Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“Berkomunikasi dengan remaja dan dewasa”


Dosen pengampu: Hj.Ainun sajidah, S.Kep.Ns, M.Biomed

KELOMPOK 10 :

1. AULIA SEKAR SARI (P07120122002)


2. M.RIYAN FAUZAN (P07120122024)
3. NOR AINA (P07120122029)

DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT kita panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, karna atas berkat dan rahmatnya lah kami dapat menyelesaikan
sebuah makalah yang berjudul ” Prinsip-prinsip anti korupsi’’ ini tepat pada
waktunya.

Karena keterbatasan pengetahuan, kami sebagai penulis mengakui bahwa


ada banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karna itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah kami. Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman dan
pengetahuan bagi kita semua.

Banjarbaru , 16 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3


A. Pengertian komunikasi terapeutik...........................................................................3
B. Apa itu komunikasi pada klien dewasa...................................................................3
C. Faktor yang mempengaruhi komunikasi pada remaja.............................................4
D. Tehnik berkomunikasi pada remaja.........................................................................5
E. Penerapan komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja..................................7
F. Hambatan dalam komunikasi pada remaja..............................................................8
G. Prinsip Komunikasi pada Remaja............................................................................11

BAB III PENUTUP...........................................................................................................14


A. Kesimpulan..............................................................................................................14
B. Saran........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang
memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan
kontrak dengan orang lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap
hari orang seringkali salah berpikir bahwa komunikasi adalah sesuatu yang
mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks yang melibatkan tingkah
laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi dengan orang lain
dan dengan lingkungan sekitarnya.
Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang
maknanya dipacu dan ditransmisikan.Untuk memperbaiki interpretasi pasien
terhadap pesan, perawat harus tidak terburu-buru dan mengurangi kebisingan dan
distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti dipakai untuk menyampaikan
pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa atau ada kesulitan dalam
mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi yang berurutan dan
sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering sangat membantu.
Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan
non verbal dari informasi dan ide.
Kominikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada perasaan dan
emosi dimana individu menyampaikan hubungan.
Komunikasi pada lansia membutuhkan peratian khusus. Perawat harus waspada
terhadap perubahan fisik, psikologi, emosi, dan sosial yang memperngaruhi pola
komunikasi.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian komunikasi terapeutik?
2. Apa itu komunikasi pada dewasa?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi pada remaja?
4. Bagaimana tehnik berkomunikasi pada remaja?
5. Apa saja penerapan komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja?
6. Apa hambatan dalam komunikasi pada remaja?
7. Bagaimana prinsip Komunikasi pada Remaja?

1
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi terapeutik
2. Untuk mengetahui komunikasi dewasa?
3. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi pada
remaja
4. Untuk mengetahui tehnik berkomunikasi pada remaja
5. Untuk mengetahui penerapan komunikasi sesuai tingkat perkembangan
remaja
6. Untuk mengetahui hambatan dalam komunikasi pada remaja
7. Untuk mengetahui prinsip Komunikasi pada Remaja

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian komunikasi
Komunikasi merupakan bagian dari aktivitas kehidupan manusia yang
memiliki peranan sangat vital. Dalam kehidupan sosial, masing-masing manusia
tidak bisa dilepas dari jerat kebutuhan komuniasi. Begitu pula dengan perawat,
yang tidak lain merupakan salah satu profesi pelayanan kesehatan untuk
masyarakat. Bisa dikatan bahwa perawat memiliki waktu yang paling lama dalam
berinteraksi dengan pasien ketimbang petugas kesehatan lainnya.
Komunikasi terapeutik adalah kemampuan dan keterampilan perawat dalam
berinteraksi dan menyampaikan informasi kepada pasien dan keluarganya, agar
pasien dan keluarga dapat beradaptasi terhadap permasalahan yang dihadapi.
Komunikasi terapeutik diharapkan dapat membantu pasien dan keluarga,
memaksimalkan fikiran dan tenaga positif yang nantinya dapat mengurangi beban
pikiran dalam menghadapi maupun mengambil tindakan untuk kesehatannya.
B. Komunikasi pada dewasa
Komunikasi pada masa dewasa awal
1. Komunikasi Pada klaen Orang Dewasa
Menurut Erikson 1985, pada orang dewasa terjadi tahap hidup intimasi VS
isolasi, dimana pada tahap ini orang dewasa mampu belajar membagi perasaan
cinta kasih,minat,masalah dengan orang lain. Orang dewasa sudah mempunyai
sikap-sikap tertentu,pengetahuan tertentu, bahkan tidak jarang sikap itu sudah
sangat lama menetap pada dirinya, sehingga tidak mudah untuk merubahnya. Juga
pengetahuan yang selama ini dianggapnya benar dan bermanfaat belum tentu
mudah digantikan dengan pengetahuan baru jika kebetulan tidak sejalan dengan
yang lama. Tegasnya orang dewasa bukan seperti gelas kosong yang dapat
diisikan sesuatu.
Oleh karena itu dikatakan bahwa kepada orang dewasa tidak dapat diajarkan
sesuatu untuk merubah tingkah lakunya dengan cepat. Orang dewasa belajar kalau
ia sendiri dengan belajar, terdorong akan tidak puas lagi dengan perilakunya yang

3
sekarang, maka menginginkan suatu perilaku lain dimasa mendatang, lalu
mengambil langkah untuk mencapai perilaku baru itu.
Dari segi psikologis, Orang dewasa dalam situasi komunikasi mempunyai sikap-
sikap tertentu yaitu:
• Komunikasi adalah sutu pengetahuan yang diinginkan oleh orang dewasa
itu sendiri, maka orang dewasa tidak diajari tetapi dimotivasikan untuk
mencari pengetahuan yang lebih muktahir.
• Komunikasi adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus,
manusia punya perasaan dan pikiran.
• Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi
dan menerima, akan belajar banyak, karena pertukaran pengalaman, saling
mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu masalah.
Komunikasi pada dewasa awal mengalami puncaknya pada kematangan fisik,
mental dan kemampuan social mencapai optimal. Peran dan tanggung jawab serta
tuntutan social telah membentuk orang dewasa. melakukan komunikasi dengan
orang lain, baik pada setting professional ketika mereka bekerja atau pada saat
mereka berada di lingkungan keluarga dan masyarakat umum.
Teknik komunikasi yang dikembangkan pada masa dewasa telah mencapai tahap
optimal, baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Kemampuan Dalam
berkomunikasi dengan orang dewasa memerlukan suatu aturan tertentu seperti:
sopan santun, bahasa tertentu, melihat tingkat pendidikan, usia, factor.

C. Faktor yang mempengaruhi komunikasi pada remaja


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi pada remaja, yaitu
sebagaiberikut.
1. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung
secara efektif.
2. Pengetahuan
Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasI
berlangsungsecara efektif.

4
3. Sikap
Bila komunikasi bersifat pasif atau tertutup maka komunikasi tidak
berlangsung efektif.
4. Usia tumbang dan status kesehatan remaja
Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat usia agar
komunikasi tersebut berlangsung efektif.
5. Saluran
Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan
keberkomunikasi dengan baik.
6. Lingkungan
lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

D. Tehnik berkomunikasi pada remaja


Komunikasi dengan remaja merupakan sesuatu yang penting dalam
menjaga hubungan dengan remaja, melalui komunikasi ini pula perawat
dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri
remaja yang selanjutnya dapat diambil dalam menentukan masalah
kehancuran. Beberapa cara yang digunakan dalam berkomunikasi dengan
remaja, yaitu sebagai berikut.
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama kali dilakukan oleh para remaja dalam
menumbuhkan kepercayaan diri remaja, dengan menghindari secara
langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung
yang sedang berada disamping anak. Selain itu dapat digunakan dengan
cara memberikan komentar tentang sesuatu.

2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja dapat
mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi

5
cerita yang disampaikan sesuai dengan pesan yang akan disampaikan,
yang akan dickspresikan melalui tulisan.

3. Memfasilitasi
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi anak
atau tanggapan anak remaja terhadap pesan dapat diterima, dalam
memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak
boleh dominan, tetapi anak harus tanggapan yang diberikan terhadap pesan
yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian
danjangan mereflisikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan yang
jelek pada anak remaja tersebut.

4. pemulihan untuk menyebutkan keinginan


Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta
anak untuk menyebutkan keinginan dapat mengetahui berbagai keluhan
yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukan persaan dan
pikiran anak pada saat itu.

5. Pilihan pro dan kontra


Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau
mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi
yang menunjukkan pilihan yang positif dan negatif yang sesuai dengan
pendapat anak remaja.

6. Penggunaan skala
Pengunaan atau skala peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan
perasaan sakit pada anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih
dan lain-lain, dengan mengundang anak untuk mengekspresikan perasaan
sakitnya.

7. Menulis

6
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya dengan baik
pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan
pada remaja yang jengkel, marah dan diam.

E. Penerapan komunikasi sesuai tingkat perkembangan remaja

Berkomunikasi dengan anak yang sudah masuk usia remaja


(praremaja) sebenarnya lebih mudah. Pemahaman mereka sudah cukup untuk
berbicara tentang masalah yang kompleks. Dalam berkomunikasi dengan
remaja, kita tidak bisa mengendalikan alur bicara, mengatur, atau memegang
kendali secara otoriter. Remaja sudah punya pemikiran dan perasaan sendiri
tentang hal yang dia bicarakan

Contoh tanggapan yang sering dilakukan oleh orang tua kepada


anaknya yang bisa menyebabkan terputusnya komunikasi adalah ancaman,
tingkatkan; memerintah; menilai, mengkritik, tidak setuju, menyalahkan;
menasihati, menyelesaikan masalah menghindar, mengalihkan perhatian,
menjauh, mendesak: memberi kuliah, Mengajari; mencemooh, membuat malu;
sembunyi, mengusut, serta memuji, menyetujui.

Komunikasi dua arah, yaitu secara bergantian yang berbicara dan yang
mendengarkan. Jangan mendominasi pembicaraan serta menyediakan waktu
untuk remaja menyampaikan pendapatnya.
1. Mendengar aktif artinya tidak hanya sekedar mendengar, tetapi juga
memahami dan menghargai apa yang diutarakan remaja. Terima dan
refleksikan emosi yang misalnya dengan mengatakan," Ibu tahu kamu
merasa kesal karena diejek seperti itu."

2. Sediakan waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan remaja. Jika


sedang tidak bisa, katakan terus terang daripada Anda tidak fokus dan
memutuskan komunikasi dengan remaja.

7
3. Jangan memaksa remaja untuk mengungkapkan sesuatu yang dia
rahasiakan karena akan membuatnya tidak nyaman dan enggan
berkomunikasi. Anak remaja sudah mulai memiliki privasi yang tidak
dapat diketahui orang lain termasuk orang tuanya.

4. Utarakan perasaan Anda jika ada perilaku remaja yang kurang tepat dan
jangan memarahi atau membentak. Misalnya, "Mama khawatir sekali
kalau kamu tidak langsung pulang ke rumah. Kalau mau ke rumah teman,
telepon dulu agar Mama tenang"

5. Dorong anak untuk mengatakan hal-hal posititentang dirinya. Misalnya,


"Saya sedang berusaha menguasai matematika" daripada "Aku payah
dalam matematika".

6. Perhatikan bahasa tubuh remaja. Orang tua harus bisa menangkap sinyal-
sinyal emosi dari bahasa tubuh.

7. Hindari komentar menyindir atau meremehkan anak. Berikan pujian pada


aspek yang terbaik yang dia lakukan sekecil apa pun.

8. Hindari ceramah panjang dan sayanyalakan anak.

E.Hambatan dalam komunikasi pada remaja


Komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi manusia
dalam melakukan interaksi dengan sesama. Kita pada suatu waktu merasakan
komunikasi yang kita lakukan menjadi tidak efektif karena kesalahan dalam
pengungkapan pesan kita diterima. Hal ini terjadi karena setiap manusia
mempunyai keterbatasan dalam menelaah komunikasi yang disampaikan.
Kesalahan dalam pelarangan pesan bisa disebabkan karena tiga hal yaitu:
1. Hambatan Fisik:
 Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.

8
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak melihat kepada lawan
bicara,tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi
dengan kita mempengaruhi porsi komunikasi yang berlangsung.
 Gangguan, Kebisingan
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi,
jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
 Gangguan fisik (gagap, tuli, buta).
Adanya gangguan fisik seperti gagap, tunawicara, tunanetra, dan
sebagainya yang dialami oleh seorang Remaja. Terimalah mereka apa
adanya. Mereka pasti memiliki potensi unggul lain yang perlu digali,
Sebagai perawat, kita harus siap menerima kenyataan tersebut sambil
mencari cara agar tidak terjadi hambatan komunikasi dengan remaja
tersebut, misalnya dengan cara belajar bahasa yang bisa mereka pahami.
 Teknik bertanya yang buruk.
Ternyata kita tidak memiliki kemampuan bertanya, tidak akan mampu
menggali pemahaman orang lain, tidak mampu mengetahui apa yang
dirasakan orang lain. Oleh karena itu, kembangkan selalu teknik bertanya
kepada orang lain. Bahwa setiap individu memiliki modalitas belajar yang
berbeda-beda.
 Teknik menjawab yang buruk.
Kesulitan seseorang memahami materi yang disampaikan karena
komunikator tidak mampu menjawab dengan baik. Pertanyaan bukannya
dijawab, melainkan dibiarkan. Pertanyaan justru dijawab tidak tepat. Salah
satu teknik menjawab yang buruk adalah komunikator tidak memberikan
kesempatan individu menyelesaikan pertanyaan lalu langsung di jawab
oleh komunikator.
 Kurang menguasai materi.
Ini faktor yang sangat jelas. Begitu kita tidak menguasai materi, begitulah
hambatan komunikasi. Kompetensi profesional salah satu maknanya
adalah menguasai materi secara mendalam bahkan ditambah lagi, meluas.

9
 Kurangnya persiapan.
Bagaimana mungkin proses penambahan materi atau pembelajaran dapat
dilakukan optimal jika tidak menyiapkan perencanaan dengan baik.

2. Hambatan Psikologis:
 Menge.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar
dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita
dengar.

 .Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.


Seringkali kita mengabaikan informasi yang menurut kita tidak sesuai
dengan ide gagasan dan pandangan kita padahal kalau dicermati sangat
berhubungan dengan ide kita, padahal ada kalanya gagasan kita yang
kurang benar.

 Nilai sumber
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada
seorangremaja yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita
cenderung mengabaikannya.

 Mempengaruhi emosi
Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan menerima informasimasi,
apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan
ditanggapinya.

 Kecurigaan.
Kembangkanlah sikap berbaik sangka pada semua orang. Hendaklah
berpikir baik atau positif bahwa bahan ini bisa dipahami oleh remaja.
Komunikator curiga pada komunikan akan membawa suasana
pembelajaran yang tidak kondusif.

10
 Tidak jujur.
Karakter dasar komunikator haruslah ditampilkan selama pembelajaran
komunikasi pada remaja berlangsung dan juga di luar pembelajaran. Kita
harus jujur. Jangan bohong. Jujurlah jika memang tidak tahu

 Tertutup
Jika ada kita yang memiliki sikap tertutup atau tertutup dalam proses
pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam
proses itu Diperlukan kerjasama, realisasi, kehangatan, dan keterlibatan.

 Merusak.
Sikap yang jelas ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi pada
remaja. Cegahlah sedini mungkin oleh kita. Jika sikap destruktif itu
muncul, lakukan segera penanganannya secara bijak atau sesuai prosedur
yang berlaku. Saya Kurang dewasa Kita memang perlu menyadari
sikapnya dalam proses pembelajaran. Bedakan ketika kita berbicara
dengan anak-anak, karena kita berkomunikasi dengan seorang remaja
mampu, tetapi ada hambatan psikologis.

3.semantik
 Persepsi yang berbeda.
 Kata yang berartilain bagi orang yang berbeda.
 terjemahan yang salah.
 Semantik yaitu pesan bermakna ganda.
 Belum berbudaya baca, tulis, dan budaya diam.

F. Prinsip komunikasi pada remaja


1. Cara Membangun Hubungan Yang Harmonis Dengan Remaja
Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi.Dalam berkomunikasi,
orang tua ingin segera membantu menyelesaikan masalah remaja, ada hal-hal
yang orang tua yang sering lakukan, seperti:
a. Cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan,

11
b. Merasa tau lebih banyak dari pada remaja,
c. Cenderung memberi arahan dan nasihat,
d. Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan
yang dialami remaja,
e. Tidak memberikan kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat,
f. Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan
memahaminya,
g. Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang
harus dilakukan terhadap remaja
2. Mengenal Diri Remaja
a. Pahami Perasaan Remaja
Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang
disebabkan karena orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya
yang diajak bicara. Agar komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu
meningkatkan kemampuannya dan mencoba memahami perasaan anak
sebagai lawan bicara.

b. Bagaimana memahami perasaan remaja


Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu
perasaan dan ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami
masalah, agar ia merasa nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan
dengan orang tua. Orang tua akan lebih mengerti apa yang sebenarnya
dirasakan remaja.

3. Membuat Remaja Mau Berbicara Pada Orang Tua Saat Menghadapi Masalah
Dan Membantu Remaja Menyelesaikan Masalah.
a. Pesan kamu dan pesan saya
Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat
perilaku anak terhadap orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak
cenderung tidak membedakan antara anak dan perilakunya sehingga
membuat anak merasa disalahkan, direndahkan dan di sudutkan Pesan
saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua sebagai akibat

12
perilaku anak sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku mempunyai
akibat terhadap orang lain. Melalui pesan saya akan mendorong semangat
anak, mengembangkan keberaniannya, sehingga anak akan merasa
nyaman.

b. Menentukan masalah siapa Ketika menghadapi remaja sebagai lawan


bicara yang bermasalah, kita perlu mengetahui masalah siapa ini. Hal ini
perlu dibiasakan karena :
1) Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan semua
masalah.
2) Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam
memecahkan masalahnya sendiri.
3) Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang lain.
4) Anak perlu belajar mandiri Setelah mengetahui masalah siapa maka
akibatnya yang punya masalah harus bertanggung jawab untuk
menyelesaikannya Bila masalah itu adalah masalah remaja maka tekhnik
yang digunakan adalah mendengar aktif.

13
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi pada dasarnya harus memperhatikan kematangan orang atau
klien yang diajak berbicara berdasarkan tingkatan usia, dalam hal ini yaitu
kesempurnaan indra, kesempurnaan dan kematangan otak , kematangan psikologi
sehingga pada akhirnya kita dapat menyesuaikan gaya bahasa, tekanan suara, dan
jenis bahasa yang kita gunakan.
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan
seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan
orang lain.
Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang
memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertaankan dan meningkatkan
kontrak dengan oran lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari
orang seringkali salah berpikir bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah.
Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks yang melibatkan tingka laku dan
hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi denan orang lain dan dengan
lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara
dinamis yan maknanya dipacu dan ditransmisikan.
Berkomunikasi pada orang dewasa perawat akan lebih mudah menjalin
hubungan saling percaya dengan klien, sehingga akan lebih efektif mencapai
tujuan asuhan keperawatan yang telah diterapkan, memberikan kepuasan
profesional dalam pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan profesi.
Disamping itu, salah satu tujuan komunikasi dewasa adalah membantu pasien
untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan atau pikirannya serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada
hal-hal yang diperlukan. penerapan komunikasi pada dewasa.
B. Saran

14
Demikian makalah yang penulis buat, mohon maaf jika dalam penulisan
makalah ini masih ditemukan kesalahan dan kekurangan, jika ada kritik atau
saran yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada penulis 
  Semoga apa yang kita sampaikan dapat diterima dan bermanfaat, semoga
berguna bagi kehidupan kita sekarang dan di masa yang akan datang. Semoga
kita bisa menjadi lebih tahu cara berkomunikasi dengan remaja dan dewasa
 Akhir kata, berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para
pembaca sekalian serta menambah wawasan pembaca mengenai komunikasi
pada remaja dan dewasa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Selasa 24 November 2009.kounikasi pada klien dewasa.Diakses


pada 16 Maret 2023
Dari http://iveh91.blogspot.com/2009/11/komunikasi-pada-klien-
dewasa.html

pada-klien-dewasa.html diakses pada tanggal 17 Maret 2023 pukul


14.00 WITA Niswah Khoirotun, 2013. Komunikasi pada
Orang Dewasa.
http://khoirotunniswah6.blogspot.com/2013/06/komunikasi-pada-
orang

Radynna Gendux, 2013. Komunikasi Kepada Orang Dewasa.


http://suka-sukagendux.blogspot.com/2013/04/komunikasi-kepada-
orang-dewasa.html diakses pada tanggal 18 Maret 2023.

16

Anda mungkin juga menyukai