Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PERKEMBANGAN


GENERASI MUDA

OLEH :

MAHMUDDIN

KELAS IX D

MAPEL IPS

MTSN TINAMBUING

TAHUN PELAJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul "".
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Tim penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Dan semoga sengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman-teman. Amin…
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................ i

Kata pengantar ........................................................................................ ii

Daftar isi.................................................................................................. iii

Bab I Pendahuluan .................................................................................. 1

A. Latar belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1

C. Tujuan ......................................................................................... 2

Bab II Pembahasan ................................................................................ 3

Bab III Penutup ....................................................................................... 12

A. Kesimpulan ................................................................................. 12

B. Saran .......................................................................................... 12

Daftar Pustaka ......................................................................................... 13


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kata Globalisasi berasal dari bahasa inggris, yaitu Globalization yang merupakan
gabungan dari kata global yang berarti mendunia sedangkan lization yang berarti proses.
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan
dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur
transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan internet, merupakan
faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan
(interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya.

Menurut Achmad Suparman, globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda
atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.
Menurut Edison A. Jamli, globalisasi ditandai oleh ambivalensi yaitu berada pada
kebingungan, tampak sebagai “berkah” di satu sisi tetapi sekaligus menjadi “kutukan” di sisi
lain dan tampak sebagai “kegembiraan” pada satu pihak tetapi sekaligus menjadi “kepedihan”
di pihak lainnya.

Globalisasi yang kian hari semakin memanas, memiliki dampak yang sangat signifikan dan
sangat berpengaruh terhadap lingkungan kita. Seperti halnya yang kita ketahui perubahan
cuaca yang sangat ekstrim terjadi disebabkan karena globalisasi. Sikap manusia yang tidak
peduli dengan lingkungan sekitar adalah penyebab awal meluasnya dampak globalisasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap perkembangan mental generasi muda di


Indonesia?
2. Mengapa terjadi globalisasi terhadap perkembangan mental generasi muda di
Indonesia?
3. Bagaimana antisipasi pengaruh globalisasi terhadap perkembangan mental generasi
muda di Indonesia?

1.3 Tujuan Masalah

1. Menjelaskan pengaruh globalisasi terhadap perkembangan mental generasi muda di


Indonesia.
2. Menjelaskan terjadi globalisasi terhadap perkembangan mental generasi muda di
Indonesia.
3. Mengetahui dan diterapkan antisipasi untuk pengaruh globalisasi terhadap
perkembangan mental generasi muda di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Mental Generasi Muda

Arus globalisasi yang begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan
muda ini membawa pengaruh yang cukup kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat
banyak kalangan muda kehilangan kepribadian dan jati diri mereka sebagai bagian dari
bangsa Indonesia. Kehilangannya mental kepribadian dan jati diri ini ditunjukkan dengan
gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari anak muda sekarang.

Dari cara berpakaian banyak remaja-remaja yang berdandan berlebihan yang cenderung
mengarah ke budaya barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahannya yang
memperlihatkan bentuk lekuk tubuh yang seharusnya tidak untuk diperlihatkan. Cara
berpakaian tersebut sebenarnya bukan cara berpakaian yang sesuai dengan kebudayaan kita,
itu sangat melenceng jauh dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan pula gaya rambut yang
dicat dengan beraneka warna. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa
dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.

Ditambah dengan berkembangnya teknologi di Indonesia yang memiliki dampak


positif dan dampak negatif juga bagi remaja. Teknologi internet contohnya, teknologi internet
merupakan teknologi yang memberikan informasi secara luas dan tanpa batas dan juga dapat
diakses oleh siapa aja dan dimana saja. Dan sudah bukan hal yang mustahil juga bagi
kalangan remaja, ini sudah menjadi santapan mereka sehari-hari. Jika digunakan dengan
semestinya tentu memperoleh dampak positif dan manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak
digunakan dengan semestinya ini berarti berdampak negatif dan akan mendapatkan kerugian
juga. Sekarang ini banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan internet dengan tidak
semestinya. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone.
Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi berkurang karena mereka lebih memilih sibuk
dengan gadget mereka masing-masing.

Dilihat dari sikap, banyak anak muda sekarang yang tingkah lakunya tidak kenal
sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena
globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati
mereka tanpa memperdulikan orang lain di sekitar mereka. Contohnya adalah adanya geng
motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang mengganggu ketentraman dan
kenyamanan masyarakat.

2.2 Perkembangan Psikososial pada Remaja

Masa remaja adalah masa yang ditandai oleh adanya perkembangan yang pesat dari
aspek biologik, psikologik, dan juga sosialnya. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya
berbagai dishamornisasi yang membutuhkan penyimbangan sehingga remaja dapat mencapai
taraf perkembangan psikososial yang matang dan adekuat sesuai dengan tingkat usianya.
Kondisi ini sangat bervariasi antar remaja dan menunjukan perbedaan yang bersifat
individual, sehingga setiap remaja diharapkan mampu menyesuaikan diri mereka dengan
tuntutan lingkungan.

Ada tiga faktor yang berperan dalam hal tersebut, yaitu;


 Faktor individu, yaitu kematangan otak dan konstitusi genetik (antara lain
temperamen)
 Faktor pola asuh orangtua di masa anak dan pra-remaja.
 Faktor lingkungan, yaitu kehidupan keluarga, budaya lokal, dan budaya asing.

Setiap remaja sebenarnya memiliki potensi untuk dapat mencapai kematangan


kepribadian yang memungkinkan mereka dapat menghadapi tantangan hidup secara wajar di
dalam lingkungannya, namun potensi ini tentunya tidak akan berkembang dengan optimal
jika tidak ditunjang oleh faktor fisik dan faktor lingkungan yang memadai.

2.3 Perubahan Psikoseksual

Produksi hormon testosteron dan estrogen mempengaruhi fungsi otak, emosi, dorongan
seks dan perilaku remaja. Selain timbulnya dorongan seksual yang merupakan manifestasi
langsung dari pengaruh hormon tersebut, dapat juga terjadi modifikasi dari dorongan seksual
itu dan menjelma dalam bentuk pemujaan terhadap tokoh-tokoh olahraga, musik, penyanyi,
bintang film, pahlawan, dan sebagainya.

Remaja sangat sensitif terhadap pandangan teman sebaya sehingga ia seringkali


membandingkan dirinya dengan remaja lain yang sebaya, bila dirinya secara jasmani berbeda
dengan teman sebayanya maka hal ini dapat memicu terjadinya peraaan malu atau rendah
diri.

2.4 Pengaruh Teman Sebaya

Kelompok teman sebaya mempunyai peran dan pengaruh yang besar terhadap
kehidupan seorang remaja. Interaksi sosial dan afilasi teman sebaya mempunyai peranan
yang besar dalam mendorong terbentuknya berbagai keterampilan sosial. Bagi remaja, rumah
adalah landasan dasar sedangkan dunianya adalah sekolah. Pada fase perkembangan remaja,
anak tidak saja mengagumi orangtuanya, tetapi juga mengagumi figur-figur di luar
lingkungan rumah, seperti teman sebaya, guru, orangtua temannya, olahragawan, dsb.

Dengan demikian, bagi remaja hubungan yang terpenting bagi diri mereka selain
orangtua adalah teman-teman sebaya dan seminatnya. Remaja mencoba untuk bersikap
independent dari keluarganya akibat peran teman sebayanya. Di lain pihak, pengaruh dan
interaksi teman sebaya juga dapat memicu timbulnya perilaku antisosial, seperti mencuri,
melanggar hak orang lain, serta membolos, dsb.

2.5 Perilaku Berisiko Tinggi

Remaja kerap hubungan berbagai perilaku berisiko tinggi sebagai tahun dikatakan pernah
menunjukan perilaku berisiko tinggi minimal satu kali dalam periode tersebut, seperti
berkelakuan buruk di sekolah, penyalahgunaan zat, serta perilaku antisosial (mencuri,
berkelahi, atau bolos) dan dari 50% remaja tersebut juga menunjukan adanya perilaku
berisiko tinggi lainnya seperti mengemudi dalam keadaan mabuk, melakukan hubungan
seksual tanpa kontrasepsi, dan perilaku kriminal yang bersifat minor. Dalam suatu penelitian
menunjukan bahwa 50% remaja pernah menggunakan merijuana, 65% remaja merokok, dan
82% pernah mencoba menggunakan alkohol.
Dengan melakukan perbuatan tersebut, mereka mengatakan bahwa mereka merasa lebih
dapat diterima, menjadi pusat perhatian oleh kelompok sebayanya, dan mengatakan bahwa
melakukan perilaku berisiko tinggi merupakan kondisi yang mendatangkan rasa kenikmatan.
Walaupun demikian, sebagian remaja juga menyatakan bahwa melakukan perbuatan yang
berisiko sebenarnya merupakan cara mereka untuk mengurangi perasaan tidak nyaman dalam
diri mereka untuk mengurangi rasa ketegangan. Dalam beberapa kasus perilaku berisiko
tinggi ini berlanjut hingga individu mencapai usia dewasa.

2.6 Kegagalan Pembentukan Identitas Diri

Menurut Piaget, awal masa remaja terjadi transformasi kognitif yang besar menuju cara
berpikir yang lebih abstrak, konseptual, dan berorientasi ke masa depan. Remaja mulai
menunjukan minat dan kemampuan di bidang tulisan, seni, musik, olahraga, dan keagamaan.
Erikson dalam teori perkembangan psikososialnya menyatakan bahwa tugas utama di masa
remaja adalah membentuk identitas diri yang mantap yang didefinisikan sebagai kesadaran
akan diri sendiri serta tujuan hidup yang lebih terarah. Mereka mulai belajar dan menyerap
semua masalah yang ada dalam lingkungannya dan mulai menentukan pilihan yang terbaik
untuk mereka seperti teman, minat, ataupun sekolah. Di lain pihak, kondisi ini justru
seringkali memicu perseteruan dengan orangtua atau lingkungan yang tidak mengerti makna
perkembangan di masa remaja dan tetap merasa bahwa mereka belum mampu serta
memperlakukan mereka seperti anak yang lebih kecil.

Secara perlahan, remaja mulai mencampurkan nilai-nilai moral yang beragam yang
berasal dari berbagai sumber ke dalam nilai moral yang mereka anut, dengan demikian
terbentuklah superego yang khas yang merupakan ciri khas bagi remaja tersebut sehingga
terjawab pertanyaan siapakah aku? Dan kemanakah tujuan hidupku?

Bila terjadi kegagalan atau gangguan proses identitas diri ini maka terbentuklah kondisi
kebingungan peran (role confusion). Role confusion ini sering dinyatakan dalam bentuk
negativisme seperti, menentang dan perasaan tidak percaya akan kemampuan diri sendiri.
Negativisme ini merupakan suatu cara untuk mengekspresikan kemarahan akibat perasaan
diri yang tidak kuat akibat dari gangguan dalam proses pembentukan identitas diri di masa
remaja ini.

2.7 Gangguan Perkembangan Moral

Moralitas adalah suatu konformitas terhadap standar, hak, dan kewajiban yang diterima
secara bersama, apabila ada dua standar yang secara sosial diterima bersama tetapi saling
konflik maka umumnya remaja mengambil keputusan untuk memilih apa yang sesuai
berdasarkan hati nuraninya. Dalam pembentukan moralitasnya, remaja mengambil nilai etik
dari orangtua dan agama dalam upaya mengendalikan perilakunya. Selain itu, mereka juga
mengambil nilai apa yang terbaik bagi masyarakat pada umumnya. Dengan demikian,
penting bagi orangtua untuk memberi suri teladan yang baik dan bukan hanya menuntut
remaja berperilaku baik, tetapi orangtua sendiri tidak berbuat demikian.

Secara moral, seseorang wajib menuruti standar moral yang ada namun sebatas bila
hal itu tidak membahayakan kesahatan, bersifat manusiawi, serta berlandaskan hak asasi
manusia. Dengan berakhirnya masa remaja dan memasuki usia dewasa, terbentuklah suatu
konsep moralitas yang mantap dalam diri remaja. Jika pembentukan ini terganggu maka
remaja dapat menunjukan berbagai pola perilaku antisosial dan perilaku menentang yang
tentunya mengganggu interaksi remaja tersebut dengan lingkungannya, serta dapat memicu
berbagai konflik.

2.8 Stres di Masa Remaja

Banyak hal dan kondisi yang dapat menimbulkan tekanan (stres) dalam masa remaja.
Mereka berhadapan dengan berbagai perubahan yang sedang terjadi dalam dirinya maupun
target perkembangan yang harus dicapai sesuai dengan usinya. Di pihak lain, mereka juga
berhadapan dengan berbagai tantangan yang berkaitan dengan pubertas, perubahan peran
sosial, dan lingkungan dalam usaha untuk mencapai kemandirian.

Tantangan ini tentunya berpotensi untuk menimbulkan masalah perilaku dan memicu
timbulnya tekanan yang nyata dalam kehidupan remaja jika mereka tidak mampu mengatasi
kondisi tantangan tersebut. Penelitian menunjukan bahwa remaja merupakan masa ‘storm and
stress’ sehingga memicu terjadinya gangguan depresi yang bermakna.

2.9 Antisipasi dari Dampak Negatif Globalisasi

 Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai


produk dalam negeri.
 Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dengan sebaik-baiknya.
 Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-baiknya.
 Menumbuhkan kembangkan cara berpikir kritis. Karena hal tersebut menjadikan kita
lebih selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi,
sosial budaya bangsa.
 Mewujudkan supermasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti
sebenar-benarnya dan seadil-adilnya.

Dengan adanya langkah-langkah antisipasi tersebut, diharapkan mampu menangkis


pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita
tidak akan kehilangan kepribadian bangsa. Selain itu, kita bisa melihat dan mempertanyakan
segala sesuatu yang secara logis tidak benar, sehingga kita tidak dapat diindoktrinasi untuk
mengatur suatu pandangan tertentu saja. Sebaliknya kita dapat berpartisipasi untuk bersama
menentukan cara mengatur dan mengelola sesuatu dengan segala resikonya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keberhasilan remaja dalam proses pembentukan kepribadian yang wajar dan


pembentukan kematangan diri membuat mereka mampu menghadapi berbagai tantangan dan
dalam kehidupannya saat ini dan juga masa mendatang. Untuk itu mereka seyogyanya
mendapatkan asuhan dan pendidikan yang menunjang untuk berkembangannya self
confidence, role anticipation, role experimentation, dan apprenticeship yang sudah dimulai
sejak masa anak dan pra-remaja sehingga masa kritis yang dijumpai di tahap perkembangan
remaja ini dapat dilalui dengan mulus. Walaupun secara rasional selalu dapat dilakukan
koreksi dan kompensasi terhadap defek perkembangan kepribadian dan masalah psikososial
yang dihadapi, namun hal ini tentunya membutuhkan usaha yang lebih besar. Dengan
demikian, lebih baik mencegah dengan memperkuat berbagai faktor protektif dan
mengurangi sebanyak mungkin faktor risiko yang ada yang sudah dimulai sejak masa
konsepsi hingga individu mencapai masa remaja.

3.2 Saran

Arus globalisasi memang sudah sangat kuat mempengaruhi bangsa ini. Dan perubahan
yang signifikan dapat kita lihat pada prilaku remaja yang akhir-akhir ini seperti berubah
mengikuti perkembangan zaman. Jika hal tersebut memberi efek baik bagi mereka tentu itu
takkan jadi masalah. Tapi terkadang, sesuatu takkan bernilai baik apabila terletak di tangan
yang salah.

Oleh sebab itu, untuk menganggapi dan mengantisipasi dampak buruk yang dapat
dibawa oleh globalisasi perlu ditanamkan sikap berikut :

1. Selektif dalam memilih pergaulan karena bisa merubah mental anak remaja yang
masih rentan.
2. Dibutuhkan pengawan dari berbagai pihak dalam menannggulangi efek buruk yang
akan timbul pada mental remaja.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi

www.kuliah.info/2015/05/apa-itu-globalisasi-ini-pengertian.html

www.nina-np.blogspot.co.id/2013/10/artikel-pengaruh-globalisasi-terhadap.html

www.disparsenbudpora.banyuasinkab.go.id/?nmodul=berita&bhsnyo=id&bid=165

www.kompasiana.com/firlymashita/pengaruh-globalisasi-terhadap-
remaja_550e7c2a33311a62dba7e2f

www.idai.co.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/masalah-kesehatan-mental-remaja-di-era-
globalisasi

www.putriaulianetra.blogspot.co.id/2012/12/makalah-dampak-globalisasi-terhadap.html

Anda mungkin juga menyukai