Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang telah
diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Ilmiah tentang
“PERGAULAN BEBAS DIUSIA REMAJA”. Karya Ilmiah ini dimaksudkan untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Karya Ilmiah ini tentunya belum cukup sempurna, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan sarannya dari pembaca yang bersifat membangun demi kemajuan bersama. Kami
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Pergaulan Bebas
2. Mengapa Pergaulan Bebas Dapat Terjadi Diusia Remaja
3. Dampak Dari Pergaulan Bebas
4. Akibat Yang Ditimbulkan Remaja Masa Kini
5. Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas
6. Cara Pergaulan Yang Baik
7. Pergaulan Sehat Pada Remaja
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan
individu,dapat juga oleh individu dengan kelompok. Pergaulan mempunyai pengaruh yang
besar dalam pembentukankepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan
mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif.
Pergaulan yang positif itu dapat berupakerjasama antar individu atau kelompok guna
melakukan hal-hal yang positif. Sedangkan pergaulanyang negatif itu lebih mengarah ke
pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagiremaja yang masih mencari
jati dirinya.Pergaulan ini kebanyakan terjadi pada seorang remaja.
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa.Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk
golongan anak tetapitidak juga golongan dewasa atau tua. Remaja diamana merupakan calon
penerus bangsa yangdiharapkan dapat membangun dan memajukan bangsa dengan
menerapkan nilai-nilai yang ada dalamPendidikan. Namun, pada kenyataanya arus globalisasi
yang masuk ke Indonesia berdampak pada pola pikir dan gaya hidup remaja, yang
mengakibatkan terjadinya perubahan pada remaja di Indonesia saatini.Karena seorang
individu atau remaja sukanya bergaul maka muncullah yang namanya pergaulanbebaspada
diri remaja.
Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia sebab
manusia adalahmakhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan orang lain, dan
hubungan antar manusiadibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). bebas
diidentikan sebagai bentuk dari pergaulan luar batas atau bisa juga disebut pergaulan liar.
Pergaulan bebas juga dapat didefinisikansebagai melencengnya pergaulan seseorang dari
pergaulan yang benar, pergaulan liar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pergaulan remaja masa kini ?
2. Akibat yang timbul dari pergaulan remaja masa kini ?
3. Jalan keluar atau usaha yang dapat dilakukan untuk menghindari dampak negatif dari
pergaulan remaja masa kini ?

1.3 Tujuan Penulisan


Karya Ilmiah ini kami buat dengan bertujuan agar remaja-remaja masa kini terarah
pergaulannya yaitu dengan melakukan kegiatan yang positif yang berguna untuk dirinya
sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar. Dan upaya agar remaja tidak terjebak di dalam
pergaulan bebas. Maka dari itu perlu kiranya remaja membentengi diri dengan iman yang
kuat.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat penulisan ini yaitu, menjelaskan secara mendalam dan terperinci tentang
pergaulan bebas diusia remaja.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pergaulan Bebas


Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku
menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang
ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di lingkungan maupun di media
masa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian
diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim dan ajakan teman-
teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia
dalam kemajuan bangsa.
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi
dewasa. Istilahadolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
mental, emosional sosialdan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai
tempat yang jelas karena tidak termasukgolongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa
atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon(dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihankarena remaja belum memperoleh
status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak Menurut Sri Rumini& Siti Sundari (2004:
53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yangmengalami
perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita
dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990:
23) remaja adalah : masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini
anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun
perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara
berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada
diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh
para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya
dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun = masa remaja awal, 15-18tahun = masa remaja
pertengahan, dan 18-21 tahun = masa remaja akhir.Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono
membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10-12 tahun, masa
remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, danmasa remaja akhir 18-21
(Deswita,2006:192).
Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock
tersebutmenggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak
dengan masadewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut
terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik,maupun psikologis.Masa remaja
merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan sangat rentan, karena bila manusia
melewati masa remajanya dengankegagalannya, dimungkinkan akan menemukan kegagalan
dalam perjalanan kehidupan pada masaberikutnya. Sebaliknya bila masa remaja itu diisi
dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan berhasil guna dalam rangka
menyiapkan diri untuk memasuki tahapan kehidupan selanjutnya, dimungkinkan manusia itu
akan mendapatkan kesuksesan dalam perjalanan hidupnya. Dengan demikian, masa remaja
menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya.
Masa remaja dimulai dari saat sebelum baligh dan berakhir pada usia baligh. Oleh
sebagian ahli psikologi, masa remaja berada dalam kisaran usia antara 11-19 tahun. Adapula
yang mengatakanantara usia 11-24 tahun. Selain itu, masa remaja merupakan masa transisi
(masa peralihan) dari masaanak-anak menuju masa dewasa, yaitu saat manusia tidak mau lagi
diperlakukan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sebagian anak-anak, tetapi dilihat dari
pertumbuhan fisik, perkembangan psikis (kejiwaan), dan mentalnya belum menjukkan tanda-
tanda dewasa. Pada masa ini (masa remaja),manusia banyak mengalami perubahan yang
sangat fundamental dalam kehidupan baik perubahan fisik dan psikis (kejiwaan dan mental).
(Menurut Abdul, hal : 2, 2009).
Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan
pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di zaman ini banyak remaja yang putus
sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran anak hendaknya diberi
pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran
bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi
kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran
sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.

B. Mengapa Pergaulan Bebas Dapat Terjadi Diusia Remaja


Apa sebenarnya faktor membuat orang untuk melakukan pergaulan bebas itu sendiri?
menurut Dr.Soares: Pergaulan bebas adalah salah satu kebutuhan hidup dari makhluk
manusia sebab Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kesehariannya membutuhkan
orang lain, dan hubungan antar manusia dibina melalui suatu pergaulan (Interpersonal
Relationship).
Bahkan Soares juga menyatakan pendapatnya tentang pergaulan bahwa itu merupakan
HAM setiap individu dan itu harus dibebaskan, sehingga setiap manusia tidak boleh dibatasi
dalam pergaulan, apalagi dengan melakukan diskriminasi sebab hal itu melanggar HAM. Jadi
pergaulan antar manusia harusnya bebas, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma agama,
norma budaya, serta norma bermasyarakat. Jadi, kalau secara medis pergaulan bebas teratur
atau terbatasi aturan-aturan dan norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan
menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.
Kurang perhatian orang tua, kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada
pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami istri
diluar nikah sehingga terjadi kehamilan dan pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan
untuk bertanggung jawab terjadilah aborsi. Seorang wanita lebih cenderung berbuat nekat
(pendek akal) jika menghadapi hal seperti ini.

C. Dampak Dari Pergaulan Bebas


Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang
sudah menjadi rahasia namun bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. Ini
identik sekali dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya berujung kepada HIV/AIDS dan
penyakit lainnya. Dan pastinya setelah terkena virus ini kehidupan remaja akan menjadi
sangat timpang dari segala segi. 
Secara umum akibat yang ditimbulkan dari pergaulan bebas ada 3, antara lain :
a. Bagi Diri Remaja Itu Sendiri
Akibat dari kenakalan yang dia lakukan akan berdampak bagi dirinya sendiri dan
sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan
suatu kenikmatan akan tetapi itu semuahanya kenikmatan sesaat saja. Kenakalan yang
dilakukan yang dampaknya bagi fisik yaitu seringnyaterserang berbagai penyakit
karena karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka
pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada memtal-mental yang
lembek, berfikirnya tidak stabil dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi
moral dan endingnyaakan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus
berlangsung selama tidak ada yang mengarahkan.

b. Bagi Keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung
keluarga apabilaorang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan oleh para orang tuanya
apabila anaknya berkelakuanmenyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi
ketidak harmonisan didalam kekuarga,komunikasi antara orang tua dan anak akan
terputus. Dan tentunya ini sangat tidak baik, Sehinggamengakibatkan anak remaja
sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunyabersama teman-
temannyauntuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman
keras,mengkonsumsi narkoba dan narkotika. Dan menyebabkan keluarga merasa malu
serta kecewa atas apayang telah dilakukan oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu
hanya untuk melampiaskan rasakekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam
kehidupannya.

c. Bagi Lingkungan Masyarakat


Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang
dewasa atau para orangtua, baik itu ditempat ibadah ataupun ditempat lainnya, yang
mana nantinya apapun yang dilakukanoleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan
menjadi panutan bagi kaum remaja. Dan apabila remajasekali saja berbuat kesalahan
dampaknya akan buruk bagi dirinya, dan keluarga. Sehingga masyarakatmenganggap
remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun
menggangguketentraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral
rusak. Dan pandanganmasyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk
merubah semuanya menjadi normalkembali membutuhkan waktu yang lama dan hati
yang penuh keikhlasan.

D. Akibat Yang Ditimbulkan Remaja Masa Kini


Melakukan hubungan seks secara bebas merupakan akibat pertama dari pergaulan
bebas yang merupakan lingkaran setan yang tidak ada putusnya dengan berbagai akibat di
berbagai bidang antara lain di bidang sosial agama dan kesehatan Sebagai berikut:
1. Dalam seks bebas terkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan yakni
berkurangnya iman si penzina, hilangnya sikap menjaga diri dari dosa, buruk
kepribadian dan hilangnya rasa cemburu.
2. Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu
hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi
wanita.
3. Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.
4. Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.
5. Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian sehingga tidak
pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
6. Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik di hadapan
Tuhan maupun sesama manusia.
7. Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga pandangan matanya
liar dan tidak terjaga.
8. Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan muak dan tidak
percaya.
9. Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki
“qolbun salim” (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya.
10. Apa yang didapatkan para pelakunya seks bebas dalam kehidupan ini adalah
sebaliknya dari apa yang diinginkannya. Ini adalah karena, orang yang mencari
kenikmatan hidup dengan cara bermaksiat maka Tuhan akan memberikan yang
sebaliknya dari apa yang diinginkan, dan Tuhan tidak menjadikan maksiat sebagai
jalan untuk mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan.
11. Perizinan menyeret kepada terputusnya hubungan silaturahim, durhaka kepada orang
tua, berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunan. Bahkan boleh
membawa kepada pertumpahan darah dan perdukunan serta dosa-dosa besar yang
lain. Seks bebas biasanya berkait dengan dosa dan maksiat yang lain sebelum atau
bila berlakunya dan selepas itu biasanya akan melahirkan kemaksiatan yang lain pula.
12. Seks bebas menghilangkan harga diri pelakunya dan merusakkan masa depannya di
samping meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya
bahkan kepada seluruh keluarganya.
13. Aib yang dicorengkan kepada pelaku seks bebas lebih membekas dan mendalam
daripada dosa kafir misalnya, karena orang kafir yang memeluk Islam selesailah
persoalannya, namun dosa zina akan benar-benar membekas dalam jiwa karena
walaupun akhirnya pelaku zina itu bertaubat dan membersihkan diri dia akan masih
merasa berbeda dengan orang yang tidak pernah melakukannya.

E. Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas


Kita semua mengetahui peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan,
penyaluran minat dan bakat secara positif merupakan hal-hal yang dapat membuat setiap
orang mampu mencapai kesuksesan hidup nantinya. Tetapi walaupun kata-kata tersebut
sering diucapkan tetap saja masih banyak remaja yang melakukan hal-hal yang tidak
sepatutnya dilakukan. Selain daripada solusi diatas masih banyak solusi lainnya solusi-solusi
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki Cara Pandang
Memperbaiki cara pandang dengan mencoba bersikap optimis dan hidup dalam
“kenyataan”, maksudnya sebaiknya remaja di didik dari kecil agar tidak memiliki
angan-angan yang tidak sesuai dengan kemampuannya sehingga apabila remaja
mendapatkan kekecewaan mereka akan mampu menanggapinya dengan positif.

2. Menjaga Keseimbangan Pola Hidup


Yaitu perlunya remaja belajar disiplin dengan mengelola waktu, emosi, energi serta
pikiran dengan baik dan bermanfaat, misalnya mengatur waktu dalam kegiatan sehari-
hari serta mengisi waktu luang dengan kegiatan positif.

3. Jujur Pada Diri Sendiri


Yaitu menyadari pada dasarnya tiap-tiap individu ingin yang terbaik untuk diri
masing-masing sehingga. Sehingga pergaulan bebas tersebut dapat dihindari. Jadi
dengan ini remaja tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri.

4. Memperbaiki Cara Berkomunikasi


Memperbaiki cara berkomunikasi dengan orang lain sehingga terbina hubungan baik
dengan masyarakat, untuk memberikan batas diri terhadap kegiatan yang berdampak
negatif dapat kita mulai dengan komunikasi yang baik dengan orang-orang di
sekeliling kita.

5. Perlunya Remaja Berpikir Untuk Masa Depan


Jarangnya remaja memikirkan masa depan. Seandainya tiap remaja mampu
menanamkan pertanyaan “Apa yang akan terjadi pada diri saya nanti jika saya lalai
dalam menyusun labgkah untuk menjadi individu yang lebih baik?” kemudian hal itu
diiringi dengan tindakan-tindakan positif untuk kemajuan diri para remaja. Dengan itu
maka remaja-remaja akan berpikir panjang untuk melakukan hal-hal menyimpang dan
akan berkurangnya jumlah remaja yang terkena HIV/AIDS nantinya.

6. Banyak Beraktivitas Secara Positif


Menurut berbagai penelitian secara efektif dijalankan. Pergaulan bebas, biasanya
dilakukan oleh kalangan muda yang banyak waktu longgar, banyak waktu bermain,
bermalam minggu. Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut mengalihkan waktu untuk
kegiatan lewat hal-hal positif perlu terus dikembangkan. Misalnya dengan melibatkan
anak muda dalam organisasi-organisasi sosial, menekuni hobinya dan
mengembangkannya menjadi lahan bisnis yang menghasilkan, maupun mengikuti
acara-acara kreativitas anak-anak muda. Dengan demikian, waktu mudanya akan
tercurahkan untuk hal-hal positif dan sedikit waktu untuk memikirkan hal-hal negatif
seperti pergaulan bebas tersebut.

7. Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas 


Di kalangan, pergaulan bebas sering dilakukan karena bisa jadi mereka tidak tahu
akibat yang ditimbulkannya. Seperti misalnya penyakit kelamin yang mematikan.
Nah, sosialisasi hal ini. Informasi-informasi mengenai bahaya yang ditimbulkan
akibat pergaulan bebas ini perlu terus disebarkan di kalangan muda. Harapannya,
mereka juga punya informasi sebagai bahan pertimbangan akal sehatnya. Jika
informasi tersebut belum didapatkan ada kemungkinan mereka akan terus melakukan
pergaulan bebas semau mereka. Tapi, kalau informasi sudah didapatkan tapi mereka
tetap nekat melakukan itu persoalan lain lagi. Sepertinya perlu ada penanganan
khusus, yang sudah terang-terangan bangga melakukan pergaulan bebas.

8. Menanamkan Nilai Ketimuran


Kalangan remaja kita kebanyakan sudah tak mengindahkan lagi akan pentingnya
nilai-nilai ketimuran. Tentu saja nilai ketimuran ini selalu berkaitan dengan nilai
keislaman yang juga membentuk akar budaya ketimuran. Nilai yang bersumber pada
ajaran spiritualitas agama ini perlu dipegang. Termasuk meningkatkan derajat
keimanan dan moralitas pemeluknya. Dengan dipegangnya nilai-nilai ini, harapannya
mereka khususnya kalangan muda akan berpikir seribu kali untuk terjun ke pergaulan
bebas.

Adapun beberapa factor yang datang dari orang muda, yaitu:


1. Faktor Kesadaran Atau Kedewasaan
Faktor ini bukan hanya umurnya yang kurang, tetapi orang muda pada umumnya
memang memiliki kecenderungan belum memiliki modal yang cukup dalam
mempertimbangkan, memutuskan dan melakukan segala sesuatu, misalnya
pengalaman belum cukup, usia masih sedikit, kedewasaan belum penuh,
pertimbangan belum matang, kurang menyadari akan bahaya, cenderung meremehkan
hal-halyang sebenarnya penting, belum dapat menghayati sakitnya akibat dari
tindakan yang salah, sehingga sering terjebak dalam langkah yang berbahaya.
Ditambah lagi kecenderungan orang muda ingin mencoba-coba sesuatu yang baru
yang belum pernah dirasakan atau dialaminya.

2. Faktor Budaya
Orang muda cenderung menganggap bahwa pergaulan bebas adalah budaya orang
muda jamansekarang. Mereka merasa pergaulan bebas adalah hak mereka. Mereka
mengatakan sekaranglahwaktunya bergaul sebebas-bebasnya. Hal ini menimbulkan
budaya iseng. Daripada dikatakan tidak gaul,mereka akhirnya bergaul sebebas-
bebasnya.

3. Faktor Keseimbangan Hidup


Orang muda memiliki potensi, tenaga, idealisme, semangat yang sedang
bertumbuh dan sedang mekar-mekarnya, termasuk nafsu seksualitanya, dll. Kondisi
ini jika tidak didukung prinsip-prinsip rohani yangkuat, penguasaan diri yang baik,
dan pendampingan dari seorag senior yang handal akan berakibat fatal. Maka banyak
kehidupan orang muda cenderung menjadi liar.

4. Faktor Keyakinan
Ini sebenarnya faktor terpenting dalam membekali orang muda menjalani hidup.
Orang muda yangimannya tidak handal, memiliki kecenderungan untuk tidak berjalan
dalam jalan Tuhan, termasuk tidakberdoa untuk pergaulan mereka. Sebaliknya yang
imannya handal dan berjalan dalam jalan Tuhan, jelasakan menuai dalam damai
sejahtera.

F. Cara Pergaulan Yang Baik


Pergaulan yang baik sebenarnya gampang-gampang susah. Yang jelas tergantung dari
tingkah laku kita sendiri. Kita harus banyak berkomunikasi dengan orang-orang yang kita
percayai atau keluarga kita sendiri. Dalam bergaul yang sangat mempengaruhi adalah
lingkungan sekitar. Ada pepatah yang mengatakan masuk ke kandang kambing tapi jangan
seperti kambing, begitu juga dengan bergaul kita harus memperhatikan lingkungan sekeliling
kita. Bagaimana cara orang berperilaku yang baik. Gaya berbicara yang sopan dan santun
dalam bergaul tidak harus dengan cara ugal-ugalan atau ketenaran semata. Jadi yang harus
kita lakukan adalah jadi diri kamu sendiri bagaimana orang di sekeliling kamu merasa
nyaman saat berkomunikasi dengan kita. Jadi cobalah memberanikan diri untuk
mengungkapkan apa yang ada di dalam isi hati kita. 

G. Pergaulan Sehat Pada Remaja


Sehat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai baik seluruh badan atau
bagian-bagiannya (bebas dari sakit). Sehat adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu
berjalan normal dan bekerja sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya. Secara sederhana,
sehat sinonim dengan kondisi tidak sakit. Seiring perkembangan zaman, kata sehat tidak
hanya berhubungan dengan tubuh, tetapi juga segala sesuatu yang dapat bekerja, jika
berlangsung secara normal dan semestinya maka akan disebut dengan sehat. Tetapi jika
mengalami gangguan, maka disebut dengan istilah tidak sehat. Pengertian sehat menurut
WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia adalah suatu keadaan yang sempurna, baik fisik,
mental, maupun sosial, tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Definisi sehat
menurut WHO ini adalah sehat secara keseluruhan, baik jasmani, rohani, lingkungan berikut
faktor-faktor serta komponen-komponen yang berperan di dalamnya. Sehat menurut WHO
terdiri dari suatu kesatuan penting 4 komponen dasar yang membentuk ‘positive health’,
yaitu:
 Sehat jasmani
 Sehat mental
 Sehat spiritual
 Kesejahteraan sosial
Pengertian sehat menurut UU No. 23/1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa
dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Artinya,
seseorang dikatakan sehat jika tubuh, jiwa, dan kehidupan sosialnya berjalan dengan normal
dan sebagaimana mestinya. Jika salah satu komponen tersebut terganggu, maka
kehidupannya akan menjadi tidak sehat. Kesimpulan dari beberapa pengertian sehat di atas
adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja sesuai
fungsinya,Pergaulan sehat tidak menderita suatu penyakit atau kelemahan, baik jasmani,
rohani maupun sosial.
Pergaulan sehat dapat juga diartikan sebagai proses interaksi yang dilakukan oleh
individu dengan individu, atau individu dengan kelompoknya dengan normal, baik tubuh,
jiwa maupun kehidupan sosialnya. Yang dimaksud normal adalah para remaja menyadari
bahwa pergaulan sesama teman dan kelompoknya adalah suatu keharusan untuk menjalankan
fungsi sosialnya agar setiap anak memperoleh keuntungan pribadi dalam hal perkembangan
kepribadiannya.
Beberapa cara remaja bergaul secara sehat antara lain :
1. Adanya Kesadaran Beragama Bagi Remaja
Bagi anak remaja, sangat diperlukan adanya pemahaman, pendalaman, serta
ketaatan terhadap ajaran agama. Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa remaja
yang melakukan pergaulan tidak sehat sebagian besar kurang memahami norma
agama. Oleh karena itu, kita harus memiliki kesadaran beragama agar tidak
terjerumus dalam pergaulan yang tidak sehat.

2. Memiliki Rasa Setia Kawan


Rasa setia kawan dibutuhkan agar dapat terjalin hubungan sosial remaja yang
baik, rasa setia kawan dalam hal-hal yang positif dan bukan sebaliknya.

3. Memilih Teman
Maksud dari memilih teman adalah untuk mengantisipasi agar kita tidak
terpengaruh dengan sifat yang tidak baik/sehat. Walaupun begitu, teman yang
pegaulannya buruk tidak harus kita asingkan, melainkan kita tetap berteman
dengannya tapi harus menjaga jarak. Jangan terlalu dekat/akrab dengan orang yang
memiliki sifat yang tidak baik/sehat.

4. Mengisi Waktu Dengan Kegiatan Yang Positif


Manfaatkan waktu luang dengan hal yang positif. misalnya diarahkan untuk
mengembangkan keterampilan atau penyaluran bakat olahraga, memperdalam kajian
agama, menulis cerpen, menggambar, atau lainnya.

5. Laki-Laki Dan Perempuan Memiliki Batasan-Batasan Tertentu


Remaja harus menjaga jarak dengan lawan jenisnya sesuai dengan norma agama
dan norma sosial di Indonesia. Misalnya menyapa teman lawan jenis dengan sapaan
yang baik, bersahabat dan berteman dengan lawan jenis dengan saling menghormati
dan menghargai, memakai pakaian yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta tidak
mempertontonkan aurat dan sebagainya.

6. Menstabilkan Emosi
Kita harus mampu mengendalikan emosi diri kita, jangan sampai emosi yang
menguasai diri kita. Sabar adalah salah satu kunci penguasaan emosi. Cobalah melatih
diri dalam menyelesaikan masalah dengan komunikasi, bukan dengan amarah atau
emosi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Masa remaja adalah masa peralihan dimana seseorang berpindah dari anak-anak
menjadi dewasa dalam masa ini berbagai perubahan jasmaniah, rohaniah, dan sosial terjadi
dengan jelas. Perubahan itu biasanya disertai oleh bermacam-macam problema yang timbul
karena tidak dipersiapkannya jiwa remaja untuk menghadapi perubahan tersebut ditambah
lagi dengan tidak dimengertinya orang tua, guru dan masyarakat tentang ciri pertumbuhan
remaja itu sendiri dan oleh sebab itu timbul berbagai problema remaja dan bila itu tidak
terselesaikan maka akan muncul kenakalan remaja. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan
perhatian orang tua dan masyarakat dalam menghadapi problema remaja agar tidak mengurus
pada kenakalan remaja dan perilaku-perilaku yang menyimpang seperti halnya perilaku seks
bebas.
Berikut beberapa saran yang mungkin bisa dilakukan untuk mencegah perilaku seks
bebas pada remaja:
1. Adanya kasih sayang, perhatian dari orang tua dalam hal apapun serta pengawasan
yang tidak bersifat mengekang.
2. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi.
3. Menambah kegiatan yang positif di luar sekolah, misalnya kegiatan olahraga.
4. Perlu dikembangkan model pembinaan remaja yang berhubungan dengan kesehatan
produksi.
5. Perlu adanya sikap tegas dari pemerintah dalam mengambil tindakan terhadap pelaku
seks bebas. 

3.2 Saran
Dalam karya ilmiah ini, diharapkan pembaca tidak puas sehingga pembaca masih terus
menggali atau mencari referensi dari sumber-sumber lain. Jika dalam penulisan karya ilmiah
ini terdapat banyak kekurangan, harap dimaklumi karena kami masih dalam tahap belajar.
Kritik dan saran akan kami terima, demi perbaikan kualitas dari karya ilmiah kami ini. 
DAFTAR PUSTAKA

 abygunlar.blogspot.com/2012/05/dampak-pergaulan-bebas-terhadap-
remaja.html
 http://lianlubis.wordpress.com/2010/03/18/”dampak-pergaulan-bebas-
terhadap-remaja/
 Husniaty, E.Noor. 2006. Menjadi Remaja Kreatif Dan Mandiri.
Yogyakarta: Dozz publisher
 Enterprise,Quantum.2010.Etika pergaulan remaja dalam pandangan.
 Gunarso,singgih D.1988.Psikologi perkembangan.Jakarta:PT Gramedia

Anda mungkin juga menyukai