KENAKALAN REMAJA
Disusun oleh :
1. AUZIA NING TYAS
2. AQILLA FAIRA CHESKA ADITTYA
3. FATHIN AZHAR MAULANA
4. FAWWAS SYAHWAL SYAFI’I
5. SYIFA SAFANAH HAZNA PUTRI
6. SYAFA AULIA PUTRI
SMAN 4 KARAWANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “KENAKALAN
REMAJA” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang pelanggaran atau
kesalahan apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa keseharian yang bisa kita pelajari.
Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada
kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui
kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada
kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami,. Harapan kami,
informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna,
karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim
penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
2.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………..……...…………………………………………...2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN…….……….………………………………………………4
1.1. Latar Belakang...............................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.3. Tujuan Masalah..............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN………………………..…………….………………………6
BAB III KESIMPULAN………………….…………………………………………17
BAB IV DAFTAR PUSTAKA……………………...……………………………...18
3.
BAB I
PENDAHULUAN
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudahtidak
lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk
dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan ini
pun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja
hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-
sama masih dalam masa mencari identitas. kesalahan-kesalahan yang menimbulkan
kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja
Remaja merupakan pemimpin masa depan suatu bangsa. Di samping hal-hal yang
menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja akhir-akhir ini seperti semakin aktif
mengikuti organisasi antar pelajar dan peningkatan prestasi, kita melihat pula arus
kemorosotan moral yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita,
yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja.
Kehidupan remaja pada masa kini mulai memprihatinkan. Remaja yang seharusnya
menjadi kader-kader penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan
Bangsa dan Negara. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot. Oleh karena itu , kami
sebagai remaja yang berpendidikan sadar bahwa kenakan remaja harus segera dihilangkan ,
kami mengangkat permasalahan ini sebagai bahan karya tulis.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih
hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-
tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia namun setiap masa
pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri karena masing-masing individu mempunyai
kelebihan dan kekurangan, demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering
dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini dan sering
menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini
adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua
hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-
besarkan perbedaan dan memaksakan kehendak, orangtua para remaja hendaknya justru
menjadi pemberi motivasi dan teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat serta
di belakang mengawasi segala tindak tanduk si remaja.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18
tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia
masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup
yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan dengan cara mencoba hal-hal yang
baru dikenalnya walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering
menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya,
orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan diri sendiri
dan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam
masa mencari identitas diri. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan
lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja usia belasan tahunn yang
berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang
ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau
kerugian pada pihak lain kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari
norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
6.
definisi kenakalan remaja menurut para ahli
A. Paul Moedikdo
a. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-
anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti
mencuri,menganiaya dan sebagainya.
b. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk
menimbulkankeonaran dalam masyarakat.
c. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.
B. Kartono
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah juvenile
delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk
pengabaian sosial.
C. Santrock
Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat
di terima secara social hingga terjadi tindakan kriminal.
D. Drs.B.Simanjutak,S.H.
E. Mussendkk
perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh anak
remaja yang berusia 15-17 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang dewasa maka
akan mendapat sanksi hukum.
7.
hanya didorong oleh dorongan hati yang sangat kuat.
B. Delinkuensi Situasional
Kenakalan ini dilakukan oleh anak normal tetapi dipengaruhi oleh berbagai kekuatan
situasional dan lingkungan yang semuanya memberikan pengaruh menekan memaksa pada
pembentukan perilaku buruk/dirangsang pada kebutuhan sesaat.
C. Delinkuensi Sistematik
Kejahatan anak-anak remaja yang diorganisir dan disertai pengaturan yaitu gang.
Lingkungan sekitar remaja itu tinggal juga mempengaruhi kejahatan tersebut.
D. Delinkuensi Kumulatif
Situasi sosial dan kondisi kultural buruk yang mempengaruhi terus menerus dan
berlangsung berulang kali dapat mengintensifkan perbuatan jahat remaja, sehingga
kumulatif sifatnya, yaitu terdapat dimana-mana, tidak hanya di ibu kota Negara saja, tetapi
sampai daerah pinggiran pedesaan. (produk konflik budaya hasil dari banyak konflik
cultural yang kontroversial)
Delinkuensi remaja yang kumulatif mempunyai ciri-ciri (Kartini Kartono 1992: 44-45),
antara lain:
a. Mengandung banyak dimensi ketergantungan syarat, kegelisahan batin dan
keresahan hati para remaja yang kemudian disalurkan secara negatif pada perbuatan
jahat.
b. Pemberontakan adolensi terhadap kekuasaan orang dewasa dalam usaha
menemukan identitas diri lewat tingkah laku yang melanggar norma sosial dan
hukum.
c. Penyimpangan seksual disebabkan oleh penundaan saat kawin.
d. Tindakan ekstrim radikal yang dilakukan remaja dengan cara kekerasan,
pembunuhan, penculikan.
Jansen dalam Sarlito Wirawan (1997:200-201) membagi kenakalan remaja ini menjadi
4 jenis:
a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain, misalnya perkelahian,
perkosaan, pembunuhan.
b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi, misalnya pengerusakan, pencurian,
pencopetan.
c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak lain, misalnya
pelacuran, penyalahgunaan obat, hubungan seks sebelum menikah.
d. Kenakalan melawan status, misalnya perbuatan mengingkari status sebagai pelajar
dengan cara membolos, minggat dari rumah, membantah perintah orang tua.
8.
Pembagian lain dari kenakalan remaja berdasarkan ciri kepribadian yang defek atau ciri
kepribadian yang rusak, antara lain:
A. Delinkuensi Terisolir
Kejahatan didorong oleh faktor:
a. Motivasi kecemasan dan konflik batin yang tidak dapat diselesaikan, dipengaruhi
oleh keinginan meniru dengan gangnya.
b. Sudah masuk dalam gang sejak kecil dan mulai terbiasa dengan aktivitas di
dalamnya.
c. Berasal dari keluarga yang broken home, lalu ikut dalam lingkungan anak criminal
untuk memuaskan kebutuhannya.
d. Tidak mendapat didikan tentang kedisiplinan yang teratur.
B. Delinkuensi Neurotik
Anak delinkuensi ini menderita gangguan kejiwaan yang cukup serius, misalnya
kecemasan, merasa selalu tidak aman, merasa terancam, tersudut dan terpojok, merasa
bersalah atau berdosa.
C. Delinkuensi Psikopatik
Delinkuensi ini dilakukan oleh mereka dengan tanpa motif apapun juga, sikapnya aneh,
sangat kasar, kurang ajar, perbuatannya sering ganas sadis, suka menyakiti hati orang lain,
suka menyakiti jasmani orang lain. Penjahat delinkuen ini dikategorikan penjahat paling
berbahaya.
D. Delinkuensi Defek Moral
Ciri delinkuensi ini adalah selalu melakukan perbuatan a-sosial, karena remaja ini tidak
mampu mengendalikan dan mengatur dirinya. Remaja ini biasanya menjadi penjahat yang
sukar diperbaiki(Residivis) yang melakukan kejahatan karena didorong oleh naluri rendah,
impuls dan kebiasaan primitif.
Jenis-jenis Kenakalan Remaja, seperti yang sudah diuraikan diatas, maka kenakalan
remaja yang dimaksud di sini adalah perilaku yang menyimpang dari atau melanggar
hukum. Jensen (1985), membagi kenakalan remaja menjadi 4 jenis yaitu:
a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain; perkelahian,
perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain- lain.
b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi pencurian.
c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain;
d. pelacuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang,hubungan seks pranika.
e. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar
dengan membolos, melanggar disiplin sekolah.
9.
3) Teori Perilaku Kenakalan Remaja
10.
4) Klasifikasi Usia Anak Hingga Dewasa
11.
7) Penyebab kenakalan remaja
Ulah atau tindakan para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali
mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu
ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya
hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan
terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga,
dan orang lain yang ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai
faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat
dikelompokan ke dalam dua faktor, yaitu sebagai berikut:
A. Faktor Internal
a. Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada sistem psikosomatis dalam
individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan
lingkungannya (biasanya disebut karakter psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai suatu
masa yang berbahaya. Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk
menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis identitas karena belum
adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan
remaja atau perilaku menyimpang.
b. Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi jenis kelamin.
Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan tindakan
menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan hidup).
Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung mempunyai
rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila tidak disertai dengan
pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita cenderung berbuat melanggar
tatanan hidup bersama sebagai perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
c. Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku,
setelah selesai menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali pada
saat kembali ke masyarakat status atau sebutan “eks narapidana” yang diberikan oleh
masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan tindakan
penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan terasingkan.
12.
B. Faktor Eksternal
13.
8) Upaya mengatasi kenakalan remaja
Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan
dan rentan munculnya masalah (kenakalan remaja). Untuk itu perlu adanya perhatian
khusus serta pemahaman yang baik dan penanganan yang tepat terhadap remaja
merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat
masa ini merupakan masa yang paling menentukan.
Selain itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan pihak-
pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan bidang-bidang
lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
Berikut Solusi dalam rangka penanggulangan kenakalan remaja :
A. Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan dengan
cara mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja. Mengetahui kesulitan-
kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang
biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
a. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang
dihadapinya.
b. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan
keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama,
budi pekerti dan etiket.
c. Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi
perkembangan pribadi yang wajar.
d. Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
e. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang
hubungan sosial yang baik.
f. Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan
pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
g. Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun
masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.
Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil penting dalam
membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka harus dimulai
dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana, seperti
selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal kecil,
memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa
dilakukan oleh keluarga. Memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang
baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan yang perlahan dan sabar.
14.
Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri dengan
baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan
dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas,
sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau
persoalan masing-masing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik
terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh
guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya.
Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan
perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan
di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai
perbaikan remaja, di antaranya melakukan program “monitoring” pembinaan remaja
melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan
penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi remaja.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:
a. Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja
itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu
mengatasinya.
b. Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan
atau kelompok kecil tersebut.
B. Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan
mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas
pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan
tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan
melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa
pandang bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam
keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua
terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus
dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang
sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan dan umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman
terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak.
Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah
15.
merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan
data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun
akibatnya.
Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara
lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh
kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara
waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang di sekitarnya.
Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat dikelompokkan
menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan
kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang
tua; minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan
pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya; dan tempat pendidikan.
Untuk menanggulanginya Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-
orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang
berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini. Adanya motivasi dari
keluarga, guru, teman sebaya merupakan hal-hal yang bisa dilakukan juga mampu
mengatasi kenakalan remaja.
Adapun solusi dalam menghadapi kenakalan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Tindakan preventif, yaitu tindakan untuk mengantisipasi terjadinya kenakalan
remaja
b. Tindakan represif, yaitu memberikan sanksi tegas kepada pelaku kenakalan remaja
c. Tindakan kuratif dan rehabilitasi, yaitu mengubah tingkah laku pelanggar remaja
itu dengan memberikan pendidikan lagi.
17.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu
https://dzargon.com
http://www.rangkumanpustaka.com
18.