Anda di halaman 1dari 21

LAMPIRAN

Gambar 1. Leaflet Kesehatan Reproduksi Pada Remaja

Gambar 2. Memberikan Penyuluhan terkait untuk Kesehatan Reproduksi Pada


Remaja
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan laporan ini. Atas rahmat
dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Penyuluhan.

Laporan ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Penyuluhan dan
Konseling Gizi. Selain itu, penulis juga berharap agar laporan ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan laporan ini.

Gorontalo, 26 Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Analisis Situasi .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................3
C. Tujuan dan Manfaat Kegiatan ......................................................................2
BAB II Tinjauan Pustaka ......................................................................................3
A. Kesehatan Reproduksi ..................................................................................3
B. Gangguan Pada Sistem Reproduksi Manusia ..............................................5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................6
A. Kerangka Pemecahan Masalah ..................................................................10
B. Jadwal Kegiatan .........................................................................................12
C. Hasil dan Pembahasan Kegiatan ................................................................13
D. Faktor Pendorng dan Penghamba Kegiatan ...............................................15
BAB IV PENUTUP ..............................................................................................17
A. Kesimpulan ................................................................................................17
B. Saran ...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
LAMPIRAN ..........................................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
SMK Pariwisata Bubohu adalah salah satu satuan pendidikan
dengan jenjang SMK di Desa Bongo, Kec. Batuda’a Pantai, Kab. Gorontalo.
Provinsi Gorontalo. SMK swasta ini berdiri sejak 2017.
Lokasi sebelumnya telah dilakukan survey awal. Hasil survey
tersebut menyatakan bahwa sekolah tersebut belum pernah dilakukan
penyuluhan mengenai informasi tentang kesehatan reproduksi remaja.
Pentingnya melakukan penyuluhan pada siswa siswi dikarenakan
sebagian besar pelajar di SMK Pariwisata Bubohu belum mengetahui
pentingnya menjaga kesehatan reproduksi kita. Karena menjaga kesehatan
organ reproduksi merupakan hal yang penting karena terkait dengan
bagaimana kita bisa menjamin keberlangsungan hidup manusia, dari generasi
ke generasi sehingga generasi berikutnya bisa lebih berkualitas lagi dibanding
generasi pada saat ini.
Berdasarkan hal diatas kami tertarik untuk melakukan kegiatan
penyuluhan masalah Kesehatan Reproduksi Pada Remaja di SMK Pariwisata
Bubohu yang merupakan salah satu informasi yang berguna menunjang
pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam
kegiatan penyuluhan ini sebagai berikut:
1. Bagaimana Pemahaman Siswa SMK Pariwisata Bubohu Yang Ada di Desa
Bongo Mengenai Kesehatan Reproduksi?
2. Bagaimana Respon Dari Siswa Setelah Dilakukan Kegiatan Penyuluhan
Kesehatan Reproduksi?

1
C. Tujuan dan Manfaat Kegiatan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyuluhan ini adalah untuk memberikan
informasi kepada siswa-siswi SMK Pariwisata Bubohu mengenai
Kesehatan Reproduksi, Dampak Dan Cara Pencegahannya.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan bagi siswa-siswi akan kesehatan
reproduksi
b. Meningkatkan pemahaman serta pengetahuan siswa-siswi mengenai
dampak kesehatan reproduksi
c. Meningkatkan pemahamann siswa-siswi mengenai pentingnya
pencegahan kesehatan reproduksi
3. Manfaat Penyuluhan
Manfaat dari penyuluhan ini agar remaja putra/putri dapat
mengetahui dan mengerti cara hidup dengan reproduksi yang sehat agar
tidak terjerumus ke pergaulan yang salah dan merugikan bagi remaja. Pada
dasarnya, remaja perlu memiliki pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi. Tak hanya untuk menjaga kesehatan dan fungsi organ tersebut,
informasi yang benar terhadap penyuluhan ini juga bisa menghindari
remaja melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proes reproduksi, terutama menyangkut pada remaja,
dimana pada masa remaja terjadinya perubahan-perubahan yang secara
menyeluruh, dimulai secara biologi, psikologi, dan sosial. Jika perubahan-
perubahan ini tidak dilakukan secara tepat, maka akan menimbulkan
masalah-masalah remaja, terutama dalam perilaku kesehatan reproduksi :
seksual yang akan berdampak buruk seperti berhubungan badan sebelum
menikah yang akan mengakibatkan hamil diluar nikah, dikucilkan oleh
keluarga dan masyarakat, terputusnya jenjang pendidikan, depresi dan
masih banyak lagi dampak-dampak buruk yang akan terjadi (Matahari &
Sulistiawan , 2020).
Kesehatan reproduksi adalah merupakan hal yang sangat penting
baik individu maupun masyarakat karena berpengaruh dalam siklus
kehidupan dan keberlangsungan kehidupan manusia. Cairo, ICPD
Program of Action menyebutkan bahwa kesehatan reproduksi adalah
merupakan keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang
tidak sematamata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal
yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya
(Harmani, Marlina , & Kursani , 2017).
Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan dari masa anak
ke masa dewasa, dimana mereka mempersiapkan diri menjadi dewasa
sehingga terjadinya proses kematangan fisik, kognitif, emosional dan
sosial. World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja adalah
seseorang yang berusia 12 – 24 tahun dimana pada masa remaja terjadi
proses masa transisi dari masa kanak – kanak menuju dewasa (Liana,
2018).
Pada masa pubertas, seseorang mulai beranjak remaja sehingga ada
banyak perubahan yang terjadi di dalam tubuhnya baik dari segi fisik

3
maupun psikologinya. Remaja adalah suatu masa dimana individu
berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Masa remaja
disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi perubahan dalam sikap, dan
perubahan fisik (Liana, 2018).
Remaja cenderung ingin selalu mencoba mencari tahu. Remaja
enggan untuk bertanya kepada orang tua karena sebagian besar keluarga di
Indonesia menganggap tabu untuk membicarakan masalah seksualitas
dengan anak yang belum menikah. Karena alasan inilah, remaja seringkali
mencari informasi melalui teman sebaya ataupun lingkungannya yang
belum tentu memiliki pengetahuan yang benar tentang kesehatan
reproduksi remaja (Mareti & Nurasa, 2022).
Usia tersebut terjadi perubahan – perubahan yang terjadi sangat
signifikan dari masa anak menuju masa remaja. Terjadinya perkembangan
masa remaja dimulai dari perubahan secara fisik, kognitif dan psikososial.
Pada masa ini, remaja mulai mengembangkan perasaan romantis dan
percobaan secara seksual yang mana faktor yang menyebabkan remaja
melakukan percobaan seksual seperti yang dungkap oleh Ulfah ialah
pergaulan dengan teman sebaya, akses media seperti melihat konten
pornografi, pengetahuan, persepsi dan peran guru (Mareti & Nurasa,
2022).
Oleh karena itu, pendidikan seksual penting diberikan sejak usia
dini. Anak perempuan secara khusus, perlu diberikan pengetahuan dan
pemahaman yang benar tentang pendidikan seksual sehingga dirinya
memiliki kesadaran tentang besarnya konsekuensi dan tanggung jawab
yang dihadapi apabila mereka tidak berhati-hati saat memasuki masa atau
periode aktif secara seksual. Pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek dari indra yang
dimilikinya (Gustiawan, Mutmainnah, & Kamariyyah, 2021).

4
B. Gangguan Pada Sistem Reproduksi Manusia

Seperti sistem lain dalam tubuh, pada sistem reproduksi manusia


juga bisa dijumpai kelainan dan penyakit. Kelainan dan penyakit pada
sistem reproduksi manusia dapat terjadi pada pria maupun wanita.
Beberapa kelainan tersebut antara lain sebagai berikut (Furqonita, 2021).

1. Gonore
Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
bakteri Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam saluran
kandung kemih, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih
mata. Gonore dapat menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh
lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore dapat naik
ke saluran reproduksi dan menginfeksi selaput di dalam panggul
sehingga timbul nyeri panggul dan gangguan reproduksi. Gejala awal
gonore pada wanita biasanya muncul 7-21 hari setelah terinfeksi. Pada
pria, gejala awal gonore muncul 2-7 hari setelah terinfeksi. Gejalanya
berawal sebagai rasa tidak enak pada saluran kandung kemih yang
beberapa jam kemudian diikuti rasa nyeri ketika buang air kecil dan
keluarnya nanah dari penis. Wanita dan pria homoseksual yang
melakukan hubungan seksual melalui anus dapat menderita gonore pada
rektumnya. Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan
dari rektumnya keluar cairan. Bayi baru lahir dapat terinfeksi gonore dari
ibunya selama proses kelahiran sehingga terjadi pembengkakan pada
kedua kelopak matanya dan mengeluarkan nanah. Jika infeksi ini tidak
segera diobati maka dapat menyebabkan kebutaan (Furqonita, 2021).
2. Sifilis
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh.
bakteri Treponema pallidum yang masuk ke dalam tubuh manusia
melalui selaput lendir atau melalui kulit. Dalam beberapa jam, bakteri
akan sampai ke kelenjar getah bening terdekat sehingga dapat menyebar

5
ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Sifilis juga dapat menginfeksi janin
dalam kandungan hingga menyebabkan cacat bawaan. Seseorang yang
pernah terinfeksi sifilis tidak akan menjadi kebal dan bisa terinfeksi
kembali. Gejala sifilis biasanya muncul dalam waktu 1-13 minggu
setelah terinfeksi. Infeksi dapat menetap selama bertahun-tahun
(Furqonita, 2021).
3. Prostatitis
Prostatitis merupakan penyakit peradangan pada kelenjar prostat
Gangguan prostat bahkan dapat menyebabkan kematian bagi
penderitanya. Radang prostat dapat menimpa pria dewasa usia 30-45
tahun. Gejalanya berupa rasa tidak enak pada perut bagian bawah atau
selangkangan. Penyebabnya. dapat berupa kuman, makanan, atau unsur
psikologis. Radang ini dapat menahun (Furqonita, 2021).
4. Impotensi
Impotensi biasanya merupakan akibat dari kelainan pembuluh
darah, kelainan persarafan, kelainan pada penis, masalah psikis yang
mempengaruhi gairah seksual, atau akibat obat-obatan. Penyebab yang
bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria usia lanjut, sedangkan
masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda. Semakin
bertambah umur seorang pria maka impotensi semakin sering terjadi,
meskipun impotensi bukan bagian dari proses penuaan. Sekitar 50% pria
berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun mengalami impotensi.
Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis dapat
menyebabkan impotensi. Kerusakan saraf tersebut dapat terjadi akibat
diabetes mellitus, stroke, obat-obatan, alkohol, atau penyakit tulang
belakang bagian bawah. Sekitar 25% kasus impotensi disebabkan oleh
obat-obatan, terutama pada pria usia lanjut yang banyak mengonsumsi
obat-obatan. Obat-obatan yang dapat menyebabkan impotensi antara lain
obat penenang, antihipertensi, dan antidepresi (Furqonita, 2021).

6
5. Kanker,
Kanker rahim adalah tumor ganas pada lapisan rahim
(endometrium). Rahim biasanya terjadi setelah masa menopause dan
sering menyerang wanita yang berusia 50-60 tahun. Kanker rahim dapat
menyebar ke berbagai bagian tubuh seperti indung telur, saluran telur,
dan sistem getah bening. Penyebab yang pasti dari kanker grahim belum
diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini melibatkan peningkatan kadar
estrogen. Salah satu fungsi estrogen yang normal adalah merangsang
pembentukan lapisan epitel pada rahim. Wanita yang menderita kanker
rahim tampaknya memiliki faktor resiko tertentu. Faktor resiko adalah
faktor yang menyebabkan bertambahnya kemungkinan seseorang untuk
menderita suatu penyakit. Beberapa faktor resiko pada kanker rahim
antara lain usia, obesitas, diabetes mellitus, hipertensi, atau kemandulan.
Gejala dari penyakit kanker rahim antara lain pendarahan rahim yang
abnormal, siklus menstruasi yang abnormal, nyeri perut bagian bawah
atau kram panggul, nyeri atau kesulitan ketika buang air kecil, dan nyeri
ketika berhubungan seksual (Furqonita, 2021).
6. Kanker payudara
Kanker Payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam.
jaringan payudara. Kanker payudara dapat mulai tumbuh di dalam
kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, dan jaringan ikat pada
payudara. Penyebab dari kanker payudara tidak diketahui, tetapi ada.
beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih
mudah menderita kanker payudara. Beberapa faktor resiko tersebut
adalah usia di atas 75 tahun, riwayat keluarga yang menderita kanker
payudara, pemakaian pil KB, menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun,
menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30
tahun, atau belum pernah hamil.
Gejala awal dari kanker payudara berupa sebuah benjolan, tidak
menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak teratur.
Pada stadium awal, jika didorong dengan jari tangan maka benjolan dapat

7
digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan
biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya. Gejala
lainnya yang mungkin ditemukan pada kanker payudara adalah benjolan
di ketiak, perubahan ukuran dan bentuk payudara, keluarnya cairan yang
abnormal dari puting susu, perubahan pada warna atau tekstur kulit pada
payudara, kulit bersisik di sekitar puting susu, dan nyeri payudara atau
pembengkakan salah satu payudara.
Beberapa prosedur yang dapat digunakan untuk mendiagnosa
kanker payudara adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI),
mammografi, USG payudara, dan termografi. Jika SADARI dilakukar
secara rutin maka seorang wanita akan menemukan benjolan pada
stadium dini. Sebaiknya, SADARI dilakukan pada waktu yang sama
setiap bulannya. Bagi wanita yang masih mengalami menstruasi waktu
yang paling tepat untuk melakukan SADARI adalah 7-10 har sesudah
hari pertama menstruasi. Kanker payudara dapat dirawat dengan
menggunakan terapi obat-obatan, Endometriosis dapat diturunkan dan
lebih sering ditemukar pada keturunan pertama. Faktor lain yang
meningkatkan resikc terjadinya endometriosis adalah memiliki rahim
yang abnormal melahirkan pertama kali pada usia di atas 30 tahun, dan
kuli putih (Furqonita 2021).

8
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah


1. Identifikasi Masalah
Kurangnya Pengetahuan siswa-siswi tentang kesehatan reproduksi
dan perilaku seksual yang sehat, meningkatkan resiko penularan penyakit
menular seksual (PMS) dan kehamilan yang tidak di rencanakan dan
masalah kesehatan reproduksi lainnya.
2. Identifikasi Peserta
Siswa-Siswi SMK Pariwisata Bubohu Kelas X dan XI
3. Strategi Penyuluhan
Strategi penyuluhan menggunakan pendekatan yang interaktif dan
menyenangkan seperti diskusi dan tanya jawab dan presentasi yang
bergilir untuk menarik minat siswa-siswi.
4. Penyusunan Materi Penyuluhan
Materi Penyuluhan :
a) Anatomi reproduksi pria dan wanita
b) Fungsi dan perubahan hormonal selama siklus menstruasi
c) Cara menjaga kebersihan reproduksi
d) Pentingnya perencanaan keluarga dan pencegahan penyakit
menular seksual (PMS)
e) Pentingnya komunikasi yang sehat dalam hubungan
5. Pelaksanaan Penyuluhan
Menyelenggarakan sesi penyuluhan di sekolah dengan melibatkan
siswa siswi dalam diskusi dan tanya jawab.

9
6. Kegiatan dan Solusi Yang Di Sepakati Bersama
Tabel 1. Rencana Kegiatan dan Solusi
No Permasalahan Kegiatan Solusi Partisipasi Peserta
Permasalahan dalam Kegiatan
1. Banyak siswa terutama Mengadakan Mendengarakan
putra belum paham mengenai Penyuluhan tentang dan bertanya bila
kesehatan reproduksi kesehatan tidak mengerti
Reproduksi
2. Sebagian siswa-siswi baik putra Edukasi Penyuluhan Mendengarkan dan
dan putri tidak memperhatikan mengamati media
kebersihan Pakaian Dalam leaflet yang
diberikan

7. Diagram Alir Rencana Kegiatan

Mulai

Identifikasi Masalah

Identifikasi Peserta

Penentuan Stretegi

Pemaparan Materi

Persiapan Penyuluhan

Pelaksanaan Sesi

Evalusi
Pelaksanaan Sesi

Selesai

10
B. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan

1. Jadwal Kegiatan
Tabel 2. Jadwal Kegiatan
No HARI/TANGGAL JENIS LOKASI WAKTU
KEGIATAN
1. Sabtu, 20 Januari Koordinasi SMK
2024 Permohonan Pariwisata 10.00
ijin Kegiatan Bubohu
2. Senin, 22 Januri 2024 Penyuluhan SMK
Kesehatan Pariwisata 10.30-
Reproduksi Bubohu selasi

2. Pelaksana Kegiatan
Tabel 3. Pelaksana Kegiatan
No Nama NIM Jabatan Tugas
1. Nasrin Ilyas 13211.21. Ketua Merencanakan
dan
mengkooridnasik
an kegiatan
penyuluhan

2. Putri Paramata Hasan 13211.20.005 Anggota Membantu dalam


3. Merlin Ahu 13211.21.016 Anggota perencanaan dan
4. Delvi Rauf 13211.21.005 Anggota pelaksanaan
5. Fitra Ngareng 13211.21. kegiatan
6. Dinda Lestari Ibrahim 13211.21. penyuluhan dan
sebagai pemateri
penyuluh sesuai
dengan materi
masing-masing

11
C. Hasil Dan Pembahasan Kegiatan
Dua hari sebelum melaksanakan kegiatan penyuluhan yakni pada hari
Sabtu 20 Januari 2024, kami melakukan koordinasi secara langsung dengan
pihak sekolah agar penyuluhan dapat dilaksanakan. Kami kemudian
berdiskusi dengan Pak Bobi, tenaga pengajar dan juga selaku divisi humas
SMK Pariwisata Bubohu untuk melaksanakan penyuluhan mengenai
kesehatan reproduksi di Sekolah tersebut, tidak hanya itu kami juga
memasukan undangan permohonan ijin kepada pihak Kepala Sekolah SMK
Pariwisata Bubohu. Selanjutnya Koordinasi dilakukan melalui aplikasi
watsapp dengan Pak Bobi. Pada hari Senin, 22 Januari 2024. Kegiatan
dilaksanakan pada pukul 10.30 wita s/d selesai dan dihadiri langsung oleh
Bpk Kepala Sekolah dan 1 tenaga pendidik SMK Pariwisata Bubohu. Pada
hari pelaksanaan, Bapak Bobi mengarahkan kami untuk bertemu dan
berkoordinasi dengan kepala sekolah secara langsung. Pada saat itu Bapak
kepala sekolah sangat menerima kami dan mengarahkan kami langsung ke
Ruangan Kelas yang sudah ada siswa-siswi yang menjadi tujuan dan sasaran
penyuluhan kami. Selanjutnya kami mempersiapkan alat dan konsumsi untuk
kegiatan penyuluhan. Penyuluhan dimulai pada pukul 10.30 tepat.
Pertama-tama, kami mengadakan perkenalan terlebih dahulu pada peserta
penyuluhan. Sebelum pemberian materi, dilakukan pembagian leaflet yang
merupakan media pada kegiatan penyuluhan. Selanjutnya pemateri pertama
memberikan materi yang diawali dengan penjelasan pengertian Kesehatan
Reproduksi beserta epidemiologinya secara umum. Selanjutnya di berikan
materi mengenai alasan mengapa kesehatan reproduksi sangat penting dan
dampaknya, baik secara biologis maupun psikolgis. Di akhir materi diberikan
juga beberapa tips kepada siswa-siswi untuk menjaga dan cara mencegah
kesehatan reproduksi. Tips pertama yang diberikan yaitu mengenai gaya
hidup sehat yang juga disertai diskusi kasus. Beberapa yang didiskusikan

12
antara lain menggunakan pakaian dalam yang bersih serta menjaga agar tidak
terjerumus ke pergaulan bebas.
Setelah pemberian materi selesai, dilakukan tanya jawab. Peserta
penyuluhan cukup antusias dan terdapat orang yang memberikan pertanyaan
dan sharing pengalaman pribadi terkait dengan materi penyuluhan. Pihak
SMK Pariwisata Bubohu juga sangat mendukung kegiatan penyuluhan
dengan tema kesehatan reproduksi dimana dikatakan juga untuk balik dan
tetap menjadikan SMK Pariwisata Bubohu ini sebagai tempat penyuluhan
kami selanjutnya apabila balik lagi. Terlihat peningkatan pemahaman peserta
dari materi penyuluhan yang kami berikan. Diakhir kegiatan, kami meminta
feedback dan pesan dan kesan dari peserta penyuluhan terhadap pemberian
materi yang telah dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian Efektivitas penyuluhan kesehatan reproduksi
remaja dengan pemberian modul terhadap perubahan pengetahuan remaja
oleh Afifah Johariyah dan Titiik Mariati 2018, dimana karakteristik
pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan kesehatan reproduksi remaja dari
sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 19 orang atau 61% dan
sebagian kecil dalam kategori baik yaitu sebnayakk 5 orang atau 16%,
kemudian untuk pengetahuan setelah diberikan penyuluhan kesehatan
reproduksi remaja sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 30
orang atau 97% dan hanya 1 orang atau 3% dalam kategori cukup. Analisa
data menggunakan uji normalitas dan uji wilxocom (Johariyyah & Marianti,
2018).
Berdasarkan hasil penelitian Pengetahuan kesehatan reproduksi remaja
dalam mencegah penyimpangan sosial oleh Husnin Nahry Yarza dkk, 2019
bahwa masih banyak siswa SMA Negri 1 Sukakarya yang masih bingung dan
malu dalam membicarakan kesehatan reproduksi. Dikarenakan mereka
merasakan bahwa topik yang dibicarakan ini masih tabu dan takut untuk
mempertanyakannya. Mereka lebih banyak menggunakan internet, bertanya
pada teman dan sosial media untuk mengetahui seputar kesehatan reproduksi
(Yarza & Maesaroh, 2019).

13
D. Faktor Pendorong Dan Penghambat Pelaksanaan Kegiatan
1. Faktor Pendorong
Pada kegiatan penyuluhan kesehatan reproduksi yang kami
laksnakan pada senin, 22 januari 2024 terbilang cukup berhasil karena
terdapat beberapa hal yang mendorong terlaksananya kegiatan dengan
baik.
Pertama dukungan sekolah, adanya dukungan dari pihak sekolah
SMK Parisiwisata Bubohu dalam penyelenggaraan kegiatan penyuluhan
ini seperti pengalokasian waktu dan ruang yang memadai. Kemudian
partisispasi aktif siswa dimana minat dan partisipasi siswa dalam
kegiatan penyuluhan, yang dapat meningkatkan efektivitas pemateri
dalam penyampaian informasi dan juga tersedianya sumber daya yang
cukup dalam hal materi penyuluhan, media yang digunakan dan juga
pemateri yang berkualitas (bagus dalam penyampaian materi).
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam kegiatan penyuluhan kesehatan
reproduksi dapat menghambat pelaksanaan kegiatan dengan efektif.
Dalam kegiatan penyuluhan ini, terdapat beberapa faktor
penghambat, yaitu keterbatasan waktu, dimana terbatasnya waktu yang
tersedia untuk penyelenggaraan kegiatan penyuluhan, karena pada saat
itu bertepatan dengan kegiatan sekolah.

14
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi dan proes reproduksi, terutama menyangkut pada remaja, dimana pada
masa remaja terjadinya perubahan-perubahan yang secara menyeluruh,
dimulai secara biologi, psikologi, dan sosial. Jika perubahan-perubahan ini
tidak dilakukan secara tepat, maka akan menimbulkan masalah-masalah
remaja, terutama dalam perilaku kesehatan reproduksi
Pentingnya melakukan penyuluhan pada siswa siswi dikarenakan sebagian
besar pelajar di SMK Pariwisata Bubohu belum mengetahui pentingnya
menjaga alat reproduksi. Karena menjaga kesehatan organ reproduksi
merupakan hal yang penting karena terkait dengan bagaimana kita bisa
menjamin keberlangsungan hidup manusia, dari generasi ke generasi
sehingga generasi berikutnya bisa lebih berkualitas lagi dibanding generasi
pada saat ini.
Peserta penyuluhan cukup antusias dan terdapat orang yang memberikan
pertanyaan dan sharing pengalaman pribadi terkait dengan materi
penyuluhan. Pihak SMK Pariwisata Bubohu juga sangat mendukung kegiatan
penyuluhan dengan tema kesehatan reproduksi dimana dikatakan juga untuk
balik dan tetap menjadikan SMK Pariwisata Bubohu ini sebagai tempat
penyuluhan kami selanjutnya apabila balik lagi. Terlihat peningkatan
pemahaman peserta dari materi penyuluhan yang kami berikan. Diakhir
kegiatan, kami meminta feedback dan pesan dan kesan dari peserta
penyuluhan terhadap pemberian materi yang telah dilakukan.
B. Saran
Diharapkan kepada pihak sekolah untuk lebih meningkatkan lagi
pengetahuan siswa-siswi terkait masalah kesehatan reproduksi. Tidak hanya
pokus di jurusan yang diminati tetapi informasi kesehatan menjadi satu poin
penting bagi siswa-siswi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Furqonita, D. (2021). Biologi . Indonesia: Yudhistira.

Gustiawan, R., Mutmainnah, M., & Kamariyyah. (2021). Hubungan Pengetahuan


degan Perilkau Kesehatan Reproduksi Pada Remaja. Jurnal Ilmiah Ners
Indonesia.

Harmani, Y., Marlina , H., & Kursani , E. (2017). Teori Kesehatan Reproduksi
(Untuk Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat). Yogyakarta: Depublish.

Liana, i. (2018). Efektivitas Program Generasi Berencana Pusat Informasi


Konseling (Pik) Remaja Bagi Siswa SMA Negri Di Kota Banda Aceh.
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussalah, 15.

Mareti, S., & Nurasa, I. (2022). Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan
Reproduksi Di Kota Pangkalpinang. Jurnal Keperawatan Sriwijaya.

Matahari, R., & Sulistiawan , D. (2020). Upaya Peningkatan Pengetahuan Remaja


Terhadap Kesehatan Reproduksi Melaluaai Pelatihan Life Skill Education.
Pengabdian Pada Masyarakat, 504-510.

Yarza , H., Maesaroh, & dkk. (2019). Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja
Dalam Mencegah Penyimpangan Ssosial. Pengabdian Kepada
Masyarakat.

16
LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai