Anda di halaman 1dari 18

PENERAPAN DAYA KASIH KRISTUS DALAM MELAKUKAN

PELAYANAN KEPERAWATAN ANAK

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 3


Nama – nama kelompok :
1. Amsarah Munthe (032017016)
2. Selvi Yanti Gowasa (032017017)
3. Dinar Rumahorbo (032017024)
4. Asrianti Lase (0320171032)
5. Nurtalenta Lafau (032017042)

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABET
MEDAN
T.A 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNya sehingga kami dari kelompok 3A dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “ DKK, Pendekatan Teori Model Keperawatan Pada Anak, Anticipatory Guidance,
Konsep Family Center Care, Healt Promotion Infant – Remaja ”.
Harapan kami semogamakalah yang kami buat ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Sehingga untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kami juga sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan serta
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman. Oleh karenaitu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 12 Maret 2019

KELOMPOK 3A
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... I

Daftar Isi ................................................................................................................... II

BAB 1 Pendahuluan ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................................... 2
BAB 2 Pembahasan .................................................................................................. 3

2.1 Daya Kasih Kristus ................................................................................ 3

2.2 Pendekatan Teori Model Keperawatan Pada Anak ............................. 3


2.3 Anticipatory Guidance ........................................................................ 4
2.4 Konsep Family Center Care ................................................................ 9
2.4.1 Pengertian .................................................................................. 9
2.4.2 Manfaat Penerapan Konsep Family Center Care ........................ 9
2.4.3 Elemen – Elemen Family Center Care ........................................ 10
2.4.4 Prinsip – Prinsip Family Center Care .......................................... 11
2.5 Healt Promotion Infant – Remaja ........................................................ 12
BAB 3 Penuntup .................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 15
Daftar Pustaka ........................................................................................................ 16
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Soetjiningsih, 1995; dan Departemen Kesehatan 2001 dalam Saleh (2011)
megemukakan bahwa kualitas tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor genetik
yang merupakan potensi dasarnya dan faktor lingkungan yang diterimanya. Faktor
lingkungan inilah yang menentukan apakah potensi yang sudah ada akan berkembang
secara optimal. Faktor lingkungan dapat dimulai sejak dalam kandungan, pada saat
persalinan dan setelah lahir. Orang tua terutama ibu merupakan lingkungan terdekat
yang dapat berperan terhadap tumbuh kembang anak, untuk mengoptimalkan potensi
bawaan, seorang anak membutuhkan pengasuhan (asuh), kasih sayang (asah) dan
stimulasi (asih) secara optimal.
Orang tua memegang peranan utama dan pertama bagi pendidikan anak.
Mengasuh, membesarkan dan mendidik anak merupakan tugas mulia yang tidak lepas
dari berbagai halangan dan tantangan ( Hasanudin & Fitriah 2011).
Pengasuhan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dasar anak dalam rangka
'membesarkan' mereka, sangat besar perannya terhadap tumbuh kembang anak. Upaya
ini meliputi upaya pemenuhan kebutuhan biomedis, kasih sayang, dan stimulasi, di
lain pihak, lingkungan merupakan faktor penentu proses tumbuh-kembang anak dan
corak asuhnya. Secara garis besar lingkungan terdiri dari, faktor ibu sebagai tokoh
utama ekosistem mikro, faktor sosial ekonomi, dan faktor pemukiman ( Hasanudin &
Fitriah 2011).
Orang tua seringkali keliru dalam memperlakukan anak karena ketidaktahuan
mereka akan cara membimbing dan mengasuh yang benar. Apabila hal ini terus
berlanjut, maka pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terhambat ( Hasanudin &
Fitriah 2011).
Pakar emotional intelligence dari Radani Edutainment, Hanny Muchtar Darta
dalam Hasanudin & Fitriah (2011) mengatakan bahwa pengaruh pola asuh orang tua
mempunyai dampak besar pada kehidupan anak di kemudian hari. Biasanya terjadi
ketika anak di bawah lima atau enam tahun dan di bawah 11 tahun. Semua orang tua
mempunyai tujuan yang sangat baik untuk anaknya, namun, kebanyakan orang tua
tidak memahami dampak jangka panjang akibat dari pola asuh yang tidak tepat.
Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan profesional merupakan anggota
dari tim pemberi asuhan keperawatan anak dan orang tuanya. Perawat dapat berperan
dalam berbagai aspek dalam memberikan pelayanan kesehatan dan bekerjasama
dengan anggota tim lain, dengan keluarga terutama dalam membantu memecahkan
masalah yang berkaitan dengan perawatan anak.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah yang dimaksud dengan Daya Kasih Kristus ?
1.2.2 Bagaimanakah pendekatan teori model keperawatan pada anak?
1.2.3 Bagaimanakah yang dimaksud dengan Anticipatory Guidance ?
1.2.4 Bagaimanakah konsep Family Center Care ?
1.2.5 Bagaimanakah yang dimaksud dengan Health Promotion pada Infant – Remaja
?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui yang dimaksud dengan Daya Kasih Kristus.
1.3.2 Mengetahui pendekatan teori model keperawatanpada anak.
1.3.3 Mengetahui yang dimaksud dengan Anticipatory Guidance.
1.3.4 Mengetahui konsep Family Center Care.
1.3.5 Mengetahui yang dimaksud dengan Health Promotion pada Infant – Remaja.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Daya Kasih Kristus


Daya kasih kristus merupakan sikap seseorang yang memliki kasih
yang tulus dalam pelayanan. Kasih adalah perasaan yang dimiliki oleh setiap manusia,
perasaan ini akan timbul apabila manusia tersebut mempunyai rasa memiliki dan
menyayangi.
Makna kasih yang sesungguhnya itu bagaimana kita memberi yang
terbaik buat orang lain, baik itu membahagiakan, tidak merebut kebahagiaan orang
lain dan membuka pintu hati untuk sebuah kasih. Kasih adalah suatu perasaan, tetapi
kasih ini beda dengan CINTA, kasih lebih bersifat rasa kepedulian seorang insan
tanpa ingin meminta imbalan atas apa yang telah dilakukan untuk yang dikasihinya.
Oleh sebab itu dalam pelayanan keperawatan daya kasih kristus
sangatlah perlu. Selain itu juga dengan kita menggunakan daya kasih kristus dapat
membantu proses dari kesembuhan pasien yang kita rawat.

2.2 Pendekatan Teori Model Keperawatan Pada Anak


Teori keperawatan Maternal Role Attainment (MRA) yang dapat
digunakan sebagai kerangka konseptual. Teori keperawatan MRA merupakan salah
satu dari teori middle range yang dikembangkan oleh Ramona T. Mercer, yang
berfokus pada ibu dalam mengembangkan perannya sebagai seorang ibu agar lebih
percaya diri dalam melakukan perawatan anak-anaknya, melalui upaya pemberian
pendidikan kesehatan oleh perawat (Mercer, 2006).
Maternal Role Attainment adalah proses yang mengikuti 4 (empat)
tahap penguasaan peran, yang mana tahapan-tahapan tersebut telah diadaptasi dari
penelitian Thorthon dan Nardi yaitu :
1. Antisipatory
Tahapan antisipatori dimulai selama kehamilan mencakup data sosial, psikologi,
penyesuaian selama hamil, harapan ibu terhadap peran, belajar untuk berperan,
hubungan dengan janin dalam uterus dan mulai memainkan peran.
2. Formal
Tahapan ini dimuai dari kelahiran bayi yang mencakup proses pembelajaran dan
pengambilan peran menjadi ibu. Peran perilaku menjadi petunjuk formal, harapan
konsesual yang lain dalam sistem sosial ibu
3. Informal
Tahap dimulainya perkembangan ibu dengan jalan atau cara khusus yang
berhubungan dengan peran yang tidak terbawa dari sistem sosial. Wanita
membuat peran barunya dalam keberadaan kehidupannya yang
berdasarkan pengalaman masa lalu dan tujuan ke depan
4. Personal
Personal atau identitas peran yang terjadi adalah internalisasi wanita terhadap
perannya. Perngalaman wanita yang dirasakan harmonis, percaya diri,
kemampuan dalam menampilkan perannya dan peran ibu tercapai

2.3 Anticipatory Guidance


Secara harfiah, petunjuk antisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu
anticipatory guidance. Anticipatoryberarti lebih dahulu, guidance berarti petunjuk.
Jadi petunjuk antisipasi dapat diartikan sebagai petunjuk-petunjuk yang perlu
diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing
anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal
(Nursalam, 2005). Bimbingan antisipatif adalah metode yang digunakan oleh perawat
untuk membantu orang tua memberikan perkembangan perubahan perilaku menuju
pemahaman yang lebih baik tentang anak-anak mereka. Dalam upaya untuk
memberikan bimbingan dan arahan pada masalah-masalah yang kemungkinan timbul
pada setiap fase pertumbuhan dan perkembangan anak, ada petunjuk -petunjuk yang
perlu dipahami oleh orang tua.
Anticipatory guidance juga merupakan suatu upaya yang dilakukan
oleh perawat dalam membimbing orang tua tentang tahapan perkembangan anak
sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan mengetahui apa yang harus
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan tahapan usia anak.
Bimbingan antisipasi bagi orang tua akan berbeda untuk setiap tahap
usia anak karena disesuaikan dengan karakteristiknya. Sebagai contoh mari kita lihat
uraian di bawah ini (Wong, 2004):
a. Usia bayi
1. 6 bulan pertama
 Ajarkan perawatan bayi dan bantu orang tua untuk memahami kebutuhan
dan respons bayi
 Bantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan stimulasi bayi
 Tekankan kebutuhan imunisasi
 Persiapkan untuk pengenalan makanan padat
2. 6 bulan kedua
 Siapkan orang tua akan respons stranger anxiety (takut pada orang
asing) dari anak.
 Bimbing orang tua mengenai disiplin karena peningkatan mobilitas
bayi.
 Ajarkan pencegahan cedera karena peningkatan keterampilan motorik
anak dan rasa keingintahuannya.
b. Usia toddler (1-3 tahun):
1. Usia 12-18 bulan
 Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya perubahan tingkah
laku dari toddler khususnya negativism
 Dorong orang tua untuk melakukan penyapihan secara bertahap dan
peningkatan pemberian makanan padat.
 Adanya jadwal waktu makan yang rutin
 Pencegahan bahaya kecelakaan yang potensial terjadi terutama di
rumah, kendaraan bermotor, keracunan, jatuh.
 Perlunya ketentuan-ketentuan/peraturan/aturan disiplin dengan lembut
dan cara-cara untuk mengatasi negatifistik dan temper tantrum yang
sering terjadi pada toddler
 Perlunya mainan baru untuk mengembangkan motorik, bahasa,
pengetahuan dan keterampilan sosial.
2. Usia 18-24 bulan
 Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain
 Menekankan pentingnya persiapan anak untuk kehadiran bayi baru dan
kemungkinan terjadinya persaingan dengan saudara kandung (sibling
rivalry). Persaingan dengan saudara kandung adalah perasaan cemburu
dan benci yang biasanya dialami oleh anak karena kehadiran/kelahiran
saudara kandungnya. Hal ini terjadi bukan karena rasa benci tetapi
lebih karena perubahan situasi. Libatkan anak dalam perawatan adik
barunya seperti mengambilkan baju, popok, susu dan sebagainya
 Mendiskusikan kesiapan fisik dan psikologis anak untuk toilet training.
Toilet training adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu
mengontrol dalam melakukan buang air kecil atau buang air besar.
Toilet training secara umum dapat dilaksanakan pada setiap anak yang
sudah mulai memasuki fase kemandirian. Fase ini biasanya terjadi pada
anak usia 18 –24 bulan. Dalam melakukan toilet training ini, anak
membutuhkan persiapan fisik, psikologis maupun intelektualnya. Dari
persiapan tersebut anak dapat mengontrol buang air besar dan buang
air kecil secara mandiri (Hidayat, 2005)
 Perawat bertanggung jawab dalam membantu orang tua
mengidentifikasi kesiapan anak untuk toilet training. Latihan miksi
biasanya dicapai sebelum defekasi karena merupakan aktifitas regular
yang data diduga. Sedangkan defekasi merupakan sensasi yang lebih
besar daripada miksi yang dapat menimbulkan perhatian dari anak
 Menyiapkan orang tua akan adanya tanda-tanda regresi pada waktu
anak mengalami stress (misalnya anak yang tadinya sudah tidak
mengompol tiba-tiba menjadi sering mengompol).
3. Usia 24 – 36 bulan
 Mendiskusikan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan
dengan cara meniru
 Mendiskusikan pendekatan yang dilakukan dalam toilet training dan
sikap menghadapi keadaan-keadaanseperti mengompol atau buang air
besar (BAB) dicelana
 Menekankan keunikan dari proses berfikir toddler misalnya: melalui
bahasa yang digunakan, ketidakmampuan melihat kejadian dari
perspektif yang lain
 Menekankan disiplin harus tetap berstruktur dengan benar dan nyata,
ajukan alasan yang rasional, hindari kebingungan dan salah pengertian
c. Usia Prasekolah
Bimbingan terhadap orang tua selama usia prasekolahdi antaranya adalah :
1. Usia 3 tahun
 Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam
hubungan yang luas
 Menekankan pentingnya batas-batas/peraturan-peraturan
 Mengantisipasi perubahan perilaku yang agresif (menurunkan
ketegangan/ tension)
 Menganjurkan orang tua untuk menawarkan kepada anaknya alternatif-
alternatif pilihan pada saat anak bimbang
 Perlunya perhatian ekstra
2. Usia 4 tahun
 Perilaku lebih agresif termasuk aktivitas motorik dan bahasa
 Menyiapkan meningkatnya rasa ingin tahu tentang seksual
 Menekankan pentingnya batas-batas yang realistik dari tingkah lakunya
3. Usia 5 tahun
 Menyiapkan anak memasuki lingkungan sekolah
 Meyakinkan bahwa usia tersebut merupakan periode tenang pada anak
d. Usia Sekolah
Bimbingan yang dapat dilakukan pada orang tua untuk anak usia sekolah di
antaranya adalah
1. Usia 6 tahun
 Bantu orang tua untuk memahami kebutuhan sosialisasi dengan cara
mendorong anak berinteraksi dengan temannya
 Ajarkan pencegahan kecelakaan dan keamanan terutama naik sepeda
 Siapkan orang tua akan peningkatan ketertarikan anak keluar rumah
 Dorong orang tua untuk menghargai kebutuhan anak akan privacy dan
menyiapkan kamar tidur yang berbeda
2. Usia 7 – 10 tahun
 Menekankan untuk mendorong kebutuhan akan kemandirian
 Tertarik untuk beraktivitas di luar rumah
 Siapkan orang tua untuk menghadapi anak terutama anak perempuan
memasuki prapubertas
3. Usia 11 – 12 tahun
 Bantu orang tua untuk menyiapkan anak tentang perubahan tubuh saat
pubertas
 Anak wanita mengalami pertumbuhan cepat
 Pendidikan seks (Sex education) yang adekuat dan informasi yang
akurat
e. Usia Remaja
 Terima remaja sebagai manusia biasa
 Hargai ide-idenya, kesukaan dan ketidaksukaan serta harapannya
 Biarkan remaja mempelajari dan melakukan hal-hal yang disukainya
walaupun metdenya berbeda dengan orang dewasa
 Berikan batasan yang jelas dan masuk akal
 Hargai privacy remaja
 Berikan kasih sayang tanpa menuntut
 Gunakan pertemuan keluarga untuk merundingkan masalah dan
menentukan aturan-aturan
 Orangtua juga harus menyadari bahwa: mereka ingin mandiri, sensitif
terhadap perasaan dan perilaku yang mempengaruhinya, teman-
temannya merupakan hal yang sangat penting dan memandang segala
sesuatu sebagai hitam atau putih, baik atau buruk

2.4 Konsep Family Center Care


2.4.1 Pengertian
Family Centered Care(FCC)atau perawatan yang berpusat pada
keluarga didefinisikan sebagai filosofi perawatan berpusat pada keluarga,
mengakui keluarga sebagai konstanta dalam kehidupan anak. Family Centered
Care meyakini adanya dukungan individu, menghormati, mendorong dan
meningkatkan kekuatan dan kompetensi keluarga.
Intervensi keperawatan dengan menggunakan pendekatan family
centered caremenekankan bahwa pembuatan kebijakan, perencanaan program
perawatan, perancangan fasilitas kesehatan, dan interaksi sehari-hari antara
klien dengan tenaga kesehatan harus melibatkan keluarga. Keluarga diberikan
kewenangan untuk terlibat dalam perawatan klien, yang berarti keluarga
dengan latar belakang pengalaman, keahlian dan kompetensi keluarga
memberikan manfaat positif dalam perawatan anak.
2.4.2 Manfaat Penerapan Family Centere Care (FCC)
Manfaat dalam penerapan family center care yaitu :
1. Hubungan tenaga kesehatan dengan keluarga semakin menguat dalam
meningkatkan kesehatan dan perkembangan setiap anak
2. Meningkatkan pengambilan keputusan klinis berdasarkan informasi yang
lebih baik dan proses kolaborasi
3. Membuat dan mengembangkan tindak lanjut rencana perawatan
berkolaborasi dengan keluarga
4. Meningkatkan pemahaman tentang kekuatan yang dimiliki keluarga dan
kapasitas pemberi pelayanan
5. Penggunaan sumber-sumber pelayanan kesehatan dan waktu tenaga
profesional lebih efisien dan efektif (mengoptimalkan manajemen
perawatan di rumah, mengurangi kunjungan ke unit gawat darurat atau
rumah sakit jika tidak perlu, lebih efektif dalam menggunakan cara
pencegahan)
6. Mengembangkan komunikasi antara anggota tim kesehatan
7. Persaingan pemasaran pelayanan kesehatankompetitif
8. Meningkatkan lingkungan pembelajaran untuk spesialis anak dan tenaga
profesi lainnya dalam pelatihan-pelatihan
9. Menciptakan lingkungan yang meningkatkan kepuasan professional
10. Mempertinggi kepuasan anak dan keluarga atas pelayanan kesehatan yang
diterima

2.4.3 Elemen-elemen Family Centere Care (FCC)


Dalam family centered care kebutuhan semua anggota keluarga tidak
hanya harus dipertimbangkan, dengan mengacu pada elemen penting family
centered care yang meliputi:
1. Memasukkan pemahaman ke dalam kebijakan dan praktik bahwa keluarga
bersifat konstan dalam kehidupan anak, sementara sistem pelayanan dari
personal pendukung di dalam sistem tersebut berubah-rubah
2. Memfasilitasi kolaborasi keluarga/profesional pada semua tingkat
pelayanan keperawatan di rumah sakit, rumah, dan di masyarakat.
Perawatan anak secara individual, pengembangan implementasi dan
evaluasiprogram serta pembentukan kebijakan
3. Saling bertukar informasi yang lengkap dan jelas antara anggota keluarga
dan profesional dalam hal dukungan tentang cara yang supportif disetiap
saat
4. Menggabungkan pemahaman dan penghormatan terhadap
keanekaragaman budaya, kekuatan dan individualitas didalam dan diantara
seluruh keluarga termasuk keanekaragaman suku, ras, spiritual, sosial,
ekonomi, bidang pendidikan dan geografi ke dalam kebijakan praktik
5. Mengenali dan menghormati metode koping yang berbeda dan
menerapkan program dan kebijakan menyeluruh yang menyediakan
pelayanan perkembangan, pendidikan, emosi, lingkungan dan dukungan
keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang berbeda-beda
6. Mendorong dan memfasilitasi dukungan dan jaringan kerjasama keluarga
dengan keluarga
7. Menetapkan bahwa rumah, rumah sakit, dan pelayanan masyarakat dan
sistem pendukung untuk anak-anak yang memerlukan pelayanan kesehatan
khusus dan keluarganya bersifat fleksibel, dapat diakses, dan komprehensif
dalam menjawab pemenuhan kebutuhan keluarga yang berbeda sesuai
yang diperlukan
8. Menghargai keluarga sebagai keluarga, dan anak-anak sebagai anak-anak,
mengakui bahwa mereka memiliki beragam kekuatan, perhatian, emosi
dan cita-cita yang melebihi kebutuhan mereka untuk mendapatkan layanan
dan dukungan kesehatan serta perkembangan khususnya

2.4.4 Prinsip-prinsip Family Center Care(FCC)


Terdapat beberapa prinsip dalam family center care yaitu :
1. Menghormati setiap anak dan keluarganya.Perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada anak menghormati anak dan keluarga sebagai
subjek perawatan. Perawat menghormati anak dan keluarga memiliki
pilihan yang terbaik bagi perawatan mereka
2. Menghargai perbedaan suku, budaya, sosial, ekonomi, agama, dan
pengalaman tentang sehat sakit yang ada pada anak dan keluarga. Perawat
menghargai perbedaan suku, budaya, sosial ekonomi, agama dan
pengalaman tentang sehat sakit anak dan keluarga dalam memberikan
asuhan keperawatan. Pelayanan yang diberikan mengacu kepada standar
asuhan keperawatan dan diperlakukan sama pada semua pasien dan
keluarga
3. Mengenali dan memperkuat kelebihan yang ada pada anak dan keluarga.
Mengkaji kelebihan keluarga dan membantu mengembangkan kelebihan
keluarga dalam proses asuhan keperawatan pada klien
4. Mendukung dan memfasilitasi pilihan anak dan keluarga dalam memilih
pelayanan kesehatannya. Memberikan kesempatan kepada keluarga dan
anak untuk memilih fasilitas kesehatan yang sesuai untuk mereka,
menghargai pilihan dan mendukung keluarga
5. Menjamin pelayanan yang diperoleh anak dan keluarga sesuai dengan
kebutuhan, keyakinan, nilai, dan budaya mereka. Memonitor pelayanan
keperawatan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, nilai, keyakinan dan
budaya pasien dan keluarga
6. Berbagi informasi secara jujur dan tidak bias dengan anak dan keluarga
sebagai cara untuk memperkuat dan mendayagunakan anak dan keluarga
dalam meningkatkanderajat kesehatan. Petugas kesehatan memberikan
informasi yang berguna bagi pasien dan keluarga, dengan benar dan tidak
memihak. Informasi yang diberikan harus lengkap, benar dan akurat.
7. Memberikan dan menjamin dukungan formal dan informal untuk anak dan
keluarga. Memfasilitasi pembentukan supportgrup untuk anak dan
keluarga, melakukan pendampingan kepada keluarga, menyediakan akses
informasi support grup yang tersedia dimasyarakat
8. Berkolaborasi dengan anak dan keluarga dalam penyusunan dan
pengembangan program perawatan anak di berbagai tingkat pelayanan
kesehatan. Melibatkan keluarga dalam perencanaan program perawatan
anak,meminta pendapat dan ide keluarga untuk pengembangan program
yang akan dilakukan
9. Mendorong anak dan keluarga untuk menemukan kelebihan dan kekuatan
yang dimiliki, membangun rasa percaya diri, dan membuat pilihan dalam
menentukan pelayanan kesehatan anak. Petugas kesehatan berupaya
meningkatkan rasa percaya diri keluarga dengan memberikan pengetahuan
yang keluarga butuhkan dalam perawatan anak (American Academy of
Pediatric, 2003)
2.5 Healt Promotion Pada Infant - Remaja
2.5.1 Pengertian
Menurut WHO defenisi promosi kesehatan yaitu “Kesehatan promosi
adalah proses memungkinkan orang untuk meningkatkan kontrol atas, dan
meningkatkan, mereka kesehatan. Untuk mencapai keadaan fisik, mental, dan
sosial yang lengkap, dengan baik menjadi individu atau kelompok harus
mampu mengidentifikasi dan mewujudkan aspirasi, untuk memuaskan
kebutuhan, dan untuk mengubah atau menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam meningkatkan dan meningkatkan kesehatannya.

2.5.2 Ruang lingkup bayi

Menurut (Alimul, 2005) Beberapa promosi kesehatan yang dapat

dilakukan pada bayi diantaranya, yaitu :

1. Pemberian ASI
Pemberian ASI pada bayi merupakan hal yang penting. Pemberian
promosi kesehatan berperan dalam menunjang ibu untuk memberikan ASI
pada bayinya.
2. Mempromosikan Vaksinasi
Imunisasi merupakan usaha dalam memberikan kekebalan pada bayi dan
anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat
anti untuk mencegah terhadap infeksi penyakit tertentu.Vaksin merupakan
bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan ataupun per oral.
3. Perawatan Tali Pusar
Perawatan tali pusar pada bayi sangatlah penting untuk menjaga keamanan
dan kenyamanan pada bayi

2.5.3 Ruang Lingkup Remaja


1. Masa Remaja
Masa remaja (adolescence) merupakan masa transisi atau perubahan
dari masa anak - anak ke masa dewasa yang diawali dengan masa
pubertas. Pada masa ini terjadi banyak perubahan yang berlangsung cepat
dalam hal perubahan fisik, kognitif dan psikososial/tingkah laku. beberapa
tindakan secara serentak (Machfoedz, 2009)

a. Tahapan remaja

Menurut (Notoatmodjo, 2005) tahapan remaja dibagi menjadi 3, yaitu


:
1. Remaja awal (10-14tahun)
 Kekhawatiran pada body image
 Mempercayai dan menghargai orang dewasa
 Kekhawatiran tentang hubungan dengan teman sebaya
2. Remaja menengah (15-18tahun)
 Sangat dipengaruhi oleh teman sebaya
 Kehilangan kepercayaan pada orang dewasa
 Mencoba mandiri sering tampak dalam bentuk penolakan
terhadap pola makan keluarga
3. Remaja lanjut (19-24tahun)
 Merencanakan masa depan dan bersifat lebih mandiri
 Telah mempunyai persepsi terhadap body image
2. Masalah Remaja Putri
Masalah yang dialami remaja puteri antara lain:
 Makan tidak teratur
 Kehamilan
 Gangguan makan
 Obesitas/ kegemukan
 Alcohol dan penyalahgunaan obat
 Jerawat
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Daya kasih kristus sangatlah perlu dalam perawatan anak. Yang dimana
dengan disini kita diajarkan untuk lebih berkatih bersikap sabar dalam menghadapi
sifat anak yang beragam. Anticipatory guidancejuga merupakan suatu upaya yang
dilakukan oleh perawat dalam membimbing orang tua tentang tahapan perkembangan
anak sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan mengetahui apa yang harus
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan tahapan usia anak.
Family Centere Care (FCC)atau perawatan yang berpusat pada keluarga
didefinisikan sebagai filosofi perawatan berpusat pada keluarga, mengakui keluarga
sebagai konstanta dalam kehidupan anak.
Menurut WHO defenisi promosi kesehatan yaitu “Kesehatan promosi adalah
proses memungkinkan orang untuk meningkatkan kontrol atas, dan meningkatkan,
mereka kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Nining Yuliastati. 2016. Keperawatan Anak. Jakarta:Badan Pengembangan dan


Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Kesehatan. [Online].
/jurnal%20kel.3/Keperawatan-Anak-Komprehensif.pdf
Hasinuddin, M, Fitriah. 2011. Modul Anticipatory Guidance Merubah Pola Asuh Orang Tua
yang Otoriter dalam Stimulasi Perkembangan Anak (Anticipatory Guidance Module
Changes the Authoritaritative Parenting of Parents in Stimulating Children
Development). [Online]. Jurnal Ners Vol. 6 No. 1. Tersedia: jurnal%20kel.3/3965-
11149-1-SM.pdf
Saleh Ariyanti. 2011. Pendekatan Modelling Keperawatan Anak Terhadap Pengetahuan,
Kemampuan Praktik Dan Percaya Diri Ibu Dalam Menstimulasi Tumbuh Kembang
Bayi 0–6 Bulan (Pediatric Nursing Modelling Approach On Mother's Knowledge,
Practice Ability And Maternal Confi Dence Of Infant Growth And Development).
[Online]. Jurnal Ners Vol. 6 No. 2. Tersedia: jurnal %20kel.3/3988-11216-1-
SM(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai