Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP KEHIDUPAN REMAJA

TUGAS BAHASA INDONESIA


KELAS IX
Disusun oleh :

1. Yudi
2. Steven
3. Fitri
4. Anugrah

SMP NEGERI 2 RAKIT KULIM KELAS JAUH


KECAMATAN RAKIT KULIM
KABUPATEN INDRAGIRI HULU
TA. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat , karunia
dan hidayahNya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas makalah yang
berjudul “ Pengaruh Lingkungan Terhadap Kehidupan Remaja” dapat kami
selesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut
membantu dalam menyelesaikan makalah ini baik secara moril maupun materil.
Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta keridhoan-
Nya kepada kita semua , amin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan.Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun , penulis
harapkan untuk kemajuan masa-masa mendatang.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menjadi bahan belajar dan
diambil manfaatnya oleh para pembaca.

Hormat Kami

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1...................................................................................................................Lat
ar Belakang............................................................................................... 1
1.2...................................................................................................................Ru
musan Masalah......................................................................................... 2
1.3...................................................................................................................Tuj
uan Penulisan............................................................................................ 2
1.4...................................................................................................................Ma
nfaat Penulisan......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
2.1..................................................................................................................Re
maja ........................................................................................................ 3
2.2..................................................................................................................Lin
gkungan Sosial........................................................................................ 5
2.3..................................................................................................................Pen
garuh Lingkungan Terhadap Kehidupan Remaja.................................... 7

BAB III PENUTUP............................................................................................ 13


3.1..................................................................................................................Kes
impulan.................................................................................................... 13
3.2..................................................................................................................Sar
an............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan

manusia.Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan

psikologis, dan perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya

masa remaja pada umumnya di muai pada usia 10-13 dan berakhir pada usia

18-22 tahun.

Lingkungan merupakan salah satu faktor pembentuk kepribadian

baik fisik maupun perilaku. Bagaimana tidak, jika lingkungannya baik maka

individu itu akan memiliki pribadi yang baik pula, begitu juga sebaliknya.

Meskipun begitu lingkungan tidak pula menjadi tolak ukur

pembentuk kepribadian individu, banyak diantara orang menganggap

lingkungan yang mempunyai sifat baik ataupun buruk dapat merubah fisik

ataupun perilaku seseorang. Namun semua itu tergantung pada setiap

individu masing-masing dapat memahami situasi yang ada di lingkungannya

atau tidak.

Masa remaja merupakan masa yang sangat rawan yang akan

menentukan kehidupan anak selanjutnya, untuk itu lingkungan menjadi

salah satu faktor yang sedikit banyak tentu akan mempengaruhi kehidupan

mereka kedepannya.

1
1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Remaja dan Lingkungan Sosial

2. Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap kehidupan remaja

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Pengertian Remaja dan Lingkungan Sosial

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan terhadap kehidupan

remaja

1.4. Manfaat Penulisan

Untuk memberikan informasi tentang Pengertian remaja dan

lingkungan serta bagaimana pengaruh lingkungan tersebut terhadap

kehidupan remaja kedepannya

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Remaja
2.1.1. Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan

perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual.

Sifat khas remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai

petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas

perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang (Kemenkes

RI, 2015).

Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah

penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Kesehatan RI

Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18

tahun dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

(BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

Remaja adalah seseorang yang tumbuh menjadi dewasa mencakup

kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Dimana remaja mempunyai

rasa keingintahuan yang besar dan sedang mengalami proses perkembangan

sebagai persiapan memasuki masa dewasa.

2.1.2. Tahap - tahap Perkembangan dan Batasan Remaja

Berdasarkan proses penyesuaian menuju kedewasaan, ada 3 tahap

perkembangan remaja yaitu: Soetjiningsih (2010)

a. Remaja awal (Early adolescent) umur 12-15 tahun

3
Seorang remaja untuk tahap ini akan terjadi perubahan-perubahan

yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan yang akan menyertai perubahan-

perubahan itu, mereka pengembangkan pikiran-pikiran baru sehingga, cepat

tertarik pada lawan jenis, mudah terangsang secara erotis, dengan dipegang

bahunya saja oleh lawan jenis ia sudah akan berfantasi erotik.

b. Remaja madya (middle adolescent) berumur 15-18 tahun

Tahap ini remaja membutuhkan kawan-kawan, remaja senang jika

banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan mencintai pada diri

sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu

ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana

peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimistis,

idealitas atau materialis, dan sebagainya.

c. Remaja akhir (late adolescent) berumur 18-21 tahun

Tahap ini merupakan dimana masa konsulidasi menuju periode

dewasa dan ditandai dengan pencapaian 5 hal yaitu:

1) Minat makin yang akan mantap terhadap fungsi intelek.

2) Egonya akan mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan

dalam pengalaman-penglaman baru

3) Terbentuk identitas seksual yang tidak berubah lagi.

4) Egosentrisme (terlalu mencari perhatian pada diri sendiri) diganti dengan

keseimbangan dan kepentingan diri sendiri dengan orang lain.

5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (privateself)

6) masyarakat umum (Sarwono, 2010).

4
2.2. Lingkungan Sosial

2.2.1. Pengertian Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial adalah lingkungan yang di dalamnya

menggambarkan suasana sosial maupun suasana fisik, dimana

manusia hidup dan bertumbuh kembang didalamnya,. Lingkungan

sosial dapat berupa dalam wujud kebudayaan diajarkan kepada

seorang individu, ,maupun berdasarkan pengalaman seorang

individu atau mungkin interaksi sosial yang terjalin.

Lingkungan sosial adalah lingkungan yang menjadi tempat

berlangsungnya beraneka ragam interaksi sosial yang terjalin antara

berbagai kelompok- kelompok sosial dalam masyarakat beserta

pranata dan simbol sosial, dan juga nilai serta norma yang sudah

terstruktur, serta berkaitan erat dengan lingkungan alam dan

lingkungan binaan atau buatan yang ada di sekitar kehidupan

masyarakat sehari- hari.

Lingkungan sosial adalah lingkungan yang terdiri dari

sekumpuan makhluk sosial yang membentuk suatu jaringan sistem

sosial akan interaksi dalam kehidupan sosial, yang berperan secara

signifikan dalam membentuk kepribadian seseorang yang

mempunyai tatanan nilai dalam kehidupan.

Secara umum lingkungan sosial dapat didefinisikan sebagai

segala sesuatu yang terdapat di sekitar kehidupan manusia yang

5
dapat memberikan pengaruh pada manusia tersebut, serta manusia-

manusia lain yang ada di sekitarnya.

2.2.2. Jenis Lingkungan Sosial

Menurut Dewantara (2010) Indikator-indikator lingkungan

adalah :

1. Lingkungan keluarga (Meliputi cara orang tua mendidik dan

suasana rumah)

Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang dialami

anak dalam berinteraksi dengan anggota keluarga, baik interaksi

secara langsung maupun tidak langsung. Suasana keluarga akan

berpengaruh bagi perkembangan kepribadian anak. Anak akan

menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua

mendidik dansuasana rumah.

2. Lingkungan Sekolah (Meliputi relasi guru dengan siswa dan

relasi siswa dengan siswa)

Lingkungan sekolah adalah lingkungan pendidikan

formal yang mempunyai peran penting dalam mencerdaskan dan

membimbing moral perilaku anak. Lingkungan sekolah

digolongkan sebagai pusat pendidikan kedua setelah lingkungan

keluarga, sehingga mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan

keluarga dengan guru sebagai ganti orang tua yang harus ditaati.

6
Lingkungan sekolah meliputi hubungan guru dengan siswa dan

hubungan siswa dengan siswa.

3. Lingkungan masyarakat (Meliputi bentuk kehidupan masyarakat

dan teman bergaul)

Lingkungan masyarakat merupakan tempat ketiga setelah

lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah, bagi seorang anak

yang ingin mendapatkan pendidikan baik pendidikan cara

menyelesaikan masalah, tingkah laku maupun moral sehingga

akan menjadikan anak tersebut cerdas, terampil dan berbudi

pekerti luhur. Lingkungan

2.3. Pengaruh Lingkungan terhadap Kehidupan Remaja

2.3.1. Pengaruh Lingkungan Teman Sebaya

Selain ada dampak positif dari teman sebaya, beberapa ahli

menekankan pengaruh negatif dari teman sebaya pada perkembangan

remaja. Remaja yang mengalami penolakan dan pengabaian oleh teman

sebaya memunculkan perasaan kesepian atau permusuhan yang

dihubungkan dengan kesehatan mental dan problem kejahatan. Teman

sebaya dapat mengenalkan remaja pada alkohol, narkoba, kenakalan, dan

berbagai bentuk perilaku maladaptive (Santrock, 2003), seperti

pencurian,perilaku asusila bahkan kekerasan dan pembunuhan. Pada masa

remaja, berkembang sikap konformitas yang merupakan kecenderungan

untuk mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau

7
keinginan teman sebayanya, sehingga bila teman sebaya merupakan anak-

anak yang delinkuen maka mereka akan cenderung untuk ikut menjadi

delinkuen.

2.3.2. Pengaruh Lingkungan Sosial

Perkembangan dunia saat ini memberikan lingkungan sosial terbaik

sekaligus terburuk bagi Anak/remaja. Kemudahan dalam mengakses

informasi dan pengetahuan dapat menjadi hal yang berbahaya bagi remaja,

bila dalam memilih informasi dan pengetahuan tidak mendapatkan

bimbingan dari orang dewasa di sekitarnya. Banyak Anak/Remaja yang

mengambil informasi dan pengetahuan yang salah atau tidak tepat bagi

usianya, sehingga terjerumus dalam perilaku, gaya hidup atau ideologi yang

tidak bisa diterima oleh masyarakat seperti gaya hidup free sex, penggunaan

narkoba atau terlibat dengan kelompok-kelompok terorisme dan kriminal.

Melalui media, Anak/Remaja dihadapkan pada pilihan gaya hidup yang

kompleks (Sandrock, 2003). Banyak Anak/Remaja yang menghadapi

godaan-godaan ini, termasuk aktifitas sexual pada usia yang semakin muda.

Tayangan sebagian besar stasiun televisi yang berbau kekerasan dan

seks yang dilakukan oleh selebritis, tokoh publik maupun masyarakat

lainnya, mengakibatkan pesan-pesan yang disampaikan media terkait

dengan kekerasan dari tokoh-tokoh yang seharusnya menjadi model bagi

tumbuh kembang Anak/Remaja tertanam sangat kuat dalam benak mereka.

Klip musik, iklan, film atau sinetron seringkali menampilkan adegan seks

8
bebas, perselingkuhan, kekerasan, transgender, pembunuhan dan

kriminalitas yang diekspos secara vulgar juga menjadi faktor yang dapat

mendorong Anak/Remaja untuk mencoba-coba atau menirunya. Dalam

belajar sosial (Bandura dalam Sandrock, 2003), fungsi role model sangat

penting. Saat role model yang tampil di media-media elektronik maupun

sosial mempertontonkan perilaku negatif yang bertentangan dengan nilai

dan norma masyarakat, hal itu dapat dianggap sebagai perilaku yang benar

secara sosial dan ditiru oleh Anak/Remaja.

Setiap masyarakat meneruskan nilai-nilai dari satu generasi ke

generasi berikutnya, dan dengan cara seperti itulah peradaban berlangsung

(Sandrock, 2003). Dewasa ini, di mana akses informasi sangat mudah

diperoleh oleh Anak/Remaja, pilihan nilai dan norma sosial menjadi sangat

luas, banyak nilai-nilai yang diakses oleh Anak/Remaja, yang mungkin

tidak sesuai dengan budaya dan norma sosial masyarakat Indonesia,

sehingga seringkali Anak/Remaja menghadapi kebingungan dalam memilih

dan mengambil nilai-nilai yang bertentangan itu dan tidak jarang terjadi

konflik antara Anak/Remaja dengan orang tua atau masyarakat terkait

dengan perbedaan nilai dan norma ini.

Masalah lingkungan sosial lain yang dihadapi Anak/Remaja adalah

adanya pesan ambivalen dari masyarakat terhadap mereka (Sandrock, 2003).

Misalnya, orang dewasa menuntut Anak/Remaja untuk mandiri, tapi di sisi

lain mereka tidak diijinkan untuk membuat keputusan secara mandiri

tentang hidupnya, pilihan sekolah, pilihan teman hidup dan lainnya. Contoh

9
lainnya, Anak/remaja tidak boleh mengendarai motor sebelum usia 17

tahun, namun banyak masyarakat yang sudah mengajari anaknya untuk naik

motor sejak usia SMP bahkan SD. Anak/Remaja diharapkan bersikap naif

tentang sex, tetapi akses tentang sex sangat mudah diperoleh dari berbagai

media. Anak/Remaja juga dilarang menggunakan narkoba, namun di sekitar

mereka banyak orang dewasa yang melakukan penyalahgunaan narkoba,

minum dan perokok berat.

2.3.3. Pengaruh Lingkungan Sekolah/Pendidikan

Sekolah merupakan lingkungan sekunder anak, pada umumnya anak

SMP/SMA menghabiskan waktu sekitar 7 jam di sekolah. Hampir sepertiga

waktu anak dihabiskan di sekolah, sehingga diharapkan sekolah dan guru

memberikan pengaruh yang baik terhadap anak. Namun pada saat ini

pengaruh guru semakin menurun, anak sekarang lebih dipengaruhi oleh

teman sebaya (Sarwono, 2013). Sehingga banyak guru dan sekolah yang

merasa kewalahan dalam menangani siswanya, seperti yang seringkali

terjadi pada siswa-siswa yang terlibat tawuran antar siswa dalam kondisi

masih mengenakan seragam sekolah. Hal ini umumnya terjadi di kota-kota,

yang memiliki banyak memberikan rangsang sosial yang sangat menarik

perhatian anak seperti mall, pusat – pusat berbelanjaan, pusat hiburan dan

lain – lain.

Pendidikan juga sangat penting pengaruhnya terhadap tidak

kriminalitas, mengingat pada tahun 2020-2030. Indonesia diperkirakan akan

10
mendapatkan bonus demografi (demograpfic deviden). Bonus Demografi

adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya

proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi

kependudukan yang dialaminya. Bonus demografi ini hanya terjadi sekali

dalam kurun waktu yang sang lama dan akan berlangsung dalam waktu

yang cukup singkat. Bonus demografi ini memberikan keuntungan bagi

Indonesia karena besarnya penduduuk produktif yang berkontribusi bagi

pembangunan bila mereka mumiliki kualitas dan kompetensi yang tinggi

untuk bekerja.

Namun sebagian besar masih didominasi tenaga kerja yang

berpendidikan rendah yaitu Sekolah Dasar (SD) ke bawah sebesar 53,9 juta

orang (48,63 persen) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 20,2

juta orang (18,25 persen). Penduduk bekerja yang berpendidikan tinggi

hanya sekitar 10,0 juta orang mencakup 3,0 juta orang (2,68 persen)

berpendidikan diploma dan 7,0 juta orang (6,30 persen) berpendidikan

universitas. Dalam struktur ketenagakerjaan Indonesia, 44,2 juta orang

(39,86 persen) bekerja pada sektor formal dan 66,6 juta orang (60,14

persen) bekerja pada sektor informal.

Besarnya angka pekerja informal tersebut didasarkan pada kualitas

tenaga kerja Indonesia yang masih rendah, karena rendahnya tingkat

pendidikan yang dimiliki. Oleh karena itulah, tenaga kerja cederung dibayar

murah sehingga kesejahteraan pun juga rendah, atau banya tenaga kerja

produktif yang tidak dapat terserap dalam lapangan kerja yang ada.

11
Peningkatan kualitas pendidikan dan kapasitas sumberdaya manusia sangat

penting agar bonus demografi itu tidak kontraproduktif, dan mengakibatkan

timbulnya berbagai permasalahan kependudukan, seperti pengangguran,

terlibat tindak kejahatan atau terlibat dalam jual peredaran narkotika dan

obat-obatan berbahaya (beritasatu.com).

12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Remaja adalah seseorang yang tumbuh menjadi dewasa mencakup

kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Dimana remaja mempunyai

rasa keingintahuan yang besar dan sedang mengalami proses perkembangan

sebagai persiapan memasuki masa dewasa.

lingkungan sosial dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang

terdapat di sekitar kehidupan manusia yang dapat memberikan pengaruh

pada manusia tersebut, serta manusia-manusia lain yang ada di sekitarnya.

Lingkungan Teman sebaya, lingkungan social dan lingkungan

sekolah sangat berpengaruh dalam membentuk karaktek sikap dan perilaku

remaja dimasa yang akan datang

3.2. Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah penulis paparkan, maka penulis

memberikan saran sebagai berikut :

1. Untuk menghindari pengaruh negatif dari Lingkungan kita harus

Selektif dalam memilih teman, dalam artian mengindari teman yang

dapat membawa pengaruh buruk,

2. Memperbanyak kegiatan Positif agar terhindar dari pengaruh buruk serta

lebih Memperdalam Ilmu agama

3. Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan dan memberikan pengawasan

serta bimbingan kepada anak-anaknya

13
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara. 2010. Membangun Kepribadian dan Watak Bangsa Indonesia.


Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Lewis, Oscar (1988). Kisah Lima Keluarga. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

McShane, M. D. Dan Williams III, F. P. (2007). Youth Violence and deliquency.


Vol 1. London: Praeger.

Santrock, J.W. (2003). Life- Span Development. Perkembangan Masa Hidup.


Edisi Kelima. Jilid 2. Alih Bahasa: Damanik, J., dan Chusairi, A.
Jakarta: Erlangga

Sarwono, S.W. (2013). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali.

https://ditsmp.kemdikbud.go.id/kiat-pencegahan-pergaulan-bebas-di-kalangan-
remaja/

http://www.beritasatu.com/kesehatan/279270-bkkbn-indonesia-masuki-er

14

Anda mungkin juga menyukai