OLEH:
KELOMPOK 5
ANDI IRAWAN
ASTI WINDA WATI
HANNA KRISTIN PICAULI ESA
HAMDAN
SUCI DESRIANTI
TITI MARDIANTI SAFITRI
MEGAWATI
` Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses
penyembuhan klien. Dalam pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi
terapeutik adalah proses yang digunakan oleh perawat memakai pendekatan
yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan pada
klien. Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam
hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih
bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan
proses keperawatan. Pengalaman ilmu untuk menolong sesama memerlukan
kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang besar (Abdalati, 1989).
Pada saat anak beranjak remaja, kadang kala orang tua menemukan
kesulitan untuk melakukan komunikasi secara dua arah dengan anak. Masa-
masa remaja untuk setiap anak terkadang mejadi periode yang sulit dan ini
dikarenakan anak remaja mulai mengalami beberapa hal dalam hidupnya
seperti mengembangkan identitas mereka sendiri secara individu. Adanya
perubahan biologis dan fisiologis , menghadapi tekanan dari teman sebayanya
mengalami ketertarikan pada lawan jenis, dll. Sementara orang tua juga mulai
merasakan besarnya kekhawatiran pada anak remaja mereka, baik terhadap
pergaulannya maupun perkembangan kepribadiannya. Jadi, bagaimanakah
cara terbaik untuk mengatasinya?
Disaat ini, salah satu cara terbaik adalah orang tua. Orang tua
berkomunikasi dengan anak remaja. Komunikasi yang efektif dengan anak-
anak sangat penting dilakukan karena akan membuat hubungan antara orang
tua dan anak tetap terjalin dengan baik meski pun saat ini sering terjadi
pertengkaran antara orang tua dengan anak ataupun komunikasi yang tidak
nyambung. Sebagai orang tua ada beberapa cara yang lebih baik yang dapat
dilakukan dari informasi mengenai remaja yang sedang bermasalah dengan
komunikasi.
1
B. Rumusan masalah
Apa itu komunikasi terapeutik pada remaja?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menjelaskan tentang komunikasi terapeutik pada remaja.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian masa remaja.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kmunikasi terapeutik pada
remaja.
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang faktor yang
mempengaruhi komunikasi pada remaja
d. prinsip komunikasi pada remaja.
e. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tekhnik komunikasi pada
remaja
f. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tahapan komunikasi pada
remaja.
g. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang hambatan komunikasi
pada remaja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berkomunikasi dengan anak remaja, metode berkomunikasi dengan
anak remaja. Peran orang tua dalam membantu proses komunikasi
dengn remaja sehingga bisa di dapatkan informasi yang benar dan akurat.
1. Pada remaja, pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa
2. Bila stres, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang
dewasa Diluar keluarga dan terbuka terhadap perawat.
3. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya
4. Beri support penuh perhatian
5. Jangan melakukan intrupsi
6. Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran
7. Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi)
4
D. Prinsip Komunikasi pada Remaja
1. Cara Membangun Hubungan Yang Harmonis Dengan Remaja
Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi.Dalam
berkomunikasi, orang tua ingin segera membantu menyelesaikan
masalahremaja, ada hal-hal yang orang tua yang sering lakukan, seperti :
a. Cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan,
b. Merasa tau lebih banyak dari pada remaja,
c. Cenderung memberi arahan dan nasihat,
d. Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan
yang dialami remaja,
e. Tidak memberikan kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat,
f. Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan
memahaminya,
Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus
dilakukan terhadap remaja.
Oleh sebab itu orang tua harus mau belajar dan berubah dalam cara
berbicara dan caramendengar
5
tua perlu meningkatkan kemampuannya dan mencoba memahami
perasaan anak sebagai lawan bicara.
b. Bagaimana memahami perasaan remaja
Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu
perasaan dan ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami
masalah, agar ia merasa nyaman dan mau melanjutkan pembicaraan
dengan orang tua. Orang tua akan lebih mengerti apa yang sebenarnya
dirasakan remaja.
6
4) Anak perlu belajar mandiri
Setelah mengetahui masalah siapa maka akibatnya siapa
yang punya masalah harus bertanggung jawab untuk
menyelesaikannya.Bila masalah itu adalah masalah remaja maka
tekhnik yang digunakan adalah mendengar aktif.
E. Teknik Komunikasi pada Remaja
Komunikasi dengan remaja merupakan sesuatu yang penting dalam
menjaga hubungan dengan remaja, melalui komunikasi ini pula perawat dapat
memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri remaja yang
selanjutnya dapat diambil dalam menentukan masalah keperawatan. Beberapa
cara yang digunakandalam berkomunikasi dengan remaja, antara lain :
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh remaja dalam
menumbuhkan kepercayaan diri remaja, dengan menghindari secara
langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang tua secara langsung
yang sedangberada disamping anak. Selain itu dapat digunakan dengan
cara memberikan komentar tentang sesuatu.
2. Bercerita
Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak remaja
dapat mudah diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita,
tetapi cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan, yang akan diekspresikan melalui tulisan.
3. Memfasilitas
Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini
ekspresi anak atau respon anak remaja terhadap pesan dapat diterima,
dalam memfasilitasi kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan
tidak boleh dominan , tetapi anak harus diberikan respons terhadap pesan
yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan
jangan mereflisikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan yang jelek
pada anak remaja tersebut.
4. Meminta untuk menyebutkan keinginan
7
Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan
meminta anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai
keluhan yang dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukan
persaan dan pikiran anak pada saat itu.
5. Pilihan pro dan kontra
Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam
menentukkan atau mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan
mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan
negatif yang sesuai dengan pendapat anak remaja.
6. Penggunaan skala
Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam
mengungkapkan perasaan sakit pada anak seperti pengguaan perasaan
nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk
mengekspresikan perasaan sakitnya.
7. Menulis
Melalui cara ini remaja akan dapat mengekspresikan dirinya baik
pada keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan
pada remaja yang jengkel, marah dan diam.
8
3. Tahap Kerja
a) Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan
memberitahu tentang hal yang kurang dimengerti dalam komunikasi.
b) Menanyakan keluhan utama.
c) Saat berkomunikasi dengan klien remaja, usahakan berdiskusi atau
curah pendapat seperti teman sebaya.
d) Hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu.
e) Jaga kerahasiaan dalam komunikasi ( masa transisi dalam bersikap
dewasa ).
4. Tahap Terminasi
a) Menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil,
b) memberikan reinforcement positif, tindak lanjut,kontrak, dan
c) mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.
Kesalahan dalam menafsirkan pesan bisa disebabkan karena tiga hal yaitu:
1. Hambatan Fisik :
a. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten.
Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan
bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi
dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
b. Gangguan. Noises
Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita
berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
9
c. Gangguan fisik (gagap, tuli, buta).
Adanya gangguan fisik seperti gagap, tunawicara, tunanetra, dan
sebagainya yang dialami oleh seorang Remaja. Terimalah mereka apa
adanya. Mereka pasti memiliki potensi unggul lain yang perlu
digali.Sebagai perawat, kita harus siap menerima kenyataan tersebut
seraya mencari cara agar tidak terjadi hambatan komunikasi dengan
remaja tersebut, misalnya dengan cara belajar bahasa yang mereka
dapat pahami.
d. Teknik bertanya yang buruk.
Ternyata kita yang tidak memiliki kemampuan bertanya, tidak akan
sanggup menggali pemahaman orang lain, tidak sanggup mengetahui
apa yang dirasakan orang lain. Oleh karena itu, kembangkan selalu
teknik bertanya kepada orang lain. Bahwa setiap individu memiliki
modalitas belajar yang berbeda-beda.
e. Teknik menjawab yang buruk.
Kesulitan seseorang memahami materi yang disampaikan karena
komunikator tidak mampu menjawab dengan baik.Pertanyaan
bukannya dijawab, melainkan dibiarkan.Pertanyaan justru dijawab
tidak tepat.Salah satu teknik menjawab yang buruk adalah
komunikator tidak memberikan kesempatan individu menyelesaikan
pertanyaan lalu langsung di jawab oleh komunikator.
f. Kurang menguasai materi.
Ini faktor yang sangat jelas.Begitu kita tidak menguasai materi, itulah
hambatan komunikasi.Kompetensi profesional salah satu maknanya
adalah menguasai materi secara mendalam bahkan ditambahkan lagi,
meluas.
g. Kurang persiapan.
Bagaimana mungkin proses penyampaian materi atau pembelajaran
dapat optimal jika tidak menyiapkan perencanaan dengan baik
10
2. Hambatan Psikologis:
a. Mendengar.
Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau
informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita
dengar dan tanggapi.Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang
ingin kita dengar.
b. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita
ketahui.
Seringkali kita mengabaikan informasi yang menurut kita tidak sesuai
dengan ide, gagasan dan pandangan kita padahal kalau dicermati
sangat berhubungan dengan ide kita, padahal ada kalanya gagasan kita
yang kurang benar.
c. Menilai sumber.
Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi.Jika ada
seorang remaja yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita
cenderung mengabaikannya.
d. Pengaruh emosi.
Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk menerima
informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan
diterima dan ditanggapinya.
e. Kecurigaan.
Kembangkanlah sikap berbaik sangka pada semua orang.Hendaklah
berpikir baik atau positif bahwa materi ini bisa dipahami oleh remaja.
Komunikator curiga pada komunikan akan membawa suasana
pembelajaran tidak kondusif.
f. Tidak jujur.
Karakter dasar komunikator mestilah ditampilkan selama
pembelajaran komunikasi pada remaja berlangsung dan juga di luar
pembelajaran.Kita harus jujur.Jangan bohong. Jujurlah jika memang
tidak tahu
g. Tertutup.
11
Jika ada kita yang memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses
pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator. Sebab dalam
proses itu diperlukan kerjasama, keterbukaan, kehangatan, dan
keterlibatan.
h. Destruktif.
Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi pada
remaja. Cegahlah sedini mungkin oleh kita.Jika sikap destruktif itu
muncul, lakukan segera penanganannya secara bijak atau sesuai
prosedur yang berlaku.
i. Kurang dewasa.
Kita memang perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran.
Bedakan ketika kita berbicara dengan anak-anak, karena kita
berkomunikasi dengan seorang remaja.mampu, tetapi ada hambatan
psikologi.
3. Semantik :
a. Persepsi yang berbeda.
b. Kata yang berartilain bagi orang yang berbeda.
c. Terjemahan yang salah.
d. Semantik yaitu pesan bermakna ganda.
e. Belum berbudaya baca, tulis, dan budaya diam.
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pada anak dan remaja dalam berkomunikasinya sedang membentuk jati
dirinya, dia akan lebih diam dengan orang yang dianggapnya tidak sama
dengan dia. Masa remaja merupakan masa-masa panjang yang dialami
seorang anak. Saat remaja mereka mulai mengalami berbagai perubahan,
baik fisik maupun non fisik dalam kehidupan mereka.
B. Saran
Dengan mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu
berkomunikasi terapeutik secara efektif pada anak remaja pada saat praktik
dilapangan nanti.
13
DAFTAR PUSTAKA
Damaiyanti, Mukhripah. 2010. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik
Keperawatan. Bandung: PT Refika Aditama.
Wong, Dona L. 2008. Buku Ajar KeperawatanPediatrik Vol I Wong. EGC:
Jakarta.
14