Di susun oleh:
Kelompok 4
Anggota:
DEA SALSABILLAH SAFITRI
MHD RILIANDO SANDI P
PUTRI NOVAIDA
RATU FANYSHA
RIFQAH SALSABILLA
SHARA FINAS
TIA NINGSIH
ZOLA PRATAMA
ILMU KEPERAWATAN
SEMESTER 1
STIKES TENGKU MAHARATU
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
"Teknik Komunikasi Teraupetik pada Klien Usia Dewasa" ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
terciptanya makalah yang baik dan benar di kemudian hari. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat memberi manfaat bagi semua pihak
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..
DAFTAR ISI..
BAB I PENDAHULUAN..
1.3 Tujuan.....
1.4 Manfaat..
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA.
BAB I
PENDAHULUAN
Hubungan terapeutik antara perawat klien adalah hubungan kerja sama yang ditandai
dengan tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran, dan pengalaman ketika membina hubungan
intim yang terapeutik (Stuart dan Sunden, 1987: 103), sedangkan Indrawati (2003) mengatakan
bahwa komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan, dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan
komunikasi interpersonal dengan focus adanya saling pengertian antarperawat dengan pasien
Komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan pasien sehingga dapat
dikategorikan dalam komunikasi pribadi antara perawat dan pasien. perawat membantu dan
pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003).
Menurut As Homby (1974), yang dikutip oleh Nurjannah, 1 (2001) bahwa therapeutic
merupakan kata sifat yang dibuat dengan seni dani penyembuhan. Ini menggambarkan bahwa
dalam menjalani proses komunikasi terapeutik, seorang perawat melakukan Kegiatan dari mulai
pengkajian, menentukan masalah keperawatan, menentukan rencana tindakan, melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan yang telah direncanakan sampai pada evaluasi yang
semuanya bisa dicapai dengan maksimal ketika terjadi proses komunikasi yang efektif dan
intensif Hubungan ambil dan berikan antara perawat dan klien menggambarkan hubungan
memberi dan menerima.
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui prinsip dari komunikasi terapeutik pada klien usia dewasa
b) Untuk mengetahui model komunikasi pada klien dewasa.
c) Untuk mengetahui teknik komunikasi pada klien dewasa.
d) Untuk mengetahui strategi pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dewasa.
e) Untuk mengetahui sikap komunikasi pada klien usia dewasa.
f) Untuk mengetahui suasana komunikasi pada orang dewasa.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui prinsip dari komunikasi terapeutik pada klien usia dewasa.
2. Dapat mengetahui model komunikasi pada klien dewasa.
3. Dapat mengetahui teknik komunikasi pada klien dewasa.
4. Untuk mengetahui strategi pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dewasa.
5. Dapat mengetahui sikap komunikasi pada klien usia dewasa.
6. Dapat mengetahui suasana komunikasi pada orang dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Komunikasi adalah sutu pengetahuan yang diinginkan oleh orang dewasa itu sendiri, maka
orang dewasa tidak diajari tetapi dimotivasikan untuk mencari pengetahuan yang lebih muktahir.
2. Komunikasi adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus, manusia punya perasaan
dan pikiran.
3. Komunikasi adalah hasil kerjasama antara manusia yang saling memberi dan menerima, akan
belajar banyak, karena pertukaran pengalaman, saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya
mengenai suatu masalah.
Komunikasi pada dewasa awal mengalami puncaknya pada kematangan fisik. Mental dan
kemampuan social mencapai optimal. Peran dan tanggung jawab serta tuntutan social telah
membentuk orang dewasa. melakukan komunikasi dengan orang lain, baik pada setting
professional ketika mereka bekerja atau pada saat mereka berada di lingkungan keluarga dan
masyarakat umum.
Teknik komunikasi yang dikembangkan pada masa dewasa telah mencapai tahap optimal,
baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Kemampuan untuk mengembangkan komunikasi
(sebagai media transfer informasi). Dalam menguasai pesan yang diterima, individu dewasa
tidak hanya melihat isi pesan. tetapi juga mempersiapkan pesan tersebut dengan lebih baik serta
menciptakan hubungan antar pesan yang di terima dengan konteks atau situasi pesan tersebut
disampaikan. Pesan yang diterima individu dewasa kadang kala dipersepsikan bukan hanya dari
konteks isi pesan, tetapi lebih kompleks lagi disesuaikan dengan situasi dan keadaan yang
menyertai.
Kemampuan untuk menilai respon verbal dan nonverbal yang disampaikan lingkungan
memberi keuntungan karena pesan yang kompleks dapat disampaikan secara sederhana. Namun,
kadang kala kemampuan kompleks untuk menangkap pesan ini menimbulkan kerugian pada
manusia karena kesalahan dalam menerima pesan menjadi lebih besar, akibat pengguna persepsi
dan lingkungan yang lebih kompleks.
2.2 Model Komunikasi Pada Klien Dewasa
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan klien dewasa dapat diterapkan
beberapa model konsep komunikasi sebagai berikut:
Model Shanon & Weaver memperhatikan problem pada penyampaian pesan informasi
berdasarkan tingkat kecermatan. Model ini mengilustrasikan sumber dalam bentuk sandi.
Diasumsikan bahwa sumber informasi menyampaikan sinyal yang sesuai dengan saluran
informasi yang digunakan. Gangguan yang timbul dapat mengganggu kecermatan pesan yang
disampaikan. Model ini dapat diterapkan pada konsep komunikasi antarpribadi. Faktor yang
menguntungkan dari implementasi model ini ialah pesan yang disampaikan dapat diterima
langsung oleh pihak penerima.
Meskipun demikian, pada model ini pun terdapat kelemahan yang berupa hubungan
antara sumber dan penerima pesan tidak kasat mata. Karena itu klien dewasa lebih memilih
komunikasi secara langsung karena penerapan komunikasi melalui perantara dapat mengurangi
kejelasan pesan yang dikomunikasikan.
Model komunikasi Leary menekankan pengaruh hubungan interaksi di antara dua pihak
yang berkomunikasi. Model ini mengamati perilaku klien yang dipengaruhi oleh lingkungan di
sekitarnya. Model komunikasi Leary diterapkan dalam bidang kesehatan berdasarkan
keseimbangan informasi yang terjadi dalam komunikasi antara profesional dan klien. Dalam
pesan komunikasi pada model ini ada dua dimensi yang perlu diperhatikan dalam penerapannya,
yakni dimensi: penentu atau ditentukan, dan suka atau tidak suka.
Apabila model komunikasi ini diterapkan pada klien dewasa hanya dapat dilakukan pada
kondisi darurat untuk menyelamatkan hidup klien karena dalam kondisi darurat klien harus
mentaati pesan yang disampaikan oleh perawat/profesional kesehatan. Tetapi pada klien/pasien
dalam kondisi kronik model komunikasi ini tidak tepat untuk diterapkan karena klien dewasa
mempunyai komitmen berdasarkan sikap dan pengetahuannya yang tidak mudah dipengaruhi
oleh perawat
Model interaksi King menekankan arti proses komunikasi antara perawat dan klien
dengan mengutamakan penerapan system perspektif untuk mengilustrasikan profesionalisme
perawat dalam memberikan bantuan kepada klien. Model ini menekankan arti penting interaksi
berkesinambungan di antara perawat dan klien dalam pengambilan keputusan mengenai kondisi
klien berdasarkan persepsi mereka terhadap situasi.
Interaksi merupakan proses dinamis yang melibatkan hubungan timbal balik antara
persepsi, keputusan, dan tindakan perawat-klien. Umpan balik pada model ini menunjuknya arti
penting hubungan antara perawat dan klien
. Komunikasi berdasarkan model interaksi King lebih sesuai diterapkan pada klien
dewasa karena model ini mempertimbangkan faktor intrinsik-ekstrinsik klien dewasa yang
bertujuan untuk menjalin transaksi. Umpan balik yang terjadi bermanfaat untuk mengetahui hasil
informasi yang disampaikan diterima dengan baik oleh klien. d. Model Komunikasi Kesehatan
Relationship.
Transaksi, dan
Konteks.
Penerapannya Terhadap komunikasi klien Dewasa Model komunikasi ini juga dapat
diterapkan pada klien dewasa, karena professional kesehatan (perawat) memperhatikan
karekterisitik dari klien yang akan mempengaruhi interaksinya dengan orang lain.
Klien dewasa yang menjalani perawatan di rumah sakit dapat merasa tidak berdaya, dan
tidak aman ketika berada dihadapan pribadi-pribadi yang mengatur sikap dan perilakunya. Status
kemandirian mereka berubah menjadi bergantung pada aturan dan ketetapan pihak lain. Hal ini
dapat menjadi suasanya yang dirasanya sebagai ancaman.
Akumulasi perasaan ini dapat terungkap dalam bentuk sikap emosional dan agresif. Dengan
dilakukan komunikasi yang sesuai dengan konteks pasien sebagai orang dewasa oleh para
professional,pasien dewasa akan mampu bergerak lebih jauh dari imobilitas bio psikososialnya
untuk mencapai penerimaan terhadap maslahnya.
a) Orang dewasa memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan yang menetap dalam
dirinya yang sukar untuk dirubah dalam waktu singkat sehingga perlu model komunikasi
yang tepat agar tujuan dapat tercapai.
b) Model konsep komunikasi yang sesuai untuk klien dewasa adalah model interaksi king
dan model komunikasi kesehatan yang menekankan hubungan relationship yang saling
member dan menerima serta adanya feedback untuk mengevaluasi apakah imformasi
yang disampaikan sesuai dengan yang ingin dicapai.
2.5 Sikap Komunikasi Pada Klien Usia Dewasa
Berdasarkan perkembangan komunikasi pada orang dewasa dan permasalahan yang
terjadi, agar tercapai komunikasi yang efektif, terutama dalam melaksanakan pelayanan
keperawatan, perlu ditunjukkan dan diterapkan sikap- sikap terapeutik. Dalam berkomunikasi
dengan dewasa, diperlukan pengetahuan tentang sikap-sikap yang khas. Berikut sikap-sikap
psikologis spesifik pada orang dewasa terhadap komunikasinya.
Sikap perawat:
Menggunakan motivasi untuk mencari pengetahuan sendiri sesuai yang diinginkan. Tidak
perlu mengajari, tetapi cukup memberikan motivasi untuk menggantikan perilaku yang kurang
tepat.
b. Berkomunikasi pada orang dewasa lansia harus melibatkan perasaan dan pikiran.
Sikap perawat:
Gunakan perasaan dan pikiran orang dewasa lansia sebagai kekuatan untuk merubah
perilakunya.
c. Komunikasi adalah hasil kerja sama antara manusia yang saling member pengalaman serta
saling mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu masalah.
Sikap perawat:
Orang dewasa akan mampu berkomunikasi dengan baik apabila pendapat pribadinya
dihormati, ia lebih senang kalau ia boleh turut berpikir dan mengemukakan pikirannya.
Segala pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, dan sistem nilai yang dianut perlu dihargai.
Meremehkan dan menyampingkan harga diri mereka akan dapat menjadi kendala dalam
jalannya komunikasi.
Saling memercayai bahwa apa yang disampaikan itu benar adanya akan dapat membawa
hasil yang diharapkan. Jangan melakukan penyangkalan pada apa yang dikomunikasikan
oleh orang dewasa, karena mereka akan tidak percaya dengan Anda dan mengakibatkan
tujuan komunikasi tidak tercapai
Keterbukaan dalam komunikasi sangat diperlukan, baik bagi orang dewasa. Maksud
terbuka adalah terbuka untuk mengungkapkan diri dan terbuka untuk mendengarkan
orang lain. Hanya dalam suasana keterbukaan segala alternative dapat tergali.
Komunikasi verbal dan nonverbal adalah bentuk komunikasi yang harus saling
mendukung satu sama lain. Seperti halnya komunikasi pada anak-anak, perilaku nonverbal sama
pentingnya pada orang dewasa. Ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan nada suara memberi tanda
tentang status emosional dari orang dewasa. Orang dewasa yang sakit dan dirawat di rumah sakit
bisa merasa tidak berdaya. tidak aman, dan tidak mampu ketika dikelilingi oleh tokoh-tokoh
yang berwenang.
Status kemandirian mereka telah berubah menjadi status ketika orang lain yang
memutuskan kapan mereka makan dan kapan mereka tidur. Ini merupakan pengalaman yang
mengancam dirinya ketika orang dewasa tidak berdaya dan cemas dan ini dapat terungkap dalam
bentuk kemarahan dan agresi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prinsip komunikasi pada klien dewasa adalah saling menghormati, saling percaya, dan
saling terbuka. Model komunikasi yang dapat diterapkan pada klien dewasa adalah model
Shanon dan Weaver, model komunikais Leary, model interaksi king, dan model komunikais
kesehatan.
Komunikasi pada dewasa adalah sulit dan perlu pendekatan khusus. Pengetahuan yang
dianggapnya benar tidak mudah digantikan dengan pengetahuan baru. Kepada orang dewasa,
tidak dapat diajarkan sesuatu yang baru.
Sikap komunikasi pada orang dewasa. Dalam berkomunikasi dengan lansia, diperlukan
pengetahuan tentang sikap sikap yang khas. Sikap-sikap psikologis spesifik pada orang dewasa
dalam komunikasi, yaitu menggunakan motivasi, tidak perlu mengajari, gunakan perasaan dan
pikiran orang dewasa lansia, bekerja sama untuk menyelesaikan masalah, serta memberikan
kesempatan pada lansia untuk mengungkapkan pengalaman dan memberi tanggapan sendiri
terhadap pengalaman tersebut.
Suasana komunikasi pada orang dewasa dan lansia, Seperti halnya remaja, orang dewasa
dan lansia memerlukan suasana saling menghormati, saling menghargai, saling percaya, dan
saling terbuka.
Teknik komunikasi pada orang dewasa, Penyampaian pesan langsung tanpa perantara,
saling memengaruhi dan dipengaruhi, komunikasi secara timbal balik secara langsung, serta
dilakukan secara berkesinambungan, tidak statis, dan selalu dinamis
3.2 Saran
Dalam berkomunikasi dengan klien yang berusia dewasa tenaga kesehatan seperti
perawat harus benar-benar mengetahui dan paham mengenai teknik teknik. prinsip, dan sikap
untuk berkomunikasi dengan orang dewasa. Dikarenakan klien yang berusia dewasa berbeda
dengan klien yang berusia remaja atau lansia. Terkadang klien yang berumur dewasa lebih dapat
mengomentari tindakan yang dilakukan oleh perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Sartika, Rika., Maisa. E.A., Freska. Windy. (2018). Buku Ajar Keperawatan Dasar 2
Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan Padang Andalas University Press.
Anjaswarni, Tri. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Komunikasi Dalam
Keperawatan. Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.