Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN POSYANDU REMAJA PRAKTIK DAERAH BINAAN

DI DESA GUNTARANO KECAMATAN TANANTOVEA


KABUPATEN DONGGALA

Disusun Oleh :
Zahra Cahyani Hidayat PO7124320071
Wiwied Adiva PO7124320068
Liza Muntaza PO7124320033

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEBIDANAN PRODI STR KEBIDANAN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah member
saya kesempatan serta kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
pelatihan kader posyandu remaja praktik daerah binaan di desa guntarano
kecamatan tanantovea ini dengan waktu yang di tentukan. Tidak lupa saya ucapkan
terima kasih dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
pikiran maupun materinya.
Selaku penulis saya tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembacauntuk makalah ini.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya serta
dalam penyusunan profil ini tidak luput dari kesalahan. Kritik dan saran yang
membangun diharapkan untuk perbaikan kedepannya. Atas perhatian diucapkan
terima kasih.

Palu, 15 Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN TEORI..................................................................................................................4
A. Konsep Dasar Remaja..........................................................................................................4
B. Konsep Dasar Pemberdayaan Remaja...............................................................................7
C. Konsep Dasar Posyandu Remaja........................................................................................8
BAB 3 PEMBAHASAN.....................................................................................................................11
BAB 4 PENUTUP..............................................................................................................................12
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................12
B. SARAN..................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................14
LAMPIRAN........................................................................................................................................15

iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa Remaja merupakan masa dimana seseorang mengalami transisi
atau peralihan, yang mana pada masa ini seseorang sudah tidak lagi
berstatus anak-anak dan juga belum bisa dikatakan sebagai seseorang yang
dewasa. Dalam masa remaja ini pula seseorang mengalami masa
pertumbuhan dan perkembangan secara fisik maupun psikis, karena pada
masa ini mereka (remaja) sudah mulai berpikir logis, segala tindakan dan
perbuatan merekapun sudah tidak seperti anak-anak lagi. Masa ini biasanya
berlangsung antara umur 12 sampai dengan 21 tahun (Suhada, 2016: 110)

Dalam masa ini juga remaja sebagai seorang individu sedang dalam
proses perkembangan. salah satu karakteristik perkembangan remaja yaitu
perkembangan sosial. Perkembangan sosial adalah kemampuan seseorang
dalam memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu
yang menarik, baik dalam sifat atau kepribadian, nilai-nilai maupun
perananya. Pemahaman ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan
sosial yang lebih dekat dengan orang lain yang berada di sekitarnya (Yusuf,
2009: 198)

Namun tidak semua remaja memiliki kemampuan interaksi yang baik


terutama ketika membicarakan tentang masalah kesehatan reproduksi dan
seksualitas. Seperti halnya dalam penelitian Wulandari, dkk (2012)
mengatakan bahwa remaja seringkali merasa tidak nyaman atau tabu untuk
membicarakan masalah seksualitas dan kesehatan reproduksinya. Akan
tetapi karena faktor keingintahuannya, mereka akan berusaha untuk
mendapatkan informasi ini. remaja merasa bahwa orang tuanya menolak
membicarakan mengenai kesehatan reproduksi dan kemudian mencari
alternatif sumber informasi lain seperti media internet. Sehingga dapat
menyebabkan simpang siur atau pemahaman yang salah karena tidak
adanya bimbingan dari orang tua. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran
tersendiri bagi orang tua jika meraka (remaja) merasa ingin tahu dengan

1
mencari sendiri di internet yang tentu saja sumber dan kebenarnya tidak bisa
dipertanggungjawabkan.

Usia anak remaja merupakan masa rawan, bukan anak-anak lagi dan
juga bukan orang dewasa, dan mereka masih mencari jati diri. Masa inilah
yang perlu juga menjadi perhatian kita. Sebagai salah satu wujud kepudulian
pemerintah pada remaja dimana remaja pada masa mendatang yang akan
menjadi generasi penerus bangsa pemerintah melalui kementrian
menggalakkan program PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja).
Hadirnya posyandu remaja merupakan upaya dalam merespon hal tersebut,
posyandu remaja mencoba mengakomodir kebutuhan remaja akan
pengetahuan dan pemahaman yang lebih dalam pada remaja terkait dengan
masalah atau informasi mengenai kesehatan reproduksi bagi remaja,
posyandu remaja merupakan tempat bagi remaja dalam belajar dan
memahami lebih dalam mengenai informasi kesehatan khususnya kesehatan
reproduksi.

Di sisi lain hadirnya posyandu remaja ini diharapkan bisa membuka


ruang interaksi bagi remaja dalam mencari tahu atau hanya sekedar
membicarakan berbagai masalah mengenai kesehatan reproduksi remaja,
remaja yang sebelumnya menganggap pembahasan mengenai mimpi basah,
menstruasi dan semacamnya sebagai hal yang tabu dan merasa malu
setelah adanya posyandu remaja ini diharapkan mereka bisa menjadi remaja
yang terbuka dan paham akan kesehatan reproduksinya. Posyandu remaja
merupakan salah satu kegiatan PKPR yang berada di luar gedung. Sebagai
upaya dari puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan remaja terhadap
semua aspek kehidupan khususnya tentang kesehatan. Maka puskesmas
membentuk kegiatan posyandu remaja sebagai upaya memberikan manfaat
guna meningkatkan derajat kesehatan remaja.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai upaya peningkatan kualitas kader kesehatan remaja di wilayah
kerja puskesmas wani
2. Tujuan Khusus

2
a. Meningkatkan pengetahuan kader remaja tentang kesehatan fisik
remaja
b. Meningkatkan pengetahuan kader kesehatan remaja tentang
kesehatan mental remaja
c. Meningkatkan pengetahuan remaja tentang keterampilan remaja
berprilaku

3
BAB 2 TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Pada
periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan berbagai hal baik
hormonal, fisik, psikologis, maupun sosial (Abrori & Qurbaniah, 2017).
Pada masa remaja terjadi laju pertumbuhan dan perkembangan baik fisik
maupun psikis terutama pada kematangan organ reproduksi.
2. Fase Remaja
Usia 11 atau 12 tahun sampai 18 tahun, anak mulai memasuki usia
remaja. Anak perempuan mulai memasuki fase prapubertas pada usia 11
tahun, sedangkan anak laki-laki mulai memasuki fase prapubertas pada
usia 12 tahun. hal tersebut menunjukkan bahwa tahap perkembangan
perempuan lebih cepat dari laki-laki (Supartini, 2004).
Masa remaja dibedakan menjadi beberapa fase, yaitu: (Proverawati &
Misaroh, 2009)
1) Fase remaja awal : usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun.
2) Fase remaja pertengahan : usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun.
3) Fase remaja akhir : usia 18 tahun sampai dengan 21 tahun.
4) Fase pubertas : usia 11 atau 12-16 tahun, merupakan fase yang
singkat dan menjadi masalah tersendiri bagi remaja dalam
menghadapinya.
3. Karakteristik Remaja
Sumiati , dkk, 2009 : 11-12 mengatakan karakteristi perkembangan
yang normal yang terjadi pada remaja dalam menjalankan tugas
perkembangannya dalam mencapai identitas diri antara lain menilai diri
secara objektif dan merecanakan untuk mengaktualisasikan
kemampuannya. Dengan demikian pada fase ini, seorang remaja :
a. Menilai rasa identitas pribadi
b. Meningkatkan minat pada lawan jenis
c. Menggabngkn perubahan seks sekunder ke dalam citra tubuh
d. Memulai perumusan tujuan okupasional

4
e. Memulai pemisahan diri dari otoritas keluarga
4. Ciri-Ciri Remaja
Hurlock mengemukakan berbaai ciri dari remaja diantaranya (Hurlock
dalam Sumiati Dkk, 2009) :
a. Masa remaja adalah masa peralihan
Masa peralihan adalah peralihan dari suatu tahap perkembangan ke
tahap perkembangan berikutnya. Pada masa remaja, seorang remaja
akan mulai menentukan perilaku, nilai, dan sifat yang sesuai
dengannya karean peralihan dari masa anak-anak ke dewasa yang
mereka alami.
b. Masa remaja adalah masa terjadi perubahan
Pada masa remaja terjadi perubahan pada empat aspek ini.
Diantaranya adalah perubahan emosi, perubahan pola perilaku,
perubahan peran dan minat, dan perubahan sikap menjadi ambivalen.
c. Masa remaja adalah masa yang banyak masalah
Munculnya masalah pada remaja kadang sulit untuk diatasi karena
remaja tidak terbiasa menyelesaikan masalahnya sendiri. Karena
awalnya mereka terbiasa menyelesaikan masalah dengan bantuan
orang lain.
d. Masa remaja adalah masa mencari identitas
Remaja umumnya mencari jati dirinya, sebenarnya siapakah dirinya
dan apa perannya di masyarakat. Umumnya remaja ingin
memperlihatkan dirinya sebagai seorang individu, disisi lain ia ingin
tetap mempertahankan dirinya di kelompok sebayanya.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan kekuatan
Stigma masyarakat yang menganggap bahwa remaja tidak dapat
dipercaya, melawan, serta cenderung berperilaku merusak
menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan mengawasi
kehidupan remaja.
f. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja lebih cenderung melihat sesuatu dari sisi pandangnya sendiri.
Yaitu ketika melihat tentang dirinya sendiri maupun ketika meliat
orang lain. Remaja cenderung belum bisa melihat sesuatu secara apa
adanya namun menginginkan sesuatu berdasarkan harapannya.
5
g. Masa remaja adalah masa ambang masa dewasa
Semakin bertambah usia remaja dan melalui usia belasan maka
remaja akan semakin berkembang dan matang menyerupai oran
dewasa. Ia akan berperilaku seolah-lah menunjukkan bahwa dirinya
sudah dewasa
misalnya gaya berpakaian mupun berbicara dan bertindak.
5. Perubahan Fisik pada Remaja
Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon terutamahormon
esterogen dan progesteron mulai berperan aktif sehinggapada anak
perempuan mulai tumbuh payudara, pinggul melebar dan membesar
sehingga tidak terlihat seperti anak kecil lagi. Disamping itu, akan mulai
tumbuh rambut-rambut halus di daerah ketiak dan kemaluan. Perubahan
lainnya antara lain tubuh bertambah berat dan tinggi, produksi keringat
bertambah, kulit dan rambut berminyak. Perubahan tersebut termasuk ke
dalam ciri-ciri kelamin sekunder. Sedangkan untuk ciri-ciri kelamin primer
ditandai dengan mulai berfungsinya organ reproduksi baik laki-laki
maupun perempuan. Pada perempuan, ciri-ciri kelamin primer ditandai
dengan datangnya menarche (Proverawati & Misaroh, 2009).
Menarche merupakan suatu tanda mendasar yang membedakan
antara pubertas pria dan wanita. Terjadinya menarche pada wanita
menjadi suatu tanda awal mulai berfungsinya organ reproduksi. Keluhan-
keluhan yang dirasakan pada saat menarche umumnya sama dengan
saat haid biasa. Selama 2 hari sebelum menstruasi dimulai, banyak wanita
yang merasa tidak enak badan, pusing, perut kembung, letih atau kadang
merasa tekanan pada bagian pinggul. Gejala tersebut umumnya akan
hilang ketika darah menstruasi sudah keluar dengan lancar (Aryani, 2010)
Berbagai perubahan fisik selama pubertas bersamaan dengan
terjadinya menarche meliputi thelarche, adrenarche, dan pertumbuhan
tinggi badan lebih cepat. Thelarche merupakan perkembangan payudara
yang disebabkan oleh sekresi hormon esterogen yang mendorong
terjadinya penimbunan lemak di jaringan payudara. Sedangkan
adrenarche merupakan perkembangan rambut pada aksila dan pubis yang
terjadi karena sekresi androgen adrenal pada masa pubertas. Kemudian
diikuti dengan pertumbuhan tinggi badan yang cepat, karena dipengaruhi
6
oleh growth hormone, estradicl, dan insulin like-growth factors (IGF-1)
atau somatomedin-C (Sukarni & Wahyu, 2015).
6. Perkembangan Psikologi pada Remaja
Masa remaja merupakan masa yang dianggap sebagai masa topan
badai dan stres (Storm and Stress). Hal tersebut karena mereka telah
memiliki keinginan bebas untuk menentukan keinginan sendiri, bila terarah
dengan baik maka ia akan menjadi individu yang memiliki rasa tanggung
jawab (Proverawati & Misaroh, 2009). Perkembangan psikologis dibagi
menjadi 3 menurut Indriani & Asmuji (2014), yaitu:
1) Perkembangan psikososial
Remaja pada usia 12-15 tahun masih berada pada tahap
permulaan dalam pencarian identitas diri. Dimulai pada kemampuan
yang sering diungkapkan dalam bentuk kemauan yang tidak dapat
dikompromikan sehingga mungkin berlawanan dengan kemauan orang
lain. Bila kemauan itu ditentang, mereka akan cenderung memaksa
agar kemauannya dipenuhi.
2) Emosi
Emosi adalah perasaan mendalam yang biasanya menimbulkan
perbuatan atau perilaku. Perasaan dapat berkaitan dengan fisik atau
psikis, sedangkan emosi hanya dipakai untuk keadaan psikis. Pada
masa remaja, kepekaan terhadap emosi menjadi meningkat sehingga
rangsangan sedikit saja dapat menimbulkan luapan emosi yang besar.
3) Perkembangan kecerdasan
Perkembangan intelegensi masih berlangsung pada masa remaja
sampai usia 21 tahun. remaja lebih suka belajar sesuatu yang
mengandung logika yang dapat dimengerti hubungan antara hal satu
dengan hal yang lainnya. Imajinasi remaja juga banyak mengalami
kemajuan ditinjau dari prestasi yang dicapainya.

B. Konsep Dasar Pemberdayaan Remaja


1. Pengertian Pemberdayaan Remaja
Pemberdayaan pemuda adalah kegiatan membangkitkan potensi dan
peran aktif pemuda. Di mana pemuda itu memiliki beragam potensi yang
dimiliki oleh individu pemuda itu sendiri. Sehingga pemuda identik

7
sebagai sosok yang berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang
spesifik yaitu revolusioner, optimis, berfikir maju, memiliki moralitas, dsb.
Kelemahan mencolok dari pemuda adalah control diri dalam artian mudah
emosional, sedangkan kelebihan pemuda yang menonjol adalah mau
menghadapi perubahan, baik perubahan kultural maupun perubahan
sosial dengan menjadi pelopor perubahan itu sendiri.
2. Tujuan Pemberdayaan
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk
membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian
tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa
yang mereka lakukan tersebut. Kemandirian masyarakat adalah
merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai
oleh kemampuan untuk memikirkan, memutuskan serta melakukan
sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah-
masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang
terdiri atas kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik, afektif, dengan
mengerahkan sumberdaya yang di miliki oleh lingkungan internal
masyarakat tersebut. Terjadinya keberdayaan pada empat aspek tersebut
(afektif, kognitif dan psikomotorik) akan dapat memberikan kontribusi
pada terciptanya kemandirian masyarakat yang dicita-citakan, dalam
masyarakat akan terjadi kecukupan wawasan, yang dilengkapi dengan
kecakapan-keterampilan yang memadai, diperkuat oleh rasa memerlukan
pembangunan dan perilaku sadar akan kebutuhan tersebut. (Ambar
Teguh S, 2004:80-81)

C. Konsep Dasar Posyandu Remaja


1. Pengertian Posyandu Remaja
Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat termasuk remaja dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan
kesehatan bagi remaja untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
keterampilan hidup sehat. Pelayanan kesehatan remaja di posyandu

8
remaja adalah pelayanan kesehatan yang peduli remaja, mencakup
upaya promotif dan preventif, meliputi keterampilan hidup sehat,
kesehatan reproduksi remaja, kesehatan jiwa dan pencegahan
penyalahgunaan napza, gizi, aktifitas fisik, pencegahan penyakit tidak
menular, dan pencegahan kekerasan pada remaja.
2. Tujuan Posyandu Remaja
a. Tujuan umum
Mendekatkan akses dan meningkatkan cakupan layanan kesehatan
bagi remaja.
b. Tujuan khusus
1. Meningkatkan peran remaj dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi posyandu remaja
2. Meningkatkan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaj tentang
kesehatan reproduksi bagi remaja
4. Meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan
pencegahan penyalahgunaan Napza
5. Mempercepat upaya perbaikan gizi
6. Mendorong remaj untuk melakukan aktifitas fisik
7. Melakukan deteksi dini dan pencegahan Penyakit Tidak Menular
(PTM)
8. Meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan
3. Manfaat Posyandu Remaja
a. Bagi Remaja
1. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan
2. Mempersiapkan remaja untuk memiliki keterampilan hidup sehat
melalui PKHS
3. Aktualisasi diri dalam kegiatan peningkatan derajat kesehatan
remaja
b. Bagi Masyarakat
1. Membentu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak yang
mampu berperilaku bersih dan sehat
2. Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak yang
memiliki keterampilan hidup sehat
9
3. Membenatu keluarga dan masyarakat dalm membentuk anak yang
memiliki keterampilan sosial yang baik sehingga dapat belajar, tumbuh
dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas.

10
BAB 3 PEMBAHASAN

Pelaksanan posyandu remaja yang dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2022


diharidi oleh 10 remaja dengan usia 12-19 tahun. Dari pelaksaan memperoleh data
dari remaja yang datang sebagi berikut.

Pemeriksaan
No Nama Umur Tekanan Berat Tinggi Lingkar
Darah Badan Badan Lengan
1Emi 19 tahun 96/58 mmHg 41 Kg 143 cm 22,5 cm
2Fiona 14 tahun 113/62 mmHg 29 Kg 139 cm 19 cm
3Saski 15 tahun 95/56 mmHg 44 Kg 141 cm 24 cm
4Cipi 14 tahun 89/53 mmHg 32 Kg 144 cm 19 cm
5Fiki 15 tahun 119/77 mmHg 38 Kg 152 cm 21 cm
6Tirta 19 tahun 101/58 mmHg 40 Kg 144 cm 21 cm
7Yayat 17 tahun 128/75 mmHg 52 Kg 165 cm 24 cm
Okta
8 17 tahun 113/67 mmHg 50 Kg 153,5 cm 23 cm
Ramadhan
9 Dini Silfana 15 tahun 106/65 mmHg 40 Kg 143 cm 22 cm
Nur Safa
10 12 tahun 90/70 mmhg 42 Kg 150 cm 22 cm
Ramadani

Sebelumnya telah terbentuk posyandu remaja di desa guntarano namun


dikarenakan kesibukan dari kader dan minimnya remaja yang datang sehingga
posyandu remaja ini tidak berjalan dengan baik. Ketikan pembentukan pertama
hanya di tetapkan satu struktur organisasi terdiri dari dusun 1, dusun 2 dan dusun 3
sehingga akses juga menjadi hambatan bagi remaja untuk dapat ke posyandu
remaja.

Pada pembentukan kali ini struktur organisasi di bagi menjadi setiap dusun
yang diharapkan dapat mempermudah remaja dalam mengakses karena diadakan
dekat dengan tempat tinggal. Juga mempermudah dalam pencatatan di dusun.
Manfaat yang dirasasakn sebelum dan sesudah posyandu remaja yakni remja dapat
berinteraksi dengan remaja yang lain, medapatkan ilmu, mengetahui cara
pemeriksaan fisik, juga menambah korelasi yang bervariasi mulai dari bidan,
mahasiswa hingga dosen.

11
BAB 4 PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil yang didapat dalam posyandu remaja ini sangat bermanfaat
bagi remaja untuk mengetahui manfaat yang dirasasakn sebelum dan
sesudah posyandu remaja yakni remaja dapat berinteraksi dengan remaja
yang lain, medapatkan ilmu, mengetahui cara pemeriksaan fisik, juga
menambah korelasi yang bervariasi mulai dari bidan, mahasiswa hingga
dosen. Namun dalam pelaksaan masih kurnagnya minat dari remaja untuk
dapat memeriksakan dirinya di posyandu remaja. Namun sudah timbul
kemauan dari beberapa remaja.

B. Saran
1. Sebaiknya orang tua bisa lebih memotivasi anak dan membuka ruang
diskusi dengan anak, agar mereka merasa terperhatikan dan nyaman
untuk bercerita dengan orang tua.
2. Remaja harus bisa lebih membuka diri terkait apa yang menjadi
permasalahan dalam dirinya dengan mencoba membuka pembicaraan
dengan orang tua, agar orang tua juga mengetahui apa yang menjadi
permasalahan dalam diri remaja
3. Bagi remaja diharapkan lebih terbuka dengan isu mengeni kesehatan
reproduksi dan orang tua diharapkan juga bisa mendampingi remaja
dalam masa perkembangannya terutama saat melewati masa pubertas.
4. Semoga kegiatan posyandu remaja ini dapat menambah wawasan dari
remaja yang mengikuti dan kegiatan ini dapat berlanjut terus dan memberi
banyak dampak positif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ismawati, S Cahyo, dkk. 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Panduan untuk Bidan
dan Kader. Bantul: Nuha Medika.

Suhada, Idad. 2016. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Wulandari, Vicky Febry, dkk. “Pemahaman Siswa Mengenai Kesehatan Reproduksi


Remaja Melalui Layanan Informasi”, dalam Jurnal Ilmiah Konseling, Volume 1
Nomor 1, 2012.

Buku Pegangan Kader Posyandu. 2012. Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta :


Kementerian Kesehatan RI.

Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Reflesi Metodologi Kasus
Indonesia. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Abda, Muhammad. Skripsi. “Poyandu Remaja dan Perubahan Pola Interaksi


Pemuda Karang Taruna Di Kelurahan Mangkang Kulon” Program Studi
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik : Universitas Ilsam Negeri
Walisongo Semarang. 2020.

13
LAMPIRAN
Dokumentasi Posyandu Remaja
Pada Tanggal 12 Agustus 2022

Persiapan Poyandu Remaja

Pelaksanaan Posyandu Remaja

14
Foto bersama setelah posyandu

15

Anda mungkin juga menyukai