OLEH :
KELOMPOK 14
2.1
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Komunikasi Pada Remaja”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari isi maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
membuat makalah selanjutnya dengan baik kedepannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................iii
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................1
3.1 Simpulan......................................................................................................12
3.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat anak beranjak remaja, kadang kala orang tua menemukan kesulitan
untuk melakukan komunikasi secara dua arah dengan anak. Masa-masa remaja untuk
setiap anak terkadang mejadi periode yang sulit dan ini dikarenakan anak remaja
mulai mengalami beberapa hal dalam hidupnya seperti mengembangkan identitas
mereka sendiri secara individu. Adanya perubahan biologis dan fisiologis,
menghadapi tekanan dari teman sebayanya mengalami ketertarikan pada lawan jenis,
dll. Sementara orang tua juga mulai merasakan besarnya kekhawatiran pada anak
remaja mereka, baik terhadap pergaulannya maupun perkembangan kepribadiannya.
Jadi, bagaimanakah cara terbaik untuk mengatasinya?
Disaat ini, salah satu cara terbaik adalah orang tua. Orang tua berkomunikasi
dengan anak remaja. Komunikasi yang efektif dengan anak-anak sangat penting
dilakukan karena akan membuat hubungan antara orang tua dan anak tetap terjalin
dengan baik meski pun saat ini sering terjadi pertengkaran antara orang tua dengan
anak ataupun komunikasi yang tidak nyambung. Sebagai orang tua ada beberapa cara
yang lebih baik yang dapat dilakukan dari informasi mengenai remaja yang sedang
bermasalah dengan komunikasi.
Berdasarkan pemaparan diatas, dalam makalah ini penulis akan membahas
“Teori Komunikasi pada Remaja”.
iii
6. Apa Hambatan dalam Komunikasi pada Remaja?
PEMBAHASAN
1
Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi yang diinginkan oleh
pengirim pesan kepada penerima pesan dan menimbulkan respon tingkah laku sesuai
dengan informasi yang dicerna oleh penerima pesan.
4. Membuat remaja mau berbicara pada orang tua saat menghadapi masalah dan
membantu remaja menyelesaikan masalah.
a. Pesan kamu dan pesan saya
Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat
perilaku anak terhadap orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak
cenderung tidak membedakan antara anak dan perilakunya sehingga
membuat anak merasa disalahkan, direndahkan dan di sudutkan. Pesan
saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua sebagai
akibat perilaku anak sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku
mempunyai akibat terhadap orang lain. Melalui pesan saya akan
mendorong semangat anak, mengembangkan keberaniannya, sehingga
anak akan merasa nyaman.
b. Menentukan masalah siapa
Ketika menghadapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah, kita
perlu mengetahui masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan karena :
1) Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan
semua masalah.
2) Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab
dalam memecahkan masalahnya sendiri.
3) Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan
orang lain.
4) Anak perlu belajar mandiri Setelah mengetahui masalah siapa
maka akibatnya siapa yang punya masalah harus bertanggung
jawab untuk menyelesaikannya.Bila masalah itu adalah
masalah remaja maka tekhnik yang digunakan adalah
mendengar aktif.
a. Pada remaja, pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa
b. Bila stres, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa
Diluar keluarga dan terbuka terhadap perawat.
c. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya
d. Beri support penuh perhatian
e. Jangan melakukan intrupsi
f. Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran
g. Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi)
1. Perkembangan
Proses berpikir seseorang tersebut berbeda. Cara berkomunikasi anak usia
remaja dengan usia balita jauh berbeda. Kepada remaja, Anda mungkin perlu
belajar bahasa “gaul” sehingga remaja yang kita ajak bicara akan merasa
mengerti dan komunikasi berjalan lancar.
2. Persepsi
Pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa, persepsi
dibentuk oleh pengharapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat
mengakibatkan terhambatnya komunikasi. Misalnya “beton” menimbulkan
perbedaan persepsi antara ahli bangunan dan orang awam.
3. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting untuk
menyadari nilai seseorang. Berusaha mengetahui dan mengklarifikasi nilai
penting dalam membuat keputusan dan interaksi.
5. Emosi
Merupakan perasaan subjektif terhhadap suatu kejadian. Emosi seperti marah,
sedih, senang akan dapat mempengaruhi dalam berkomunikasi dengan orang
lain. Perlu mengkaji emosi klien dengan tepat. Mengevaluasi emosi yang ada
pada diri agar dalam melakukan komunikasi tidak terpengaruh oleh emosi
bawah sadarnya.
6. Jenis kelamin
Mempunyai gaya komunikasi yang berbeda. Dari segi usia tiga tahun, wanita
bermain dengan teman baiknya atau dalam grupp kecil, menggunakan bahasa
untuk mencari kejelasan dan memilnimalkan perbedaan , serta membangun
dan mendukung keintiman. Laki-laki di lain pihak, menggunakan bahasa
untuk mendapatkan kemandirian dan aktivitas dalam grup yang lebih besar,
dan jika ingin berteman, mereka melakukannya dengan bermain. Tanned
(1990)
7. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempengaruhi komunikasi. Seseorang yang tingkat
pengetahuannya rendah akan sulit merespons pertanyaan yang mengandung
bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Mengetahui
tingkat pengetahuan seseorang dengan baik dan akhirnya dapat berkomunikasi
dengan benar.
9. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana
yang bising, akan menimbulkan keracunan dan ketidaknyamanan. Misalnya,
berdiskusi di tempat yang ramai tentu tidak nyaman perlu menyiapkan
lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum interaksi dengan seseorang.
Begitu juga dengan lingkungan fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari satu
tempat ke tempat lain misalnya saat seseorang berkomunikasi dengan
sahabatnya akan berbeda apabila berbicara dengan pimpinannya.
10. Jarak
Dapat mempengaruhi komunikasi jarak tertentu akan memberi rasa aman dan
kontrol. Misalnya, individu yang merasa terancam Ketika seseorang tidak
dikenal tiba-tiba berada pada jarak yang sangat dekat dengan dirinya. Untuk
itu perlunya menghitung jarak yang tepat pada saat melakukan komunikasi
dengan seseorang.
Komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi manusia dalam
melakukan interaksi dengan sesama.Kita pada suatu waktu merasakan komunikasi
yang kita lakukan menjadi tidak efektif karena kesalahan dalam menafsirkan pesan
yang kita diterima.Hal ini terjadi karena setiap manusia mempunyai keterbatasan
dalam menelaah komunikasi yang disampaikan. Kesalahan dalam menafsirkan pesan
bisa disebabkan karena tiga hal yaitu:
1. Hambatan Fisik :
a. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika
berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan
aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-,
mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.
b. Gangguan. Noises, gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada
saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya.
c. Gangguan fisik (gagap, tuli, buta). Adanya gangguan fisik seperti
gagap, tunawicara, tunanetra, dan sebagainya yang dialami oleh
seorang Remaja. Terimalah mereka apa adanya. Mereka pasti
memiliki potensi unggul lain yang perlu digali. Sebagai perawat, kita
harus siap menerima kenyataan tersebut seraya mencari cara agar tidak
terjadi hambatan komunikasi dengan remaja tersebut, misalnya dengan
cara belajar bahasa yang mereka dapat pahami.
d. Teknik bertanya yang buruk. Ternyata kita yang tidak memiliki
kemampuan bertanya, tidak akan sanggup menggali pemahaman orang
lain, tidak sanggup mengetahui apa yang dirasakan orang lain. Oleh
karena itu, kembangkan selalu teknik bertanya kepada orang lain.
Bahwa setiap individu memiliki modalitas belajar yang berbeda-beda.
e. Teknik menjawab yang buruk. Kesulitan seseorang memahami materi
yang disampaikan karena komunikator tidak mampu menjawab
dengan baik.Pertanyaan bukannya dijawab, melainkan
dibiarkan.Pertanyaan justru dijawab tidak tepat.Salah satu teknik
menjawab yang buruk adalah komunikator tidak memberikan
kesempatan individu menyelesaikan pertanyaan lalu langsung di jawab
oleh komunikator.
f. Kurang menguasai materi. Ini faktor yang sangat jelas.Begitu kita
tidak menguasai materi, itulah hambatan komunikasi.Kompetensi
profesional salah satu maknanya adalah menguasai materi secara
mendalam bahkan ditambahkan lagi, meluas.
g. Kurang persiapan. Bagaimana mungkin proses penyampaian materi
atau pembelajaran dapat optimal jika tidak menyiapkan perencanaan
dengan baik
2. Hambatan Psikologis :
a. Mendengar. Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar.
Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak
semua yang kita dengar dan tanggapi.Informasi yang menarik bagi
kita, itulah yang ingin kita dengar.
b. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita
ketahui. Seringkali kita mengabaikan informasi yang menurut kita
tidak sesuai dengan ide, gagasan dan pandangan kita padahal kalau
dicermati sangat berhubungan dengan ide kita, padahal ada kalanya
gagasan kita yang kurang benar.
c. Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan
informasi.Jika ada seorang remaja yang memberikan informasi tentang
suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.
d. Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, remaja akan kesulitan untuk
menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan,
tidak akan diterima dan ditanggapinya.
e. Kecurigaan. Kembangkanlah sikap berbaik sangka pada semua
orang.Hendaklah berpikir baik atau positif bahwa materi ini bisa
dipahami oleh remaja. Komunikator curiga pada komunikan akan
membawa suasana pembelajaran tidak kondusif.
f. Tidak jujur. Karakter dasar komunikator mestilah ditampilkan selama
pembelajaran komunikasi pada remaja berlangsung dan juga di luar
pembelajaran.Kita harus jujur.Jangan bohong. Jujurlah jika memang
tidak tahu
g. Tertutup. Jika ada kita yang memiliki sikap tertutup atau introvert
dalam proses pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi komunikator.
Sebab dalam proses itu diperlukan kerjasama, keterbukaan,
kehangatan, dan keterlibatan.
h. Destruktif. Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi
pada remaja. Cegahlah sedini mungkin oleh kita.Jika sikap destruktif
itu muncul, lakukan segera penanganannya secara bijak atau sesuai
prosedur yang berlaku.
i. Kurang dewasa. Kita memang perlu menyadari sikapnya dalam proses
pembelajaran. Bedakan ketika kita berbicara dengan anak-anak, karena
kita berkomunikasi dengan seorang remaja.mampu, tetapi ada
hambatan psikologi.
3. Semantik :
a. Persepsi yang berbeda.
b. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda.
c. Terjemahan yang salah.
d. Semantik yaitu pesan bermakna ganda.
e. Belum berbudaya baca, tulis, dan budaya diam. (Nailul Himmah,
2013:03)
BAB III
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
3.2. SARAN
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan dengan penulisan makalah ini yaitu :
Nasir, Abdul, Muhith, Abdul dkk. 2011. Komunikasi Dalam Keperawatan : Teori
Dan Aplikasi. Tersedia: https://www.scribd.com/doc/295029509/Komunikasi-
Pada-Usia-Remaja. Diakses pada tanggal 1 September 2020.
Sarfika, Ns. Rika, Ns. Esthika Ariani, Ns. Windy Freska. 2018. Buku Ajar
Keperawatan dasar 2 Komunikasi Terapeutik Dalam Keperawatan. Tersedia:
http://repo.unand.ac.id/18537/1/buku%20rika.pdf. Diakses pada tanggal 30
September 2020.