Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN BENCANA

PENANGGULANGAN BENCANA LETUSAN


GUNUNG BERAPI
KELOMPOK 2
PSK 7C
2020
Manajemen Penanggulan Bencana
Gunung Berapi
Pra bencana

Mitigasi Kesiapsiangaan Early warning (peringatan dini)


Membuat peta wilayah rawan bencana, Kegiatan kesiapsiagaan yang dilakukan Gunung berapi dinyatakan dalam
dan meningkatkan kesadaran adalah menyediakan pos pengungsian, keadaan siaga atau waspada oleh
masyarakat yang tinggal di wilayah melakukan simulasi untuk seluruh BMKG yang diketahui dari alat
rawan, contohnya melalui sosialiasasi elemen masyarakat pada jalur evakuasi pendeteksi yang dapat mengukur
atau penyuluhan mengenai bagaimana ketika terjadi bencana, melibatkan pergerakkan tanah dan mendeteksi
tindakan yang harus dihadapi ketika masyarakat dalam evakuasi. Selain itu pengembangan atau penyusutan/
gunung dikatakan siaga ataupun memantau perkembangan status pengempisan dari tubuh gunung
waspada. gunung berapi. tersebut.

Tindakan yang dilakukan individu atau masyarakat pada fase pra bencana:

1. Mengikuti sosialisasi tentang peristiwa letusan gunung berapi


2. Pahami status gunung api
3. Pantau informasi mengenai aktivitas gunung api melalu radio, media sosial, atau informasi dari pihak berwenang setempat.
4. Persiapkan barang-barang yang dibutuhkan jika evakuasi diperlukan. Ingat, bawa barang yang berharga dan mudah dibawa
saja, seperti ijazah, surat tanah, perhiasan, atau uang tunai.
5. Persiapkan makanan praktis yang bisa dikonsumsi selama di tempat evakuasi.
Saat Bencana Pasca Bencana

Harus dilakukan tindakan operasional Rehabilitasi


berupa pemberian peringatan dini, Dalam melakukan rehabilitasi dapat
Rekonstruksi
meningkatkan komunikasi dan prosedur dilakukan dalam berbagai kegiatan yang
Rekontruksi dapat dilakukan melalui
pemberian informasi, menyusun rencana telah di rencanakan pada tahap pasca
kegiatan pembangunan di area yang
tanggap darurat yang berupa penerapan bencana meliputi perbaikan dan
terkena dampak bencana, meliputi
dari tindakan rencana keadaan darurat dan pembersihan lingkungan yang terkena
pembangunan kembali prasarana dan
sesegera mungkin mendefinisikan dampak letusan gunung, perbaikan
sarana, sarana sosial masyarakat, dan juga
perkiraan akhir dari fase kritis. Saat terjadi prasarana dan sarana umum yang rusak,
menjadi salah satu upaya untuk
bencana gunung meletus pemerintah menyediakankan pelayanan kesehatan
meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, dan
memberikan bantuan logistik yang berupa yang sesuai, dan mengajukan usulan
budaya di masyarakat sebagai pelayanan
sandang, pangan, tenda darurat atau pos pembiayaan program pembangunan
utama dalam masyarakat.
pengungsian, kesehatan dan sebagainya fasilitas penanggulangan bencana letusan
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat gunung berapi.

Tindakan yang dilakukan individu atau masyarakat pada


Tindakan yang dilakukan individu atau masyarakat pada fase pasca
fase saat bencana:
bencana:
1. Masyarakat melakukan evakuasi ke tempat yang
1. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
aman/pengungsian.
2. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu vulkanik sebab
2. Lindungi diri dari abu letusan, awan panas.
bisa merusak mesin kendaraan seperti rem, persneling, hingga pengapian.
3. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti:
3. Bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik, karena beratnya bisa
baju lengan panjang, celana panjang, topi dan lainnya.
merobohkan dan merusak atap bangunan.
4. Gunakan masker/kain untuk menutupi mulut dan hidung.
4. Jika memungkinkan, bantulah orang disabilitas, wanita hamil, anak-anak,
5. Jika awan panas turun, usahakan menutup wajah dengan
atau mereka yang membutuhkan bantuan.
kedua belah tangan.
Peran Perawat dalam Manajemen Penanggulan Bencana
Gunung Berapi di Tatanan Pelayanan Rumah Sakit

• Mengelola pelayanan gawat darurat, mengelola fasilitas,


Sebagai peralatan, dan obat-obatan live saving, mengelola administrasi
Manager dan keuangan ugd, melaksanakan pengendalian mutu pelayanan
gadar, melakukan koordinasi dengan unit RS lain.

Sebagai • Mengelola tenaga medis, tenaga keperawatan dan tenaga non


leadership medis dan membagi jadwal dinas.

Sebagai care • Perawat harus melakukan pelayanan siaga bencana dan


giver memilah masalah fisik dan psikologis yang terjadi pada pasien.
Peran Perawat dalam Manajemen Penanggulan Bencana
Gunung Berapi di Tatanan Pelayanan Puskesmas

Peran perawat di puskesmas saat terjadi bencana adalah melakukan perawatan pasien
ringan, pemberian obat ringan, merujuk pasien.

PRA BENCANA
1. Perawat mengikuti
SAAT BENCANA PASCA BENCANA
pendidikan dan pelatihan 1. Bertindak cepat Tim kesehatan bersama
2. Perawat ikut terlibat dalam 2. Do not promise masyarakat dan profesi lain
berbagai dinas pemerintahan 3. Berkonsentrasi penuh yang terkait bekerja sama
dan organisasi. pada apa yang dilakukan dengan unsur lintas sektor
3. Perawat terlibat dalam 4. Bersama-sama pihak menangani masalah
program promosi kesehatan yang terkait dapat kesehatan masyarakat pasca
untuk meningkatkan mendiskusikan dan gawat darurat serta
kesiapan masyarakat mempercepat fase pemulihan
merancang master plan
4. Memberikan penyuluhan
of revitalizing menuju keadaan sehat dan
dan simulasi persiapan
menghadapi bencana kepada aman.
masyarakat.
Peran Perawat dalam Manajemen Penanggulan
Bencana Gunung Berapi di Tatanan Pelayanan Klinik
Berjalan
Peran care giver: Peran perawat di klinik berjalan (mobile clinic) adalah melakukan: triage, penanganan trauma,
perawatan emergency, perawatan akut, pertolongan pertama, kontrol infeksi, pemberian supportive, palliative.

PRA BENCANA SAAT BENCANA PASCA BENCANA


1. Perawat mengikuti pelatihan 1. Pertolongan pertama 1. Perawatan holistic untuk
dan pendidikan yang 2. Memindahkan korban sesegera mengurangi resiko kecacatan
berhubungan dengan mungkin/evakuasi korban. 2. Monitor kelompok rentan untuk
penanggulangan ancaman 3. Memberikan perawatan yang mencegah resiko komplikasi
bencana. holistic. 3. Memberikan rujukan ke
2. Perawat ikut terlibat dalam 4. Identifikasi individu yang penyedia layanan kesehatan
berbagai dinas pemerintah dan masuk dalam kelompok rentan. yang sesuai untuk para korban
organisasi. 5. Monitor tanda tanda gangguan 4. Memberikan input untuk
mental para korban. perencanaan dan penyusunan
aktifitas pelayanan kesehatan
setelah bencana
Peran Perawat dalam Manajemen Penanggulan Bencana
Gunung Berapi di Tatanan Pelayanan Pusat Evakuasi

PRA BENCANA SAAT BENCANA PASCA BENCANA


Edukator: memberikan edukasi 1. Koordinator, berwenang untuk: mengkoordinir sumber 1. Pada fase pemulihan perawat
kepada masyarakat terkait upaya daya baik tenaga kesehatan, peralatan evakuasi dan berperan untuk mengembalikan
penyelamatan diri pada saat terjadi bahan logistik, mengkoordinir daerah yang menjadi fungsi pelayanan kesehatan.
bencana, pengurangan risiko, tempat evakuasi. 2. Identifikasi dan advokasi
pencegahan penyakit dan promosi 2. Care giver: Perawat melakukan pengkajian kebutuhan kebutuhan korban bencana.
kesehatan. komunitas, melakukan perawatan terhadap orang-orang 3. Pemulihan psikososial
yang terluka pada saat mengungsi atau dievakuasi, serta masyarakat.
dilakukan tindakan-tindakan terhadap munculnya 4. Bantuan bimbingan konseling
permasalahan kesehatan selama dalam pengungsian, untuk kondisi psikis pasca
memberikan perawatan fisik dan mental bagi korban. bencana.
3. Sebagai pelaksana evakuasi: perawat harus melakukan 5. Penanganan kondisi trauma pada
transportasi pasien, stabilisasi pasien, merujuk pasien anak-anak dengan terapi bermain.
dan membantu penyediaan air bersih dan sanitasi di
daerah bencana.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan memiliki 130 gunung api aktif yang terbagi dalam Tipe A,
Tipe B, dan Tipe C, serta setiap gunung berapi memiliki karakteristik tersediri. Bahaya letusan gunung api
memiliki dampak merusak dan mematikan.
Untuk menanggulangi dampak dari letusan gunung api diperlukan suatu manajemen penanggulangan
bencana yang meliputi fase pra bencana (mitigasi, kesiapsiagaan, dan peringatan dini), saat bencana, dan pasca
bencana (rekonstruksi dan rehabilitasi). Dalam usaha dalam penanggulangan bencana ini diperlukan peran
serta dari masyarakat dan semua pihak, termasuk tenaga kesehatan dan perawat. Perawat turut andil dalam
manajemen penanggulangan bencana gunung berapi baik di tatanan rumah sakit, puskesmas, klinik berjalan,
dan pusat evakuasi sesuai dengan perannya.
Peran perawat dalam manajemen penanggulanga bencana gunung meletus yaitu sebagai educator, care
giver, manager, leadership, coordinator dan sebagai pelaksana evakuasi.
Saran
Perlunya kerja sama multi sektoral dan multi profesi dalam manajemen
penanggulangan bencana gunung berapi. Peran perawat tidak hanya terbatas
pada tatanan rumah sakit saja, namun berperan penting dalam mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang terdampak bencana baik di klinik berjalan
maupun pusat evakuasi.
Referensi

Anam, A.G., Winarni, S., Winda, A. (2018). Upaya Perawat Dalam Fase Mitigasi Bencana Gunung Kelud
Berdasarkan ICN Framework. Jurnal Keperawatan Terapan, 4(2), 84-92
BNPB RI. (2017). Buku Pedoman Latihan Kesiapsiagaan Bencana: Membangun Kesadaran,
Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Dalam Menghadapi Bencana. Jakarta: BNPB
BPBD Kota Tanggerang Selatan. (2018), dalam https://bpbd.tangerangselatankota.go.id/siaga-bencana-
letusan-gunung-api/
Nazwar Hamdani Rahil, T. A. (2019). Pengetahuan Dan Kesiapsiagaan Civitas Akademika Dalam Menghadapi
Bencana Gunung Meletus Di Kampus II Universitas Respati Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional
Universitas Respati Yogyakarta, 1–7.
Pahleviannur, M. R. (2019). Edukasi Sadar Bencana Melalui Sosialisasi Kebencanaan Sebagai Upaya
Peningkatan Pengetahuan Siswa Terhadap Mitigasi Bencana. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 29(1), 49–55.
Saputra, D.P, Alfaritdzi R.M, Kriswibowo, A. (2020), Model Manajemen Bencana Gunung Meletus di Gunung
Kelud, Public Administration Journal of Research, 2(2), 109-126
Tyas, M.D.C. (2016). Keperawatan Kegawatdaruratan dan Manajemen Bencana. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Undang-Undang RI No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, dalam
https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2007/24TAHUN2007UU.html

Anda mungkin juga menyukai