2023/2024
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum W.W
Puji syukur atas kehadirat allah SWT atas limpahan rahmat dan
pertolongannya, sehingga kita masih bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda habibullah
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan lurus berupa ajaran-
ajaran agama yang sempurna dengan bahasa yang sangat indah.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tersebut. Oleh karena itu, penulis akan membahas hal-hal yang perlu diperhatikan
oleh pendidik, maupun orang tua tentang remaja ini.
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan:
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Shilphy A. Octavia, Motivasi Belajar Dalam Perkembangan Remaja (Yogyakarta: CV. Budi
Utama, 2012), 2
2
Maryam B. Gainau, Perkembangan Remaja Dan Problematikanya (Yogyakarta: PT. Kanisius,
2015), 1-2
3
periode inilah sering kita jumpai pada remaja suatu tindakan mengejutkan, emosi
yang menggebu-gebu.3
3
Shilphy A. Octavia, 3
4
Miftahul Jannah, “Remaja Dan Tugas-Tugas Perkembangannya Dalam Islam, ”Jurnal Psiko
islamedia, No 1(April 2016), 253.
5
Kayyis Fithri Ajhuri, Psikologi Perkembangan Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan
(Yogyakarta: Penebar Media Pustaka, 2019), 70-72.
4
1. Mendapatkan relasi lebih luas bersama teman sebaya, inti dari tugas ini
adalah belajarlah untuk melihat realitas perempuan sebagai anak
perempuan dan laki-laki berkembang seperti anak laki-laki matang di
antara orang dewasa lain, belajar bekerja dengan orang lain mencapai
tujuan Bersama dan belajar mempimpin orang lain tanpa mendominasi
orang lain.
2. Mendapatkan karakter social sebagai laki-laki atau perempuan.
3. rangkullah ruang fisik dan gunakan secara efektif. Tujuan dari tugas
tersebut adalah membuat remajaj merasa bangga atau toleran terhadap
struktur tubuhnya, menggunakan dan memelihara struktur fisiknya secara
efektif dan merasa puas dengan tubuhnya.
4. Memperoleh kemandirian emosional dari orang tua, orang dewasa lainnya.
Tugas ini mempunyai tujuan yaitu singkirkan sikap dan perilaku ke kanak-
kanakan atau ketergantungan pada orang tua, kembangkan cinta kasih
pada orang tua, tidak bergantung kepada mereka dan memperluas sikap
menhgargai orang lain tanpa bergantung padanya.
5. mendapatkan kemandirian ekonomi, bertujuan supaya remaja bisa
membangun suatu kehidupan.
6. menentukan dan mempersiapkankarir atau pekerjaan. Tujuannya untuk
menentukan suatu pekerjaan yang sinkron menggunakan kemampuannya
serta mempersiapkan diri mempunyai pengetahuan serta keterampilan buat
memasuki pekerjaannya.
7. merencanakan pernikahan serta hidup berkeluarga, tujuan dari tugas ini
yaitu buat menyebarkan perilaku positif terhadap pernikahan, hidup
keluarga serta memiliki anak serta memperoleh pengetahuan yang
sempurna tentang pengelolaan keluarga dan pemeliharaan anak.
8. pencapaian perilaku serta bertanggung jawab, bereaksi secara sosial.
Tugas ini bertujuan untuk ikut serta sebagai orang dewasa tanggung jawab
sebagai masyarakat dan mempertimbangkan nilai-nilai sosial dalam
perilaku sendiri.
5
2.3 Hukum-Hukum Pertumbuhan Dan Perkembangan Remaja
Sebuah konsep yang biasanya bersifat deduktif, serta menunjukkan adanya
korelasi (hubungan) yang setabil dan dapat di prediksi antara variabel-variabel
yang empiric, biasanya hal seperti itu di sebut sebagai aturan pertumbuhan dan
perkembangan. Terdapat beberapa hukum-hukum pertumbuhan dan
perkembangan sebagai berikut:
1. Hukum Cephalocaudal
Metode ini cocok untuk pertumbuhan fisik yang menunjukkan awal
perkembangan fisik dari kepala sampai kaki. Bagian kepala tumbuh lebih
awal dari pada bagian yang lainnya. Hal seperti ini sudah terlihat pada
pertumbuhan pra-kelahiran yaitu pada janin, dapat juga di lihat bahwa bayi
dapat di gunakan mulut dan mata lebih cepat dari anggota badan yang lain.
2. Hukum Proximodistal
Ini merupakan hukum yang berlaku untuk peryumbuhan fisik serta
berdasarkan hukum ini, pertumbuhan fisik berpusat di sumbu dan
mengarah ke tepi. Alat- alat tubuh yang berada pada pusat seperti hati,
organ pencernaan dan jantung, mulai bekerja dan berperan lebih dulu dari
pda tubuh yang ada di tepi. Sebagai seorang anak, misalnya dapat
melanjutkan hidup mereka jika mereka memiliki penyakit bahkan jumlah
kecil ke jantung atau ginjal bisa berakibat fatal.
3. Hukum Tempo Dan Ritme Atau Irama Perkembangan
Tahap perkembangannya bertahap berturut-turut dan dengan kecepatan
pengembangan relative tetap dan dapat di terapkan secara umum. Semakin
lambat periode pengembangan di bandingkan dengan standar yang di
terima secara umum, semakin terlihat tanda-tanda gangguan pada
perkembangan. Cepat atau lambat melalui periode perkembangan, sebagai
sifat yang bertahan sepanjang hidup. Ritme perkembangan akan semakin
jelas muncul saat kematangan fungsi(masa peka). Contohnya terdapat anak
belajar banyak sekali kata- istilah melebihi teman se usianya, namun pada
minggu berikutnya tidak Nampak adanya tambahan istilah itu.
6
4. Hukum Masa Peka
Bekerja sama eksklusif dengan irama serta tempo perkembangan
merupakan masa peka yang di perkenalkan pada global Pendidikan oleh
mario Montessori(seseorang pendidik wanita warga italia). Menurutnya
masa peka merupakan masa pertumbuhan waktu suatu fungsi jiwa praktis
sekali di pengaruhi serta di kembangkan.
7
berjalan didalam budaya masyarakat merupakan kebutuhan yang bukan hanya
dikelompokkan sebagai kebutuhan fisik semata.
6
Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd., Perkembangan Peserta Didik (Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara,
2018), 94-95
8
serta proaktif, begitu pula sebaliknya menjadi tidak percaya diri, pendiam
atau kurang percaya diri.
2. Remaja seringkali sulit menerima perubahan pada tubuhnya dan hanya
Sebagian kecil yang senang dengan tub8uhnya, proporsi tubuh yang tidak
sesuai sering membuat mereka kesal karena kesulitan mendapatkan
pakaian yang tepat. Itu terjadi dalam Tindakan atau perilaku yang tidak
pantas.
3. Perkembangan fungsi seksual pada saat ini dapat menimbulkan kerancuan
dalam pemahaman remaja tentang fungsi seksual, sehingga sering terjadi
perilaku yang tidak tepat dan perilaku yang melanggar norma. Remaja
laki-laki berperilaku melanggar norma, sedangkan remaja perempuan
berperilaku terisolasi atau jauh dari teman sebaya sesama jenis.
Konsekuensi yang mereka derita seringkali merupakan bentuk pelarian
dari pelanggaran norma moral dan sosial misalnya homoseksual
menjalankan kehidupan hitam atau pelacur dan lain-lain.
4. Setelah memasuki kehidupan sosial remaja yang terlalu mengharapkan
kemandirian berpikir bahwa mereka memiliki kemampuan untuk
mengatasi masalah dalam kehidupan, Sebagian besar akan menghadapi
masalah, terutama masalah pengaturan emosi seperti perilaku agresif.
5. Harapan untuk dapat hidup mandiri secara sosial dan ekonomi akan
relevan dengan berbagai persoalan yang menentukan pilihan jenis
pekerjaan dan jenis Pendidikan. Penyesuaian sosial merupakan salah satu
hal yang bisa sangat sulit di hadapi oleh remaja yaitu keragaman norma
untuk hidup Bersama dalam masyarakat, keragaman norma teman sebaya
remaja dan kuatnya pengaruh sosial.
6. Berbagai norma dan nilai yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat
menjadi persoalan tersendiri bagi remaja. Remaja, di sisi lain merasa
memiliki nilai dan norma untuk hidup. Ketidak sesuaian antara norma
yang biasa berlaku dengan norma yang di anutnya dapat menimbulkan
perilaku yang membuatnya di anggap nakal.7
7
Dr. Pupu Saeful Rahmat, M.Pd., 96-97
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal berikut:
10
DAFTAR PUSTAKA
11