Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ARTIKEL DAMPAK PERGAULAN BEBAS BAGI GENERASI BANGSA

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Nilai Keterampilan


Tugas Bahasa Indonesia

Disusun oleh :
Rahmat Haji Adnin

KELAS XII MIPA 7


SMA DHARMAWANGASA MEDAN
2022 - 2023
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Dampak Pergaulan Bebas
Bagi Generasi Bangsa" dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu penulis tidak akan
sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Bahayanya Dampak Pergaulan Bebas Bagi
Generasi Bangsa bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, Februari 2023

Penulis

Rahmat Haji Adnin


Daftar Isi

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………….....1
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………....2
2.1 Pengertian Pergaulan Bebas………………………………………………………..2
2.2 Pengertian Remaja…………………………………………………………………2
2.3 Masa Pubertas……………………………………………………………….……..3
2.4 Pergaulan Bebas…………………………………………………………………....4
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………6
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………..6
3.2 Saran………….…………………………………………………………………....6
DAFTAR PUSAKA…………………………………………………………………………..7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk salah satu bentuk perilku menyimpang yang
mana “Bebas” yang dimaksud adalah melewati batas batas norma ketimuran yang ada. Masalah
pergaulan bebas ini sering kita dengar baik dilingkungan maupu dari media masa. Remaja
adalah individu labil yang emosionalnya sangat rentan pengetahuan yang minim dan ajakan
teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda dalam
kemajuan zaman.
Pergaulan Bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makluk sosial yang dalam
kesehariannya membutuhkan orang lain dan hubungan antar manusia melalui suatu pergaulan
( Interpersonal Relationship).
Pergaulan adalah HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap
manusia tidak boleh bibatasi dalam pergaulan, apalagi melakukan diskriminasi, sebab hal itu
melanggar HAM. Jadi pergaulan manusia hendaknya bebas, tetapi tetap mematui norma,
hokum, norma agama, Budaya, serta norma bermasyarakat, secara medis kalau pergaulan bebas
tidak teratur terbatasi aturan aturan dan norma norma hidup manusia tentunya tidak
menimbulkan akses akses seperti saat ini.
Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa kearah yang lebih baik
yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri
sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Maka dari itu remaja tersebut harus mendapatkan
perhatian khusus, baik oleh dirinya sendiri, orang tua, saya dan masyarakat sekitar.
Banyak kita basa di media massa maupun kita lihat di media elektronik adanya remaja
yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan
dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar.
Pada makalah ini penulis membahas cara mengatasi pergaulan bebas terhadap remaja.

1.2 Rumusan Masalah


Kesempatan ini saya akan menjelaskan tentang remaja yang masih labil dan membatasi
pengaruh media massa, media elektronik terhadap pergaulan remaja. Media massa (cetak)
perlunya remaja membaca hal-hal yang positif. Dan menjauhi media elekronik, tayangan-
tayangan di televisi yang dapat merusak aqidah dan moral remaja yang tidak layak untuk
ditonton oleh para remaja misal tayangan yang berbau misteri, sinetron percintaan dan film-
film dewasa.

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini saya buat dengan bertujuan agar remaja-remaja masa kini terarah
pergaulannya yaitu dengan melakukan kegiatan yang positif yang berguna untuk dirinya
sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar.
Dan supaya agar remaja tidak terjebak di dalam pergaulan bebas.Maka dari itu perlu kiranya
remaja membentengi diri dengan iman yang kuat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pergaulan Bebas


Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” ( Dunia Gemerlap ),
yang sudah menjadi rahasia umum bahwa didalamnya marak sekali pemakaian Narkoba, ini
identik dsekali dengan seks bebas yang akhirnya berujung pada HIV /AIDS dan pastinya
setelah terkena Virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi
Pergaulan remaja saat ini menjadi sorotan utama, karena pada masa sekarang pergaulan
remaja sangat mengawatirkan dikarenakan perkembangan arus remajanya pada saat ini sangat
mengkhawatirkan bangsa karena ditangan generasi mudalah bangsa ini akan dibawa, baik
buruknya bangsa ini sangat bergantung pada generasi muda.

2.2 Pengertian Remaja

Kehidupan yang kita alami, mungkin salah satu tahap yang paling tak terlupakan adalah
masa remaja,karma tampaknya tidak ada fase lain banyak dipenuhi dengan pengalaman tentang
patah hati, konflik batin, dan kesalahpahaman selain masa remaja. Kita masih dapat mengingat
antara rasa sakit dan kebahagiaan bercampur menjadi satu yang kita alami saat remaja. Kita
tetap menyimpan kenangan betapa kita disalahpahami, betapa kita begitu sering dan cepat
berubah-rubah, betapa kita begitu mengharapkan penerimaan, dan betapa kita begitu
merasakan kesepian dan kesendirian.
Kadang kita juga merasa mengapa tidak ada orang yang mau mengerti tentang kita. Kita
merasa heran bagaimana semua ini dimulai dan dari mana. Semua ini terjadi pada masa remaja,
saat yang penuh gejolak dan keinginan, tetapi tidak jarang mengakibatkan begitu banyak
persoalan jika tidak disikapi secara arif dan bijak.
Remaja sering diidentifikasikan dengan usia belasan tahun sehingga dalam bahasa
inggris ”remaja” juga disebut dengan istilah “Teenager”, selain kata adolescent. Akan tetapi
remaja tidak hanya dapat diidentifikasi berdasarkan usia, tetapi juga bisa ditelisik dari
kehidupan yang penuh dengan keceriaan,warna-warni, dan permulaan usia mengenal lawan
jenis.
Selain itu, di usia remaja kita juga biasanya mulai bertemu dengan nilai-nilai dan norma-
norma baru yang berbeda dengan nilai dan norma yang selama ini kita kenal. Pada masa remaja
juga kita pada umumnya mulai merasakan kegelisahan dalam hubungan kita dengan orang tua
dan teman-teman sebaya, kita ingin menunjukkan kemandirian kita di satu sisi, tetapi di sisi
lain kita belum dapat melepaskan diri sepenuhnya dari pengawasan dan ketergantungan kita
dari orang tua.
2.3 Masa Pubertas
Perkembangan remaja usia 12 hingga 18 tahun harus mencakup pencapaian fisik dan
mental yang diharapkan. Selama masa remaja anak-anak mengembangkan kemampuan untuk
Memahami ide-ide abstrak. Ini termasuk memahami konsep matematika yang lebih tinggi, dan
mengembangkan filosofi moral, termasuk hak dan hak istimewa. Membangun dan memelihara
hubungan yang memuaskan. Remaja akan belajar berbagi keintiman tanpa merasa khawatir
atau terhambat, juga Bergerak menuju rasa yang lebih dewasa dari diri dan tujuan mereka
sendiri, dan Mulai mempertanyakan nilai-nilai lama tanpa kehilangan identitasnya.
Secara fisik, masa remaja dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan mencapai puncaknya
pada usia 19 atau 20 tahun. Secara intelektual, masa remaja adalah periode ketika individu
menjadi mampu merumuskan hipotesis atau proposisi secara sistematis, mengujinya, dan
membuat evaluasi yang rasional.
Pemikiran formal remaja dan orang dewasa cenderung bersifat deduktif, rasional, dan
sistematis. Secara emosional, masa remaja adalah masa ketika individu belajar untuk
mengontrol dan mengarahkan dorongan seks mereka dan mulai membangun peran dan
hubungan seksual mereka sendiri.
Dekade kedua kehidupan juga merupakan saat ketika individu mengurangi
ketergantungan emosional (jika bukan fisik) pada orang tua mereka dan mengembangkan
seperangkat nilai yang matang dan pengarahan diri yang bertanggung jawab.
Masa remaja adalah saat ketika kita tidak lagi menjadi kanak-kanak, tetapi belum
memasuki usia dewasa. Meskipun begitu, ada juga di antara kita, remaja, yang kekanak-
kanakan atau remaja yang sudah mampu berpikir layaknya orang dewasa. Saat masih kanak-
kanak hampir sepenuhnya kita bergantung pada orang lain, terutama orangtua atau wali kita.
Masa kanak-kanak adalah masa “ketergantungan aktif” ketika kita sepenuhnya mengharapkan
kasih-sayang dan perhatian orang lain. Tetapi pada masa kanak-kanak kita juga sadar tantang
ketergantungan kita dan berjuang untuk membebaskan diri meskipun kita tidak sepenuhnya
menyadari: bebas dari apa atau kebebasan untuk apa? Secara tidak langsung kita menjadi sadar
bahwa, meminjam ungkapan Norton, selama ini kita telah “salah-diidentifikasi,” bahwa kita
selama ini bukan “budak”, bahwa kita adalah pribadi-pribadi yang sama dengan “orang lain”
dalam kehidupan kita-bukan sekedar “derivasi-derivasi”. Kita menjadi tergugah untuk
menemukan diri kita. Ketergugahan dan keingintahuan itulah yang merupakan titik yang akan
menjembatani antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Tetapi bahkan masa kanak-kanak
kita yang diaktualisasikan secara lengkap pun belum dpat mempersiapkan diri kita secara baik
untuk menghadapi masa remaja. Tahap kehidupan baru ini memiliki nilai-nilai yang sama
sekali unik, demikian juga dengan kewajiban-kewajiban dan kebajikan-kebajikannya. Masa
remaja menuntut sebuah kehidupan baru yang lebih agresif dimana apa yang telah kita pelajari
pada masa kanak-kanak hanya memiliki sedikit peran dan pengaruh.
Berbagai jenis kebutuhan kita sebagai remaja selama ini telah di kompilasikan dari
kebutuhan-kebutuhan psikologis mendasar. Salah satu penjelasan paling awal mengenai
kebutuhan-kebutuhan remaja adalah bahwa pada mas remaja pada umumnya kita merindukan
pengalaman baru, rasa aman, resons, dan pengakuan. Di usia ini kita seringkali merasa bahwa
rumah tempat kita tinggal telah memberi kita monotomi (bukan otonomi), rasa tidak aman dan
penolakan. Penyimpangan yang kita lakukan kadang-kadang dapat digambarkan sebagai upaya
yang salah arah untuk menenukan kepuasan atau pemenuhan atas keinginan-keinginan kita
yang paling fundamental. Salah satu kebutuhan psikologis kita yang paling penting dan juga
kebutuhan seluruh manusi adalah peneromaan oleh kelompoksosial di sekitarnya. Kebutuhan
ini mencakup kebutuhan akan kasih saying dalam lingkungan dekat dalam rumah,
penghormatan di antara teman-teman kita sebaya dan apresiasi dari orangtua atau guru-guru
yang mengajar kita. Kebutuhan ini mengambil bentuk-bentuk yang berbeda pada tahap-tahap
usia yang berbeda dan dalam hubunganya dengan orang-orang berbeda. Tetapi kebutuhan ini
tampaknya muncul dari watak esensial manusia sebagai makhluk social sebagai anggota
kelompok sosisal tertentu. Pengalaman akan penerimaan ini pada masa balita dan kanak-kanak
mengarahkan pada rasa aman yang kemudian membentuk salah satu bahan penting untuk
kesehatan mental semangat juang dari warga sipil atau tentara yang karena diperkuat oleh
perasaan ini, mampu menghadapi pelbagai kesulitan dan kekecewaan tanpa kecemasan yang
berlebihan. Hilangnya perasaan ini pada umumnya akan diikuti oleh rasa tertekan yang
kemudian dapat memunculkan penyimpangan dan disharmoni mental. Anak-anak yang ditolak
atau tidak diinginkan pada masa balitanya lebih besar kemungkinanya untuk menjadi anak-
anak yang sulit diatur dan akan menyulitkan para gurunya pada usia sekolah.

2.4 Pergaulan Bebas


Akibat persepsi dan pemaknaan yang keliru tentang cinta, tidak jarang kita terlibat
dalam pergaulan yang terlalu bebas dan permisif. Apapun boleh dilakukan, asal dilakukan
atas dasar suka sama suka. Tidak ada lagi pertimbangan tentang sebab dan akibat. Tidak ada
lagi pertimbangan berdasarkan hati nurani dan akal sehat. Dengan dalih cinta, apa pun akan
dilakukan. Biasanya kita baru merasa sadar ketika efek atau akibat dari pergaulan bebas
tersebut membawa dampak yang negatif semisal kehamilan di luar nikah, perasaan minder
akibat kita merasa tidak seperti remaja-remaja lain yang masih “bersih”.
Meskipun angka kehamilan remaja yang belum menikah sulit untuk diketahui dengan
pasti akibat belum adanya statistik mengenai kehamilan remaja belum menikah, akan tetapi,
dari berbaigai berita di media massa, baik cetak maupun elektronik, dan hasil-hasil penelitian
mengenai kehamilan di luar nikah, terlepas dari keabsahan penelitian tersebut, menunjukan
kecenderungan bahwa kehamilan remaja di luar nikah cenderung selalu meningkat dari tahu
ke tahun.
Selain itu, manusia merupakan makhluk sosial yang berarti dalam kesehariannya memerlukan
orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal
relationship). Pergaulan juga merupakan salah satu HAM (Hak Asasi Manusia) yang perlu
dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi melakukan
diskriminasi (pembedaan hak bagi manusia didasarkan perbedaan agama, ras, suku, dsb). Jadi,
pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap berpedoman pada norma-norma manusia
dan tidak menimbulkan pelanggaran hukum dan HAM.

Usut punya usut, ternyata pergaulan bebas juga sering dikonotasikan sebagai hal yang
negatif seperti narkoba, seks bebas, kehidupan malam, perilaku negatif yang melanggar norma
dan agama.

Sekarang di kalangan remaja, pergaulan bebas semakin meningkat terutama di kota-


kota besar. Menurut penelitian yang dilakukan di negara bagian North Carolina, Amerika
Serikat menemukan bahwa keterkaitan antara suguhan seks melalui media dengan perilaku
seks di kalangan remaja. Tayangan tersebut tidak hanya berupa film yang tayang di televisi
saja tetapi juga bisa melalui majalah, musik, dan pertunjukan.

Hasil yang didapat ternyata secara umum, kelompok remaja yang paling banyak
mendapat dorongan seksual dari media cenderung melakukan seks pada usia rentan 14 hingga
17 tahun,
Lebih mengenaskannya lagi, menurut hasil penelitian tersebut, para remaja sudah
terlanjur mendapat informasi yang salah dari media, cenderung melakukan seks bebas karena
hal tersebut dianggap sudah biasa di kalangan sebayanya, ditambah dengan tanggapan yang
salah dari ungkapan “masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan dan harus
dinikmati”.
Secara hukum tertulis, setiap orang juga memiliki hak untuk mengembangkan diri yang
tertera pada UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pada pasal 12 mengenai Hak
Kebebasan Pribadi, “setiap orang berhak atas perlindungan bagi pengembangan pribadinya,
untuk memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya dan meningkatkan kualitas hidupnya
agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, bertanggung jawab, berakhlak mulia, bahagia,
dan sejahtera, sesuai hak asasi manusia”, pada pasal 60 ayat (1) mengenai Hak Anak, “setiap
anak berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya sesuai dengan minat, bakat, dan kecerdasannya”, pada pasal 61 mengenai Hak
Anak, “setiap anak berhak untuk beristirahat dan bergaul dengan anak sebayanya, bermain,
berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi
pengembangan dirinya.” Adapun tertera pada Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 28C
ayat (1), “setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,
seni dan budaya, demi kesejahteraan umat manusia.” Itu berarti setiap orang juga memilliki
hak untuk mengembangkan diri dalam pergaulannya.
Memperbaiki cara pandang, dengan mencoba untuk bersikap optimis dan hidup dalam
“kenyataan”, jadi jika kamu memiliki angan-angan lebih baik yang sesuai dengan
kemampuanmu, sehingga apabila mendapat kekecewaan, kamu dapat menanggapinya dengan
hal yang positif.
Menjaga keseimbangan pola hidup, mengharuskan anak remaja untuk belajar disiplin
dengan mengatur waktu dan mengendalikan emosinya. Cobalah untuk berpikir jernih dalam
mengambil sebuah tindakan dan gunakanlah waktu luang untuk melakukan kegiatan yang
positif.
Berpikir untuk masa depan, cita-cita sangat memotivasi setiap anak dalam menentukan
arah hidupnya. Dalam hal ini, anak perlu menentukan prioritas atau tujuan utama dalam hidup
dan berperilaku baik untuk mencapai cita-cita
Menegakkan aturan hukum dan memperdalam ajaran agama, kedua hal ini sangat
mendasar dan perlu diperhatikan dalam kehidupan. Bertindaklah seperti remaja yang
berpendidikan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai HAM dan Pancasila dalam kehidupan.
Seperti menghargai sesama, menjaga ketertiban lingkungan dan menjauhi perzinaan dengan
menjaga pandangan dan membatasi ikhtilath. Dalam islam, jelas sekali Al-Qur’an melarang
perzinahan karena dampak buruk yang diakibatkannya. Ayat-ayat yang melarang zina,
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah Suatu perbuatan
yang keji dan jalan yang sangat buru (Al-Isra’:32). Dan terhadap wanita-wanita yang
mengerjakan perbuatan keji (zina), Hendaklah ada empat orang saksi di antara kamu (yang
menyaksi-Kannya). Kemudian apabila mereka telah memberikan persaksian, Maka kurunglah
wanita-wanita itu dalam rumah sampai menemui Ajalnya, atau sampai Allah memberikan
jalan yang lain kepada mereka (An-Nisa’:15). Meskipun persoalan tafsir dan pemahaman atas
ayat tersebut masih dapat diperdebatkan, tetapi yang jelas zina memberikan dampak buruk
dan perbuatan yang tidak layak dilakukan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Remaja memang harus bergaul dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar tetapi juga
harus pintar dalam memilih teman agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas yang
berakibat merusak aqidah dan moral sebagian remaja di negeri ini.

Oleh karena itu remaja itu perlu membatasi pergaulan agar tidak terjerumus lebih
dalam dan lebih mendekatkan diri kepada keluarga.

3.2 Saran

Perlu kiranya remaja melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang positif baik di
sekolah maupun di lingkungannya yang tentunya harus mendapatkan dorongan dan restu dari
orang tua.
DAFTAR PUSAKA

Husniaty, E.Noor. 2006. Menjadi Remaja Kreatif Dan Mandiri.


Yogyakarta: Dozz publisher.

Ruth Avrilda Nathania-Pelajar SMA Negeri 2 Kota Bekasi


Harapan I Lomba Menulis Artikel Populer Hukum dan HAM Tingkat Pelajar SMU/Sederajat
Se-Jabodetabek untuk tema : Tolak Perilaku Seks Bebas di Kalangan Pelajar.
Bekasi: balitbangham.go.id.

Anda mungkin juga menyukai