saat ini terlihat saja yang akan dialami sang anak,
tetapi dampak dalam jangka panjang juga akan dialami. Dampak ini tentu akan
mempengaruhi kehidupan anak nantinya.

Dampak buruk yang dapat tejadi pada anak yang menjadi korban tindakan bullying,
antara lain:

1.) Kecemasan

2.) Merasa kesepian

3.) Rendah diri

4.) Tingkat kompetensi sosial yang rendah

5.) Depresi

6.) Simptom psikosomatik

7.) Penarikan social

8.) Keluhan pada kesehatan fisik

9.) Minggat dari rumah

10.) Penggunaan alkohol dan obat


11.) Bunuh diri

12.) Penurunan performasi akademik

Jika bullying berlanjut dalam jangka waktu yang lama dapat mempengaruhi diri anak
dalam menghargai dirinya sendiri. Untuk kasus yang lebih ekstrim seperti bunuh diri, korban
bullying juga bisa menjadi pelaku pembunuhan yang diakibatkan oleh rasa benci yang sangat
mendalam. Di samping itu cara mengatasi bullying yang terjadi di kalangan remaja adalah
menghimbau para orang tua untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak sejak dini.
Agarkan anak untuk memliki rasa empati menghargai orang lain dan menyadarkan sang anak
bahwa dirinya adalah makluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.
Untuk itu saat melihat teman yang mendapatkan bully hendaklah kita membantunya yaitu
dengen beberapa cara dibawah ini

A. Menghadapi Masalah Sendiri.

Saat melihat teman kita di-bully, hadapi dulu masalah ini dengan sendiri. Anggap ini
sebagai masalah kita juga. Jangan khawatir takut dengan anggapan sok pahlawan dari
komentar orang lain. Ingat, apapun bentuk perilaku bully itu salah. Dengan ikut menganggap
ini sebagai masalah kita, kita bisa katif mengurangi perilaku bully di sekolah.

B. Cari Dukungan Orang Lain

Saat ikut menolong sahabat di-bully, bisa jadi keselamatan kita ikut terancam.
Makanya, kita butuh dukungan orang lain buat melindungi kita dan teman kita yang di-bully.
Kita bisa melaporkan perbuatan ini ke guru atau orangtua kita. Supaya pelaku enggak akan
menyerang kita atau melakukan tindak kekerasan yang bisa membahayakan keselamatan kita
dan teman.

C. Atasi Dengan Bijak

Tindakan kita saat melihat teman kita di-bully kakak kelas, tentu butuh keberanian
besar. Tapi bukan artinya kita harus menyerang mereka kembali dengan kekerasan. Kita bisa
menolong mereka saat di-bully misalnya, melaporkan langsung ke guru supaya cepat diatasi.
Atau kita bisa menegur saat melihat adik kelas di-bully sahabat. Enggak selamanya bully bisa
diatasi dengan sikap agresif. Supaya terselesaikan dengan baik, kita harus bisa mencari solusi
menyelesaikannya dengan bijak.

2.3 PENGERTIAN BERKELAHI


Dalam berhubungan atau bersosialisasi dengan orang lain memang tidak memang
tidak selamanya berjalan dengan baik. Terkadang ada saja masalah yang menerpa dalam
hubungan tersebut, meskipun dengan orang yang sudah menjadi teman sekalipun. Bahkan,
teman merupakan orang yang mungkin sering bertengkar dengan temannya sendiri.
Apabila ada 2 orang teman kita yang sedang bertengkar, maka kita sebagai sesama temannya
harus menyikapi hal tersebut dengan bijak. Bantu agar pertengkaran tersebut berhenti dan
masalah yang sedang dihadapi bisa diselesaikan dengan baik-baik. Sehingga hubungan
pertemanan tetap terjaga dengan baik. Karena bila dibiarkan, pertengkaran selain bisa
membahayakan secara fisik, juga bisa merubah pertemanan menjadi permusuhan. Kita tentu
tidak ingin 2 orang teman kita menjadi saling bermusuhan.

Cara meleraikannya :

1. Melerai
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah melerai 2 orang tersebut. Setidaknya
mereka terpisah dan tidak lagi melakukan adu fisik. Hal ini untuk menjaga agar tidak ada
korban luka yang parah atau bahkan korban jiwa. Hal ini karena seseorang yang sedang
dilanda amarah bisa berbuat tanpa menggunakan akal sehatnya.

Jika kita tidak bisa melerai mereka sendirian, maka mintalah bantuan pada orang lain.
Pastikan pertengkaran tersebut telah berhenti dan masing-masing sudah tidak memiliki
keinginan untuk saling baku hantam lagi.

2. Menasehati

Setelah pertengkaran berhasil dilerai, maka kita bisa ikut menasehati mereka berdua.
Sampaikan bahwa menyelasaikan masalah dengan kekerasan bukanlah tindakan yang tepat,
justru akan menimbulkan masalah baru. Namun ketika menasehati, jangan berikan kesan
bahwa kita sedang menggurui, jangan hanya berbicara saja tapi juga dengarkan keluh kesah
mereka.

3. Membantu Mencari Solusi


Selain menasehati agar tidak bertengkar, kita bisa turut berdiskusi untuk mencari
solusi terbaik untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam mencari solusi, kita harus menjadi
penengah yang adil bagi kedua pihak. Jangan berat sebelah atau pilih kasih kepada salah satu
pihak karena hal tersebut akan membuat kita ikut terseret dalam masalah.

4. Jangan Memanas-manasi
Dalam menyikapi teman yang bertengkar, kita harus mendinginkan perasaan mereka
agar amarah bisa mereda. Misalnya dengan mengajak melakukan aktifitas lain atau
membicarakan hal yang menyenangkan. Jangan memanas-manasi mereka, misalnya dengan
menceritakan keburukan pihak yang lain. Hal tersebut akan membuat masalah semakin
berlarut-larut.

Demikian 4 tips yang bisa kita lakukan untuk menyikapi dua teman yang sedang bertengkar.
Jadilah penengah yang baik.

Memasuki usia dewasa, tiap orang perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi
beragam masalah, salah satunya dalam hubungan pertemanan. Memiliki konflik dengan
teman karena satu dan lain hal merupakan hal yang biasa terjadi. Rasa kecewa, sedih, kesal,
marah, hingga senang yang justru akan memperkuat pertemanan. Pasalnya, semua emosi
tersebut adalah milik Anda sendiri sehingga dapat dengan mudah dikendalikan. Yang sulit
adalah saat dua di antara sahabat Anda bertengkar. Sebagai orang yang tidak terlibat konflik,
Anda mungkin berpikir tindakan apa yang sebaiknya dilakukan untuk membuat hubungan
mereka membaik. Apakah harus menjadi penengah atau mendiamkan mereka saja? Sebelum
keadaan semakin buruk, segera ambil tindakan melalui tips berikut ini.

1. Jangan memihak
Saat dua teman berselisih, secara tidak sadar, Anda tengah menjadi mediator yang
menghubungkan komunikasi keduanya. Tentu merupakan tindakan yang baik jika Anda
melakukannya. Namun, hal yang harus diingat, jangan biarkan salah satu dari mereka
berperan sebagai 'wasit' di mana Anda dipaksa dipaksa untuk menimbang siapa yang benar
dan siapa yang salah, ungkap psikolog bernama Marie Land. Jika salah satu dari mereka
mulai berbicara seolah-olah meminta Anda berada di pihaknya, katakanlah sesuatu seperti,
"Kalau membicarakan si A dengan Anda rasanya kurang nyaman, deh. Saya harap kalian bisa
membicarakannya bersama tanpa melalui saya untuk memperbaiki masalah."

2. Jangan mengubah situasi

Circle pertemanan Anda dan dari masing-masing kedua sahabat itu penting dan saling
mempengaruhi. Ketika berada di tengah kondisi di mana kedua teman bertengkar, hal ini
penting karena pada akhirnya Anda akan berurusan dengan orang dewasa yang menentukan
bagaimana dan dengan siapa mereka lebih banyak menghabiskan waktu. Menurut Andrea
Bonior, seorang psikolog dan pembawa acara Baggage Check di The Washington Post,
"Bukan tugas Anda mengurusi masalah orang lain. Meskipun akan sangat menyebalkan
memiliki dua teman yang bertengkar, namun ingatlah bahwa semakin membuat semuanya
tentang Anda, maka akan semakin sengsara."

3. Tetapkan aturan mengenai obrolan yang "sehat"


Tetapkan batasan yang jelas dengan setiap teman untuk membangun peran pertemanan
atau ketiadaan sosok Anda dalam permusuhan ini. Coba untuk menegakkan aturan seperti
tidak ada pembicaraan negatif tentang teman lain di depan Anda atau tidak ada
menyampaikan pesan di antara keduanya. Serahkan dan percayakan masalah yang tengah
mereka hadapi tanpa harus terlibat lebih dalam.

4. Mempercayakan pertemanan sepenuhnya di tangan mereka


Dalam proses menjadi dewasa di kehidupan sehari-hari, terkadang kita pernah belajar
untuk mengalah. Anda mungkin bergaul dengan kedua orang teman ini, tetapi jika mereka
tidak lagi terhubung sebagai teman, Anda tidak perlu merasa stres dan menjadikannya sebuah
beban. "Pada titik ini, mereka mungkin memiliki sedikit kesamaan kecuali pertemanan
dengan Anda," terang Irene S. Levine, seorang psikolog dan penulis Best Friend Forever:
Surviving A Breakup With Your Best Friend. Jika saat bersama terasa menjadi tidak nyaman,
Anda mungkin perlu memberikan mereka waktu sendiri. Yang bisa Anda lakukan adalah
meyakinkan keduanya bahwa secara pribadi, pertemanan mereka dengan Anda akan selalu
penting.

2.4 PENGERTIAN SENIORITAS

Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan kata senioritas. Bagi yang belum tau
senioritas adalah keadaan atau tingkatan lebih tinggi dalam segi usia, pangkat maupun
pengalaman. Hal ini kerap terjadi diberbagai tempat sekolah,kampus,dan kantor. Senioritas
lebih terkenal dalam bidang Pendidikan. Senioritas di SMA yang saya alami sendiri menjadi
bukti kalau senioritas di SMA itu sudah seperti tradisi dibeberapa sekolah. Saat memasuki
SMA sebenarnya saya sudah tidak asing dengan senioritas, karena dari SMP juga sudah ada
yang namanya senioritas, tetapi saat memasuki SMA ternyata tidak seperti yang saya
pikirkan kita diberi tau apa saja larangan larangan lain selain larangan dari pihak sekolah,
salah satunya, tidak boleh mengurai rambut, ada toilet khusus yang tidak boleh dipakai, dan
juga harus menyapa kakak kelas saat bertemu.

Tentunya tidak hanya larangan yang diberi tahu, kita juga diberi tahu tentang
konsekuensi apabila kita melanggar hal hal yang sudah diberi tahu. Saat di sekolah, saya
pribadi berusaha sebisa mungkin tidak melanggar 'peraturan' itu, karena saya takut akan
konsekuensi yang ada. Terlebih lagi saya mendengar cerita teman saya yang dipanggil oleh
kakak kelas, sehabis dipanggil dia menangis, saya pribadi kasihan dengan teman saya. Saya
seperti yang saya bilang diatas tadi senioritas sudah seperti tradisi di beberapa sekolah,
kenapa? Karena yang dijadikan korban atau para junior memiliki rasa ingin balas dendam
juga calon juniornya nanti, apabila sudah menjadi senior kelak akan melakukan hal yang
sama

Banyak kasus yang terjadi mengatasnamakan senior. Tindakan kekerasan senioritas


terhadap junior dipengaruhi oleh adanya kuasa dan anggapan bahwa mereka unggul dari sisi
pengalaman diatas segala-galanya. Weber (1947) menjelaskan kekuasaan ini sebagai
kemungkinan seseorang melakukan keinginan didalam suatu hubungan sosial yang
ada,termaksud dengan kekuatan tanpa menghiraukan norma dan nilai yang menjadi landasan.
Ada yang bersifat positif dan juga negatif.

Mengapa senioritas terjadi?

Awal mula tujuan dari senioritas adalah untuk membentuk dan mendidik mahasiswa baru
atau junior agar dapat menjadi lebih baik dalam memegang setiap tanggung jawab mereka
dan juga untuk membuat satu angkatan lebih solid.

Apa itu senioritas dan contohnya?

Dalam dunia sekolah, senioritas dilakukan oleh murid yang tingkat kelas-nya lebih tinggi
(Senior) kepada para Menurut KBBI, senioritas adalah keadaan yang lebih tinggi dalam
pangkat, pengalaman, dan usia. murid yang tingkat kelas-nya lebih rendah (Junior) dengan
cara menekan para junior tersebut sesuai keinginannya.

Apa itu budaya senioritas?

Senioritas sendiri secara gramatikal memiliki makna prioritas atau tingkatan yang diperoleh
dari umur, pengalaman atau lamanya pekerjaan. Budaya senioritas dimiliki oleh orang-orang
yang memiliki pola pikir bahwa ada tingkatan perihal senior dan junior dalam sebuah
lingkungan dan menjadikan itu perbedaan.

10

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN


Penelitian ini merupakan penelitian analisis isi yaitu suatu teknik yang sistematis
untuk menganalisis makna pesan dan cara mengungkapkan pesan. Penganalisis dalam hal
ini tidak hanya tertarik pada pesan itu sendiri, tetapi pada pertanyaan-pertanyaan yang
lebih luas tentang proses dan dampak komunikasi. Sehingga dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa tujuan utama dari analisis kontens adalah mencoba menganalisis
muatan nilai-nilai moral apa saja yang dibuat dalam pedoman etika pola pikir siswa di
SMAN 1 TANGERANG SELATAN.

3.2 OBJEK PENELITIAN


Objek penelitian ini adalah berupa dokumen seperti buku, majalah, jurnal, artikel di
media massa baik cetak maupun elektronik. Selain itu juga dokumen-dokumen lain yang
berkaitan dengan pedoman pergaulan di SMAN 1 TANGERANG SELATAN . Objek
primer dalam penelitian ini adalah wawancara.

3.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data adalah suatu prosedur yang sistematis untuk memperoleh
data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian sosial yang lazim
digunakan adalah wawancara (interview) Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan wawancara. Wawancara merupakan
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy J. Moleong, 2000:
135).

3.4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN


1. Deskripsi lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di sman 1 tangerang selatan,ciputat timur . SMA Negeri 1
Ciputat didirikan pada tanggal 4 Januari 1977 dengan nama SMAN 27 Jakarta kelas
jauh Ciputat. Sesuai dengan perkembangannya, maka pada bulan April 1979 dengan
adanya peralihan pembinaan SMA Negeri 27 Jakarta kelas jauh Ciputat dari kanwil
Depdikbud DKI Jakarta ke kanwil Depdikbud Provinsi Jawa Barat, maka status SMA
Negeri 27 Jakarta kelas jauh Ciputat berubah menjadi SMA Negeri Tangerang Filial
Ciputat. Dengan keluarnya SK Mendikbud RI No. 0298/0/1982 tanggal 9 Oktober
1982, maka SMA Negeri Tangerang Filial Ciputat dinyatakan mandiri dengan nama
SMA Negeri Ciputat. Dengan adanya SK Mendikbud RI tanggal 27 Maret 1997
tentang perubahan Nomenklatur SMA, maka nama SMA Negeri Ciputat berubah
nama menjadi SMA Negeri 1 Ciputat.

11

Selama meyelenggarakan program wawancara di sekolah sman 01 tangerang selatan,


saya banyak menanyakan pertanyaan yang cukup gampang untuk di jawab oleh
siswa / siswi.
2. Nilai-nilai Moral dalam panduan pola pikir siswa smansa.
Nilai-nilai moral yang menjadi bagian analisis dalam penelitian ini adalah teman-
teman saya. Masing- masing nilai moral tersebut akan di uraikan secara rinci sebagai
berikut: a. Bagaimana pendapat kamu tentang pergaulan bebas di smansa.
- Pendapat saya pergaulan bebas di Smansa lumayan buruk karena siswa siswi nya
sendiri terkena dampak negatif dari pergaulan bebas.
- Saya tidak setuju dengan pergaulan bebas di smansa. Selain bisa memberikan
banyak dampak buruk terhadap pelaku, pergaulan bebas di lingkungan sekolah
juga dapat mencemarkan nama baik sekolah.
- Menurut pendapat saya, pergaulan bebas adalah sesuatu perbuatan yang pasti
dikonotasikan dengan yang negatif/buruk. Melihat dari berita yang beredar dan
dari apa yang sudah terjadi di smansa, maka dapat dikatakan bahwa pergaulan
bebas di smansa buruk dan mungkin bisa membuat teman-teman lainnya
terpengaruh.

b. Bagaimana pendapat kamu tentang siswa smansa merokok di area sekolah?


- Sudah banyak saya melihat masyarakat yang merokok, baik dari kalangan tua
hingga remaja pun merokok. Menurut saya merokok sendiri bukanlah tindakan
kejahatan, namun perlu sekali pengetahuan atau sosialisasi dan juga pemahaman
dari perokok apalagi yang masih sekolah dan merokok di sekolah. Maka dari itu,
perilaku merokok di smansa sangat tidak terpuji, ketika tindakan kita tidak sesuai
dengan tempat, situasi dan kondisi, malah akan merugikan perokok tersebut.
- Tidak baik karena tidak mematuhi tata tertib atau kedisiplinan di sekolah serta
dapat menjatuhkan nama sekolah.
- Saya tidak setuju dengan siswa Smansa yang merokok di lingkungan sekolah tentu
karena melanggar peraturan sekolah dan juga membahayakan bagi kesehatan
perokok juga orang sekitar serta mencemarkan lingkungan sekolah.

c. Bagaimana respon kamu bila ada murid yang mendapatkan bullying?


- Rangkulnya yang dibully menunjukkan padanya bahwa saya peduli dan
membuatnya berani agar tidak dibully lagi.
- Menjauhkan korban bully dari pelaku bully dan menenangkannya menegur pelaku
bully dan melaporkan ke pihak lanjut seperti guru jika sudah tidak bisa ditangani
sendiri.
- Seperti yang sudah kita ketahui bahwa bumi merupakan perilaku menindas
seseorang yang dapat membuat korban menjadi stress depresi ketakutan hingga
bunuh diri sebagai siswa di Smansa jika saya melihat atau mendengar ada perilaku
bullying maka saya pasti akan melapor kepada pihak sekolah dan juga saya
berharap agar pelaku bully tersebut mendapatkan balasan yang setimpal.

12

d. Apa yang kita lakukam bila ada teman yang sedang berkelahi
- Memisahkan dan menenangkan teman yang sedang berkelahi mendengarkan
argumen dari sudut pandang kedua pihak tanpa memihak di salah satunya.
- Melerainya dan menenangkan salah satu dari mereka agar tidak berkepanjangan
kelahinya.
- Tentunya jika ada yang berkelahi sebaiknya kita melarangnya biarkan mereka
istirahatkan pikiran mereka masing-masing setelah mereka sudah tenang baru
mereka bicara baik-baik ataupun juga depan bantuan orang ketiga (mediasi).

e. Bagaimana cara mencegah senioritas di sekolah?


- Menjalani komunikasi yang baik berprasangka baik dalam setiap proses
beradaptasi dan bersosialisasi.
- Sekolah harus lebih menerapkan kedisiplinan yang ketat terhadap siswa maupun
siswi tata tertib perjalanan dan hukuman bagi anak-anak yang tidak menaati
peraturan sekolah.
- Pendapat saya cara mencegahnya senioritas itu dari guru sendiri kalau guru sudah
memprioritaskan gimana bisa nggak ada senioritas di SMANSA.

13

BAB IV

PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Lingkungan pergaulan remaja sangat berpengaruh bagi para remaja
dalam pola tingkah lakunya termasuk dalam memilih pergaulan yang tidak
berorientasi kepada perilaku negatif seperti merokok, minuman keras, narkotika,
tawuran termasuk salah satunya yaitu dalam hal berpacaran. Dari factor
pergaulan remaja tersebut maka secara tidak langsung membuat remaja
lain muncul rasa penasaran, rasa ingin tentang hal-hal apa yang terjadi
dalam lingkung pergaulan remaja. Perilaku pergaulan bebas di kalangan
remaja dikarenakan kurangnya kontrol diri sendiri, mereka cenderung
mencari kesenangan sendiri tanpa menghiraukan nasehat orang tua.
Peran orang tua ataupun para pendidik yang ada disekolah sangat
diperlukan untuk menanamkan dalam diri remaja tentang nilai-nilai pendidikan
agama, moral, dan etika dalam keluarga. Kerjasama guru, orang tua dan
masyarakat dalam menanamkan nilai-nilai tersebut sangat diperlukan agar
mudah diserap oleh remaja. Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya
kemampuan intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat
mengembangkan rasa percaya diri, mengembangkan keterampilan mengambil
keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan rasa harga diri, dan mengembangkan
keterampilan berkomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai