PERGAULAN BEBAS
Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran BK
Disusun oleh:
1. MCT
2. KAM
3. M
4. GAD
5. GD
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan berkat
serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul “AKIBAT PERGAULAN BEBAS” sesuai dengan batas waktu yang telah di tentukan.
Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bimbingan Konseling (BK). Makalah ini berisikan
tentang pengertian pergaulan bebas, faktor faktor penyebab pergaulan bebas, dampak
pergaulan bebas, solusi dan upaya pencegahan pergaulan bebas.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, sebelum
dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1. BAB II PEMBAHASAN
III.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 7
III.2 Saran.................................................................................................................................... 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian pergaulan bebas
Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku
menyimpang, yang mana “bebas” yang di maksud adalah melewati batas norma yang ada.
Pergaulan bebas identik sekali dengan namanya “dugem” (dunia gemerlap), yang sudah
menjadi rahasia umum bahwa didalamnya marak sekali pemakaian narkoba, ini identik
sekali dengan seks bebas yang akhirnya berujung pada HIV/AIDS.
Sedangkan remaja adalah individu yang labil emosinya dan rental tidak terkontrol oleh
pengendalian diri yang besar, karena remaja adalah masa peralihan kanak-kanak ke dewasa.
Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman teman yang
bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam
kemajuan bangsa.
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 16 tahun
sampau 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat di katakan sebagai kanak-kanak,
namun masih belum cukup matang untuk dapat di katakan dewasa. Mereka sedang mencari
pola hidup yang paling sesuai baginya dan ini pun sering dilakukan melalui metode coba-
coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang di lakukan sering menimbulkan
kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan
pengertian pacaran di masa dulu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah
karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, remaja hendaknya diberi pengarahan
tentang idealisme dan kenyataan. Remaja hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa
kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran
sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya..
2
II.2 Faktor-faktor penyebab pergaulan bebas
1. Tingkat pendidikan keluarga yang minim
Penyebab pergaulan bebas yang pertama berasal dari lingkungan pertama remaja dan anak
yaitu keluarga. Keluarga adalah salah satu faktor penting yang sangat mempengaruhi
perilaku anak di masyarakat. Minimnya tingkat pendidikan di keluarga membuat remaja
mudah terpengaruh pergaulan bebas. Pendidikan yang paling berperan dalam hal ini adalah
pendidikan agama. Keluarga yang tidak saling melakukan pengawasan secara intens
membuat anak dan remaja mudah terjerumus tanpa tahu itu benar atau tidaknya.
2. Broken home
Broken home menjadi penyebab pergaulan bebas yang selanjutnya. Broken home tidak
selalu berkaitan dengan orang tua yang bercerai, namun terkait pada keadaan rumah yang
tidak nyaman dan adanya kekerasan dalam keluarga dapat dikategorikan sebagai broken
home. Kondisi keluarga yang broken home membuat anak dan remaja merasa kurang
mendapatkan perhatian dari kedua orang tua. Hal ini kemudian menyebabkan korban
broken home mencoba mencari pelarian, salah satunya yakni pergaulan bebas.
3. Ekonomi keluarga
Faktor penyebab pergaulan bebas yang selanjutnya adalah karena faktor ekonomi keluarga.
Ekonomi keluarga yang kurang berkecukupan berisiko membuat remaja dan anak menjadi
putus sekolah serta tidak mendapat hak-hak mendasar dalam hidupnya. Apalagi jika
ditambah dengan keluarga yang tidak mendukung dan tidak berusaha untuk menjadi
keluarga dengan ekonomi yang lebih baik. Akibatnya, kurangnya ilmu dan pendidikan
membuat remaja dan anak dengan mudah terjerumus ke dalam pergaulan bebas.
4. Kondisi lingkungan
Penyebab pergaulan bebas yang berikutnya adalah karena kondisi lingkungan yang tidak
baik. Hindari meniru kelakuan buruk di lingkungan karena berpotensi akan menjerumuskan
diri ke hal buruk tersebut. Sebagai contoh lingkungan yang tidak aman dan banyak terjadi
kejahatan akan membuat anak dan remaja mudah terpapar pergaulan bebas yang menjurus
ke arah criminal seperti penyalahgunaan obat-obatan atau narkoba dan juga tawuran.
3
II.3 Dampak pergaulan bebas
Akibat dari pergaulan bebas berorientasi negatif yang dia lakukan akan berdampak
bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental. Walaupun perbuatan itu
dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja.
Pergaulan bebas yang dilakukannya akan membawa dampak bagi fisik yaitu seringnya
terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi
mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental
yang lembek, berpikirnya tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi
moral dan akhirnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus
berlangsung selama tidak ada yang mengarahkan.
Bagi keluarga anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang
punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan oleh para orang
tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi
ketidakharmonisan di dalam keluarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus.
Dan tentunya ini sangat tidak baik, sehingga mengakibatkan anak remaja sering keluar
malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk
bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras, mengonsumsi narkoba dan
narkotika.
Pergaulan bebas menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang telah
dilakukan oleh remaja. Yang mana ke semuanya itu hanya untuk melampiaskan rasa
kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya. Di dalam kehidupan
bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang dewasa atau para orang tua, baik
itu di tempat ibadah ataupun di tempat lainnya, yang mana nantinya apa pun yang
dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum
remaja. Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi
dirinya, dan keluarga.
Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-
mabukan ataupun mengganggu ketenteraman masyarakat mereka dianggap remaja yang
memiliki moral rusak. Pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek dan
untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan
hati yang penuh keikhlasan.
6. Taat hukum
Cara menghindari pergaulan bebas terakhir adalah taat hukum. Pergaulan bebas tidak hanya
melanggar norma sosial, tetapi juga melanggar peraturan dan norma hukum, sebab identik
dengan seks bebas, obat-obatan dan minum alkohol. Semua hal tersebut berpotensi
membuat seseorang melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Cara menghindarinya
adalah dengan memberi edukasi terkait hukum sejak dini kepada anak. Jika anak tahu
mengenai hukum yang berlaku dan akibatnya kala melanggar, mereka akan menghindari
perbuatan yang menyimpang.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
III.1 Kesimpulan
Bergaul adalah salah satu kebutuhan dari manusia sebab manusia adalah makhluk
sosial yang dalam kesehariannha membutuhkan orang lain, dan hubungan antar manusia
dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship).
Pergaulan juga adalah HAM dan setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap
manusia tidak boleh di batasi dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi,
sebab hal itu melangga HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap
memenuhi norma hukum, norma agama, norma budaya, serta norma masyarakat.
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai
remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di
dalam masyarakat serta di tuntut peran orang tua dalam memperhatikan tingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan
seks yang benar.
Usaha untuk pencegahan sudah semestinya dilakukan untuk menyelamatkan generasi
muda. Agar lebih bermoral, agar lebih bisa di andalkan untuk kenaikan negara ke depan.
III.2 Saran
Boleh bergaul dengan siapa saja, tetapi kita juga harus memilih-milih teman yang
mana yang berdampak positif dan negatif untuk kita.