Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERAN PENTING GENERASI MUDA DALAM MENGATASI BAHAYA


KENAKALAN REMAJA DI KELURAHAN WAIWERANG

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Akhir Sekolah


SMA NEGERI 1 Adonara Timur

Nama : Muhammad Ivan Amrullah


Kelas : XII Ibb¹
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "Peran
Penting Generasi Muda Dalam Mengatasi Bahaya Kenakalan Remaja Di
Kelurahan Waiwerang".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini.

Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga
makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk
pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 4

A. Latar belakang .............................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan........................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 6

A. Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Kenakalan Remaja .......... 6

B. Cara Efektif Mengatasi Kenakalan Remaja ................................................. 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 11


A. Kesimpulan .................................................................................................11
B. Saran ........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pemuda adalah tumpuan bangsa. Pemuda adalah generasi penerus


perjuangan dan cita- cita bangsa. Dalam Undang- undang RI nomor 40 tahun
2009 tentang kepemudaan dijelaskan bahwa pemuda adalah warga negara
Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan
yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Amanah undang-
undang ini mengisyaratkan bahwa titik penentu kemajuan bangsa dikendalikan
oleh pemuda sekarang. Karena pada usia ini merupakan masa produktif pemuda
dalam mengembangkan kreatifitas dan kemampuan. Dedikasi dan kemampuan
pemuda sebagai generasi agen of change sangat penting peranannya. Sejarah
mencatat, bukti kongkrit kontribusi pemuda untuk bangsa tercatat sejak tahun
1928 dimana tercetusnya Sumpah Pemuda sebagai ikrar tertinggi kemudian
disusul dengan berkumandangnya Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945. (Rina
& Tianingrum, 2019, p. 10)
Peran penting pemuda untuk kemakmuran dan kemajuan bangsa
diharapkan dapat bertahan hingga akhir zaman. Sebab akhir- akhir ini mulai
marak pemberitaan mengenai perilaku menyimpang pemuda. Misalnya
tindakakan kriminal, asusila, minum- minuman keras hingga sabu- sabu akhir-
akhir ini banyak dilakukan oleh kaula muda.
Kenakalan remaja muncul ke permukaan dengan sosok yang lebih
variatif dan memprihatinkan. Di sana- sini kita disuguhi beragam kasus
kenakalan yang dilakukan oleh pemuda dan pelajar. Salah satu penyebabnya
adalah salah milih teman. Pergaulan yang salah merupakan salah satu penyebab
generasi muda terjerumus dalam perilaku yang menyimpang (pemerkosaan,
minum- minuman keras, dll).
Perilaku menyimpang tersebut diharapkan tidak sampai merasuki
generasi muda sebagai penerus bangsa, karena merekalah yang memegang
estafet kepemimpinan masa depan bangsa. Pemuda sekarang adalah pemimpin
masa depan. Dari itu, perilaku pemuda hendaknya dapat terarah. Sehingga tidak
ditemukan berita negatif tentang pemuda (remaja).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku kenakalan
remaja?
2. Bagaimana cara efektif untuk mengatasi kenakalan remaja?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku
kenakalan remaja.
2. Untuk mengetahui cara efektif mengatasi kenakalan remaja.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Kenakalan Remaja

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli


pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 12 tahun
sampai dengan 21 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan
sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dikatakan
dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang sesuai baginya dan inipun
sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak
kesalahan. Kesalahan sering banyak menimbulkan kekhawatiran serta perasaan
yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya..Kenakalan remaja
adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan hukum dalam masyarakat
yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa. Saat
ini, hampir tidak terhitung berapa jumlah remaja yang melakukan hal-hal
negatif.
Ada beberapa faktor penyebab yaitu faktor Internal adalah faktor yang
datangnya dari tubuh manusia itu sendiri tanpa dipengaruhi lingkungan sekitar.
Faktor pribadi, setiap anak memiliki kepribadian khusus, dengan keadaan
khusus pada anak ini dapat menjadi sumber munculnya perilaku menyimpang.
Faktor eksternal adalah yang datangnya dari luar tubuh anak yang bisa dikatakan
faktor lingkungan. Diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat /
teman sebaya dan pengaruh media massa.
Menurut Erikson dalam Teori Perkembangan Psikososial dalam bukunya
yang berjudul Childhood and Society (1950), pada usia remaja, individu sedang
merasakan krisis terkait jati dirinya. Apabila remaja berhasil melewati fase ini
dengan baik dan menemukan jati dirinya, maka ia akan mencapai yang
dinamakan dengan identity. Namun, jika remaja tidak mampu menyelesaikan
tugasnya tadi, ia akan mengalami role confusion. Setiap remaja pada umumnya
akan mencoba melakukan banyak hal untuk menentukan peran serta gaya hidup
yang sesuai dengan mereka. Pada fase ini, tujuan yang harus dicapai oleh remaja
adalah menemukan ego-identity sebagai manusia yang sudah beranjak dewasa.
Keberhasilan remaja melewati tahap ini akan membantunya untuk menjalani
hidup di fase dewasa muda selanjutnya. (Hibatulloh et al., 2023, p. 26)
Terdapat empat pengaruh lingkungan yang menjadi faktor penyebab
kenakalan remaja, yaitu:
1. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtua
Pada dasarnya keluarga adalah lingkungan pertama yang dimiliki oleh anak
sehingga perannya sangat penting dalam membentuk dasar bagi
perkembangan anak. Apabila keluarga tidak hadir secara penuh di masa anak-
anak, hal ini dapat mengganggu masa perkembangan selanjutnya, yaitu
memberi pengaruh pada masa remaja yang kurang baik. Selain itu walaupun
remaja terlihat mau mandiri, tidak butuh bantuan, dan dapat melakukan
semuanya sendiri, tetapi dalam hatinya ia masih ingin diperlakukan juga
sebagai anak, hanya saja mungkin ada rasa malu untuk
mengungkapkannya. Kondisi keluarga yang kurang harmonis juga dapat
mengakibatkan kenakalan remaja. Misalnya terjadi kekerasan dalam rumah
tangga, perceraian, konflik, masalah ekonomi, dan permasalahan lainnya.
Perilaku kenakalan yang dilakukan adalah bentuk pelampiasan untuk
mengobati rasa sedih, marah, atau stres karena kondisi yang ia rasakan di
rumah.
2. Pemahaman mengenai agama yang minim
Agama memiliki peran penting dalam pembentukkan karakter dan
kepribadian remaja yang baik. Hal ini dikarenakan nilai-nilai dalam agama
selalu mengajarkan pada kebaikan terlepas dari perubahan waktu dan tepat.
Lingkungan keluarga atau sosial yang kurang mendukung remaja untuk
memiliki pengetahuan agama dapat menyebabkan remaja tidak punya batasan
dalam bersikap dan berperilaku. Akibatnya, kenakalan pada remaja dapat
terjadi. Di lain sisi, pemberian pengetahuan agama yang keliru atau doktrin-
doktrin yang bertentangan dengan aturan agama sebenarnya juga dapat
berbahaya bagi remaja yang belum memiliki kemampuan kognitif maksimal.
Namun, masuknya doktrin seperti ini sebenarnya dapat dicegah dengan
hubungan dengan orangtua yang baik serta pemberian dasar agama yang kuat.
3. Lingkungan sekolah atau tempat Pendidikan
Meskipun sekolah adalah tempat menimba ilmu yang fungsinya sudah jelas
memberikan pendidikan serta karakter moral pada siswa. Namun, sekolah
juga dapat menjadi tempat bermulanya kenakalan remaja. Sebagian besar dari
kita pasti pernah melihat atau setidaknya mengetahui ada pelajar usia remaja
yang suka membolos, merokok, balapan liar, atau bahkan tawuran. Sekolah
biasanya sudah menerapkan aturan yang ketat pada siswanya, tetapi memang
sulit untuk memotorin anak di luar jam sekolah dan di luar lingkungan
sekolah.
4. Ada pengaruh negatif dari lingkungan sekitar
Remaja sangat mudah terpengaruh oleh budaya di lingkungannya
berkembang serta lingkungan pergaulannya. Sering kali ada teman sebaya
yang berusaha mempengaruhi anak yang baru beranjak remaja untuk
menjerumuskannya ke dalam hal yang negatif. Alasannya sederhana, remaja
ingin kehadirannya diakui dan diterima sehingga ia mau melakukan apa pun
yang membuatnya menjadi bagian dari teman-temannya. Selain lingkungan
fisik, saat ini media sosial juga menjadi “lingkungan” bagi remaja.
Kebanyakan remaja sekarang justru lebih suka bermain dengan ponselnya
yang justru membuat beberapa orangtua khawatir karena selain dapat menjadi
sumber kenakalan, juga bisa menjadi faktor permasalahan akademik.
Kenakalan remaja dapat terjadi tanpa mengenal usia, jenis kelamin, ras,
agama, bahkan status sosial. Hal yang terpenting untuk mencegahnya adalah
dengan memberikan pembekalan dari usia sedini mungkin mengenai nilai dan
norma yang baik dari orang tua. Dengan demikian, bagaimanapun lingkungan
tempat remaja kelak berkembang, ia tidak akan terpengaruh oleh pergaulan
yang yang negatif sebab mampu menjaga dan melindungi dirinya.
B. Cara Efektif Mengatasi Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan berbagai perilaku yang dianggap tidak dapat diterima atau
melanggar hukum oleh remaja. Perilaku ini dapat berkisar dari pelanggaran
kecil, seperti bolos sekolah atau berbicara kembali kepada orang tua, hingga
pelanggaran yang lebih serius, seperti penyerangan atau penyalahgunaan
narkoba.
Kenakalan remaja dapat berdampak signifikan pada individu, keluarga,
dan masyarakat. Remaja yang terlibat dalam kenakalan remaja lebih berisiko
mengalami masalah kesehatan, putus sekolah, dan terlibat dalam kegiatan
kriminal di kemudian hari. Mereka juga lebih mungkin menjadi korban
kekerasan atau pelecehan. Kenakalan remaja juga dapat membebani
masyarakat dalam bentuk biaya perawatan kesehatan, penegakan hukum, dan
sistem peradilan pidana.
Ada sejumlah pendekatan yang berbeda untuk mencegah dan mengatasi
kenakalan remaja. Program pencegahan berfokus pada pemberian informasi
dan keterampilan kepada remaja untuk membantu mereka membuat pilihan
yang sehat dan menghindari perilaku berisiko. Program intervensi dirancang
untuk membantu remaja yang sudah terlibat dalam kenakalan remaja untuk
mengubah perilaku mereka dan kembali ke jalur.
(Putra et al., 2023, p. 22) Pendekatan yang paling efektif untuk
kenakalan remaja sering kali melibatkan kombinasi pencegahan dan intervensi.
Pendekatan Pencegahaan
1. Membangun Keluarga yang Harmonis:
a. Orang tua perlu menjalin komunikasi yang terbuka dan efektif
dengan anak, serta memberikan kasih sayang dan perhatian yang
cukup.
b. Ciptakan suasana rumah yang nyaman dan aman bagi anak untuk
bertukar pikiran dan berbagi masalah.
c. Tanamkan nilai-nilai moral dan agama sejak dini kepada anak
2. Meningkatkan Peran Sekolah:
a. Sekolah dapat menerapkan program edukasi tentang bahaya
kenakalan remaja dan pengembangan karakter.
b. Ciptakan lingkungan sekolah yang kondusif dan aman bagi siswa.
c. Berikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam kegiatan
positif dan kreatif.
3. Melibatkan Masyarakat
a. Masyarakat dapat membentuk kelompok atau organisasi yang
fokus pada pembinaan remaja.
b. Mengadakan kegiatan positif dan kreatif bagi remaja di lingkungan
tempat tinggal.
c. Mendorong peran aktif RT/RW dan tokoh masyarakat dalam
mengawasi dan membimbing remaja

Pendekatan Penanganan

1. Memberikan Konseling dan Bantuan Psikologis : Remaja yang terlibat


dalam kenakalan remaja perlu mendapatkan konseling dan bantuan
psikologis untuk mengatasi masalah yang mendasarinya. Konseling dapat
membantu remaja memahami diri sendiri, mengelola emosi, dan
mengembangkan kemampuan sosial yang positif.
2. Penerapan Sanksi yang Tepat : Sanksi yang diberikan kepada remaja yang
melakukan kenakalan remaja haruslah tegas dan adil, namun tetap edukatif
dan tidak menjerumuskan mereka ke dalam kriminalisasi. Sanksi dapat
berupa teguran, skorsing, atau kegiatan pembinaan khusus.
3. Membangun Jaringan Dukungan : Penting untuk membangun jaringan
dukungan bagi remaja yang bermasalah, seperti konselor, psikolog,
pekerja sosial, dan komunitas peduli remaja. Jaringan dukungan dapat
membantu remaja mendapatkan akses ke layanan yang mereka butuhkan
dan membangun kembali kepercayaan diri mereka.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Generasi muda di Kelurahan Waiwerang memiliki potensi dan kekuatan
yang besar untuk berperan aktif dalam mengatasi bahaya kenakalan
remaja.
a. Mereka memiliki energi, semangat, dan idealisme yang tinggi
untuk melakukan perubahan.
b. Mereka mudah beradaptasi dengan teknologi dan informasi
baru, sehingga dapat menjadi agen edukasi dan penyebaran
informasi positif.
c. Generasi muda memiliki rasa kepedulian dan solidaritas yang
tinggi terhadap teman sebaya.
2. Kenakalan remaja di Kelurahan Waiwerang merupakan sebuah
fenomena yang kompleks dan membutuhkan solusi yang komprehensif.
a. Faktor-faktor yang mendorong kenakalan remaja di Kelurahan
Waiwerang antara lain kurangnya pengawasan orang
tua, pengaruh teman sebaya, dan minimnya kegiatan positif bagi
remaja.
b. Dampak kenakalan remaja dapat membahayakan diri sendiri dan
orang lain, serta merusak citra dan masa depan generasi muda.
3. Generasi muda di Kelurahan Waiwerang dapat berperan aktif dalam
mengatasi bahaya kenakalan remaja melalui berbagai cara:
a. Menjadi agen edukasi dan penyebaran informasi positif tentang
bahaya kenakalan remaja.
b. Mengadakan kegiatan positif dan kreatif bagi remaja di
lingkungan tempat tinggal.
c. Memberikan dukungan dan motivasi kepada remaja yang
bermasalah agar kembali ke jalan yang benar.
d. Menjadi role model bagi remaja dengan menunjukkan perilaku
yang positif dan bertanggung jawab.
e. Bekerja sama dengan orang tua, masyarakat, dan pemerintah
dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi remaja.
4. Upaya pencegahan dan edukasi dini lebih efektif daripada
penanggulangan setelah kenakalan remaja terjadi: Generasi muda
sebagai kelompok sebaya memiliki pengaruh yang lebih besar dalam
menjangkau dan memberikan edukasi kepada remaja lainnya.
5. Dibutuhkan kerjasama dan komitmen dari semua pihak untuk mengatasi
bahaya kenakalan remaja di Kelurahan Waiwerang:
Keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah perlu bekerja sama
untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi remaja.
6. Pemerintah perlu memberikan perhatian dan dukungan yang lebih besar
kepada generasi muda di Kelurahan Waiwerang: Pemerintah dapat
menyediakan dana dan fasilitas untuk kegiatan positif bagi remaja, serta
memberikan pelatihan dan pembekalan kepada generasi muda agar
dapat berperan aktif dalam mengatasi bahaya kenakalan remaja.

Dengan peran aktif generasi muda dan kerjasama dari semua pihak,
diharapkan bahaya kenakalan remaja di Kelurahan Waiwerang dapat
diminimalisir dan generasi penerus bangsa dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik.
B. Saran

a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji secara mendalam


faktor-faktor yang mendorong kenakalan remaja di Kelurahan Waiwerang.
b. Perlu dikembangkan program-program yang inovatif dan kreatif untuk
mencegah dan mengatasi kenakalan remaja di Kelurahan Waiwerang.
c. Perlu dilakukan kerjasama yang lebih erat antara generasi muda, orang
tua, sekolah, masyarakat, dan pemerintah dalam menciptakan lingkungan
yang kondusif bagi remaja di Kelurahan Waiwerang.
DAFTAR PUSTAKA

Hibatulloh, B., Wati, H. C. K., & Salimah, N. (2023). Pengaruh Lingkungan


Sekolah Dan Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Kenakalan Pada
Remaja. Jurnal Kalacakra: Ilmu Sosial Dan Pendidikan, 4(1), 7.
https://doi.org/10.31002/kalacakra.v4i1.5427
Putra, D. A., Hakim, A. M., Togar, S. A., Fatiha, A., Putri, S., Abbas, A. S.,
Susanti, E., Indiasti, A. R., & Insani, T. (2023). Jurnal Wicara Desa ,
Volume 1 Nomor 6 , Desember 2023 PROMOSI DI DESA SEGARA
KATON Jurnal Wicara Desa , Volume 1 Nomor 6 , Desember 2023. 1,
1016–1022.
Rina, E. V., & Tianingrum, N. A. (2019). Pengaruh Lingkungan Terhadap
Perilaku Kenakalan Remaja Sekolah Di Wilayah Kerja Puskesmas
Harapan Baru Kota Samarinda. Borneo Student Research, 2017, 345–352.

Anda mungkin juga menyukai