Anda di halaman 1dari 14

KARYA TULIS ILIMIAH

“Pengaruh dan Bahaya Pergaulan Bebas Terhadap

Generasi Muda”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran


Bahasa Indonesia
Guru Pengampu
Elfi Rahmatika, S.Pd

Disusun Oleh :
1. Alyar Nabila
2. Nurfadia Aini
3. Vivina Ira Handayani

Kelas : XI – IIK3

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 LANGKAT


T.A 2022 - 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta‟ala. atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul, “Pengaruh dan Bahaya Pergaulan
Bebas Terhadap Generasi Muda” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap
karya ilmiah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Begitu pula
atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga
karya ilmiah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka
maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas karya ilmiah ini. Kepada
kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, guru
pembimbing kami, Ibu Elfi Rahmatika, S.Pd selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan
Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi
perbaikan karya ilmiah kami selanjutnya.

Tanjung Pura, 24 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

2.1 Pengertian Pergaulan Bebas Remaja.....................................................................3

2.2 Faktor – Faktor Terjadinya Pergaulan Bebas........................................................4

2.3 Dampak Negatif Pergaulan Bebas Pada Kalangan Generasi Muda......................5

2.4 Cara Menghindari Pergaulan Bebas......................................................................7

BAB III PENUTUP...........................................................................................................10

2.1 Kesimpulan ...........................................................................................................10

2.2 Saran .....................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pergaulan bebas anak usia remaja pada era milenial masih menjadi polemik. Era
milenial berjalan semakin cepat seiring dengan diikutinya peningkatan kemajuan
teknologi yang memberikan nilai tambah dengan mudahnya mengakses segala
informasi, hal ini memiliki dampak terhadap pola kehidupan masyarakat dari berbagai
kalangan terutama anak usia remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa
kanak remaja menuju masa dewasa. Di mana pada masa ini remaja seharusnya mulai
belajar memiliki tanggung jawab sebagai seorang remaja yang mampu berfikir dan
bertindak sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Namun dengan adanya arus
modernisasi pada era ini memberikan kemudahan bagi remaja untuk mengakses segala
informasi dan seluk beluk mengenai hal-hal yang berbau dengan pergaulan bebas.
Orang tua yang sibuk bekerja menyebabkan bekurangnya interaksi orang tua
dengan anak. Hal ini akan berdampak pada pembentukan kepribadian anak dan
remaja menjadi lebih dipengaruhi oleh sekolah dan lingkungan sosialnya, bahkan peran
media massa mungkin akan menggantikan peran yang lain. Kurangnya perhatian orang
tua, kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan bebas dan
berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami istri di luar nikah
sehingga terjadi kehamilan. Pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk
menghindari tanggung jawab, maka terjadilah aborsi para remaja banyak yang
melakukan suatu penyimpangan seperti minum-minuman keras, tawuran antar remaja
desa, pulang malam dan ada pula yang hamil di luar nikah.
Generasi muda adalah tulang punggung bangsa,yang diharapkan dimasa depan
mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam
mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat
yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya
memberikan informasi tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain:
minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat
menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.

Untuk membahas lebih lanjut mengenai pengaruh dan dampak pergaulan bebas di
kalangan generasi muda, dalam karya ilmiah ini kami akan mengulas lebih mendalam
mengenai pengaruh dan dampak pergaulan bebas di kalangan generasi muda untuk

1
menambah pengetahuan kita serta kita sebagai generasi muda dapat menghindari
pergaulan bebas tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pergaulan bebas remaja?
2. Apa saja faktor-faktor terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja?
3. Apa saja dampak negatif pergaulan bebas pada kalangan generasi muda?
4. Bagaimana cara menghindari pergaulan bebas?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian pergaulan bebas remaja.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor terjadinya pergaulan bebas dikalangan remaja.
3. Untuk mengetahui dampak negatif pergaulan bebas pada kalangan generasi
muda
4. Untuk mengetahui cara menghindari pergaulan bebas.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang diharapkan dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Karya ilmiah ini dapat memberikan tambahan informasi dan bahan kajian
tentang Pengaruh dan Bahaya Pergaulan Bebas bagi Generasi Muda.

b. Sebagai bahan pembelajaran bagi generasi muda agar apat menghindari


pergaulan bebas untuk dapat melanjutkan cita-citanya.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai sumbangan pemikiran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di
bidang Bahaya Pergaulan Bebas.

b. Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis agar dapat membandingkan ilmu


yang ada dalam perkuliahan atau teori dengan kenyataan di lapangan.

c.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pergaulan Bebas Remaja


Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas yaitu lepas
sama sekali( tidak terhalang, terganggu, dan sebagainya sehingga boleh bergerak,
berbicara, berbuat, dsb, Dengan leluasa), tidak terikat atau terbatas oleh aturan-aturan.1

Merujuk dari pengertian diatas maka dapat diuraikan bahwa pergaulan bebas
adalah tindakan atau sikap yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tidak
terkontrol dan tidak dibatasi oleh aturan-aturan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

Pergaulan bebas dalam pemahaman keseharian identik dengan perilaku yang dapat
merusak tatanan nilai dalam masyarakat, menurut Kartono, ilmuwan sosiologi
menjelaskan bahwa “ pergaulan bebas merupakan gejala patologis social pada remaja
yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian social, akibatnya mengembangkan
perilaku yang menyimpang”.2 Sedangkan menurut Santrock sebagaimana dikutip oleh
Hamzah” pergaulan bebas merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang
tidak dapat diterima secara social hingga terjadi tindakan criminal”. Sedangkan dalam
pandangan Islam pergaulan bebas adalah tindakan yang dapat merusak akhlak pada diri
seseorang”, dan menurut B.Simanjuntak “ Pergaulan Bebas adalah sebuah proses
interaksi antara seorang dengan oran lain tanpa mengikatkan diri pada aturan-aturan
baik undang-undang maupun hukum Agama serta adat kebiasaan.3

Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pergaulan bebas
merupakan suatu interaksi individu atau kelompok masyarakat yang bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga dengan itu dapat
merusak citra pribadi ataupun lingkungan dimana peristiwa tersebut terjadi.4

Dari beberapa pendapat tersebut diperoleh gambaran bahwa pergaulan bebas


remaja adalah perwujudan sikap dan perbuatan remaja dengan tidak memperhatikan

1
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Depdiknas, 2008),h.307
2
Kartini Kartono, Ilmu Sosiologi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), h. 34
3
Demran. “Peranan Dakwah Islam Dalam Mencegah Pergaulan Bebas Remaja Di Desa Motaha Kec.
Angata Kab. Konsel” (Laporan Hasil Penelitian Pusat Penelitian IAIN Kendari 2015, Kendari 2015”.
4
Siti Nadirah. Peranan Pendidikan Dalam Menghindari Pergaulan Bebas Anak Usia Remaja.
(Jakarta: Musawa, 2017.), h 315-318

3
norma dan aturan yang berlaku, atau dengan kata lain cenderung berbuat melanggar
norma dan aturan.
Remaja yang dimaksud yaitu” masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari
kanak-kanak menuju dewasa”. Atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah masa
perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai masa.
Masa remaja adalah masa dimana setiap anak melalui proses perubahan mendasar
baik fisik maupun psikis dan pada masa ini segala bentuk problem dijumpai berkenaan
dengan masa yang dilaluinya. Kategori remaja berdasarkan usia secara umum berkisar
dari usia 13-21 tahun.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa masa remaja disebut pula
sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai
kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah terutama fungsi seksual. Perubahan-
perubahan fungsi fisik dan psikis ini disebut perkembangan
2.2 Faktor-Faktor Terjadinya Pergaulan bebas.
Adapun Faktor-faktor psikologis dalam tingkah laku seksual kaum muda di
antara nya yaitu:
1. Kebutuhan akan intinuitas
2. Kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki
3. Adanya maksud untuk berkuasa
4. Keinginan untuk bersifat patuh
5. Motif-motif yang berhubungan dengan rasa ingin tahu dan kompetensi
6. Nafsu dan kehebatan
7. Kebutuhan untuk identifikasi dan imitasi
8. Pemberontakan dan identitas negatif5

Dalam kehidupan sehari-hari para remaja tidak terlepas dari pengaruhyang


konstruktif dan pengaruh destruktif. sebenarnya kedua sipat itu telah ada semenjak
manusia (remaja) dilahirkan. Sifat-sifat ini akan berpengaruh pada para remaja,
tergantung dimana remaja itu berada. Jika remaja tersebut ada pada lingkungan yang
tidak baik maka yang akan dominan adalah pola tingkah laku yang tidak baik. demikian
pula sebaliknya. Terjadinya pergaulan bebas di kalangan remaja pada umumnya bukan
disebabkan pengetahuan melainkan oleh ketidaktahuan mereka dalam hal seks.
5
Syamsidar, Pendidikan Seks Anak dalam Perspektif Pendidikan (Makassar: Alauddin University Press,
2012), h. 193-195.
4
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan remaja terlibat dalam pergaulan bebas
menurut rizki Dwi Hartono dan Nur Dyah Gyanawati disebabkan ada dua faktor yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor internal meliputi:
a. Aspek perkembangan alat seksual
b. Aspek Motivasi
2) Faktor eksternal meliputi:
a. Aspek Keluarga
b. Aspek Pergaulan
Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa secara umum terjadinya
pergaulan bebas pada remaja akibat dua faktor utama, yaitu faktor internal (yang terjadi
dalam dirinya) dan faktor eksternal yang disebabkan oleh lingkungan disekitar remaja
baik lingkungan sekolah, keluarga, maupun lingkungan masyarakat. Adapun dilihat dari
segi masyarakat yaitu:
1. Kurang pelaksanaan ajaran-ajaran agama secara konsekuen
Masyarakat dapat pula menjadi penyebab kenakalan remaja, terutama sekali di
lingkungan masyarakat yang kurang sekali melaksanakan ajaran- ajaran agama yang
dianutnya.

2. Pengaruh norma baru dari luar


Kebanyakan orang beranggapan setiap norma yang berasal dari luar itu memiliki
pengaruh yang baik. Misalnya melalui televisi, film, pergaulan sosial, model pakaian dan
sebagainya. Para remaja masa kini dengan cepat mengikuti norma yang berasal dari
barat contohnya pergaulan bebas. Ciri- ciri dari pergaulan bebas adalah:

1. Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan seks bebasnya


2. Upaya mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk
dari jalan haram dan keji

3. Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat


4. Rasa ingin tahu yang besar.6

2.3 Dampak Negatif Pergaulan Bebas Pada Kalangan Generasi Muda.


Berikut ini dampak yang terjadi menurut tinjauan ada dua dari segi kesehatan dan
masyarakat sebagai berikut:
1. Dari Segi Kesehatan
6
Kasriyati. Cara Mengatasi Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja. (Jakarta: Masawa, t.thn), h. 425
5
Menurut Kosasih dari bagian ilmu penyakit kulit kelamin FKUI yang dikutip oleh
Burhanuddin Latief jenis penyakit yang disebabkan hubungan seksual (sexualy
transmitted) sebagai berikut:

a. Peradangan ureta yang tidak spesifik (non espesific uretritus)


b. Kencing nanah
c. Kutil alat genital (condiloma accuninata)
d. Jamur kondidah pada alat genital (candidosis genetalis)
e. Herpes Alat Genital
f. Sifilis
g. Trichomonisasis
h. Bobo Kelenjar Limfe Inguinal.7

2. Dari Segi Masyarakat


Dampak negatif dan bahaya yang satu ini muncul terkait dengan interaksi yang
dilakukan oleh para pelaku pergaulan bebas dalam kehidupan berkeluarga dan
bermasyarakat. Adapun dampak negatif dan bahaya tersebut, diantaranya:

a. Seks bebas
Seks bebas adalah dua orang yang berhubungan suami istri tanpa ikatan pernikahan.
b. Narkoba
Narkoba obat yang dapat menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit
menimbulkan rasa ngantuk atau merangsang.

c. Minum-minuman keras

Minuman keras adalah minuman yang mengandung etanol, yang bersifat alkohol
dan berbahaya.

d. Putus Sekolah
Akibat dari pergaulan bebas cederung membuat sikap mental anak menjadi kurang
sehat, efeknya dari sikap mental inilah yang akan membuat banyak anak remaja
merasa bangga atas pergaulan mereka.
e. Menurunya tingkat kesehatan
Kemudian menurunya tingkat kesehatan menyebabkan Pergaulan bebas dapat
menimbulkan berbagai penyakit seperti HIV AIDS dan banyaknya yang
7
Burhanuddin Latief, Sekitar Penyakit Menular Seksual, (Jurnal Pedoman Rakyat, No. 27, 28 Maret
1996), h. 3
6
menggugurkan kandungan yang tentu saja membahayakan kesehatannya serta
mengkonsumsi obat-obat terlarang yang semua hal tersebut dapat menurunkan
kesehatan.

2.4 Cara Menghindari Pergaulan Bebas


Setiap manusia, baik laki-laki dan perempuan memiliki kewajiban untuk menutupi
aurat dan dilarang untuk memperlihatkannya kepada orang lain selain dari yang
muhrim. Bahkan terhadap muhrim pun ada batasan yang juga harus dijaga, mengingat
bahwa manusia adalah makhluk yang bisa mengundang kesalahan dan khilaf. Untuk itu,
menghindari pergaulan bebas maka mulai lah dari menjaga aurat kita masing-masing..
Hal ini dikarenakan dari matalah kemaksiatan dan segala hawa nafsu bisa bermula.
Untuk itu, menjaga pandangan adalah hal yang harus dilakukan. Menjaga agar tidak
terjadi pergaulan bebas bisa bermula dari menjaga pandangan kita sendiri untuk tidak
melihat hal-hal yang di luar dari yang dihalalkan. Antara muhrim dan non muhrim atau
lawan jenis, hendaknya kita pun menjaga pergaulan. Dengan lawan jenis hendanya tidak
terlalu mengumbar perasaan, apalagi sampai menimbulkan hal yang berpotensi
fitnah.

Selain itu dalam pergaulan hendaknya ada batasan hijab bukan berarti harus hijab
secara fisik namun hijab secara jarak dan pembicaraan. Hendaklah pembicaraan tidak
membicarakan hal-hal yang berbau seksual atau sensual, agar kejernihan pikirna tetap
terjaga.
Yang lebih penting dari itu semua adalah menjaga nilai-nilai islam dalam
pergaulan. Jangan sampai pergaulan kita rusak karena tidak ada nilai-nilai islam
didalamnya. Untuk itu hal-hal dalam rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam,
Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman
harus tetap dipegang teguh dalam setiap pergaulan dan kehidupan sosial kita.
Berdasarkan draft RUU KUHP yang didapat detikcom, Rabu (28/8/2019), terdapat
sejumlah pasal yang meluaskan makna zina.
Hubungan seksual yang dapat dipidana adalah hubungan seksual yang dilakukan
dengan anak yang belum berusia 18 tahun, hubungan seksual antara laki-laki dan
perempuan yang salah satunya terikat dalam suatu perkawinan yang disebut dengan
perzinaaan sepanjang adanya pengaduan dari pasangan resmi salah satu atau kedua
belah pihak, dan hubungan seksual yang dilakukan dengan paksaan atau pemerkosaan;

7
yang akan kami uraikan sebagai berikut:
Berhubungan seks dengan pacar di luar pranata perkawinan tentunya bertentangan
dengan nilai-nilai moral yang dianut di dalam masyarakat. Oleh karena itu, sebaiknya
dihindari karena menimbulkan ketidaktenangan batin bagi pelaku dan minus‟
tanggung jawab yang nanti akan dirasakan oleh pihak wanita.

Selain dari kondisi-kondisi yang diatur dalam pasal-pasal KUHP di atas, maka
berdasarkan asas legalitas, seseorang yang melakukan hubungan seks dengan pacarnya
atas dasar suka sama suka (keputusan bersama), dan keduanya telah dewasa, tidak dapat
dijerat pasal perzinaaan.

Hubungan seksual yang dapat dipidana adalah hubungan seksual yang dilakukan
dengan anak yang belum berusia 18 tahun sebagaimana diatur dalam Pasal 76D
Undang- Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak: Setiap Orang dilarang melakukan
Kekerasan atau ancaman Kekerasan memaksa Anak melakukan persetubuhan
dengannya atau dengan orang lain. Ancaman pidananya terdapat dalam Pasal 81 ayat (1)
dan (2) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak sebagaimana yang telah ditetapkan sebagai undang-undang dengan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang: Menurut
Subjek A bahwa Pembentukan jati diri yang utama adalah lingkungan. Lingkungan
sehat akan melahirkan remaja sehat. Sebaliknya, lingkungan kurang baik akan
membentuk pribadi remaja kurang sehat. Lingkungan kurang baik bisa menjerumuskan
remaja ke pergaulan bebas. Remaja yang sudah masuk ke dalam lingkungan yang salah
akan sulit sekali untuk kembali ke dalam lingkungan yang baik. Karena anak usia
remaja memiliki jiwa dan pikiran yang masih labil. Maka peran orang tua dan
lingkungan terdekat sangat diperlukan dalam menciptakan remaja yang baik. Berikut ini
hal-hal yang perlu dilakukan agar remaja mempunyai pergaulan yang sehat dan baik:

1. Membekali diri dengan bimbingan agama sedini mungkin agar mempunyai


kontrol perilaku yang kuat dalam pergaulan.

2. Sebelum keluar rumah biasakan meminta ijin dan menjelaskan tujuan

8
kepergian, dengan siapa pergi serta pulang jam berapa agar orang tua tahu.

3. Salurkan bakat dan minat dalam hal-hal positif.

4. Yakinlah aturan dari orang tua atau guru bukan bermaksud mengekang tapi
untuk kebaikan masa depan.

5. Biasakan bicara dengan orang tua, ceritakan tentang kejadian yang sudah
dialami, jadikan orang tua dan guru sebagai tempat mencurahkan isi hati.

6. Jaga diri dari pergaulan tidak sehat, jangan sampai terjadi kehamilan pada usia
sekolah karena berdampak pada masa depan.8

8
Ricky Firmasnyah, dkk, Mengatasi Pergaulan Bebas Dikalangan Masyarakat Ilmiah, (Pinisi: Journal of
Teacher Professional, Vol 1, No, 2 Agustus 2020), h. 67-73
9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pergaulan bebas juga sering didefinisikan sebagai melencengnya pergaulan
seseorang dari pergaulan yang benar. Pergaulan bebas diidentikkan sebagai bentuk dari
pergaulan di luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar. Padahal sebenarnya suatu
pergaulan bebas bisa membawa pengaruh positif atau pun pengaruh negatif tergantung
pada individu itu sendiri. Positif yang dimaksud di sini adalah bebas bisa berteman atau
menjalin hubungan tanpa membeda bedakan satu sama lain. Misalnya orang kulit putih
berteman dengan orang kulit hitam, orang Indonesia berteman dengan orang Malaysia
dan lain sebagainya.
Akibat dari pergaulan bebas berorientasi negatif yang dia lakukan akan berdampak
bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental. Walaupun perbuatan
itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat
saja. Pergaulan bebas yang dilakukannya akan membawa dampak bagi fisik yaitu
seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah masih sangat jauh dari
kata sempurna. Untuk itu kami mengarapkan adanya kritik dan saran agar kedepannya
dalam pembuatan karya ilmiah dapat lebih baik lagi. Diharapkan juga semoga karya
ilmiah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dikemudian hari.

10
DAFTAR PUSTAKA

Demran. “Peranan Dakwah Islam Dalam Mencegah Pergaulan Bebas Remaja Di Desa
Motaha Kec. Angata Kab. Konsel”. Laporan Hasil Penelitian Pusat Penelitian
IAIN Kendari 2015, Kendari 2015.

Depdiknas, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Firmasnyah,


Ricky, dkk, Mengatasi Pergaulan Bebas Dikalangan Masyarakat Ilmiah,
Pinisi: Journal of Teacher Professional, Vol 1, No, 2 Agustus 2020.

Kartini, Kartono. 2005. Patologi social. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kartono, Kartini, 1992. Ilmu Sosiologi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kasriyati. t.thn. Cara Mengatasi Pergaulan Bebas Di Kalangan Remaja. Jakarta:


Masawa.

Latief, Burhanuddin, Sekitar Penyakit Menular Seksual, Jurnal Pedoman Rakyat, No.
27, 28 Maret 1996.

Nadirah, Siti. 2017. Peranan Pendidikan Dalam Menghindari Pergaulan Bebas Anak
Usia Remaja. Jakarta: Musawa.

Nurjannah, 2012. Pola Pendidikan Islam Dalam Mengatasi Pergaulan Bebas Remaja
Di Kelurahan Patoaha Pantai Kecamatan Abeli Kota Kendari, Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Kendari.

Syamsidar, 2012. Pendidikan Seks Anak dalam Perspektif Pendidikan. Makassar:


Alauddin University Press.

11

Anda mungkin juga menyukai