Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MATA KULIAH KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN

NILAI DAN MORAL


“Dampak Media Sosial terhadap Karakter Sopan Santun Siswa SD”

Dosen Pengampu :
Dra. Nina Nurhasanah, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 2
1) Muhammad Ridwan Agung (1107620177)
2) Putri Harianti (1107620173)
3) Resti Nugrahaning Widhi (1107620178)
4) Ridwan Fauzi (1107620031)
5) Sayyidah Kaamilah (1107620025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya kami dapat merampungkan penyusunan
makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi tugas mata kuliah Kapita
Selekta Pendidikan Nilai dan Moral dengan judul “Dampak Media Sosial terhadap Karakter
Sopan Santun Siswa SD”. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk mahasiswa
sebagai bahan penunjang pembelajaran.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Nina Nurhasanah, M.Pd yang
telah membimbing penulis dalam membuat makalah. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada kedua orang tua yang telah mendukung serta memfasilitasi pelaksanaan kuliah ini.

Adapun pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta butuh
pendalaman lebih lanjut. Penulis mengucapkan permohonan maaf apabila ada kekurangan
selama penulisan makalah. Penulis sangat berharap para pembaca dapat menyampaikan kritik
dan saran, agar kedepannya penulis dapat membuat makalah yang lebih sempurna lagi.

Akhir kata, kami harap makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca, serta dapat
menambah ilmu dan pengetahuan kita. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, 09 Oktober 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... 3
BAB I ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 5
C. Tujuan Masalah ................................................................................................................... 5
BAB II .............................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 6
A. Media Sosial ......................................................................................................................... 6
B. Pengertian Karakter ............................................................................................................ 8
C. Pengertian Sopan Santun .................................................................................................... 9
D. Faktor yang mempengaruhi Penanaman Karakter Sopan Santun .................................. 10
E. Dampak Media Sosial terhadap Karakter Sopan Santun Siswa SD ................................ 12
F. Solusi Permasalahan .......................................................................................................... 13
BAB III .......................................................................................................................................... 15
PENUTUP...................................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 15
B. Saran .................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era perkembangan teknologi, gadget tidak bisa lepas dari kehidupan manusia.
Perkembangan teknologi mendorong peradaban manusia menjadi lebih maju. Saat ini, karena
kemajuan teknologi muncul berbagai media sosial yang membantu seseorang untuk
berinteraksi dengan orang lain. Apabila dulu untuk bertukar kabar harus melalui surat, maka
sekarang bisa melalui media sosial. Media sosial menjadi fasilitas bagi manusia dalam
bertukar informasi melalui tulisan, gambar, video dan audio antar satu manusia dengan
manusia yang lainnya. Dengan adanya media sosial tersebut maka memudahkan manusia
untuk bertukar kabar dan berita serta mencari hiburan. Dengan adanya media sosial,
informasi yang diperoleh begitu cepat tanpa usaha yang ekstra dengan membaca berbagai
literature terkait. Selain itu, media sosial dapat digunakan sebagai media pemasaran, dagang,
mencari koneksi, memperluas pertemanan, dll.

Di era pandemi seperti ini, mayoritas anak-anak diberikan handphone oleh orang
tuanya sebagai fasilitas untuk mengerjakan dan menunjang pembelajaran di sekolah. Dari
handphone yang diberikan oleh orang tua tersebut memudahkan akses anak-anak untuk
mengunduh berbagai macam aplikasi yang disukai oleh mereka. Penggunaan media sosial
untuk anak Sekolah Dasar tentunya memiliki dampak yang positif maupun negatif terhadap
karakter sopan santun mereka.

Namun media sosial ini memberikan berbagai macam dampak seperti tersitanya
waktu anak untuk belajar. Pengguna media sosial dikalangan pelajar atau siswa sekolah dasar
memberikan pengaruh langsung baik positif maupun negatif, siswa yang menggunakan media
sosial tanpa arahan yang baik bisa terganggu proses belajar mereka tetapi ada juga yang bijak
menggunakan media sosial tersebut. Lemahnya pengawasan orang tua terhadap anak turut
memberi andil masuknya efek negatif dari media sosial kepada anak. Jika orang tua tidak
melakukan pengawasan yang ketat terhadap penggunaan media sosial anak, bukan tidak
mungkin anak akan mengakses sesuatu yang tidak pantas untuk dilihat anak sesusia mereka.
Lemahnya pengawasan orang tua juga berdampak pada ketergantungan anak bermain gadget.
Anak yang dilepas bermain gadget tanpa pengawasan biasanya lupa waktu dan sering
mengabaikan kewajiban mereka. Karena itu diperlukan upaya dari orang sekitar untuk
menghalau dampak negatif yang bisa saja muncul karena sosial media. Upaya yang bisa
dilakukan pun bermacam-macam dan tergantung situasi, kondisi dan lingkungan sekitar anak.
Selain melakukan pengawasan, upaya lain yang bisa dilakukan adalah penanaman karakter
seperti memberikan contoh teladan, pembiasaan, dan penanaman nilai-nilai karakter sopan
santun.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan media sosial ?


2. Apa yang dimaksud dengan karakter ?
3. Apa yang dimaksud dengan sopan santun ?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi penanaman karakter sopan santun ?
5. Bagaiman dampak media sosial terhadap karakter sopan santun siswa SD ?
6. Bagaiman solusi dari permasalahan tersebut ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian media sosial


2. Untuk mengetahui pengertian karakter
3. Untuk mengetahui pengertian sopan santun
4. Untuk memahami faktor yang mempengaruhi penanaman karakter sopan santun
5. Untuk mengetahui dampak media sosial terhadap karakter sopan santun siswa SD
6. Untuk mengetahui dan memahami solusi dari permasalahan tersebut
BAB II

PEMBAHASAN

A. Media Sosial

1. Pengertian Media Sosial


Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog jejaring
sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk
media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung
interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang
mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.

2. Definisi menurut para ahli :


a. Van Dijk dalam Nasrullah (2015) menyatakan bahwa media sosial adalah
platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi
mereka dalam beraktifitas maupun berkolaborasi. Karena itu media social dapat
dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antar
pengguna sekaligus sebuah ikatan sosial.
b. Meike dan Young dalam Nasrullah (2015) mengartikan kata media sosial sebagai
konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi diantara
individu (to be share one-to-one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa
saja tanpa ada kekhususan individu.
c. Menurut Boyd dalam Nasrullah (2015) media sosial sebagai kumpulan perangkat
lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul,
berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau
bermain. Media sosial memiliki kekuatan pada user-generated content (UGC)
dimana konten dihasilkan oleh pengguna, bukan oleh editor sebagaimana di
instansi media massa.
Pada intinya, dengan sosial media dapat dilakukan berbagai aktifitas dua arah
dalamberbagai bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan dalam
bentuk tulisan, visual maupun audiovisual. Sosial media diawali dari tiga hal,
yaitu Sharing, Collaborating dan Connecting (Puntoadi, 2011).
3. Fungsi Media Sosial
Pada perannya saat ini, media sosial telah membangun sebuah kekuatan besar
dalam membentuk pola perilaku dan berbagai bidang dalam kehidupan masyarakat.
hal ini yang membuat fungsi media sosial sangat besar. Adapaun fungsi media sosial
diantaranya sebagai berikut :
a) Media sosial mendukung demokratisasi pengetahuan dan informasi.
Mentransformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan
itu sendiri.
b) Media sosial adalah media yang didesain untuk memperluas interaksi sosial
manusia dengan menggunakan internet dan teknologi web.
c) Media sosial berhasil mentransformasi praktik komunikasi searah media
siaran dari satu institusi media ke banyak audience ke dalam praktik
komunikasi dialogis antara banyak audience.

4. Karakteristik Media Sosial


Karakteristik media sosial tidak jauh berbeda dengan media siber (cyber)
dikarenakan media sosial merupakan salah satu platform dari media siber. Namun
demikian, menurut Nasrullah (2015) media sosial memiliki karakter khusus, yaitu:
a. Jaringan (Network)
Jaringan adalah infrasturktur yang menghubungkan antara komputer dengan
perangkat keras lainnya. Koneksi ini diperlukan karena komunikasi bisa terjadi
jika antar komputer terhubung, termasuk di dalamnya perpindahan data.
b. Informasi (Informations)
Informasi menjadi entitas penting di media sosial karena pengguna media sosial
mengkreasikan representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan
interaksi berdasarkan informasi.
c. Arsip (Archive)
Bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang menjelaskan
bahwa informasi telah tersimpan dan bias diakses kapanpun dan melalui perangkat
apapun.
d. Interaksi (Interactivity)
Media sosial membentuk jaringan antar pengguna yang tidak sekedar memperluas
hubungan pertemanan atau pengikut (follower) semata, tetapi harus dibangun
dengan interaksi antar pengguna tersebut.
e. Simulasi Sosial (simulation of society)
Media sosial memiliki karakter sebagai medium berlangsungnya masyarakat
(society) di dunia virtual. Media sosial memiliki keunikan dan pola yang dalam
banyak kasus berbeda dan tidak dijumpai dalam tatanan masyarakat yang real.
f. Konten oleh pengguna (user-generated content)
Di Media sosial konten sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna
atau pemilik akun. UGC merupakan relasi simbiosis dalam budaya media baru
yang memberikan kesempatan dan keleluasaan pengguna untuk berpartisipasi. Hal
ini berbeda dengan media lama (tradisional) dimana khalayaknya sebatas menjadi
objek atau sasaran yang pasif dalam distribusi pesan.

B. Pengertian Karakter

Karakter merupakan suatu perilaku yang dimiliki oleh setiap individu. Setiap individu
memiliki karakter yang berbeda-beda antara individu yang satu dengan individu yang lain.
Menurut Suyanto dalam Barnawi dan M. Arifin (2012: 20) menyatakan bahwa karakter
adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara. Individu
yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggung jawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.

Karakter merupakan perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari dalam


bersikap maupun bertindak. Sehingga dalam hal ini karakter dapat dianggap sebagai nilai-
nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma- norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat
istiadat, dan estetika.

Berdasarkan pengertian karakter di atas, maka karakter dapat dimaknai sebagai watak
yang dimiliki seseorang dan yang membangun pribadi seseorang serta menjadi ciri khas
orang tersebut sehingga dapat dibedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain,
watak terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, serta
diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Pengertian Sopan Santun


Secara etimologis sopan santun berasal dari dua kata, yaitu kata sopan dan santun.
Keduanya telah digabung menjadi sebuah kata majemuk. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, sopan santun dapat diartikan sebagai berikut: Sopan: hormat dengan tak lazim
(akan,kepada) tertib menurut adab yang baik. Atau bisa dikatakan sebagai cermin kognitif
(pengetahuan). Santun: halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya), sopan, sabar,
tenang. Atau bisa dikatakan cerminan psikomotorik (penerapan pengetahuan sopan ke dalam
suatu tindakan) jika digabungkan kedua kalimat tersebut, sopan santun adalah pengetahuan
yang berkaitan dengan penghormatan melalui sikap, perbuatan atau tingkah laku, budi pekerti
yang baik, sesuai dengan tata krama, peradaban, kesusilaan.

Menurut Oetomo (2012: 20) sopan adalah sikap hormat dan beradap dalam perilaku,
santun dalam tutur kata, budi bahasa dan kelakuan yang baik sesuai dengan adat istiadat dan
budaya setempat yang harus kita lakukan. Perilaku sopan mencerminkan perilaku diri sendiri,
karena sopan memiliki arti hormat, takzim dan tertib menurut adat. Maka dari itu wajib kita
lakukan setiap bertemu orang lain sebagai wujud kita dalam menghargai orang lain. Orang
yang tidak sopan biasanya dijauhi orang lain. Kita sesama manusia mempunyai keinginan
untuk dihargai, itulah alasan mengapa kita harus senantiasa sopan terhadap orang lain.

Sedangkan menurut Mustari (2014: 129) santun adalah sifat yang halus dan baik hati
dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya kesemua orang. Kesantunan bisa
mengorbankan diri sendiri demi masyarakat atau orang lain. Demikian karena orang – orang
itu sudah mempunyai aturan yang solid, yang setiap kita hanya kebagian untuk ikut saja.
Itulah inti bersifat santun, yaitu perilaku interpersonal sesuai tata norma dan adat istiadat
setempat.

Berdasarkan pendapat-pendapat ahli disimpulkan bahwa sopan santun adalah sifat


lemah lembut yang dimiliki oleh setiap orang yang dapat dilihat dari sudut pandang bahasa
maupun tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Sopan santun merupakan istilah
bahasa Jawa yang dapat diartikan sebagai perilaku seseorang yang menjunjung tinggi nilai-
nilai menghormati, menghargai, dan berakhlak mulia. Sopan santun bisa dianggap sebagai
norma tidak tertulis yang mengatur bagaimana seharusnya kita bersikap atau berperilaku.
Indikator sopan santun meliputi menghormati orang yang lebih tua, menerima segala
sesuatu selalu dengan menggunakan tangan kanan, tidak berkata-kata kotor, kasar dan
sombong, dan memberi salam setiap berjumpa dengan guru. Sikap sopan santun merupakan
sikap sesorang terhadap apa yang ia lihat dan ia rasakan dalam situasi dan kondisi apapun.
Sikap santun yaitu baik, hormat, tersenyum dan taat pada semua peraturan yang ada.

Sikap sopan santun yang benar yaitu lebih menonjolkan pribadi yang baik dan
menghormati siapa saja. Bahkan dari tutur bicarapun orang bisa melihat kesopanan. Baik
buruknya suatu perilaku juga dapat mempengaruhi sikap sopan santun seseorang, misalnya
ketika sedang dalam situasi yang ramai dimana seseorang akan melewati jalan itu, jika
seseorang memiliki perilaku sopan pasti akan mengucapkan kata “Permisi”. Sebenarnya
sikap sopan santun ini sudah ditanamkan sejak kecil pada setiap diri individu, tetapi semua
itu tergantung bagaimana cara mereka mengembangkannya.

D. Faktor yang mempengaruhi Penanaman Karakter Sopan Santun

1. Faktor Pembentuk
Faktor-faktor perilaku sopan santun dapat terbentuk sejak dini melalui beberapa
faktor, antara lain: a) faktor orangtua, b) faktor lingkungan, c) faktor sekolah
a. Faktor Orangtua
Keluarga adalah tempat terbentuknya akhlak yang terbaik dibandingkan
tempat pendidikan yang lain. Hal ini karena melalui keluarga, orangtua dapat
memberikan penanaman akhlak sedini mungkin kepada anak-anaknya. Dari
lingkungan keluarga pembentuk perilaku sopan santun mudah diterima oleh anak
karena komunikasi yang terjadi setiap waktu antara orangtua dan anak, melalui
perhatian, kasih sayang, serta penerapan perilaku dalam sikap sopan santun yang
baik dari pengajaran orangtua kepada anaknya berlangsung secara alami karena
dilakukan dengan kasih sayang dan cinta yang tulus dari orang tua kepada anak-
anaknya.
b. Faktor Lingkungan
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa dipisahkan dari interaksi antar
sesama. Kesamaan prinsip dan tujuan akan sesuatu menjadikan adanya kedekatan
antar satu dengan yang lainnya sehingga terbentuklah lingkungan pergaulan.
c. Faktor sekolah
Sekolah berperan sebagai wahana penyampaian pendidikan dan pengajaran
yang turut serta berperan dalam mempengaruhi tingkat pengembangan perilaku
sopan santun seorang anak. Peran guru sebagai penyampai ilmu sangatlah
penting. Seorang guru tidak hanya memberikan pendidikan dalam bentuk materi
saja, tetapi lebih dari itu harus dapat mencontohkan sisi teladannya. Disamping
itu, guru juga harus memberikan contoh yang baik dalam sosialisasi kehidupan.
Hal ini dikarenakan perilaku seorang gurulah yang pertama-tama dilihat oleh
siswanya.

2. Cara Menanamkan Kesopanan


Cara mengajarkan anak sopan santun terkadang bertanya bagaimana cara
mengajarkan anak sopan santun melihat sekarang banyak anak yang suka bertengkar
dengan teman sebayanya, lalu bagaimana mengajarkan anak sopan santun dengan
orang tuanya, saudaranya, atau bahkan gurunya sendiri. Hal ini menjadi tugas utama
orang tua maupun gurunya dalam menanamkan sikap sopan santun pada anak.

Menurut Damayanti (2012: hlm 104-107) terdapat beberapa cara untuk dapat
mengajari anak menjadi lebih sopan santun terhadap orang lain, yaitu:
a. Beri kesempatan pada anak untuk mengungkapkan masalahnya.
b. Tidak memaksa anak meminta maaf.
c. Tumbuhkan empati pada anak.
d. Berikan dorongan.
e. Kenaikan aneka cara meminta maaf.
f. Beri toleransi waktu.

Sedangkan menurut Brown Levinson dalam Prayitro (2011: hlm 32) derajat
kesantunan dalam bertutur atau biasa disebut dengan sopan santun dapat dilakukan
dengan delapan strategi, yaitu:

a. Pakailah ujaran tidak langsung.


b. Pakailah ujaran berpagar.
c. Tunjukkan dengan pesimisme.
d. Minimalkan paksaan.
e. Berikan penghormatan kepada mitra tutur.
f. Mintalah maaf.
g. Pakailah bentuk impersonal.
h. Unjarkan tindak tutur melalui ketentuan yang bersifat umum.

Menurut teori Brown-Levinson tersebut adalah sebuah tuturan yang dikemukakan


semakin tidak langsung, semakin berpagar, semakin menunjukkan pesimisme,
semakin meminimalkan paksaan, semakin atau kecenderungan minta maaf kepada
minta tutur dan sterusnya maka tuturan tersebut semakin santun.

Berdasarkan dari pendapat kedua ahli dapat disimpulkan bahwa cara menanamkan
sikap sopan santun pada anak dapat dilakukan dengan cara:

a. Memberi kesempatan pada anak untuk mengungkap masalahnya.


b. Kenalkan cara meminta maaf yang baik pada anak.
c. Tidak memaksakan anak untuk melakukan hal-hal yang membuatnya tertekan.
d. Memberikan dorongan atau motivasi kepada anak.

E. Dampak Media Sosial terhadap Karakter Sopan Santun Siswa SD

Media sosial memiliki dampak positif dan negatif terhadap karakter sopan santun siswa
sekolah dasar diantaranya;
1. Dampak Positif Media Sosial:
a. Media sosial dapat membantu komunikasi menjadi mudah dan cepat.
b. Lebih mudah menemukan informasi yang tersebar luas di internet.
c. Mempermudah kegiatan belajar, karena dapat digunakan sebagai sarana untuk
berdiskusi dengan teman sekolah tentang tugas.
d. Menghilangkan kepenatan pelajar, itu bisa menjadi obat stress setelah seharian
bergelut dengan pelajaran di sekolah. Misalnya, mengomentari situs orang lain
yang terkadang lucu dan menggelitik dengan bahasa yang santun, bermain game,
dan lain sebagainya.
e. Sosial media bermanfaat terhadap pendidikan akhlak anak diantaranya anak dapat
beradaptasi, bersosialisasi dengan publik dan mengelola jaringan pertemanan.
2. Dampak Negatif Media Sosial:
a. Merusak moral pelajar, karena sifat anak dan remaja yang labil, rasa penasaran
mereka dapat mengakses atau melihat gambar yang belum pantas dilihat oleh
anak.
b. Tidak hanya karakter kesantunan saja yang terkikis dan menghilang dari anak,
namun akan berlanjut pada karakter lain yaitu, kenakalan, penyimpangan perilaku,
dan pola interaksi yang berubah menjadi acuh tak acuh terhadap lingkungan
sekitar.
c. Dapat merusak akhlak anak seperti dengan mudahnya konten buruk tersebar
dengan sengaja atau tidak sengaja dan diakses siswa dengan rasa penasaran.
d. Membuat anak-anak dengan mudah menipu (menyontek karya-karya orang lain),
tidak sopan baik dalam berpakaian maupun berbicara, sering bertengkar,
berkomentar tidak baik kepada orang lain bahkan mencaci maki orang lain.

F. Solusi Permasalahan

Menurut Akram & Kumar (2017) ada beberapa upaya untuk mencegah dampak negatif
dari peran media sosial (edukasi, hiburan, komunikasi) pada siswa. Beberapa cara tersebut
antara lain:
1) Melihat musik, film, acara TV, game dan selebriti yang disukai anak. Begitu diketahui
apa yang menarik bagi para siswa, guru dapat melihat gambar dan pesan yang
memengaruhi mereka;
2) Sangat mudah bagi kaum remaja untuk menonton video YouTube pada ponsel sehingga
orang tua mungkin tidak tahu siapa yang mereka tonton. Orang tua harus mencoba
memantau anak-anaknya apa yang ditonton di TV atau internet dan mencoba membahas
beberapa batasan dan aturan;
3) Salah satu cara terbaik untuk membantu remaja menavigasi pengaruh pada media adalah
berbicara tentang pesan. Misalnya, jika remaja menyukai gadis, orang tua dapat berbicara
dengannya tentang persahabatan perempuan, pilihan hidup, harga diri,dan seks;
4) Memantau pilihan remaja tidak berarti orang tua melarang anak-anaknya dari menonton
media. Itu hanya membuat mereka sadar akan pengaruh negatif;
5) Orang tua juga harus memilih untuk melarang beberapa aplikasi, pertunjukan, dan
pertandingan. Harus dijelaskan mengapa orang tuamelakukannya.
6) Orang tua juga dapat mendorong anak-anaknya untuk menafsirkan media dengan
mengajukan beberapa pertanyaan yang bisa mereka ajukan. Pilih iklan TV atau majalah
dan tanyakan kepada remaja: siapa di belakangnya, apa motivasi mereka, bagaimana
perasaan mereka, apa yang mereka butuhkan darinya, dan sebagainya. Orang tua dapat
melakukan hal yang sama dengan panutan idola remaja. Dorong mereka untuk bertanya
kepadanya mengapa mereka suka selebriti itu, apakah mereka mengikutinya dalam
kehidupan nyata, apa nilai-nilai selebritas menarik bagi mereka dan sebagainya.

Peran keluarga yang terakhir adalah melakukan evaluasi. Peran keluarga dalam
mengevaluasi tidak hanya difokuskan kepada prestasi belajar, tetapi juga dalam pembentukan
karakter kesantunan yang menjunjung tinggi nilai akhlak dan humanisme. Evaluasi dilakukan
dengan cara antara lain:
1) Melakukan control, dengan mengarahkan dan menyepakati perilaku santun dan tidak
santun (nasihat dan teori)
2) Melakukan pengawasan, yang dilakukan dengan komprehensif (keluarga, sekolah, dan
media sosial). Media sosial diawasi lewat pengecekan riwayat pencarian media sosial,
dan memblokir konten yang belum sesuai dengan usianya;
3) Melakukan tindak lanjut yang dilakukan setelah mendapatkan informasi tentang sikap
dan perilaku siswa. Apakah siswa santun atau tidak santun, orang tua tetap harus
melakukan tindak lanjut. Memberikan pemahaman dan praktik kesantunan dibutuhkan
secara kontinu bagi siswa yang tidak santun atau bahkan yang sudah berperilaku santun
sekalipun.

Upaya Guru Dalam Mengatasi Pengaruh Negatif Media Sosial

1) Memberikan pengarahan setiap hari sebelum masuk ke ruangan kelas tentang


pentingnya berperilaku baik dalam lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat

2) Memberikan konsekuensi atas perilaku buruk peserta didik yang melanggar kesepakatan
kelas terkait perilaku sopan santun

3) Mengkomunikasikan dengan orangtua untuk mengontrol peserta didik dalam


menggunakan media social

4) Memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik agar mengurangi waktu luang
untuk menggunakan media sosial.

Memberikan reward atau hadiah bagi peserta didik yang berperilaku sopan dan tidak
pernah mengucapkan kata-kata tidak pantas baik di rumah, sekolah dan lingkungan
masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial
dengan menggunakan teknologi yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.
Adapun fungsi media sosial yaitu media sosial mendukung demokratisasi, dapat memperluas
interaksi sosial, mentransformasi media siaran ke banyak audience. Media sosial juga
memiliki karakteristik seperti jaringan, informasi, arsip, interaksi, simulasi sosial, konten oleh
pengguna.

Supaya tidak terseret arus buruk media sosial terdapat beberapa upaya yang bisa
dilakukan oleh orang tua dan guru untuk menanamkan dan menumbuhkan karakter sopan
santun kepada anak. Upaya yang dilakukan bisa melalui nasihat, contoh teladan, pembiasaan
dan juga pemberian punishment jika anak berperilaku buruk dan reward jika anak berperilaku
baik. Selama konten media sosial yang diakses anak positif, maka tidak akan menimbulkan
dampak negatif terhadap karakter sopan santun anak. Hanya saja anak menjadi acuh terhadap
sekitar jika sudah asyik bermain media sosial.

Faktor pembentuk perilaku sopan santun dapat terbentuk sejak dini melalui beberapa
faktor antara lain; faktor orang tua, faktor lingkungan, dan faktor sekolah. Cara mengajarkan
kesopanan pada anak antara lain berikan anak kesempatan untuk mengungkapkan
masalahnya, kenalkan anak bagaimana cara meminta maaf tetapi tidak dengan paksaan,
berikan dorongan dan motivasi pada anak.

Media sosial memiliki dampak positif seperti; media sosial membantu untuk
berkomunikasi, lebih mudah menemukan informasi, menghilangkan kepenatan, dan
bermanfaat bagi pendidikan akhlak anak. Media sosial juga memiliki dampak negatif
diantaranya; merusak moral pelajar, karakter lain juga menghilang atau terkikis, dapat juga
merusak akhlak anak, dan membuat anak mudah menjadi penipu serta berkomentar tidak
pantas kepada orang lain.

Untuk mencegah dampak negatif dari peran media sosial antara lain melihat musik, film,
acara TV yang disukai anak, orang tua harus memantau anak. Orang tua harus memilih
beberapa aplikasi, pertunjukan dan pertandingan. Orang tua juga dapat mendorong anak-
anaknya untuk menafsirkan apa yang dilihatnya. Peran keluarga yang terakhir adalah
melakukan evaluasi. Peran keluarga dalam mengevaluasi tidak hanya difokuskan kepada
prestasi belajar, tetapi juga dalam pembentukan karakter kesantunan yang menjunjung tinggi
nilai akhlak dan humanisme. Upaya guru mengatasi pengaruh negatif media sosial antara
lain; memberikan pengarahan, memberikan konsekuensi, mengkomunikasikan dengan orang
tua, memberikan pekerjaan rumah kepada siswa, memberi reward atau hadiah kepada siswa
yang berperilaku sopan dan tidak pernah mengucapkan kata-kata kurang pantas.

B. Saran

Demikian makalah Dampak Media Sosial terhadap Karakter Sopan Santun Siswa SD
yang telah kami susun. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami selaku penulis
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu
kami mengharapkan adanya kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini agar
kedepannya dapat lebih baik. Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dra. Nina Nurhasanah,
M.Pd dosen mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan Nilai dan Moral. Apabila terdapat
kesalahan, mohon dimaafkan dan dimaklumi.
DAFTAR PUSTAKA

Setiadi, A. (2016). Pemanfaatan media sosial untuk efektifitas komunikasi. Cakrawala-Jurnal


Humaniora, 16(2).

Cahyono, A. S. (2016). Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial masyarakat di


Indonesia. Publiciana, 9(1), 140-157.

Muhammad Fajar. (2020). Penanaman Karakter Sopan Santun. hlm 7-11. Diakses melalui
http://eprints.ums.ac.id/67356/2/BAB%20II.pdf

Hadi Machmud. (2020). Penggunaan Media Sosial di Kalangan Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Dasar. Institut Agama Islam Negeri Kendari

Malik, Irfan. 2021. “Sopan Santun: Nilai Sopan, Indikator Nilai Kesopanan, Cara
Menanamkan Nilai Kesopanan, Faktor – faktor mempengaruhi”,
https://www.pengetahuanku13.net/2021/11/sopan-santun-nilai-sopan-santun.html
diakses pada 09 Oktober pukul 18.50 WIB

Pasaribu, Ira Kamal. 2017. Pengaruh Bimbingan Kelompok Terhadap Sopan Santun Siswa
Kelas Xi Mas Pp Irsyadul Islamiyah Tanjung Medan Kabupaten Labuhanbatu
Selatan. Skripsi. Diterbitkan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri, Sumatera Utara: Medan.

Amaruddin, H., Atmaja, H. T., & Khafid, M. (2020). Peran Keluarga Dan Media Sosial
Dalam Pembentukan Karakter Santun Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Karakter, 11(1).

Fajar, M., dan Machmud, H. (2020). Penggunaan Media Sosial di Kalangan Siswa Sekolah
Dasar. Diniyah: Jurnal Pendidikan Dasar, 1(1), 46-52.

Dewi, E. R. (2020). Hubungan Media Sosial dalam Pembentukan Karakter Anak. Indonesian
Journal of Learning Education and Counseling, 3(1), 41-49.

Hidar Amaruddin, dkk. 2020.Semarang "Peran Keluarga Dan Media Sosial Dalam
Pembentukan Karakter Santun Siswa Di Sekolah Dasar" Jurnal Pendidikan Karakter,
Tahun X, Nomor 1, April 2020 halaman 41-42
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Dampak+media+sosial
+terhadap+karakter+sopan+santun+siswa+sd&btnG=#d=gs_qabs&t=1665304149304
&u=%23p%3Db3umzXcZRHgJ

Ronny Sitanggang, dkk Pengaruh Media Sosial Tiktok Terhadap Perilaku Sopan
Santun Peserta Didik Sd Negeri 6 Sideak Kecamatan Palipi Kabupaten
Samosir https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=solusi+Dampa
k+media+sosial+terhadap+karakter+sopan+santun+siswa+sd&btnG=#d=gs_qabs&t=
1665305453536&u=%23p%3DjKozYf7x1JYJ

Anda mungkin juga menyukai