Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

GEJALA SOSIAL SOSIOLOGI


“SIKAP DAN TINDAKAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS”
Untuk memenuhi tugas Pengantar Teknologi Informasi (PTI)
Dosen Pembimbing :
Agus Sumaryanto, M.Kom

DELA HADIDA
2357201029
SISTEM INFORMASI

Tahun Ajaran 2023/2024


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT karena atas karunia-Nya lah,kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tugas makalah yang diberi judul “ SIKAP
DAN TINDAKAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS” dimana tugas
ini merupakan tugas dari aspek penilaian mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi (PTI).
Di kesempatan kali ini pula kami ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan makalah ini. Harapan kami, kiranya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca untuk dijadikan sebagai bahan referensi dalam mempelajari bahasan
ini. Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami dengan senang hati akan menerima kritik dan saran
yang membangun.

Bekasi, 27 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………... 2
C. Tujuan …………………………………………………………………..... 2
BAB II PEMBAHASAN DAN ISI
A. Faktor terjadinya seks bebas……………………………………………… 4
B. Dampak yang terjadi akibat seks bebas…………………………………… 5
C. Bagaimana peran orang tua, guru dan lingkungan sehingga anak melakukan
kenakalan remaja (seks bebas).……………………………………………. 7
D. Cara penanggulangan seks bebas………………………………………….. 8
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN…………………………………………………………………….. 11
SARAN…………………………………………………………………………….. 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan individu (remaja) berlangsung terus menerus dan tidak dapat diulang
kembali. Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang
baik diakibatkan sikap mereka yang suka mencoba-coba pada hal yang baru. Pada
perkembangan fisik remaja mulai nampak terutama pada bagian organ-organ seksualnya secara
fisik, maupun secara psikis.
Seks bebas adalah tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan dalam
bentuk tingkah laku. Tingkah ini beraneka ragam, mulai dari saling tertarik dengan lawan jenis,
lalu berkecan, bercumbu dan diakhiri dengan dampak yang tidak baik, lalu akhirnya dampak
tersebut akan timbul baik bagi lingkungan, sosial, maupun pribadi terutama sangat berdampak
pada psikologis. Jika lingkungan psikologis terganggu maka sosial pun akan berubah.
Remaja adalah masa peralihan antara tahap anak dan dewasa yang jangka waktunya
berbeda-beda tergantung faktor sosial dan budaya. Pada kondisi ini remaja sangat labil karena
mereka masih mencari jati dirinya. Dimana mereka beringinan dirinya dianggap gaul dan dewasa
dengan menirukan orang lain. Apabila mereka tidak didukung pendidikan orang tua dan agama
yang kuat akan terjerumus ke hal-hal yang merugikan banyak pihak, terutama dirinya sendiri
(Soetjiningsih, 2004)
Masyarakat menghadapi kenyataan bahwa kehamilan pada remaja semakin meningkat
menjadi masalah. Masih derasnya arus informasi yang dapat menimbulkan rangsangan seksual
remaja terutama di daerah perkotaan yang mendorong remaja melakukan hubungan seksual
pranikah. Dimana pada akhirnya remaja mendapat ancaman bahaya dalam melakukan hubungan
seks bebas sehingga memberikan konflik bagi mereka seperti : putus sekolah, psikologis
terganggu, tekanan ekonomi, dan masalah dengan keluarga serta masyarakat sekitarnya dan para
remaja putri menjadi hamil di luar nikah (Manuaba, 1998).
Data BKBN, 2010 mencatat sebanyak 51 persen remaja di Jabodetabek telah melakukan
hubungan layaknya suami istri. Selain Jabodetabek, data yang sama juga diperoleh di wilayah
lain seperti Surabaya di mana remaja perempuan lajang yang kegadisannya sudah hilang
mencapai 54%, di Medan 52%, Bandung 47%, dan Yogyakarta 37%. Bahkan hasil survei

1
Komisi Perlindungan Anak / KPA terhadap 4.500 remaja mengungkap, 97% remaja pernah
menonton atau mengakses pornografi dan 93% pernah berciuman bibir. Survei yang dilakukan di
12 kota besar belum lama ini, juga menunjukkan 62,7% responden pernah berhubungan badan
dan 21 % di antaranya telah melakukan aborsi.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka rumusan masalah penelitian yang
berjudul “sikap dan tindakan remaja tentang seks bebas”

1. Faktor Terjadinya seks bebas,


2. Dampak yang terjadi akibat seks bebas,
3. Bagaimana peran orang tua, guru dan lingkungan sehingga anak melakukan kenakalan
remaja (seks bebas),
4. Cara penanggulangan seks bebas.

C. TUJUAN
Mengetahui penyebab kenakalan remaja pada seks bebas dan gejala-gejala yang dapat
memperlihatkan hal-hal yang mengarah pada kenakalan remaja serta untuk memahami hal-hal
yang perlu diperhatikan untuk menanggulangi seks bebas.

2
BAB II
PEMBAHAN DAN ISI
Masyarakat berpendapat bahwa perlu adanya pengaturan penyelenggaraan hubungan
seks. Sebab, dorongan seks itu begitu besar pengaruhnya terhadap manusia seperti nyala api
yang berkobar. Api itu bisa bermanfaat bagi manusia, akan tetapi dapat menghancurkan
peradaban manusiawi. Demikian pula dengan seks, bisa membangun kepribadian seseorang,
akan tetapi juga bisa menghancurkan sifat-sifat kemanusiaan. (Kartini Kartono,1981:22)
Variasi dari pengaturan dari penyelenggaraan seks bisa kita lihat pada tradisi-tradisi
seksual pada bangsa-bangsa primitif di bagian-bagian dunia. Dengan semakin pesatnya
perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta komunikasi terjadilah banyak perubahan
sosial yang serba cepat pada hampir semua kebudayaan manusia. Perubahan sosial tersebut
mempengaruhi kebiasaan hidup manusia, sekaligus juga mempengaruhi pola-pola seks yang
konvensional. Maka pelaksanaan seks itu banyak dipengaruhi oleh penyebab dari perubahan
sosial, antara lain oleh : urbanisasi, mekanisasi, alat kontrasepsi lamanya pendidikan,
demokratisasi fungsi wanita dalam masyarakat, dan modernisasi. Sebagai efek samping yang
ditimbulkan ada kalanya terjadi proses keluar dari jalur dari pola-pola seks, yaitu keluar dari
jalur-jalur konvensional kebudayaan. Pola seks dibuat menjadi hyper modern dan radikal,
sehingga bertentangan dengan system regulasi seks yang konvensional, menjadi seks bebas.
Sedangkan pengertian dari seks bebas itu sendiri adalah hubungan seksual yang dilakukan pra
nikah (tanpa menikah), Sering berganti pasangan
Banyak faktor-faktor yang membuat remaja memasuki dunia pergaulan yang rusak.
Biasanya hal ini berawal dari mereka berteman dengan teman yang membawa dampak buruk,
karena masa remaja itu masa dimana keadaan psikis remaja bisa mudah terpengaruh. Ada faktor
yang berasal dari keluarga, karena kurangnya perhatian dari keluarga membuat anak menjadi
royal dalam pergaulan. Faktor terpenting yang membuat remaja mudah terjerumus dipergaulan
bebas karena kurangnya agama yang membentengi pikiran dan jiwa anak. Oleh karena itu,
pendidikan dasar agama pada anak sangat diperlukan dalam kehidupan si anak. Berhasil atau
tidak berhasilnya anak, kembali lagi pada peran keluarga dalam memberikan pendidikan agama
dan pada diri anak sendiri.

3
A. FAKTOR TERJADINYA SEKS BEBAS
Faktor penyebab seks bebas yang dialami remaja dapat dikategorikan menjadi 2 faktor, yaitu
faktor internal dan eksternal:

1. Faktor Internal
Faktor internal atau lebih lazimnya dari dalam diri seseorang remaja itu. Keinginan untuk
dimengerti lebih dari orang lain bisa menjadi penyebab remaja melakukan tindakan
penyimpangan, sikap yang terlalu merendahkan diri sendiri atau selalu meninggikan diri sendiri,
jikalau terlalu merendahkan diri sendiri orang remaja lebih mencari jalan pintas untuk
menyelesaikan sesuatu dia beranggapan jika saya tidak begini saya bisa dianggap orang lain
tidak gaul, tidak mengikuti perkembangan zaman.

2. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal / faktor dari luar pribadi seseorang remaja. Faktor paling terbesar
memberi terjadinya prilaku menyimpang seseorang remaja yaitu lingkungan dan sahabat.
Seseorang sahabat yang sering berkumpul bersama dalam satu geng, otomatis dia akan tertular
oleh sikap dan sifat kawannya tersebut. Kasih sayang dan perhatian orang tua tidak sepenuhnya
tercurahkan, membuat seorang anak tidak betah berada di dalam rumah tersebut, mereka lebih
senang untuk berada di luar bersama kawan-kawannya. Apalagi keluarga yang kurang harmonis
dan kurangnya komunikasi dengan orang tua dapat menyebabkan seorang anak melakukan
penyimpangan sosial serta seks bebas yang melanggar nilai-nilai dan norma sosial. Apabila ayah
dan ibu mereka yang memiliki kesibukan di luar rumah akan membuat anak-anak remaja
semakin menjadi-jadi, sehingga mereka merasa tidak diperdulikan lagi.
Selain faktor internal dan eksternal di atas, ada juga faktor lain yang secara umum dapat
menyebabkan terjadinya seks bebas:
Pergaulan
Kita tahu pergaulan punya pengaruh besar terhadap perilaku kita. Maka jika seseorang
mempunyai lingkungan pergaulan dari kalangan teman-teman yang suka melakukan seks bebas,
maka dia juga bisa terpengaruh dan akhirnya ikut melakukan seks bebas.
Pengaruh materi pornografi (film, video, internet dsb)

4
Jika seseorang berulang kali mengakses materi pornografi, maka ini bisa mendorong
terjadinya perilaku seks bebas.
Pengaruh obat/narkoba dan alkohol
Seseorang yang bebas dari pengaruh narkoba dan alkohol bisa berfikir jernih dan ini
mencegah dia melakukan perilaku berisiko. Dalam keadaan dipengaruhi oleh narkoba dan
alkohol, maka pemikiran jernih bisa menurun dan ini bisa mendorong terjadinya perilaku seks
bebas.
Kualitas hubungan suami-isteri (buat yang sudah menikah).
Jika ada masalah dalam hubungan suami-isteri, maka ini bisa mendorong yang bersangkutan
melakukan hubungan seks bebas.

B. DAMPAK YANG TERJADI AKBAT SEKS BEBAS

Ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks di kalangan remaja yaitu kehamilan
dan penyakit menular seksual. Seperti kita ketahui bahwa banyak dampak buruk dari seks bebas
dan cenderung bersifat negatif seperti halnya, kumpul kebo, seks bebas dapat berakibat fatal bagi
kesehatan kita. Tidak kurang dari belasan ribu remaja yang sudah terjerumus dalam seks bebas.
Para remaja seks bebas cenderung akibat kurang ekonomi.

Seks bebas dapat terjadi karena pengaruh dari lingkungan luar dan salah pilihnya seseorang
terhadap lingkungan tempatnya bergaul. Saat-saat ini di kota besar sering terjadi razia di tempat-
tempat hiburan malam seperti diskotik dan tempat berkumpul para remaja lainnya dan yang
paling sering tertangkap adalah anak-anak remaja. Seks bebas sangat berdampak buruk bagi para
remaja, dampak dari seks bebas adalah hamil di luar nikah, aborsi, dapat mencorengkan nama
baik orang tua, diri sendiri, guru serta nama baik sekolah. Padahal seks bebas bukanlah
segalanya, dimana mereka hanya mendapat kenikmatan semata, sedang mereka tidak
memikirkan akibat yang harus mereka tanggung seumur hidup. Hal ini jelas sangat berbahaya
bagi remaja yang terjerumus di dalam seks bebas. Bayangkan saja jika seluruh remaja ada di
Indonesia terjerumus dalam seks bebas, apa jadinya nasib bangsa kita ini jika remaja yang ada

5
tidak memiliki kemampuan berfikir dan fisik yang baik, tentunya pembangunan tidak akan
berjalan dengan sebagaimana mestinya.

Berikut beberapa bahaya utama akibat seks pranikah dan seks bebas:
a) Menciptakan kenangan buruk. Apabila seseorang terbukti telah melakukan seks pranikah atau
seks bebas maka secara moral pelaku dihantui rasa bersalah yang berlarut-larut. Keluarga besar
pelaku pun turut menanggung malu sehingga menjadi beban mental yang berat.

b) Mengakibatkan kehamilan. Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan bila
dilakukan pada masa subur. kehamilan yang terjadi akibat seks bebas menjadi beban mental yang
luar biasa. Kehamilan yang dianggap “Kecelakaan” ini mengakibatkan kesusahan dan
malapetaka bagi pelaku bahkan keturunannya.

c) Menggugurkan Kandungan (aborsi) dan pembunuhan bayi. Aborsi merupakan tindakan medis
yang ilegal dan melanggar hukum. Aborsi mengakibatkan kemandulan bahkan Kanker Rahim.
Menggugurkan kandungan dengan cara aborsi tidak aman, karena dapat mengakibatkan
kematian.

d) Penyebaran Penyakit. Penyakit kelamin akan menular melalui pasangan dan bahkan
keturunannya. Penyebarannya melalui seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan. Hubungan
seks satu kali saja dapat menularkan penyakit bila dilakukan dengan orang yang tertular salah
satu penyakit kelamin. Salah satu virus yang bisa ditularkan melalui hubungan seks adalah virus
HIV.

e) Timbul rasa ketagihan.

f) Kehamilan terjadi jika terjadi pertemuan sel telur pihak wanita dan spermatozoa pihak pria.
Dan hal itu biasanya didahului oleh hubungan seks. Kehamilan pada remaja sering disebabkan
ketidaktahuan dan tidak sadarnya remaja terhadap proses kehamilan.

6
Bahaya kehamilan pada remaja:
1. Hancurnya masa depan remaja tersebut.
2. Remaja wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan
karena jiwa dan fisiknya belum siap.
3. Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya karena
terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta).
4. Pasangan pengantin remaja sering menjadi cemoohan lingkungan sekitarnya.
5. Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis
(dukun, tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis.
6. Pengguguran kandungan oleh tenaga medis dilarang oleh undang-undang, kecuali
indikasi medis (misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan
kehamilan dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun yang
mengantar dapat dihukum.
7. Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami gangguan kejiwaan
saat ia dewasa.

C. BAGAIMANA PERANAN ORANG TUA, GURU DAN LINGKUNGAN


SEHINGGA ANAK MELAKUKAN KENAKALAN REMAJA (seks
bebas)
Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak
membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si anak
remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan
moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak remaja ke jalan yang
benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan
orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya.
Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh pola
kenakalan para orang tua.
Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya
didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak
dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk
menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan para remaja sebagai

7
generasi penerus yang berkualitas. Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja,
tetapi adalah bagian hidup dan idialisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-
tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru
adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu
terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.
Akhir akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah berita
tentang pencabulan Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau pepatah mengatakan guru
kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru melakukan itu berapa
orang murid yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya menciptakan pola kenakalan remaja yang
sangat tidak ingin kita harapkan.
Kerja team yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan
Lingkungan (sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus di bentuk.
diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang
intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi
pendidikan para remaja. Peran Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan menganggap para
remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun
akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja
tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar tidak
terjebak dalam kenakalan remaja.
Terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting dalam membentuk pola
perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang pertumbuhan anaknya di dapat, orang
tuapun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar.

D. CARA PENGGULANGAN SEKS BEBAS


Seperti yang telah kita bahas di atas bahwa sesungguhnya memang kurang kesadaran baik
dari remaja itu sendiri maupun orang tua. Hendaklah orang tua memperhatikan anak-anaknya
tetapi orang tua jangan terlalu mamanjakan anak mereka, karena bisa mengakibatkan dampak
buruk baginya karena dia sudah terbiasa dengan hal-hal yang enak-enak. Tetapi orang tua juga
harus memperhatikan anak-anaknya dengan mengarahkan ke hal-hal yang positif dengan cara

8
mendukung bakat yang dimiliki oleh anak tersebut, agar dapat berguna dan berkembang. Tetapi
seorang anak juga jangan terlalu egois dalam memaksakan kehendak.

Bagi para lembaga sosial harus bisa merangkul para remaja untuk masuk dalam suatu organisasi
dengan mengikuti berbagai kegiatan, dengan begitu seorang remaja akan terarah pikirannya
dengan baik. Mendukung segala bakat-bakat anak remaja agar mereka tidak melakukan hal-hal
yang menyimpang. Tidak terlalu memaksakan seorang dalam berbagai tindakan karena akan
membuat tempramen seorang anak suka emosional. Didiklah anak-anak dengan cara yang lambat
agar mereka tidak selalu membangkan segala suruhan atau perintah para orang tua.

1. Pencegahan Menurut Agama


a. Memisahkan tempat tidur anak.
b. Meminta izin ketika memasuki kamar tidur orang tua.
c. Mengajarkan adab memandang lawan jenis.
d. Larangan menyebarkan rahasia suami-istri.

2. Pencegahan Seks Bebas dalam Keluarga


Faktor keluarga sangat menentukan dalam masalah pendidikan seks sehingga prilaku seks
bebas dapat dihindari. Waktu pemberian materi pendidikan seks dimulai pada saat anak sadar
mulai seks. Bahkan bila seorang bayi mulai dapat diberikan pendidikan seks, agar ia mulai dapat
memberikan mana cirri-laki-laki dan mana ciri perempuan. Bisa juga diberikan saat anak mulai
bertanya-tanya pada orang tuanya tentang bagaimana bayi lahir. Peran orang tua sangat penting
untuk memberikan pendidikan seks pada usia dini.
a. Keluarga harus mengerti tentang permasalahan seks, sebelum menjelaskan
kepada anak-anak mereka.
b. Seorang ayah mengarahkan anak laki-laki, dan seorang ibu mengarahkan
anak perempuan dalam menjelaskan masalah seks.
c. Jangan menjelaskan masalah seks kepada anak laki-laki dan perempuan di
ruang yang sama.
d. Hindari hal-hal yang berbau porno saat menjelaskan masalah seks, gunakan
kata-kata yang sopan.

9
e. Meyakinkan kepada anak-anak bahnwa teman-teman mereka adalah teman
yang baik.
f. Memberikan perhatian kemampuan anak di bidang olahraga dan menyibukkan
mereka dengan berbagai aktivitas.
g. Tanamkan etika memelihara diri dari perbuatan-perbuatan maksiat karena itu
merupakan sesuata yang paling berharga.
h. Membangun sikap saling percaya antara orang tua dan anak.

Digunakan upaya pencegahan atau penangkalan perilaku menyimpang dan upaya kuratif
yaitu pengobatan dan penyembuhan. Agar perilaku seks bebas pada remaja dapat ditekan
seminim mungkin, perlu dilakukan pencegahan yang baik dari lingkup keluarga, pemerintah dan
masyarakat. Adanya komunikasi yang efektif di dalam keluarga antara orang tua dan anak
mengenai pemahaman nilai-nilai moral dan etika sekaligus memberikan pengertian mangenai
pendidikan seks kepada anak-anaknya sesuai dengan tingkat umurnya.

10
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang
dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja.
P e r i l a k u tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya. Remaja
harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah
melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini.

SARAN
1. Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di
Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja dalam seks bebas.

2. Perlunya penanaman nilai moral, pendidikan dan nilai religious pada diri seorang remaja.

11
DAFTAR PUSTAKA
http://ferdicrezilla.blogspot.com/2013/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://www.tugasku4u.com/2013/06/bahaya-seks-bebas-pada-remaja.html
http://kimcilkimcil.blogspot.com/2011/03/kenakalan-remaja-peran-orang-tua-guru.html
http://pekerjaanrumah8.blogspot.com/2012/12/makalah-sosiologi-fenomena-sosial-dalam_30.html
http://hukum-dps.blogspot.com/2014/04/uraian-makalah-sosiologi-fenomena-kenakalan-remaja.html

Anda mungkin juga menyukai