TENTANG
OLEH KELOMPOK 8:
ANISA YULASTRI
DOSEN PENGAMPU:
NENI TRIANA, MA
JURUSAN PAI
SYEKH BURHANUDIN
1442 H/2021 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah ‘Azza wa jalla atas segala nikmat
yang telah diberikan kepada kita semua sehingga kita masih bisa menikmati
kehidupan sampai saat sekarang ini dan kami dapat menyelesaikan makalah kami.
Shalawat dan salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad
Shalllallahu ‘alaihi wasallam yang telah membawa kita dari zaman yang tidak
berilmu pengetahuan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang kita
rasakan pada saat sekarang ini.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
perkembangan peserta didik yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah
ini. Ucapan terima kasih kami juga ucapkan kepada semua pihak yang memberikan
bantuan untuk menyelesaikan makalah kami.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
i
DAFTAR ISI
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................3
A. Perkembangan sosial.............................................................................3
B. Perkembangan bahasa...........................................................................5
C. Perkembangan moral.............................................................................6
A. Kesimpulan ..........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan sosial peserta didik pada fase dewasa?
1
2. Bagaimana perkembangan bahasa peserta didik pada fase dewasa?
3. Bagaimana perkembangan moral peserta didik pada fase dewasa?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Sosial
a. Dewasa Dini
Pada masa dewasa dini, perkembangangan emosi dan sosial sangat berkaitan
dengan adanya perubahan minat. Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi
perubahan minat pada masa ini adalah perubahan kondisi kesehatan, perubahan status
sosial ekonomi, perubahan dalam pola kehidupan, perubahan dalam nilai, perubahan
peran seks, perubahan status dari belum menikah ke status menikah, menjadi
orangtua, perubahan tekanan budaya dan lingkungan. Kondisi-kondisi di atas sangat
menuntut orang dewasa pada masa ini untuk melakukan penyesuaian diri dengan
baik. Pemahaman akan makna cinta yang sebenarnya mempengaruhi bagaimana
individu berinterkasi dengan pasangan, anak-anak dan lingkungan di sekitarnya yang
pada akhirnya mempengaruhi kebahagiaan individu tersebut.
3
secara moral atas segala perilaku dan keputusan hidup merupakan suatu hal yang
menjadi pegangan individu dalam hidup di masyarakat. 1
b. Dewasa Madya
Pada masa dewasa madya, fase kehidupan keluarga mempengaruhi ciri khas
perkembangan emosinya Pada fase ini berada pada taraf kestabilan dalam berumah
tangga. Stabilitas dicapai karena perjuangan pasangan dalam mempuk arti cintanya
selama bertahun-tahun dengan dipengaruhi adanya sikap toleransi terhadap apsangan.
Asumsinya, karena usia perkawinan yang sudah cukup panjang, sehingga di dalam
kelurga, pola-pola konflik lebih dikenal, lebih dapat diperkirakan, sehingga
penyelesaian lebih realistik. Namun bilamana komitmen emosional yang selama
bertahun-tahun diwarnai dengan adanya pengkhianatan maka pernikahan pada masa
ini sering diakhiri kegagalan yang diakhiri perceraian.
1
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik,
4
3) Hubungan Persaudaraan dan Persahabatan
Hubungan dengan saudara semakin meningkat pada usia ini. Pada masa ini
biasanya individu mulai dituntut untuk membimbing masa-masa sebelumnya.
Begitupun dengan persahabatan dengan beberapa teman, pada masa ini mengalami
peningkatan. Berbagai aktivitas sosial maupun olahraga merupakan beberapa hal
yang sering dilakukan bersama.
Individu pada masa dewasa madya atau tengah perlu menyiapkan diri untuk
masa pensiun, baik secara keuangan maupun secara psikologis. Membangun dan
memnuhi aktivitas-aktivitas waktu luang merupakan bagaian yang penting untuk
persiapan masa pensiun, sehingga peralihan ke masa usia lanjut tidak begitu menekan
individu yang dapat mneyebabkan cemas.
B. Perkembangan Bahasa
5
besar individu yang berada di masa dewasa mempertahankan keterampilan-
keterampilan berbahasanya. Pembendaharaan-kata individu sering kali terus
bertambah hingga usia dewasa, paling tidak hingga masa dewasa akhir. Banyak orang
lanjut usia mempertahankan atau meningkatkan pengetahuan mengenai kata-kata dan
makna kata.
Cara bicara orang dewasa lanjut usia biasanya volumenya lebih rendah, tidak
terartikulasi dengan tepat, dan tidak begitu lancar (lebih banyak jeda, pengulangan,
dan koreksi). Terlepas dari perbedaan usia, keterampilan berbicara orang dewasa
lanjut usia masih memadai untuk berkomunikasi sehari-hari. Faktor-faktor nonbahasa
dapat merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran keterampilan bahasa
pada orang-orang lanjut usia. Menurunnya kecepatan dalam pemrosesan informasi
dan menurunnya working memory, khususnya dalam pemrosesan informasi di dalam
pikiran ketika melakukan permrosesan, cenderung berkontribusi terhadap kurangnya
efisiensi berbahasa pada orangorang lanjut usia.3
C. Perkembangan Moral
Cipta, 2006).h.25
6
menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasukidunia pekerjaan guna meraih
karier tertinggi.
Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah
mandirisecara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap
yang mandiri inimerupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan
sebagai persiapan untukmemasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, lebih
dari itu, mereka juga harus dapatmembentuk, membina, dan mengembangkan
kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknyaagar dapat mencapai kebahagiaan
hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan
hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan,membesarkan, mendidik,
dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalinhubungan baik
dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudara.4
1. Kortexa
a. Memberi makna apa yang kita serap
b. Mengatur fungsi penglihatan, memori jangka panjang
c. Bagian ini membuat kita memiliki perasaan akan perasaan kita sendiri,
memahami,menganalisis mengapa punya perasaan tertentu.
2. Hippocampusa
a. Tempat proses pembelajaran, disimpannya emosi
b. Pemicu bagi reaksi emosi Amigdala
3. Amigdalaa
4
Asfandiyar, Andi Yuda, Kenapa Guru Harus Kreatif, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009) .
h. 42
7
a. Pusat pengendali emosi
b. Pemicu reaksi5
BAB III
5
Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001).h. 61
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung
jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara ekonomis,
sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa tertantang
untuk membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. ‘Segala
urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan
ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua. Berbagai pengalaman
baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi suatu masalah akan dapat
dijadikan pelajaran berharga guna mem-bentuk seorang pribadi yang matang,
tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya.
9
DAFTAR PUSAKA
Amrullah, Fahmi, Buku Pintar Bahasa Tubuh untuk Guru,(Jogjakarta: Diva Press,
2012)
Asfandiyar, Andi Yuda, Kenapa Guru Harus Kreatif, (Bandung: PT Mizan Pustaka,
2009)