Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN WAKTU DALAM MENGATASI KECANDUAN

GADGET DAN MEDIA SOSIAL PADA REMAJA

Disusun Guna Memenuhi UAS Mata Kuliah


Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
Kelik Desta Rahmanto, S.Sn.,M.Pd.

Oleh:
Achmad Nadiva Annijam Maulana NIM 220106110124

KELAS MPI-C
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Kelik Desta Rahmanto,
S.Sn.,M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, 12 Desember 2022

Ach.Nadiva Annijam M

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN........................................................................................................ 1

BAB II .......................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Remaja ............................................................................................ 3

2.2 Dampak-Dampak Kecanduan Gadget Dan Media Sosial Pada Remaja ..... 4

2.3 Managemen Waktu Pada Remaja Dalam Upaya Mengurangi Kecanduan


Gadget Dan Media Social ....................................................................................... 7

BAB III ....................................................................................................................... 10

PENUTUP .................................................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era globalisai ini teknologi semakin maju, tidak dipungkiri hadirnya
internet semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kegiatan
sosialisasi, kegiatan pendidikan, kegiatan bisnis dan sebagainya. Kesempatan ini juga
dimanfaatkan oleh vendor smartphone serta tablet murah yang sangat mudah
dijumpai dan menjadi trend. Hampir semua orang memiliki smartphone, dengan
semakin majunya internet dan hadirnya smartphone maka media sosial pun ikut
berkembang pesat.
Saat ini kebutuhan akan komunikasi dan informasi menjadi hal yang penting bagi
semua kalangan masyarakat. Komunikasi dan informasi menggunakan gadget
merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan dalam kehidupan dari anak-anak sampai
orang tua. Hampir setiap individu mulai dari remaja hingga orang tua kini memiliki
gadget.
Media sosial merupakan situs dimana seseorang dapat mebuat web page pribadi
dan terhubung dengan setiap orang yang tergabung dalam media sosial yang sama
untuk berbagi informasi dan melakukan komunikasi. Jika media tradisional
menggunkan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan
internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk bergabung dan
berpartisipasi dengan memberikan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta
memberi informasi dalam waktu yang cepat dan tak berbatas. Media sosial
menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi. Didalam media sosial tidak ada
batasan ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun
mereka berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh

1
yang besar dalam kehidupan. Seseorang yang asalnya kecil menjadi besar dengan
adanya media sosial, begitupun sebaliknya.
Bagi masyarakat indonesia khususnya kalangan remaja, media sosial seakan
sudah menjadi candu tiada hari yang dilalui tanpa sosial media , bahkan hampir 24
jam mereka tidak bisa lepas dengan yang namanya sosial media. Sosial media yang
sering digunakan seperti instagram, facebook, whatsapp, telegram, twitter, youtube
dan masih banyak yang lain. Masing-masing memiliki keunggulan sesuai dengan
kebutuhan para penggunanya, karena fungsinya yang sangat membantu kehidupan
manusia inilah sehingga para remaja sangat betah berlama berlama bahkan bisa
dikatakan kecanduan dengan sosial media.
Penggunaan gadget yang tinggi pada remaja membuat aktivitas dan pola
perilaku keseharian remaja juga berubah. Fenomena umum yang terjadi sekarang,
remaja dengan gadget yang dimilikinya cenderung asik dengan kehidupan dunia
maya mereka dan perhatian yang lebih sedikit pada kehidupan nyata mereka. Remaja
cenderung acuh terhadap lingkungannya (Agusta, 2016). Untuk itu dibutuhkan
manajemen waktu supaya gadget yang seyogyanya untuk mempermudah kehidupan
manusia bukan malah menjerumuskan manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang dikemukakan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
a. Apa pengertian dari remaja?
b. Apa saja dampak-dampak kecanduan gadget dan media sosial pada
remaja?
c. Bagaimana cara memanajemen waktu pada remaja dalam upaya
mengurangi kecanduan gadget dan media sosial?

2
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui definisi dan pengertian dari remaja.
b. Untuk mengetahui dampak-dampak kecanduan gadget dan media sosial pada
remaja.
c. Untuk mengetahui cara memanajemen waktu pada remaja dalam upaya
mengurangi kecanduan gadget dan media social.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Remaja


Istilah remaja sering disebut sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke
masa dewasa, hal ini di mulai saat anak secara seksual matang dan berakhir saat ia
mencapai usia matang secara hukum. Menurut World Health Organization (WHO)
rentang usia remaja ialah pada usia 10 sampai 19 tahun. Menurut Diane Papalia dan
Sally Olds, masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-
kanak dan dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan
berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluh tahun. (Firdaus &
Marsudi , 2021).
Menurut Sarwono, rentang usia remaja adalah antara batasan usia 11-24
tahun dan belum menikah dengan pertimbangan sebagai berikut:
a) Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual
sekunder mulai tampak (kriteria fisik).
b) Di banyak masyarakat Indonesia usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, baik
menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan
mereka sebagai anak-anak (kriteria seksual).

3
c) Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa
seperti tercapainya identitas diri (ego identity, menurut Erick Erikson),
tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual (menurut Freud),
dan tercapainya puncak perkembangan kognitif (menurut Piaget) maupun
moral (menurut Kohlberg).
d) Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang
bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada
orang tua.
e) Dalam definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan karena arti
perkawinan masih sangat penting di masyarakat kita secara menyeluruh.
Seorang yang sudah menikah, pada usia berapapun dianggap dan
diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun
kehidupan bermasyarakat dan keluarga. Karena itu defenisi remaja di sini
dibatasi khusus untuk orang yang belum menikah.
Dari berbagai pengertian di atas mengenai remaja, maka dapat disimpulkan
bahwa remaja merupakan suatu periode perkembangan dari transisi antara masa anak-
anak dan dewasa, yang diikuti oleh perubahan biologis, kognitif, dan emosional.

2.2 Dampak-Dampak Kecanduan Gadget Dan Media Sosial Pada Remaja


Pengaruh menurut kamus besar berbahasa indonesia adalah daya yang ada
atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan,
atau perbuatan seseorang. Pengaruh juga bisa diartikan sebagai perbedaan antara apa
yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah
menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku
seseorang. Oleh karena itu pengaruh juga bisa diartikan perubahan atau penguatan
keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerima
pesan.

4
Penggunaan gadget bagi remaja dapat membawa dampak positif maupun
negatif seperti membantu dalam proses belajar mereka, memudahkan dalam
berkomunikasi dengan teman atau keluarganya, serta membantu mereka dalam
mendapatkan semua informasi. Dampak negatif dari penggunaan gadget seperti
mereka yang berlebihan dalam penggunaan gadget akan mempengaruhi proses belajar
siswa seperti malas belajar, dan banyak menghabiskan waktu mereka dengan gadget,
dikatakan oleh (Agusta, 2016).
Nikmah (2010), menjelaskan bahwa kecanduan tidak hanya terhadap zat saja,
akan tetapi juga pada aktivitas tertentu yang dilakukan berulang-ulang dan
menimbulkan dampak negatif begitupun dengan kecanduan terhadap gadget. Hal ini
akan menghambat proses sosialisasi anak dan akan menimbulkan ketergantungan
pada gadget tersebut.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kecanduan gadget adalah perilaku
(tindakan) atau aktivitas dari manusia itu sendiri. Menurut Gerungan (2005)
mengatakan perilaku adalah sikap terhadap objek tertentu, bisa berupa sikap
pandangan atau sikap perasaan. Tetapi sikap yang disertai dengan kecenderungan
untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tadi. Sehubungan pendapat Arifin
(2015) mengatakan bahwa sikap atau perilaku adalah suatu kecenderungan yang
mendorong seseorang untuk bertingkah laku yang dituju ke arah suatu objek khusus.
Selain gadget media sosial juga berpengaruh besar terhadap kecanduan pada
remaja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sherlyanita dan Rakhmawati
(2016), menunjukkan bahwa pengguna media sosial mengakses media sosial setiap
harinya dengan durasi selama kurang lebih satu jam setiap harinya. Aktifitas yang
dilakukan adalah seperti memberikan komentar, mengupload foto, memperbarui
status dan membaca news feed atau umpan berita. Kalangan pengguna media sosial
dapat menjadi pengguna yang hiperaktif karena sering memposting kegiatan sehari –
hari (daily activities) yang seolah – olah menggambarkan gaya hidup yang mencoba
mengikuti perkembangan jaman dengan tujuan agar mendapatkan kepopuleran di

5
lingkungannya. Konten yang diposting oleh pengguna media sosial merupakan
konten yang sudah terfabrikasi atau dibuat sedemikian rupa agar terlihat menarik
namun sebenarnya tidak menggambarkan kehidupan nyata atau real life
penggunanya. Ketika pengguna media sosial tersebut memposting sisi hidup nya
yang penuh kemewahan dan kebahagiaan, tidak jarang kenyataannya dalam hidup
merasa sebaliknya.
Putri, Nurwati dan Budiarti (2016) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa
media sosial memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif antara lain
memperluas jaringan pertemanan, mendapatkan informasi yang bermanfaat. Dampak
negatifnya adalah tidak semua pengguna media sosial merupakan pengguna yang
sopan dalam bertutur kata atau berbagi konten dan dapat mengganggu kehidupan
serta komunikasi pengguna media sosial dengan keluarganya. Pemakaian media
sosial yang berlebihan (excessive use) adalah emosi yang diungkapkan lewat media
sosial dapat menular tanpa disadari oleh pengguna media sosial saat membaca atau
melihat konten dari pengguna yang lain. Keadaan tersebut memungkinkan pengguna
untuk merasakan emosi yang sama ataupun emosi yang muncul lainnya secara tidak
sadar. Media sosial selain dapat menjadi sarana penularan emosi juga dapat
mempengaruhi suasana hati penggunanya. Seberapa lama seseorang menghabiskan
waktu di media sosial akan terjadi proses pembandingan sosial yang bisa
mengakibatkan efek depresif akibat munculnya reaksi “alone together”.
Dari penjelasan-penjelasan diatas akhirnya dapat ditemukan dampak negatif
dari gadget dan sosial media yaitu:
a) Menjadi pribadi yang tertutup karena kecanduan pada gadget .
b) Kesehatan terganggu mata terutama karena mengalami kelelahan menatap
layar gadget, mata mengalami kelelahan hingga menyebabkan mata minus.
c) Gangguan tidur pada anak yang bermain gadget tanpa pengawasan orang tua
dapat terganggu jam tidurnya.

6
d) Suka menyendiri karena bermain gadget-nya merasa bahwa itu adalah teman
yang menyenangkan
e) Ancaman Cyberbullying adalah kejadian ketika seseorang diejek, dihina atau
dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media internet atau telpon
seluler. Ketika seseorang menggunakan gadget untuk mengakses media sosial
memungkinkan terjadi Cyberbullying lebih tinggi.
Dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan gadget tdak hanya berdampak
negative saja melainkan ada pula dampak positifnya, yaitu antara lain:
a) Mempermudah komunikasi
b) Menambah Pengetahuan
c) Menambah teman
d) Munculnya metode-metode pembelajaran baru

2.3 Managemen Waktu Pada Remaja Dalam Upaya Mengurangi Kecanduan


Gadget Dan Media Social
Dalam Bahasa Inggris, management berasal dari kata to manage yang berarti
mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola. Menurut George R. Terry dan
Leslie W.Rue manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasi. Mungkin manajemen dapat digambarkan sebagai tindakan nyata, Karena
ia tidak dapat dilihat, tetapi hanya terbukti oleh hasil-hasil yang ditimbulkannya
“output” atau hasil kerja yang memadai, kepuasan manusiawi dan hasilhasil produksi
serta jasa yang lebih baik.
Manajemen merupakan salah satu kata yang memiliki konotasi “pengaturan”
dalam segala hal. Boleh jadi kata “manajemen” secara etimologis memiliki arti kata
yang sepadan dengan kata “mengelola, memeriksa atau mengawasi dan mengurus”.
Oleh sebab itu, ketika kata “manajemen” disandingkan dengan kata “pendidikan”,
maka akan memiliki konotasi yang spesifik yaitu tata pengelolaan di bidang

7
pendidikan sebagai ruang lingkup operasionalnya. Begitu juga jika disandingkan
dengan kata lain akan memiliki konotasi dan operasionalisasi yang berbeda pula
tergantung pada kata yang menyandinginya.

Manajemen waktu memliki beberapa fungsi untuk pengelolaan waktu agar


menjadi lebih efektif dan efesien. Fungsi-fungsi manajemen waktu sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning) Manajemen waktu
Perencanaan diartikan sebagai suatu proses untuk memnentukan tujuan
dan sasaran yang ingin dicapai dengan mengambil langkah-langkah yang
tepat dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam artian ini
perencanaan waktu merupakan penentuan waktu yang tepat agar sesuai
dan tepat dengan tujuan yang direncanakan berkitan dengan waktu, maka
rencana membuat jadwal bisa harian, mingguan dan bulanan. Rencana
dibuat dengan menitikberatkan prioritas kerja seseorang.
b. Pengorganisasian (Organizing) Manejemen waktu
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Dalam hal ini
pengorganisasian waktu adalah kegiatan dan mengelola waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
c. Pengkoordinasian (Actuating) Manajemen waktu
Pengkoordinasian manajemen waktu merupakan suatu usaha untuk
mengkoordinasikan dan mengarahkan orang lain atau diri sendiri agar mau
bekerja secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan tujuan yang
diinginkan. Dalam hal ini pengkoordinasian waktu adalah kegiatan untuk
mengkoordinasikan dan menyelaraskan kegiatan agar kegiatan dapat
tercapai secara efisien serta sesuai dengan perencanaan waktu yang telah
dibuat serta tujuan yang diinginkan.
d. Pengawasan (Controling) Manajemen waktu

8
Pengawasan adalah kegiatan untuk memastikan apakah sama pekerjaan
telah berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan. Dalam hal ini
pengawasan waktu adalah kegiatan untuk menyesuaikan jadwal kegiatan
dengan yang telah direncanaka sebelumnya. Tujuannya adalah untuk
mengoreksi jadwal yang tidak sesuai dengan rencana, ketetapan waktu dan
kualitas pekerjaan yang dihasilkan pada masing-masing kegiatan ini
dijadikan sebagai bahan pertimbangan menyusun jadwal selanjutnya.
Kemudian cara untuk memanajamen waktu penggunaan gadget bagi siswa
adalah mentukan apa yang lebih penting dan membuat daftar sesuai dengan tingkat
kepentingan, buat to-do-list yang mudah dicapai, dan cari tempat belajar yang merasa
nyaman. Menggunakan waktu bukan berarti bekerja lama sampai habis tenaga,
melainkan bekerja sungguh-sungguh dengan sepenuh tenaga dan perhatian untuk
menyelesaikan suatu tugas yang khas. Pedoman kita disini ialah: jangan melakukan
lebih dari satu tugas serempak, tetapi selesaikanlah tugas yang diundur sampai besok.
Tugas yang diundur sering tak kunjung dikerjakan.
Kebiasaan-kebiasaan yang seringkali dilakukan bahkan menjadi sumber
masalah adalah pemborosan waktu. Kebiasaan seperti melakukan hal-hal yang
sebetulnya tidak perlu dilakukan sama sekali tanpa didasari adalah sesuatu yang
sering kali dilakukan. Ini merupakan cara yang umum dilakukan oleh banyak orang
terutama yang dilakukan oleh siswa saat ini. Contoh kebiasaan ini antara lain
mengerjakan hal-hal yang tidak penting hanya karena sejak lama hal itu sudah biasa
dilakukan, dan masih melakukan sistem manual padahal sudah dapat dikerjakan
dengan komputer.
Ada beberapa panduan yang dapat digunakan untuk mengatur waktu dengan
baik. Pertama, harus termotivasi. Ini sangat penting karena ketika pelajar tidak cukup
termotivasi untuk sukses di sekolah, maka akan mudah terganggu. Masalahnya,
banyak siswa atau siswi yang beranggapan bahwa mereka sudah menuju puncak
kedewasaan. Jadi, jika mereka tidak termotivasi untuk belajar, mereka akan bolos dan

9
mendapatkan nilai jelek. Kedua, perlu fokus pada tujuan. Sebelum masuk ke
pelajaran, pelajar harus yakin pada tujuan yang ingin di capai. Agar bisa focus dan
harus mempunyai rencana. Ketika membuat rencana, hal itu akan mempermudah
untuk tetap fokus dan terbebas dari gangguan. Ketiga, setelah pelajar buat rencana
spesifik dengan tindakan dari jadwal yang sesuai maka inilah cara terbaik melatih
untuk mengikuti rencana tanpa gagal. Dengan begitu, bisa tetap melatih waktu dan
menghindari gangguan. Keempat, lihat kembali tujuan dan buat perubahan yang
dibutuhkan. Tapi, jika harus mengubah jadwal pastikan untuk mengubahnya dengan
tepat dan hindari overlapping (tumpang tindih). Kelima, jika harus berhadapan
dengan tugas yang sulit dan mudah, kerjakan tugas yang mudah terlebih dahulu.
Dengan begitu, dapat menyesuaikan tugas lebih cepat dan memiliki lebih banyak
waktu untuk mengerjakan tugas yang sulit.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penggunaan gadget yang berlebihan memberi dampak negatif bagi perilaku
remaja dalam keluarga, seperti ketidakstabilan emosional yang mengakibatkan remaja
mudah marah, emosi, gelisah, dan bahkan menggurung diri akibat dijauhkan dari
gadget. Untuk memenuhi setiap rencana atau tugas, keputusan untuk manajemen
waktu sangat dibutuhkan, dari beberapa menit, hingga beberapa tahun. Maka dari itu,
hal khusus dalam sebuah perencanaan adalah manajemen waktu. Waktu adalah salah
satu sumber daya yang tidak bisa direproduksi dan tidak dapat diambil alih.
Manajemen waktu di dalam sebuah perencanaan kegiatan merupakan suatu teknik
untuk mengatur dan meningkatkan penggunaan waktu secara efektif.

10
DAFTAR PUSTAKA

Agusta. (2016 ). Faktor-faktor risiko kecanduan menggunakan smartphone di SMK


Negeri 1 Kalasan Yogyakarta. EJournal Bimbingan dan Konseling, Volume 3
No.5, 86-96.

Aquarius Learning. (n.d.). Kiat Praktis Mengendalikan Waktu, hlm. 4.

Astrid Kurnia Sherlyanita, Nur Aini Rakhmawati. (2016). Pengaruh dan Pola
Aktivitas Penggunaan Internet serta Media Sosial pada Siswa SMPN 52
Surabaya. Journal of Information Systems Engineering and Business
IntelligenceVol. 2, No. 1, 18-22.

Firdaus & Marsudi . (2021). Konseling Remaja yang Kecanduan Gadget Melalui
Terapi Kognitif. Jurnal hasil penelitian mahasiswa, 15-22.

Nikmah, A. (2010). Dampak Penggunaan Handphone Terhadap Prestasi Siswa. E-


Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Volume 5, ISSN : 2337-3253.

Sukarji. (2014). Manajemen dalam Pendidikan Islam. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Wilga Secsio Ratsja Putri, R. Nunung Nurwati, & Meilanny Budiarti S. (2016).
PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP PERILAKU REMAJA.
PROSIDING KS: RISET & PKM VOLUME: 3 NOMOR: 1, 47-51.

11

Anda mungkin juga menyukai