Dosen Pengampu :
Dra. Nina Nurhasanah, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1) Muhammad Ridwan Agung (1107620177)
2) Putri Harianti (1107620173)
3) Resti Nugrahaning Widhi (1107620178)
4) Ridwan Fauzi (1107620031)
5) Sayyidah Kaamilah (1107620025)
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat rahmat dan karunianya kami dapat merampungkan penyusunan
makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi tugas mata kuliah Kapita
Selekta Pendidikan Nilai dan Moral dengan judul “Dampak Media Sosial terhadap Karakter
Sopan Santun Siswa SD”. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk mahasiswa
sebagai bahan penunjang pembelajaran.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Nina Nurhasanah, M.Pd yang
telah membimbing penulis dalam membuat makalah. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada kedua orang tua yang telah mendukung serta memfasilitasi pelaksanaan kuliah ini.
Adapun pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta butuh
pendalaman lebih lanjut. Penulis mengucapkan permohonan maaf apabila ada kekurangan
selama penulisan makalah. Penulis sangat berharap para pembaca dapat menyampaikan kritik
dan saran, agar kedepannya penulis dapat membuat makalah yang lebih sempurna lagi.
Akhir kata, kami harap makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca, serta dapat
menambah ilmu dan pengetahuan kita. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Pada era perkembangan teknologi, gadget tidak bisa lepas dari kehidupan manusia.
Perkembangan teknologi mendorong peradaban manusia menjadi lebih maju. Saat ini, karena
kemajuan teknologi muncul berbagai media sosial yang membantu seseorang untuk
berinteraksi dengan orang lain. Apabila dulu untuk bertukar kabar harus melalui surat, maka
sekarang bisa melalui media sosial. Media sosial menjadi fasilitas bagi manusia dalam
bertukar informasi melalui tulisan, gambar, video dan audio antar satu manusia dengan
manusia yang lainnya. Dengan adanya media sosial tersebut maka memudahkan manusia
untuk bertukar kabar dan berita serta mencari hiburan. Dengan adanya media sosial,
informasi yang diperoleh begitu cepat tanpa usaha yang ekstra dengan membaca berbagai
literature terkait. Selain itu, media sosial dapat digunakan sebagai media pemasaran, dagang,
mencari koneksi, memperluas pertemanan, dll.
Di era pandemi seperti ini, mayoritas anak-anak diberikan handphone oleh orang
tuanya sebagai fasilitas untuk mengerjakan dan menunjang pembelajaran di sekolah. Dari
handphone yang diberikan oleh orang tua tersebut memudahkan akses anak-anak untuk
mengunduh berbagai macam aplikasi yang disukai oleh mereka. Penggunaan media sosial
untuk anak Sekolah Dasar tentunya memiliki dampak yang positif maupun negatif terhadap
karakter sopan santun mereka.
Namun media sosial ini memberikan berbagai macam dampak seperti tersitanya
waktu anak untuk belajar. Pengguna media sosial dikalangan pelajar atau siswa sekolah dasar
memberikan pengaruh langsung baik positif maupun negatif, siswa yang menggunakan media
sosial tanpa arahan yang baik bisa terganggu proses belajar mereka tetapi ada juga yang bijak
menggunakan media sosial tersebut. Lemahnya pengawasan orang tua terhadap anak turut
memberi andil masuknya efek negatif dari media sosial kepada anak. Jika orang tua tidak
melakukan pengawasan yang ketat terhadap penggunaan media sosial anak, bukan tidak
mungkin anak akan mengakses sesuatu yang tidak pantas untuk dilihat anak sesusia mereka.
Lemahnya pengawasan orang tua juga berdampak pada ketergantungan anak bermain gadget.
Anak yang dilepas bermain gadget tanpa pengawasan biasanya lupa waktu dan sering
mengabaikan kewajiban mereka. Karena itu diperlukan upaya dari orang sekitar untuk
menghalau dampak negatif yang bisa saja muncul karena sosial media. Upaya yang bisa
dilakukan pun bermacam-macam dan tergantung situasi, kondisi dan lingkungan sekitar anak.
Selain melakukan pengawasan, upaya lain yang bisa dilakukan adalah penanaman karakter
seperti memberikan contoh teladan, pembiasaan, dan penanaman nilai-nilai karakter sopan
santun.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
A. Media Sosial
B. Pengertian Karakter
Karakter merupakan suatu perilaku yang dimiliki oleh setiap individu. Setiap individu
memiliki karakter yang berbeda-beda antara individu yang satu dengan individu yang lain.
Menurut Suyanto dalam Barnawi dan M. Arifin (2012: 20) menyatakan bahwa karakter
adalah cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara. Individu
yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggung jawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
Berdasarkan pengertian karakter di atas, maka karakter dapat dimaknai sebagai watak
yang dimiliki seseorang dan yang membangun pribadi seseorang serta menjadi ciri khas
orang tersebut sehingga dapat dibedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain,
watak terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, serta
diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Oetomo (2012: 20) sopan adalah sikap hormat dan beradap dalam perilaku,
santun dalam tutur kata, budi bahasa dan kelakuan yang baik sesuai dengan adat istiadat dan
budaya setempat yang harus kita lakukan. Perilaku sopan mencerminkan perilaku diri sendiri,
karena sopan memiliki arti hormat, takzim dan tertib menurut adat. Maka dari itu wajib kita
lakukan setiap bertemu orang lain sebagai wujud kita dalam menghargai orang lain. Orang
yang tidak sopan biasanya dijauhi orang lain. Kita sesama manusia mempunyai keinginan
untuk dihargai, itulah alasan mengapa kita harus senantiasa sopan terhadap orang lain.
Sedangkan menurut Mustari (2014: 129) santun adalah sifat yang halus dan baik hati
dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya kesemua orang. Kesantunan bisa
mengorbankan diri sendiri demi masyarakat atau orang lain. Demikian karena orang – orang
itu sudah mempunyai aturan yang solid, yang setiap kita hanya kebagian untuk ikut saja.
Itulah inti bersifat santun, yaitu perilaku interpersonal sesuai tata norma dan adat istiadat
setempat.
Sikap sopan santun yang benar yaitu lebih menonjolkan pribadi yang baik dan
menghormati siapa saja. Bahkan dari tutur bicarapun orang bisa melihat kesopanan. Baik
buruknya suatu perilaku juga dapat mempengaruhi sikap sopan santun seseorang, misalnya
ketika sedang dalam situasi yang ramai dimana seseorang akan melewati jalan itu, jika
seseorang memiliki perilaku sopan pasti akan mengucapkan kata “Permisi”. Sebenarnya
sikap sopan santun ini sudah ditanamkan sejak kecil pada setiap diri individu, tetapi semua
itu tergantung bagaimana cara mereka mengembangkannya.
1. Faktor Pembentuk
Faktor-faktor perilaku sopan santun dapat terbentuk sejak dini melalui beberapa
faktor, antara lain: a) faktor orangtua, b) faktor lingkungan, c) faktor sekolah
a. Faktor Orangtua
Keluarga adalah tempat terbentuknya akhlak yang terbaik dibandingkan
tempat pendidikan yang lain. Hal ini karena melalui keluarga, orangtua dapat
memberikan penanaman akhlak sedini mungkin kepada anak-anaknya. Dari
lingkungan keluarga pembentuk perilaku sopan santun mudah diterima oleh anak
karena komunikasi yang terjadi setiap waktu antara orangtua dan anak, melalui
perhatian, kasih sayang, serta penerapan perilaku dalam sikap sopan santun yang
baik dari pengajaran orangtua kepada anaknya berlangsung secara alami karena
dilakukan dengan kasih sayang dan cinta yang tulus dari orang tua kepada anak-
anaknya.
b. Faktor Lingkungan
Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa dipisahkan dari interaksi antar
sesama. Kesamaan prinsip dan tujuan akan sesuatu menjadikan adanya kedekatan
antar satu dengan yang lainnya sehingga terbentuklah lingkungan pergaulan.
c. Faktor sekolah
Sekolah berperan sebagai wahana penyampaian pendidikan dan pengajaran
yang turut serta berperan dalam mempengaruhi tingkat pengembangan perilaku
sopan santun seorang anak. Peran guru sebagai penyampai ilmu sangatlah
penting. Seorang guru tidak hanya memberikan pendidikan dalam bentuk materi
saja, tetapi lebih dari itu harus dapat mencontohkan sisi teladannya. Disamping
itu, guru juga harus memberikan contoh yang baik dalam sosialisasi kehidupan.
Hal ini dikarenakan perilaku seorang gurulah yang pertama-tama dilihat oleh
siswanya.
Menurut Damayanti (2012: hlm 104-107) terdapat beberapa cara untuk dapat
mengajari anak menjadi lebih sopan santun terhadap orang lain, yaitu:
a. Beri kesempatan pada anak untuk mengungkapkan masalahnya.
b. Tidak memaksa anak meminta maaf.
c. Tumbuhkan empati pada anak.
d. Berikan dorongan.
e. Kenaikan aneka cara meminta maaf.
f. Beri toleransi waktu.
Sedangkan menurut Brown Levinson dalam Prayitro (2011: hlm 32) derajat
kesantunan dalam bertutur atau biasa disebut dengan sopan santun dapat dilakukan
dengan delapan strategi, yaitu:
Berdasarkan dari pendapat kedua ahli dapat disimpulkan bahwa cara menanamkan
sikap sopan santun pada anak dapat dilakukan dengan cara:
Media sosial memiliki dampak positif dan negatif terhadap karakter sopan santun siswa
sekolah dasar diantaranya;
1. Dampak Positif Media Sosial:
a. Media sosial dapat membantu komunikasi menjadi mudah dan cepat.
b. Lebih mudah menemukan informasi yang tersebar luas di internet.
c. Mempermudah kegiatan belajar, karena dapat digunakan sebagai sarana untuk
berdiskusi dengan teman sekolah tentang tugas.
d. Menghilangkan kepenatan pelajar, itu bisa menjadi obat stress setelah seharian
bergelut dengan pelajaran di sekolah. Misalnya, mengomentari situs orang lain
yang terkadang lucu dan menggelitik dengan bahasa yang santun, bermain game,
dan lain sebagainya.
e. Sosial media bermanfaat terhadap pendidikan akhlak anak diantaranya anak dapat
beradaptasi, bersosialisasi dengan publik dan mengelola jaringan pertemanan.
2. Dampak Negatif Media Sosial:
a. Merusak moral pelajar, karena sifat anak dan remaja yang labil, rasa penasaran
mereka dapat mengakses atau melihat gambar yang belum pantas dilihat oleh
anak.
b. Tidak hanya karakter kesantunan saja yang terkikis dan menghilang dari anak,
namun akan berlanjut pada karakter lain yaitu, kenakalan, penyimpangan perilaku,
dan pola interaksi yang berubah menjadi acuh tak acuh terhadap lingkungan
sekitar.
c. Dapat merusak akhlak anak seperti dengan mudahnya konten buruk tersebar
dengan sengaja atau tidak sengaja dan diakses siswa dengan rasa penasaran.
d. Membuat anak-anak dengan mudah menipu (menyontek karya-karya orang lain),
tidak sopan baik dalam berpakaian maupun berbicara, sering bertengkar,
berkomentar tidak baik kepada orang lain bahkan mencaci maki orang lain.
F. Solusi Permasalahan
Menurut Akram & Kumar (2017) ada beberapa upaya untuk mencegah dampak negatif
dari peran media sosial (edukasi, hiburan, komunikasi) pada siswa. Beberapa cara tersebut
antara lain:
1) Melihat musik, film, acara TV, game dan selebriti yang disukai anak. Begitu diketahui
apa yang menarik bagi para siswa, guru dapat melihat gambar dan pesan yang
memengaruhi mereka;
2) Sangat mudah bagi kaum remaja untuk menonton video YouTube pada ponsel sehingga
orang tua mungkin tidak tahu siapa yang mereka tonton. Orang tua harus mencoba
memantau anak-anaknya apa yang ditonton di TV atau internet dan mencoba membahas
beberapa batasan dan aturan;
3) Salah satu cara terbaik untuk membantu remaja menavigasi pengaruh pada media adalah
berbicara tentang pesan. Misalnya, jika remaja menyukai gadis, orang tua dapat berbicara
dengannya tentang persahabatan perempuan, pilihan hidup, harga diri,dan seks;
4) Memantau pilihan remaja tidak berarti orang tua melarang anak-anaknya dari menonton
media. Itu hanya membuat mereka sadar akan pengaruh negatif;
5) Orang tua juga harus memilih untuk melarang beberapa aplikasi, pertunjukan, dan
pertandingan. Harus dijelaskan mengapa orang tuamelakukannya.
6) Orang tua juga dapat mendorong anak-anaknya untuk menafsirkan media dengan
mengajukan beberapa pertanyaan yang bisa mereka ajukan. Pilih iklan TV atau majalah
dan tanyakan kepada remaja: siapa di belakangnya, apa motivasi mereka, bagaimana
perasaan mereka, apa yang mereka butuhkan darinya, dan sebagainya. Orang tua dapat
melakukan hal yang sama dengan panutan idola remaja. Dorong mereka untuk bertanya
kepadanya mengapa mereka suka selebriti itu, apakah mereka mengikutinya dalam
kehidupan nyata, apa nilai-nilai selebritas menarik bagi mereka dan sebagainya.
Peran keluarga yang terakhir adalah melakukan evaluasi. Peran keluarga dalam
mengevaluasi tidak hanya difokuskan kepada prestasi belajar, tetapi juga dalam pembentukan
karakter kesantunan yang menjunjung tinggi nilai akhlak dan humanisme. Evaluasi dilakukan
dengan cara antara lain:
1) Melakukan control, dengan mengarahkan dan menyepakati perilaku santun dan tidak
santun (nasihat dan teori)
2) Melakukan pengawasan, yang dilakukan dengan komprehensif (keluarga, sekolah, dan
media sosial). Media sosial diawasi lewat pengecekan riwayat pencarian media sosial,
dan memblokir konten yang belum sesuai dengan usianya;
3) Melakukan tindak lanjut yang dilakukan setelah mendapatkan informasi tentang sikap
dan perilaku siswa. Apakah siswa santun atau tidak santun, orang tua tetap harus
melakukan tindak lanjut. Memberikan pemahaman dan praktik kesantunan dibutuhkan
secara kontinu bagi siswa yang tidak santun atau bahkan yang sudah berperilaku santun
sekalipun.
2) Memberikan konsekuensi atas perilaku buruk peserta didik yang melanggar kesepakatan
kelas terkait perilaku sopan santun
4) Memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik agar mengurangi waktu luang
untuk menggunakan media sosial.
Memberikan reward atau hadiah bagi peserta didik yang berperilaku sopan dan tidak
pernah mengucapkan kata-kata tidak pantas baik di rumah, sekolah dan lingkungan
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial
dengan menggunakan teknologi yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.
Adapun fungsi media sosial yaitu media sosial mendukung demokratisasi, dapat memperluas
interaksi sosial, mentransformasi media siaran ke banyak audience. Media sosial juga
memiliki karakteristik seperti jaringan, informasi, arsip, interaksi, simulasi sosial, konten oleh
pengguna.
Supaya tidak terseret arus buruk media sosial terdapat beberapa upaya yang bisa
dilakukan oleh orang tua dan guru untuk menanamkan dan menumbuhkan karakter sopan
santun kepada anak. Upaya yang dilakukan bisa melalui nasihat, contoh teladan, pembiasaan
dan juga pemberian punishment jika anak berperilaku buruk dan reward jika anak berperilaku
baik. Selama konten media sosial yang diakses anak positif, maka tidak akan menimbulkan
dampak negatif terhadap karakter sopan santun anak. Hanya saja anak menjadi acuh terhadap
sekitar jika sudah asyik bermain media sosial.
Faktor pembentuk perilaku sopan santun dapat terbentuk sejak dini melalui beberapa
faktor antara lain; faktor orang tua, faktor lingkungan, dan faktor sekolah. Cara mengajarkan
kesopanan pada anak antara lain berikan anak kesempatan untuk mengungkapkan
masalahnya, kenalkan anak bagaimana cara meminta maaf tetapi tidak dengan paksaan,
berikan dorongan dan motivasi pada anak.
Media sosial memiliki dampak positif seperti; media sosial membantu untuk
berkomunikasi, lebih mudah menemukan informasi, menghilangkan kepenatan, dan
bermanfaat bagi pendidikan akhlak anak. Media sosial juga memiliki dampak negatif
diantaranya; merusak moral pelajar, karakter lain juga menghilang atau terkikis, dapat juga
merusak akhlak anak, dan membuat anak mudah menjadi penipu serta berkomentar tidak
pantas kepada orang lain.
Untuk mencegah dampak negatif dari peran media sosial antara lain melihat musik, film,
acara TV yang disukai anak, orang tua harus memantau anak. Orang tua harus memilih
beberapa aplikasi, pertunjukan dan pertandingan. Orang tua juga dapat mendorong anak-
anaknya untuk menafsirkan apa yang dilihatnya. Peran keluarga yang terakhir adalah
melakukan evaluasi. Peran keluarga dalam mengevaluasi tidak hanya difokuskan kepada
prestasi belajar, tetapi juga dalam pembentukan karakter kesantunan yang menjunjung tinggi
nilai akhlak dan humanisme. Upaya guru mengatasi pengaruh negatif media sosial antara
lain; memberikan pengarahan, memberikan konsekuensi, mengkomunikasikan dengan orang
tua, memberikan pekerjaan rumah kepada siswa, memberi reward atau hadiah kepada siswa
yang berperilaku sopan dan tidak pernah mengucapkan kata-kata kurang pantas.
B. Saran
Demikian makalah Dampak Media Sosial terhadap Karakter Sopan Santun Siswa SD
yang telah kami susun. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami selaku penulis
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu
kami mengharapkan adanya kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini agar
kedepannya dapat lebih baik. Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dra. Nina Nurhasanah,
M.Pd dosen mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan Nilai dan Moral. Apabila terdapat
kesalahan, mohon dimaafkan dan dimaklumi.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Fajar. (2020). Penanaman Karakter Sopan Santun. hlm 7-11. Diakses melalui
http://eprints.ums.ac.id/67356/2/BAB%20II.pdf
Hadi Machmud. (2020). Penggunaan Media Sosial di Kalangan Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Dasar. Institut Agama Islam Negeri Kendari
Malik, Irfan. 2021. “Sopan Santun: Nilai Sopan, Indikator Nilai Kesopanan, Cara
Menanamkan Nilai Kesopanan, Faktor – faktor mempengaruhi”,
https://www.pengetahuanku13.net/2021/11/sopan-santun-nilai-sopan-santun.html
diakses pada 09 Oktober pukul 18.50 WIB
Pasaribu, Ira Kamal. 2017. Pengaruh Bimbingan Kelompok Terhadap Sopan Santun Siswa
Kelas Xi Mas Pp Irsyadul Islamiyah Tanjung Medan Kabupaten Labuhanbatu
Selatan. Skripsi. Diterbitkan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri, Sumatera Utara: Medan.
Amaruddin, H., Atmaja, H. T., & Khafid, M. (2020). Peran Keluarga Dan Media Sosial
Dalam Pembentukan Karakter Santun Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Karakter, 11(1).
Fajar, M., dan Machmud, H. (2020). Penggunaan Media Sosial di Kalangan Siswa Sekolah
Dasar. Diniyah: Jurnal Pendidikan Dasar, 1(1), 46-52.
Dewi, E. R. (2020). Hubungan Media Sosial dalam Pembentukan Karakter Anak. Indonesian
Journal of Learning Education and Counseling, 3(1), 41-49.
Hidar Amaruddin, dkk. 2020.Semarang "Peran Keluarga Dan Media Sosial Dalam
Pembentukan Karakter Santun Siswa Di Sekolah Dasar" Jurnal Pendidikan Karakter,
Tahun X, Nomor 1, April 2020 halaman 41-42
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Dampak+media+sosial
+terhadap+karakter+sopan+santun+siswa+sd&btnG=#d=gs_qabs&t=1665304149304
&u=%23p%3Db3umzXcZRHgJ
Ronny Sitanggang, dkk Pengaruh Media Sosial Tiktok Terhadap Perilaku Sopan
Santun Peserta Didik Sd Negeri 6 Sideak Kecamatan Palipi Kabupaten
Samosir https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=solusi+Dampa
k+media+sosial+terhadap+karakter+sopan+santun+siswa+sd&btnG=#d=gs_qabs&t=
1665305453536&u=%23p%3DjKozYf7x1JYJ