Dosen Pengampu
KELOMPOK 10 :
1. Kurotul Uyun (210547)
2. Muhamad Rizki Aldiansyah (211325)
3. Tiara Nabillah Wondu (210269)
4. Ulul Latifah (210329)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan materi mengenai “Proses dan Permasalahan
Penyesuaian Diri Remaja”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Didin Tahajudin, M.Pd selaku Dosen
Pengampu Perkembangan Peserta Didik SD yang telah memberikan pengarahan untuk
menyajikan materi sebagai modal pembelajaran, sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan hasil yang disampaikan oleh kelompok kami. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan
penting bagi terciptanya kesehatan jiwa atau mental individu. Banyak individu yang
menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena
ketidakmampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dalam ruang lingkup keluarga,
sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Masih sering ditemui bahwa
orang-orang mengalami stres dan depresi karena disebabkan oleh kegagalan mereka
untuk melakukan penyesuaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan. Penyesuaian diri
merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar
terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Dari
pengertian tersebut dapat diartikan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat
hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.
Berdasarkan dari banyaknya pengalaman yang didapat di sekolah dan diluar
sekolah, dapat membuat seseorang memiliki pengetahuan, kecakapan, minat-minat dan
juga sikap yang baik. Dengan pengalaman itu, dibentuk menjadi seorang pribadi seperti
yang dimilikinya saat ini dan menjadi seorang pribadi tertentu dimasa mendatang.
Seseorang tidak dilahirkan dalam keadaan telah mampu menyesuaikan diri atau tidak
mampu menyesuaikan diri. Kondisi fisik, mental dan emosi dipengaruhi dan diarahkan
oleh faktor-faktor lingkungan, yang kemungkinan akan berkembang dengan proses
penyesuaian yang baik ataupun yang salah.
Sejak lahir sampai dengan meninggal dunia, seorang individu merupakan makhluk
yang aktif dengan tujuan dan aktivitas yang bermacam-macam. Seorang individu
berusaha untuk memuaskan segala kebutuhan jasmani dan juga semua dorongan yang
memberikan peluang kepadanya untuk berfungsi sebagai anggota kelompok. Salah satu
ciri pokok dari kepribadian yang sehat mentalnya ialah memiliki kemampuan untuk
mengadakan penyesuaian diri secara harmonis, baik terhadap diri sendiri maupun dengan
lingkungannya.
Dapat disimpulkan bahwa penyesuain diri merupakan kemampuan individu dalam
beradaptasi dan menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Untuk
mempertemukan tuntutan diri dan lingkungan agar tercapainya suatu keadaan atau tujuan
yang diharapkan oleh diri sendiri dan lingkungannya yang bersifat dinamis serta bisa
mengatasi keburukan-keburukan sosial seperti konflik, kesulitan dan keadaan frustasi-
frustasi secara efesien.
Usia remaja merupakan usia dimana seseorang baru merasakan dihargai dan bisa
diterima oleh keberadaan disekelilingnya, khususnya orang dewasa. Masa remaja
merupakan peralihan dari masa anak-anak kemasa dewasa serta penuh gejolak dan penuh
dengan penghargaan atau khayalan. Menurut Hurlock, masa remaja adalah di mana
individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa
bahwa tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama,
sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Menurut Sunarto, remaja adalah suatu
pertumbuhan dan perkembangan dimana individu mengalami perkembangan psikologi
1
dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Menurut Zulkifli, remaja adalah
anak-anak yang berusia 12 sampai 19 tahun sedang berada dalam pertumbuhan yang
mengalami masa remaja. Menurut Bigot, Khonstam, dan Palland mengemukan bahwa
masa remaja berada dalam usia antara 15-18 tahun, dan masa Odolesecence dalam usia
18-21 tahun. Sedangkan menurut Sunarto dalam Hurlock rentan usia remaja itu antara 13-
21 tahun, yang bagi pula dalam usia masa remaja awal 13 atau 14 sampai 17 tahun dan
remaja 17-21 tahun.
Dari pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja mengalami
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikologis dari masa kanak-kanak
menjadi dewasa. Di samping itu sudah bisa berinteraksi dengan orang dewasa dan
berbaur bersama dengan adanya persamaan hak. Masa remaja awal adalah usia 18-21
tahun. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikemukan bahwa penyesuaian diri remaja
adalah dimana remaja mengalami pertumbahan dan perkembangan baik fisik maupun
psikologis dari masa kanak-kanak menjadi dewasa, disamping itu sudah bisa beradaptasi,
berinteraksi dengan orang dewasa dan berbaur bersama dengan adanya persamaan hak
dalam menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidupnya.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dan proses penyesuaian diri remaja?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri remaja?
3. Apa saja permasalahan yang terjadi dalam penyesuaian diri remaja?
4. Bagaimana pengimplikasian proses penyesuaian diri remaja terhadap
penyelenggaraan pendidikan?
B. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini dirancang bertujuan untuk :
1. Mengetahui konsep dan proses penyesuaian diri remaja.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri remaja.
3. Mengetahui apa saja permasalahan yang terjadi dalam penyesuaian diri remaja.
4. Mengetahui implikasi dari proses penyesuaian diri remaja terhadap
penyelenggaraan pendidikan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Baum (1985) tingkah laku penyesuaian diri diawali dengan stress, yaitu
suatu keadaan dimana lingkungan mengancam atau membahayakan keberadaan atau
kesejahteraan ataupun kenyamanan diri seseorang. Individu merupakan makhluk yang
unik dan dinamis, tumbuh dan berkembang serta memiliki keragaman kebutuhan, baik
dalam jenis, tataran (level), maupun identitasnya. Proses pemenuhan kebutuhan ini pada
hakikatnya merupakan proses penyesuaian diri. Dalam hal ini, Mustafa Fahmi (1997)
menuliskan “Pengertian luas tentang proses penyesuaian terbentuk sesuai dengan
3
hubungan individu dengan lingkungan sosialnya, yang dituntut dari individu tidak hanya
mengubah kelakuannya dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan dirinya dari dalam dan
keadaan di luar, dalam lingkungan dimana dia hidup, akan tetapi juga dituntut untuk
menyesuaikan diri dengan orang lain”.
Adapun aspek-aspek yang ada dalam penyesuaian diri, antara lain yaitu:
1) Penyesuaian Pribadi.
Penyesuaian pribadi merupakan kemampuan individu untuk menerima dirinya
sendiri agar tercapainya suatu hubungan yang harmonis antara dirinya dengan
lingkungannya.
2) Penyesuaian Sosial.
Penyesuaian sosial dapat terjadi di lingkungan tempat seseorang itu
berinteraksi dengan orang sekitar. Hubungan-hubungan tersebut menyangkut
hubungan dengan masyarakat luas secara umum, baik itu masyarakat di tempat
sekitarnya, keluarga, teman dan juga guru.
4
a) Pengalaman.
Pengalaman-pengalaman tertentu yang mempunyai arti dalam penyesuaian
diri adalah pengalaman yang menyenangkan dan pengalaman yang traumatik
(menyusahkan).
b) Belajar.
Proses belajar merupakan satu dasar yang fundamental dalam proses
penyesuaian diri, karena melalui pembelajaran ini akan membuat
berkembangnya pola-pola respon yang membentuk kepribadian.
c) Determinasi diri.
Seorang individu itu sendirilah yang menetukan dirinya, terdapat faktor
kekuatan yang mendorong untuk mencapai sesuatu yang baik atau buruk,
untuk mencapai taraf penyesuain diri yang tinggi atau merusak diri
d) Konflik dan penyesuaian.
Efek konflik pada perilaku penyesuaian diri akan tergantung sebagian pada
sifat konflik itu sendiri.
2. Lingkungan.
Berikut lingkungan sebagai penyesuaian diri:
a) Pengaruh rumah dan keluarga.
Keluarga merupakan suatu kelompok sosial terkecil. Interaksi sosial yang
pertama diperoleh individu adalah dalam lingkungan keluarga. Kemampuan
interaksi sosial ini kemudian akan dikembangkan di dalam masyarakat.
b) Hubungan orang tua dan anak
Pola hubungan antara orang tua dengan anak akan berpengaruh terhadap
proses penyesuaian diri anak-anak. Beberapa pola hubungan yang dapat
dipengaruhi antara lain menerima (acceptance), menghukum dan disiplin yang
berlebihan, memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan, dan
penolakan.
c) Hubungan saudara
Hubungan saudara yang penuh persahabatan, saling menghormati, penuh kasih
sayang, memiliki kemungkinan yang besar untuk tercapainya penyesuaian
yang lebih baik. Sebaliknya, suasana permusuhan, perselisihan, iri hati,
kebencian, dan sebagainya dapat menimbulkan kesulitan dan kegagalan
penyesuaian diri.
d) Masyarakat.
Kondisi lingkungan masyarakat dimana individu itu berada merupakan kondisi
yang menentukam proses dan pola-pola penguasaan diri. Kondisi studi
menunjukan bahwa banyak gejala perilaku yang menyimpang bersumber dari
kondisi masyarakat. Pergaulan yang salah dikalangan remaja dapat
mempengaruhi pola-pola penyesuaian dirinya.
e) Sekolah.
Sekolah memiliki peranan yang sangat penting sebagai tempat untuk
mempengaruhi kehidupan intelektual, sosial dan moral para siswa. Suasana
disekolah baik sosial maupun psikologi menentukan proses dan pola
5
penyesuaian diri. Disamping itu, hasil pendidikan yang diterima anak
disekolah merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri di masyarakat.
3. Kultural dan agama.
Lingkungan kultural yang dimana merupakan tempat individu berada dan saling
berinteraksi akan menentukan pola penyesuaian diri, misalnya pada tata cara
kehidupan di sekolah, di rumah, di masjid, dan semacamnya akan mempengaruhi
bagaimana anak menempatkan diri dan bergaul dengan masyarakat sekitarnya.
Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalam mengurangi konflik,
frustasi dan ketegangan lainnya. Agama memberikan tuntunan, konsep dan filosifi
hidup yang meyakinkan dan benar. Oleh kepemilikan semua ini, orang akan
memperoleh arti hidup, kemana tujuan hidup, apa yang sedang dicari dan
bagaimana harus berperan dalam hidup sehingga hidupnya didunia tidak sia-sia.
6
c. Masyarakat.
Faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau membahayakan dapat
merupakan faktor yang kondusif bagi anak-anak maupun remaja untuk berperilaku
menyimpang. Faktor masyarakat ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu faktor
kerawanan masyarakat dan faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas).
7
b) Reaksi menyerang. Orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah
menunjukkan tingkah laku yang bersifat menyerang untuk menutupi
kesalahannya.
c) Reaksi melarikan diri. Dalam teks ini orang yang mempunyai penyesuaian diri
yang salah akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalannya.
Masa remaja merupakan masa dimana seseorang dituntut untuk mencari jati
dirinya. Masa remaja juga disebut sebagai masa emas (golden age). Namun, para remaja
pada masa perkembanganya dihadapkan dengan berbagai masalah, baik eksternal maupun
internal. Masalah-masalah yang timbul pada masa remaja harus bisa di pahami oleh
seorang pendidik, agar remaja tidak mengalami keterbelakangan mental. Karena remaja
yang tidak mendapatkan bimbingan pada masa remaja akan cenderung melakukan
perbuatan-perbuatan yang melanggar norma-norma kehidupan. Pemecahan masalah
tersebut bisa di selesaikan dengan mengaitkan masalah-masalah tersebut dengan
pendidikan, baik pendidikan formal maupun nonformal. Masa perkembangan remaja juga
ditandai dengan keinginan mengaktualisasi segala ide pikiran yang dimatangkan selama
mengikuti pendidikan. Mereka bersemangat untuk meraih keberhasilan. Oleh karena itu,
mereka berlomba dan bersaing dengan orang lain guna membuktikan kemampuannya.
Segala upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu ditempuh dan
diikuti. Sebab dengan keberhasilan itu, akan meningkatkan harkat dan martabat hidup
mereka di mata orang lain. Laju proses perkembangan perilaku dan pribadi remaja
dipengaruhi oleh tiga faktor dominan, yaitu faktor bawaan (heredity), kematangan
(maturation), dan lingkungan (environment). Ketiga hal tersebut termasuk kedalam
belajar dan latihan (training and learning) yang dapat menguntungkan, menghambat
maupun membatasi lajunya proses perkembangan.
8
3) Usaha memahami anak didik secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial,
maupun seluruh aspek pribadinya.
4) Menggunakan metode dan alat mengajar yang menimbulkan gairah belajar.
5) Menggunakan prosedur evaluasi yang dapat memperbesar motivasi belajar.
6) Ruangan kelas yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.
7) Peraturan atau tata tertib yang jelas dan dipahami murid-murid.
8) Teladan dari para guru dalam segala segi pendidikan.
9) Kerja sama dan saling pengertian dari pada guru dalam melaksanakan kegiatan
pendidikan disekolah.
10) Hubungan yang baik dan penuh pengertian antara sekolah dengan orang tua siswa
dan masyarakat.
11) Situasi kepemimpinan yang saling pengertian dan bertanggung jawab baik pada
murid maupun pada guru.
Diharapkan pula setiap guru memiliki figur pendidik diantaranya sebagai berikut:
a) Memberikan kesempatan, antusias dan berminat dalam kegiatan mengajar siswa
b) Mampu mengontrol diri, tidak mudah kacau dan teratur tindakannya
c) Senang dan memiliki selera humor yang tinggi
d) Mengetahui dan mengakui kesalahan-kesalahan sendiri.
e) Jujur dan objektif dalam memperlakukan siswa.
f) Menunjukkan pengertian dan rasa simpati dalam bekerja dengan siswa-siswanya.
g) Kerja sama dan saling pengertian dengan sesama para guru.
h) Melaksanakan program Bimbingan Konseling yang baik.
i) Memiliki Kepemimpinan yang penuh pengertian dan tanggung jawab
j) Hubungan yang baik antara sekolah dan orang tua.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat, E. (2015). “Konsep dan Proses Penyesuaian Diri Remaja".
https://mahasiswa.ung.ac.id/831413104/home/2015/6/29/konsep-dan-proses-
penyesuaian-diri-
remaja.html#:~:text=Penyesuaian%20diri%20merupakan%20suatu%20proses,antara
%20diri%20individu%20dengan%20lingkungannya (Diakses pada 10 Maret 2023)
Raflen, A. Gerungan. (2009). “Permasalahan dan Upaya Penanganan Masalah Penyesuaian
Diri". https://raflengerungan.wordpress.com/korupsi-dan-pendidikan/permasalahan-
dan-upaya-penanganan-masalah-penyesuaian-diri/ (Diakses 10 Maret 2023)
11