Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

TENTANG

PERKEMBANGAN SOSIAL, BAHASA, MORAL PESERTA DIDIK FASE


DEWASA

OLEH KELOMPOK 8:

CICI FISRI (2001014)

ANISA YULASTRI

DOSEN PENGAMPU:

NENI TRIANA, MA

JURUSAN PAI

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

SYEKH BURHANUDIN

1442 H/2021 M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah ‘Azza wa jalla atas segala nikmat
yang telah diberikan kepada kita semua sehingga kita masih bisa menikmati
kehidupan sampai saat sekarang ini dan kami dapat menyelesaikan makalah kami.
Shalawat dan salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi besar Muhammad
Shalllallahu ‘alaihi wasallam yang telah membawa kita dari zaman yang tidak
berilmu pengetahuan ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan yang kita
rasakan pada saat sekarang ini.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah
perkembangan peserta didik yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah
ini. Ucapan terima kasih kami juga ucapkan kepada semua pihak yang memberikan
bantuan untuk menyelesaikan makalah kami.

Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI .................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN ...........................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................1


B. Rumusan Masalah ................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................3

A. Perkembangan sosial.............................................................................3
B. Perkembangan bahasa...........................................................................5
C. Perkembangan moral.............................................................................6

BAB III : PENUTUP ....................................................................................9

A. Kesimpulan ..........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa dewasa merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek


gejolak perkembangan pada masa remaja. Masa dewasa juga merupakan masa
pematangan kemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja. Usia
di atas 20 tahun dikelompokkan sebagai usia dewasa. Kelompok usia dewasa dibagi
lagi menjadi kelompok dewasa muda (20 tahun sampai 40 tahun) dan dewasa (40
tahun sampai 65 tahun ke atas).

Tiap rentang usia memiliki karakteristik sendiri, tetapi karakteristik tersebut


tidak sedinamis dan beragam seperti karakteristik perkembangan pada rentang-
rentang usiasebelumnya. Hampir seluruh aspek kepribadian mencapai puncak
kematangannya pada akhir masa adolesen, atau awal masa dewasa muda. Pada usia
dewasa, terutama dewasa muda perkembangan masih berlngsung, pada usia dewasa
ada aspek-aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek-aspek yang
mulai menunjukkan terjadinya kemunduran-kemunduran.

Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur


menurun Aspek-aspek psikis (intelektual-sosial-emosional-nilai) masih terus
berkembang, walaupun tidak dalam bentuk penambahan atau peningkatan
kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan kualitas. Pada akhir masa
dewasa muda (sekitar usia 40 tahun), kekuatan aspek-aspek psikis ini pun secara
berangsur ada yang mulai menurun, dan penurunannya cukup drastis pada akhir usia
dewasa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan sosial peserta didik pada fase dewasa?

1
2. Bagaimana perkembangan bahasa peserta didik pada fase dewasa?
3. Bagaimana perkembangan moral peserta didik pada fase dewasa?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Sosial
a. Dewasa Dini

Pada masa dewasa dini, perkembangangan emosi dan sosial sangat berkaitan
dengan adanya perubahan minat. Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi
perubahan minat pada masa ini adalah perubahan kondisi kesehatan, perubahan status
sosial ekonomi, perubahan dalam pola kehidupan, perubahan dalam nilai, perubahan
peran seks, perubahan status dari belum menikah ke status menikah, menjadi
orangtua, perubahan tekanan budaya dan lingkungan. Kondisi-kondisi di atas sangat
menuntut orang dewasa pada masa ini untuk melakukan penyesuaian diri dengan
baik. Pemahaman akan makna cinta yang sebenarnya mempengaruhi bagaimana
individu berinterkasi dengan pasangan, anak-anak dan lingkungan di sekitarnya yang
pada akhirnya mempengaruhi kebahagiaan individu tersebut.

Untuk perkembangan sosialnya, sebagaimana yang ditekankan oleh Erikson,


masa dewasa dini merupakan masa krisis isolasi (Hurlock, 1991). Hal ini dikarenakan
kegiatan sosial pada masa dewasa dini sering dibatasi karena berbagai tekanan
pekerjaan dan keluarga. Lebih lanjut Hurlock mengatakan bahwa selama masa
dewasa dini, peran serta sosial sering terbatas, sehingga dapat juga mempengaruhi
persahabatan, pengelompokan sosial, serta nilai-nilai yang diberikan pada popularitas
individu. Sejalan dengan perkembangan emosi dan sosialnya, perkembangan
moralpun tidak lepas dari keter kaitan dengan penguasaan tugas perkembangan yanga
menitikberatkan pada harapan sosial. Tuntutan untuk melakukan tanggung jawab

3
secara moral atas segala perilaku dan keputusan hidup merupakan suatu hal yang
menjadi pegangan individu dalam hidup di masyarakat. 1

b. Dewasa Madya

Santrock menekankan bahwa perkembangan emosi sosial, dan moral yang


menjadi titik perhatian pada masa ini adalah berkenaan dengan beberapa hal, yaitu :

1) Pernikahan dan Cinta

Pada masa dewasa madya, fase kehidupan keluarga mempengaruhi ciri khas
perkembangan emosinya Pada fase ini berada pada taraf kestabilan dalam berumah
tangga. Stabilitas dicapai karena perjuangan pasangan dalam mempuk arti cintanya
selama bertahun-tahun dengan dipengaruhi adanya sikap toleransi terhadap apsangan.
Asumsinya, karena usia perkawinan yang sudah cukup panjang, sehingga di dalam
kelurga, pola-pola konflik lebih dikenal, lebih dapat diperkirakan, sehingga
penyelesaian lebih realistik. Namun bilamana komitmen emosional yang selama
bertahun-tahun diwarnai dengan adanya pengkhianatan maka pernikahan pada masa
ini sering diakhiri kegagalan yang diakhiri perceraian.

2) Sindrom Sarang Kosong

Sebuah peristiwa penting dalam keluarga apabila anak-anak yang beranjak


dewasa mulai meninggalkan rumah menuju ke kedewasaan. Sindrom sarang kosong
ini menyatakan bahwa kepuasaan pernikahan akan menurun karena anak-anak yang
mulai meninggalkan orangtuanya. Orangtua yang mengalami ini bilamana selama
masa sebelumnya sumber kepuasan ada pada interaksi bersama anak-anak. Namun
ada masa ini, ada juga pasangan lebih saling mendekatkan dan banyak menghabiskan
waktu bersama-sama sehingga dapat meningkatkan kepuasaan dalam pernikahan.

1
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2011). h. 67

4
3) Hubungan Persaudaraan dan Persahabatan

Hubungan dengan saudara semakin meningkat pada usia ini. Pada masa ini
biasanya individu mulai dituntut untuk membimbing masa-masa sebelumnya.
Begitupun dengan persahabatan dengan beberapa teman, pada masa ini mengalami
peningkatan. Berbagai aktivitas sosial maupun olahraga merupakan beberapa hal
yang sering dilakukan bersama.

4) Pengisian Waktu Luang

Individu pada masa dewasa madya atau tengah perlu menyiapkan diri untuk
masa pensiun, baik secara keuangan maupun secara psikologis. Membangun dan
memnuhi aktivitas-aktivitas waktu luang merupakan bagaian yang penting untuk
persiapan masa pensiun, sehingga peralihan ke masa usia lanjut tidak begitu menekan
individu yang dapat mneyebabkan cemas.

5) Hubungan antar Generasi

Keterdekatan antar generasi terlihat semakin dekatnya anak-anak yang


beranjak dewasa dengan orangtuany, terutama ibu dan anak perempuannya. 2

Selain hal-hal yang sudah Hurlock menambahkan bahwa tingkat keberhasilan


pria dan wanita dalam menyesuaikan diri pada masa dewasa madya dapat dinilai dari
empat kriteria, yaitu : prestasi, tingkat emosional yang diartikan seberapa tegang
individu mengahadapi konflik-konflik pada usia ini, pengaruh perubahan fisik, dan
rasa bahagia pada usia tersebut

B. Perkembangan Bahasa

Sebagian besar penelitian mengenai perkembangan bahasa berfokus pada


masa bayi dan kanak-kanak. Pada umumnya orang beranggapan bahwa sebagian
2
Amrullah, Fahmi, Buku Pintar Bahasa Tubuh untuk Guru,(Jogjakarta: Diva Press, 2012). h.
53

5
besar individu yang berada di masa dewasa mempertahankan keterampilan-
keterampilan berbahasanya. Pembendaharaan-kata individu sering kali terus
bertambah hingga usia dewasa, paling tidak hingga masa dewasa akhir. Banyak orang
lanjut usia mempertahankan atau meningkatkan pengetahuan mengenai kata-kata dan
makna kata.

Meskipun demikian, masa dewasa akhir, individu mulai melanjutkan beberapa


kemunduran dalam berbahasa. Sebagai contoh, apabila orang lanjut usia mengalami
masalah pendengaran, mereka dapat mengalami kesulitan untuk membedakan bunyi-
bunyi percakapan dalam konteks tertentu.

Cara bicara orang dewasa lanjut usia biasanya volumenya lebih rendah, tidak
terartikulasi dengan tepat, dan tidak begitu lancar (lebih banyak jeda, pengulangan,
dan koreksi). Terlepas dari perbedaan usia, keterampilan berbicara orang dewasa
lanjut usia masih memadai untuk berkomunikasi sehari-hari. Faktor-faktor nonbahasa
dapat merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran keterampilan bahasa
pada orang-orang lanjut usia. Menurunnya kecepatan dalam pemrosesan informasi
dan menurunnya working memory, khususnya dalam pemrosesan informasi di dalam
pikiran ketika melakukan permrosesan, cenderung berkontribusi terhadap kurangnya
efisiensi berbahasa pada orangorang lanjut usia.3

C. Perkembangan Moral

Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2001} menyatakan bahwa golongan


dewasa muda berkisar antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang yang
cukup panjang, yaitudua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek rentang
waktu tersebut, golongan dewasamuda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah
menyelesaikan pendidikannya minimalsetingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah
Umum), akademi atau universitas. Selain itu,sebagian besar dari mereka yang telah
3
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2006).h.25

6
menyelesaikan pendidikan, umumnya telah memasukidunia pekerjaan guna meraih
karier tertinggi.

Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah
mandirisecara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap
yang mandiri inimerupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan
sebagai persiapan untukmemasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Namun, lebih
dari itu, mereka juga harus dapatmembentuk, membina, dan mengembangkan
kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknyaagar dapat mencapai kebahagiaan
hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan
hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat melahirkan,membesarkan, mendidik,
dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalinhubungan baik
dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudara.4

Dalam kaitannya dengan kecerdasan emosional, Sesungguhnya otak juga


sangatmempengaruhi dalam emosi orang dewasa, yang mana ada komponen-
komponen otak yang berperan dalam pembentukan emosi seseorang, yaitu antara
lain:

1. Kortexa
a. Memberi makna apa yang kita serap
b. Mengatur fungsi penglihatan, memori jangka panjang
c. Bagian ini membuat kita memiliki perasaan akan perasaan kita sendiri,
memahami,menganalisis mengapa punya perasaan tertentu.
2. Hippocampusa
a. Tempat proses pembelajaran, disimpannya emosi
b. Pemicu bagi reaksi emosi Amigdala
3. Amigdalaa

4
Asfandiyar, Andi Yuda, Kenapa Guru Harus Kreatif, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2009) .
h. 42

7
a. Pusat pengendali emosi
b. Pemicu reaksi5

BAB III

5
Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001).h. 61

8
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melewati masa kanak-kanak dan remaja, akhirnya individu memasuki


masa dewasa, yakni masa terpanjang setelah masa kanak-kanak dan masa remaja.
Masa ini adalah masa dimana seseorang harus melepaskan ketergantungannya dari
orang tua dan mulai belajar madiri karena ia sudah mempunyai peran dan tugas-
tugasnya yang baru.

Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa ini jika tidak dioptimalkan


dengan baik akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri di masa yang akan datang.
Perkembangan fisik, emosional, agama, cinta, kognitif dan sosial pada masa ini juga
sangat berpengaruh bagi tiap individu.

Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung
jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara ekonomis,
sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa tertantang
untuk membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. ‘Segala
urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan
ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua. Berbagai pengalaman
baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi suatu masalah akan dapat
dijadikan pelajaran berharga guna mem-bentuk seorang pribadi yang matang,
tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya.

9
DAFTAR PUSAKA

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta


Didik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)

Amrullah, Fahmi, Buku Pintar Bahasa Tubuh untuk Guru,(Jogjakarta: Diva Press,
2012)

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT


Rineka Cipta, 2006)

Asfandiyar, Andi Yuda, Kenapa Guru Harus Kreatif, (Bandung: PT Mizan Pustaka,
2009)

Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001)

Anda mungkin juga menyukai