Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PROBLEMATIKA REMAJA ZAMAN SEKARANG

Disusun Oleh :
1. Danang Setyo Nugroho (8)
2. Endang Sukmawati (12)
3. Ukhti kayla Laila Syafitri (29)
4. Wulan Febriyanti (33)
5. Zulfiani Ainuzahro (36)

Jl.Lapangan Karangtengah,Kec Sampang,CILACAP


Tahun Pelajaran 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah sejarah tentang
“PROBLEMATIKA REMAJA ZAMAN SEKARANG ”.

Sesuai  dengan judul yang telah disebutkan di atas dalam penulisan ini memaparkan
mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi tentang problematika remaja zaman
sekarang.

Saya juga sangat berterima kasih kepada guru dari mata pelajaran Bahasa Indonesia
ini Bpk.Drs. Rustamto yang sudah mengajarkan kepada saya tentang materi
ini.Tujuan dari penulisan makalah ini, selain untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Bahasa Indonesia, juga saya lakukan sebagai bahan pembelajaran saya
bersama siswa lain untuk lebih mendalami tentang materi ini.

Namun di samping itu, saya menyadari betul bahwa dalam penulisan ini masih
terdapat banyak kekurangan. Dan untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
sekiranya membangun dari para pembaca sekalian agar kekurangan dalam penelitian
ini dapat diperbaiki  dan menjadi lebih sempurna untuk proses penambahan wawasan
kita semua.

SAMPANG, 13 Maret 2023

2
Penulis

KATA PENGANTAR......................................................................... 1

DAFTAR ISI....................................................................................... 2

BAB I       PENDAHULUAN

Latar Belakang................................................................................. 3

Rumusan Masalah........................................................................... 4

Tujuan.............................................................................................. 5

Manfaat............................................................................................ 6

BAB II       PEMBAHASAN

Kenakalan Masa Remaja................................................................. 7

Penyalahgunaan NAPZA................................................................. 8

Pergaulan Bebas ............................................................................ 9

BAB III    PENUTUP

Kesimpulan.................................................................................... 10

3
Saran............................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................ 12

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Manusia mengalami perkembangan selama masa hidupnya mulai dari dalam


kandungan, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan masa tua. Ketika masa remaja
seseorang mengalami periode transisi yang menjembatani masa kanak-kanak dengan
masa dewasa,pada masa remaja pun terdapat berbagai tugas perkembangan yang
harus dipenuhi yang mana salah satunya remaja mampu membentuk perilakunya
sesuai dengan harapan sosial.
Dalam tugas-tugas perkemmbangan tersebut remaja mengahadapi berbagai
masalah. Masalah tersebut terjadi karena remaja mengalami perubahan moral, pada
tahap ini remaja mulai menerima sendiri sejumlah prinsip. Pada masa remaja ini,
seseorang belajar untuk memilah nilai dan norma yang benar dan salah. Apabila
remaja diberi arahan dengan baik tentu saja ia akan paham dengan nilai dan norma
yang baik maupun yang salah, sehingga ia akan mengalami lebih sedikit masalah-
masalah yang terjadi pada masa remaja ini.
Namun, kebanyakan remaja mengalami dilema pada masa ini. Remaja
mengalami kebingungan bagaimana mengkomunikasikan segala masalah yang ia
alami dan pada akhirnya akan menimbulkan berbagai macam masalah yang dihadapi.
Terlebih lagi pada era globalisi ini turut serta dalam meningkatnya stres pada
masyarakat terutama pada remaja. Terkadang remaja sulit mengontrol dirinya pada
perubahan sosial yang terjadi secara global. Mereka sangat mudah terpengaruh
dengan efek-efek buruk yang ditimbulkan oleh media sosial maupun hal lainnya.

4
Oleh karena itu, penulis akan membahas mengenai masalah-masalah yang sering
terjadi pada masa remaja sebagai cara untuk menangani berbagai permasalahan yang
mungkin dialami ketika masa remaja.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas, penulis merumuskan beberapa poin yang akan
kita bahas untuk bisa lebih menunjang pemahaman kita terhadap permasalahan
remaja. Poin-poin tersebut adalah :
1. Apa saja masalah yang sering terjadi pada masa remaja?
2. Apa penyebab terjadinya permasalahan yang sering terjadi pada remaja?
3. Bagaimana solusi atas permasalahan remaja tersebut?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang sering dialami oleh remaja.
2. Untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya permasalahan remaja.
3. Menemukan solusi atas permasalahan yang dialami oleh remaja.

D.Manfaat
1.Untuk menambah wawasan tentang Masalah yang di hadapi Remaja zaman
sekarang
2.Untuk menambah wawasan Bagaimana cara kita menyikapi Masalah yang di hadapi
Remaja zaman sekarang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kenakalan Masa Remaja

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-


norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan
dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa

5
remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah
melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat
dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi. Masalah kenakalan remaja mulai
mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk
anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.

Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih diperhatikan
karena seiring berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang remaja
melakukan sebuah kenakalan. Selama kenakalan itu masih pada tingkat yang wajar.
Oleh karena itu peran orang tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat
diperlukan penanaman nilai, dan norma yang diberikan sejak dini dapat
mempengaruhi sikap, perbuatan mental seorang anak untuk dapat memilah mana hal
yang perlu ditiru, dan mana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang anak
dapat melihat mana yang baik dan mana yang tidak baik. Apabila peran orang tua
tidak maksimal sejak anak masih kecil, pada saat tumbuh menjadi seorang remajapun
tidak menutup kemungkinan seorang remaja berbuat hal yang melanggar aturan.

Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja

Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal)
maupun faktor dari luar (eksternal).

Faktor internal:

1. Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja


memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan
akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.
Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret
pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan

6
dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk
bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor eksternal:

1. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota


keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif
pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan
anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi
anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Teman sebaya yang kurang baik
3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

Contoh-contoh kenakalan remaja:

1. membolos sekolah
2. kebut-kebutan di jalanan
3. Penyalahgunaan narkotika
4. perilaku seksual pranikah
5. perkelahian antar pelajar

B. Penyalahgunaan NAPZA

Ada banyak kepanjangan dari narkoba yang kini beredar di masyarakat, di antaranya:

1. Narkotika dan Obat-obatan Terlarang


2. Narkotika dan Obat-obatan berbahaya
3. Narkotika, Psikotropika, dan Obat-obat berbahaya

Dasar terjemahan narkoba sebenarnya memang sangat tidak jelas. Secara


umum narkoba adalah terjemahan dari kata Narkotika, dan Bahan-bahan berbahaya.
Bahan-bahan berbahaya ini termasuk di dalamnya obat-obatan yang tidak mempunyai
kandungan Narkotika (sekarang disebut Psikotropika), alkohol, dan zat-zat cair atau

7
padat lainnya seperti pestisida, limbah-limbah beracun. Selanjutnya muncul istilah
NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat-zat Adiktif lainnya). Zat-zat
tersebut dapat membuat berbagai efek samping seperti Halusinasi, ketagihan, dan
efek psikologi lainnya. Cara penggunaan bisa melalui suntikan, dimakan, dihisap,
atau dihirup. Contoh zat-zat berbahaya yang dikonsumsi dengan cara dihisap adalah
Opium yang menggunakan pipa hisapan.

RatnaYunita(2010) menjelaskan Penyalahgunaan narkoba adalah suatu


pemakaian non medical atau ilegal barang haram yang dinamakan narkotik dan obat-
obatan adiktif yang dapat merusak kesehatan dan kehidupan produktif manusia
pemakainya. Berbagai jenis narkoba yang mungkin disalahgunakan adalah tembakau,
alkohol, obat-obat terlarang dan zat yang dapat memberikan keracunan, misalnya
yang diisap dari asapnya. Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan
ketergantungan zat narkoba, jika dihentikan maka si pemakai akan sakaw.

Penyebab Remaja Mengkonsumsi Napza


Beberapa faktor-faktor penyebab remaja rentan mengkonsumsi narkoba adalah
karena:
1. Pergaulan (teman)
Usia remaja adalah usia di mana anak-anak sedang mencari jati diri dan
merupakan peralihan dari usia anak-anak menuju ke tingkat dewasa. Istilahnya
mereka masih meraba-raba masa depan mereka. Apabila mereka salah memilih
jalan dan berada dalam lingkungan pergaulan yang salah, mereka mungkin
dengan kepolosannya mau-mau saja masuk ke lingkungan pecandu narkoba
apabila tak dipandu dan diarahkan dengan benar.
2. Coba-coba
Umumnya, pada usia remaja, anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang amat
besar. Dengan sedikit iming-iming menggairahkan, maka anak-anak bisa terjebak
untuk mencoba apakah benar narkoba itu enak atau tidak. Namun, rupanya
narkoba bagaikan lumpur hidup yang mampu menjebak orang selamanya untuk
berada di situ walau masuk sedikit saja.

8
3. Ingin lari dari masalah
Narkoba bagaikan cokelat. Ia menawarkan kenikmatan dan ketenangan dengan
candunya. Itulah yang dibutuhkan oleh jiwa-jiwa yang penat dengan masalah. Ia
bisa menyingkirkan masalah-masalah rumit dari otak. Namun perlahan-lahan dan
dengan tidak disadari, ia membawa malapetaka besar di kemudian hari.
4. Faktor keluarga yang kurang mendukung 
Remaja memang lebih sensitif dan peka pada lingkungan keluarganya
dibandingkan pada fase-fase sebelumnya. Melihat keluarganya yang bermasalah,
hal itu bisa membuat mereka sedih. Lalu mereka mencari jalan keluar untuk
menghilangkan kesedihannya karena merasa kurang diperhatikan karena
keluarganya lebih sibuk mengurusi masalahnya sendiri.
Ketika ia salah jalan, narkoba bisa menjadi opsi pelampiasannya karena narkoba
menawarkan kenikmatan dan ketenangan yang tidak mereka rasakan saat di
lingkungan keluarga. Biasanya kasus ini sering terjadi pada remaja yang tumbuh
dalam keluarga broken home. Pada intinya, seorang user itu mempunyai masalah
yang sangat besar dan krisis kepercayaan pada dirinya sendiri. Mereka
membutuhkan orang yang peduli terhadapnya, terutama orang yang paling dekat
dengannya. Akan tetapi pada kenyataan, masyarakat cenderung mengucilkan user
dan menganggap masalah itu adalah masalah dia sendiri.

Tanda-Tanda Remaja Akan Terjerumus Napza


Hal yang harus diwaspadai jika remaja menunjukkan beberapa gejala ini, yaitu:
1. Perubahan perilaku pada dirinya
Biasanya gejala-gejala ini akan terlihat sangat menonjol dan Nampak sangat
ganjil. Ia mengalami perubahan yang amat berbeda dengan sebelum ia
mencoba narkoba. Bisa jadi ia lebih tertutup atau merasa cepat gelisah.
2. Jadi pemalas
Karena narkoba juga berefek pada organ tubuh, orang yang mencoba narkoba
akan merasa mengalami perbedaan pada tubuhnya sehingga ia enggan berbuat
banyak hal karena rasa ketidaknyamanan pada tubuhnya itu.

9
3. Mudah tersinggung
4. Pintar berbohong
Orang yang sudah terlanjur mencoba narkoba dan kecanduan akan sering
banyak
5. Suka bolos sekolah
6. Pembangkang
7. Ditemukan kertas paper, padahal ia bukan perokok
8. Ditemukan jarum suntik di dalam kamarnya
9. Perubahan pola tidur 
Karena narkoba berpengaruh besar pada syaraf, maka syaraf yang
mengaturnya untuk tidur pun terganggu dan tak dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Tak jarang pecandu narkoba sering nampak lelah dan bermata
merah karena kurang tidur.

C. Pergaulan Bebas

Pada era globalisasi ini permasalahan remaja menjadi sangat serius, karna adanya
globalisasi tak dapat dipungkiri lagi budaya asing yang terus menerus masuk
sedikitnya mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku remaja kebanyakan ini, yang
pada akhirnya remaja yang memang sedang berada dalam masa transisi ini kerap kali
mengambil nilai yang salah terhadap budaya asing ini. Sejauh ini, kebebasan bergaul
antara laki-laki dan perempuan tidak dapat lagi dibedung batasannya, dan akibat
terburuknya adalah munculnya penyimpangan yang dilakukan para remaja dalam
pergaulannya. Seperti contoh seks bebas yang pada dasarnya sangatlah tidak cocok
dengan kebudayaan kita. Seks bebas sendiri adalah hubungan suami istri yang
dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Seperti
yang kita tahu pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang
mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batasan norma yang ada. Masalah seks
bebas ini merupakan masalah yang sering kali kita dengar sebagai akibat dari adanya
pergaulan bebas dikalangan remaja.

10
Masa remaja adalah masa dimana individu menjadi labil yang emosinya rentan tidak
terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Kurangnya keimanan, perhatian
orangtua, kekecewaan, pengetahuan yang minim, ajakan teman-teman dan keadaan
lingkungan sekitar merupakan beberapa alasan terjadinya penyimpangan ini.
Kebanyakan kasus pada umumnya remaja melakukan seks bebas ini dengan
pacarnya, hal ini dikarenakan kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar
mereka adalah orang yang akan menjadi suami/istri mereka dimasa yang akan
datang, sehingga mereka rela memberikan apapun demi pasangannya. Budaya
pacaran sendiri merupakan salah satu kebiasaan yang dibawakan dari budaya asing,
budaya asing yang memang menganut paham sekuler dimana membebaskan siapa
saja untuk melakukan hubungan seks walaupun mereka belum memiliki status
perkawinan. Banyak kasus yang disebabkan oleh kebiasaan pacaran ini, Contoh
kecilnya adalah banyak remaja yang putus sekolah karena hamil atau bahkan
mungkin sampai kasus bunuh diri yang beralasan masalah percintaan pelaku yang
kandas.

Penyebab Pergaulan Bebas

1. Faktor Orang Tua

Berubahnya sistem komunikasi dan besarnya pengaruh media masa saat ini sangat
berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya anak, jika para orang tua tidak dapat
mengimbanginya maka tidak heran jika mereka tidak dapat mengawasi
bagaimana anaknya bergaul. Apabila ditambah lagi kesibukan kedua orang tua
yang tidak memiliki waktu untuk anak-anak mereka.

2. Faktor agama dan iman.

Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Agama dan
keimanan juga dapat membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Tetapi pada remaja

11
yang ikut kedalam pergaulan bebas ini biasanya tidak mengetahui mana yang baik
dan mana yang tidak.

3. Perubahan Zaman

Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau


yang lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk
meniru kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga
memicu mereka untuk bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.

Seksualitas Masa Remaja

Pada masa ini seorang remaja juga akan mengalami perkembangan seksualitasnya
secara alami, ditandai dengan menstruasi pada remaja perempuan dan mimpi basah
pada remaja laki-laki. Satu hal yang paling menonjol pada masa perkembangan
seorang remaja adalah pada perkembangan perilaku seksualitasnya. Perilaku
seksualitas pada remaja secara alami dipengaruhi oleh perkembangan hormon dalam
dirinya. Pada masa ini, jika seorang remaja tidak mendapatkan pendidikan tentang
perilaku seksualitas yang baik dari orangtua, guru, atau lingkungannya. Maka bukan
tidak mungkin seorang remaja akan melakukan hal-hal yang menyimpang sebagai
tujuan pemenuhan hasrat seksualnya yang terus meningkat.
Menurut Sigmund Freud, seks adalah naluri dasar yang sudah ada sejak manusia
lahir. Sejak lahir manusia sudah menjadi makhluk yang seksual atau sudah memiliki
libido(energy seksual) yang mengalami perkembangan melalui fase oral, anal, falik,
da genital. Masa remaja sendiri merupakan masa individu dalam kondisi pubertas
aktif dimana rasa ingin tahunya yang begitu besar akan sesuatu yang menurutnya
asing, ditambah lagi remaja merupakan kelompok yang mudah sekali terpengaruh.
Oleh karena itu pada masa ini anak-anak perlu sekali bimbingan moral maupun
spiritual.

Perilaku seksual yang sering dialami para remaja :

12
1. Berdandan untuk menunjukan kelebihan fisiknya

Remaja perempuan ingin terlihat menjadi yang paling cantik dan menarik, begitu
juga remaja lelaki yang ingin terlihat menjadi paling tampan dan memiliki daya
tarik untuk lawan jenisnya. Berdandan adalah perilaku yang wajar dilakukan oleh
seorang remaja, namun akan menjadi tidak wajar jika dilakukan secara
berlebihan. Dandanan seksi dan memamerkan bagian tubuhnya, sekarang ini
banyak dilakukan oleh remaja perempuan. Sebuah perilaku yang dilakukan
dengan tujuan untuk menunjukan kelebihan yang dia miliki dan menarik
perhatian lawan jenisnya. Pada tahapan ini kontrol orangtua sangat berperan
dalam mengendalikan obsesi seorang remaja, untuk tetap menjaga anaknya dalam
batas kewajaran.

2. Berpacaran dan mulai melakukan sentuhan fisik

Pada masa remaja, baik remaja perempuan maupun remaja laki-laki akan
memiliki sebuah rasa ketertarikan dengan lawan jenisnya. Pada tahapan
selanjutnya, ketika usaha untuk memiliki pasangan dari lawan jenisnya telah
berhasil. Seorang remaja yang berpacaran akan mulai melakukan perilaku yang
lebih intens. Perilaku yang dilakukan adalah sentuhan fisik dengan lawan
jenisnya, hal ini dilakukan untuk memenuhi hasrat seksualnya. Seorang remaja
yang berpacaran akan melakukan sentuhan tangan, berpelukan, cium dahi, cium
pipi hingga ciuman bibir. Perilaku seperti ini jika tidak diimbangi dengan perilaku
baik seorang remaja dalam kesehariannya, seperti ketaatan pada agama,
kepatuhan pada orangtua, serta pemahaman pada norma dan hukum yang berlaku.
Maka seorang remaja akan dengan mudah untuk melakuakan penyimpangan pada
perilaku seksualnya.

3. Mempelajari hubungan seksual dengan lawan jenisnya

13
Rasa keingintahuan yang besar dan dorongan hasrat seksual dalam diri seorang
remaja, akan membuat seorang remaja mulai mencari tahu dan mempelajari
tentang hubungan seksual dengan lawan jenisnya.

4. Masturbasi dan onani

Masturbasi dan onani adalah suatu kebiasaan buruk yang dilakukan seorang
remaja untuk memenuhi hasrat seksualnya, dengan cara menyentuh atau
merangsang bagian tubuhnya sendiri pada bagian-bagian yang sensitif dan bisa
memberikan kepuasan atau kenikmatan seksual. Perilaku penyimpangan ini
dilakukan karena dorongan seksual dari dalam dirinya yang tidak tersalurkan
dengan lawan jenisnya.

Pendidikan seksual yang baik dari orangtua akan sangat berperan pada tahapan ini,
dengan begitu remaja akan mendapat pemahaman pada perilaku seksual yang baik
dan tidak melakukan penyimpangan seksual. Jika orangtua masih beranggapan bahwa
membicarakan tentang seks dengan anaknya adalah sesuatu yang tabu, maka bukan
tidak mungkin seorang anak justru akan mendapat pemahaman yang salah tentang
perilaku seksualitasnya dari orang lain atau lingkungannya.

D. Depresi dan Bunuh Diri


1 Depresi

Tingkat remaja yang mengalami stres berkisar dari 15 hingga 20 persen (Graber
& Sontag, 2009). Pada sekitar usia 15 tahun, tingkat depresi remaja perempuan dua
kali lebih besar dibandingkan remaja laki-laki. Hal ini disebabkan karene perempuan
cenderung lebih memikirkan suasana hati depresi yang dialami dan membesar-
besarkannya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan depresi (Graber & Sontag, 2009;
Liem, Cavell, & Lustig, 2010; Waller & Rose, 2010). Faktor ini meliputi: Orang tua

14
yang mengalami depresi, orang tua yang tidak terikat secara emosi, orang tua yang
memiliki konflik dalam pernikahan, orang tua yang mengalami masalah finansial,
relasi yang buruk dengan teman sebaya dan masalah relasi romantic juga dapat
memicu depresi pada remaja, khususnya remaja perempuan (Starr & Davila, 2009).

2 Bunuh Diri
Tindakan bunuh diri ketika remaja meningkat sampai dewasa, remaja perempuan
cenderung lebih banyak melalukan usaha bunuh diri dibandingkan dengan remaja
laki-laki, tetapi lebih banyak remaja laki-laki yang benar-benar melakukannya. Dalam
usaha bunuh diri remaja laki-laki menggunakan senjata tajam yang mematikan seperti
senjata api, sedangkan remaja perempuan cenderung mengiris pergelangan tangan
atau meminum banyak obat tidur, cara-cara seperti ini tidak berujung kematian. Oleh
sebab itu, remaja laki-laki lebih benar-benar melakukan aksi bunuh diri.
Beberapa faktor yang menyebabkan usaha bunuh diri yaitu kurangnya afeksi
dan dukungan sosial, kontrol yang tinggi dan tekanan untuk berprestasi yang
diterapkan orangtua di masa kanak-kanak, selain itu relasi dengan teman sebaya
pundapat menjadi faktor bunuh diri. Penelitian terbaru bahwa stress yang berlangsung
secara terus-menerus dan meningkat, terutama dirumah, terkait dengan percobaan
bunuh diri pada remaja perempuan latin (Zayas dkk, 2010). Selain itu, di Indonesia
sendiri percobaan bunuh diri semakin marak terjadi. Hal ini disebabkan oleh semakin
mahalnya kebutuhan pokok sampai permasalahan putus cinta yang dialami oleh
remaja. Lebih jauhnya, sebuah penelitian yang mengindikasi bahwa remaja yang
mengkonsumsi alcohol ketika mereka sedih atau depresi terkait dengan risiko
melakukan bunuh diri (Schilling dkk, 2009). Analisis terbaru menggunakan data
kesehatan dari Studi Longitudinal Remaja menemukan indicator risiko bunuh diri,
yaitu: gejala depresi, perasaan tidak ada harapan, memikirkan ide bunuh diri,
memiliki latar belakang keluarga yang pernah mencoba bunuh diri, dan memiliki
sahabat yang pernah mencoba bunuh diri (Thompson, Kuruwita & Foster, 2009).

E. Solusi

15
Masa remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan
dan rentan munculnya masalah remaja. Untuk itu perlu adanya perhatian khusus serta
pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap remaja merupakan
faktor penting bagi keberhasilan remaja dikehidupan selanjutnya, mengingat masa ini
merupakan masa yang paling menentukan kehidupan seseorang kedepannya ketika ia
beranjak ke masa dewasa dan masa tua nanti.

1. Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih
sayangnya kepada anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga
masalah anak-anaknya segera dapat terselesaikan.
2. Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini.
3. Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media
komunikasi seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll.
4. Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah. Sebagai orang tua
sebisa mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika
ada dana, jangan ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak
remaja kita dapat terhindar dari kegiatan-kegiatan negatif.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas kita bisa menyimpulkan bahwa banyak sekali
permasalahan yang dihadapi oleh remaja dengan berbagai macam faktor terjadinya
permasalahan remaja tersebut. Dalam hal ini orang tua sangat berperan penting
terhadap perkembangan anaknya agar ia mendapat bimbingan untuk mengatasi
masalah-masalahnya dengan cara yang bijak. Pemasalahan remaja yang terjadi bukan
saja peran orang tua yang dibutuhkan, tetapi peran kita sebagai anggota masyarakat
terutama sebagai mahasiswa kita harus peka dengan perubahan perilaku remaja yang
semakin berubah dari waktu ke waktu.

B. Saran
Dari beberapa bukti dan fakta tentang remaja, karakteristik dan permasalahan
yang sering ditemukan diharapkan orang tua untuk lebih memahami karakteristik
anak remaja mereka dan perubahan perilaku mereka yang tentunya berbeda dari masa
anak-anak. Oleh sebab itu dibutuhkan tenaga dan kesabaran ekstra untuk benar-benar
mempersiapkan para remaja kelak untuk menghadapi masa dewasanya. Semoga
makalah ini bermanfaat dan bisa dijadikan salah satu referensi khususnya untuk
penulis, serta umumnya untuk seluruh umat yang ingin memperdalam pengetahuan.
Semoga kita bisa meneladani kisah yang terkandung didalamnya dan bisa
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Aamin.

17
Daftar Pustaka

Hurlck, Elizabeth B. .(1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Penerbit Erlangga


Santrock, John W. (2012). Life - Span Development Perkembangan Masa Hidup
Jilid1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sukarno, Dhana. (2006). Modul Seminar GRANAT (Gerakan Nasional Anti
Narkoba) “Mendeteksi Dini Penyalahgunaan Narkoba”.

18

Anda mungkin juga menyukai