Disusun oleh :
X. 2
2023
i
KATA PENGANTAR
Tak ada kesempurnaan selain dari ciptaan Allah SWT. Serta tak ada manusia yang sempurna
melainkan Rasulullah SAW. Saya merasa sangat bersyukur dapat menyelesaikan karya tulis yang
berjudul “Pengaruh Pacaran Bagi Remaja” dengan tepat waktu tanpa halangan yang berarti dan
sesuai dengan harapan. Atas rahmat Allah SWT lah ide karya tulis ini dapat muncul, serta atas
rahmat Allah lah saya dapat menuangkan ide ini serta mengerjakannya.
1. Bapak Widhi Wijayandaru S.Pd selaku guru mata pelajaran Sosiologi serta pemimbing
2. Semua pihak yang telah berkontribusi memberikan ide serta pendapatnya sehingga karya
Saya menyadari bahwa karya tulis ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki. Oleh karena itu,
semua kritik dan saran pembaca akan saya terima dengan senang hati demi perbaikan naskah
penelitian lebih lanjut. Semoga apa yang telah saya tulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………… 2
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………….. 2
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………….……... 2
BAB II TELAAH PUSTAKA………………………………………………...4
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………...11
2.1 Metode Penelitian........................................................................…..11
2.2 Lokasi Penelitian............................................………….…..…...….12
2.3 Sasaran Penelitian………………………………..…………………12
2.4 Teknik Pengumpulan Data………………………………………….12
2.4.1 Observasi….………………………………………………..12
2.4.2 Wawancara………………………………………………....13
2.4.3 Dokumentasi………………………………………………..13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………14
4.1 Karakteristik Lokasi Penelitian……………………………………14
4.2 Proses Penelitian…………………………………………………..15
4.3 Karakteristik Informan…………………………………………….15
BAB V PENUTUP……………………………………………………………..22
5.1 Kesimpulan…………………………………………………..…….22
5.2 Saran…………………………………………………..…….……..22
DAFTAR PUSAKA……………………………………………………………..23
LAMPIRAN……………………………………………………………..………24
iii
BAB I
PENDAHULUAN
seseorang berada di masa ini, remaja sering kali merasa bingung dalam menentukan jati diri mereka.
Remaja akan selalu mencoba segala hal demi menentukan siapakah diri mereka sebenarnya. Memang
tidak dapat dipungkiri bahwa masa remaja adalah salah satu masa yang paling indah pada hidup manusia
dibanding masa lainnya. Mengapa? Karena pada masa itulah perubahan besar akan terjadi pada sosok
manusia.
Remaja adalah salah satu objek yang paling rentan terhadap pengaruh masa kini. Mulai dari clubbing,
tawuran, nongkrong tidak jelas, hingga pergaulan bebas yang sedang marak sekarang, yaitu pacaran.
Pacaran adalah istilah untuk suatu ikatan cinta kasih yang dijalin antara lawan jenis.Banyak remaja yang
sudah berpacaran dan nyatanya terdapat hal positif dan negatif yang ditimbulkan dari berpacaran saat
Kepribadian remaja zaman dahulu dengan kepribadian remaja zaman sekarang sudah jauh berbeda.
Remaja zaman dulu itu takut untuk ber pacaran. Tapi justru zaman sekarang remaja sudah berani untuk
berpacaran bahkan sampai berbuat yang aneh aneh. Begitu pula dengan sopan santun, jika dahulu remaja
bicara kepada orang tua selalu sopan dan setiap berjalan di depan orang tua selalu permisi, berbeda
dengan remaja zaman sekarang yang sudah tidak lagi menerapkan semua hal itu. Sekarang, bicara dengan
orang tua saja seperti sedang berbicara dengan bestie nya, tidak mengenal sopan santun.
1
Rasanya, zaman sekarang pacaran merupakan suatu hal yang wajib atau harus dilakukan oleh remaja.
Karena sekarang banyak remaja yang mempunyai gengsi tinggi, tidak sedikit dari mereka yang merasa
malu dan merasa tidak up-to-date jika belum memiliki pacar. Bahkan anak SD pun sekarang sudah berani
berpacaran. Banyak remaja sekarang berfikir bahwa dengan pacaran, mereka memiliki seseorang yang
bisa membantu menyelesaikan persoalan hidup. Namun faktaya, pacaran adalah godaan para remaja yang
Pacaran mungkin memang terlihat mengasikkan, padahal pacaran merupakan godaan yang mesti di
waspadai. Selain membuat konsentrasi pecah berkeping-keping, pacaran juga dapat mempengaruhi
hubungan seseorang baik dengan teman maupun keluarga. Energi dan pikiran remaja juga akan tersiksa
demi mempertahankan hubungan dengan sang pacar. Belum lagi, tentunya ada banyak konflik yang akan
terjadi dalam sebuah hubungan, konflik konflik itu akan membuat seorang remaja menjadi pusing atau
koma, bahkan ada pula yang depresi berat akibat bertengkar hebat dengan pacar.
2
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai masukan dan pengetahuan bagi kalangan remaja yang belum mengerti tentang pacaran.
3. Dapat memahami dampak negatif yang didapatkan saat berpacaran dan bagaimana cara
menghindarinya.
3
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Pacaran
Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam
rangkaian hidup tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga atau pernikahan.
Namun pada kenyataanya, penerapan proses tersebut pada dunia nyata masih sangat jauh dari
tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan
memenuhi syarat pernikahan telah dengan nyata membiasakan hal hal yang semestinya tidak
mereka lakukan. Dalam suatu hubungan, terdapat pacar lelaki dan pacar perempuan yang
memiliki peran dan tanggung jawab nya masing masing. Pengertian dari pacar lelaki sendiri
adalah, seorang pria sebagai seorang pasangan romantis yang tidak dalam hubungan
perkawinan. Sedangkan, pengertian dari pacar perempuan adalah seorang wanita sebagai
- Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu hubungan
dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling
- Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan wanita
yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan
4
- Benokraitis (1996) menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana seseorang bertemu
dengan seseorang lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan
- Menurut Saxton (dalam Bowman, 1978), pacaran adalah suatu peristiwa yang telah
direncanakan dan meliputi berbagai aktivitas bersama antara dua orang (biasanya dilakukan
- Kyns (1989) menambahkan bahwa pacaran adalah hubungan antara dua orang yang
berlawanan jenis dan mereka memiliki keterikatan emosi, dimana hubungan ini didasarkan
Masa remaja adalah masa transisi dari anak anak ke dewasa yang pastinya akan menentukan kehidupan
dan masa depan mereka. Sepertinya semua orang sudah mengetahui, bahwa masa remaja adalah masa
yang indah. Dunia remaja memang indah dan unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan
ide-ide cemerlang dan positif. Namun, demikian tidak seikit juga hal hal negatif yang terjadi. Salah satu
hal yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja,
Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasannya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti
belum mempunyai identitas diri yang lengkap. Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan
fenomena tersendiri dikalangan remaja. Dan kalaupun dicari satu definisi tersendiri pacaran maka
akan sulit. Sebagian ada yang mendefinisikan pacaran adalah ajang dari untuk mendapatkan
kepuasan libido seksual, atau pacaran hanya sebagai label “saya punya pacar dan
5
Atau kah pacaran adalah suatu hal yang penting karena dengan pacaran kita memiliki seseorang
yang bisa membantu kita dalam mengatasi persoalan hidup. Untuk definisi pacaran tentu akan ada
banyak yang lainnya. Biasanya , para remaja mulai berpacaran mulai dari usia 12 tahun sampai dengan
sekitar umur 20 tahun keatas. Namun, di jaman yang modern ini,bahkan anak umur 10 tahun pun sudah
pacaran adalah serangkaian aktivitas bersama yang diwarnai keintiman (seperti adanya rasa kepemilikan
dan keterbukaan diri) serta adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita yang belum menikah dengan
tujuan untuk saling mengenal dan melihat kesesuaian antara satu sama lain sebagai pertimbangan sebelum
menikah.
1. Mencari identitas diri: Remaja mencoba untuk menemukan dan memahami identitas diri mereka,
termasuk dalam hubungan percintaan. Pacaran menjadi salah satu cara bagi remaja untuk mengeksplorasi
2. Rasa ingin tahu: Remaja merasa ingin tahu tentang hubungan percintaan dan kehidupan romantis.
Mereka ingin tahu tentang bagaimana rasanya jatuh cinta, memiliki pasangan, dan menjalin hubungan
romantis
3. Tekanan sosial: Tekanan sosial dari teman sebaya, media sosial, dan budaya populer dapat
mempengaruhi remaja untuk memulai hubungan percintaan. Remaja merasa harus memiliki pasangan
4. Pengaruh lingungan: Lingkungan keluarga, teman, da masyarakat sekitar juga dapat mempengaruhi
remaja untuk memulai hubungan percintaan. Pengaruh positif atau negatif dari lingkungan dapat memicu
6
5. Hormon dan dorongan seksual: Hormon dan dorongan seksual yang tinggi pada masa remaja juga
6. Membuktikan diri cukup menarik : Pada saat ini, para remaja sudah melewati batas bergaul yang telah
ditetapkan oleh orang tua. Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka
merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Selain itu, pacar merupakan sesuatu yang
dapat membuktikan bahwa mereka cukup menarik dan patut untuk mendapat perhatian dari lingkungan
sekelilingnya.
Tentunya ada beberapa dampak yang ditiumbulkan dari pacaran di usia remaja. Terdapat dampak positif
Dampak positif :
Pacaran bisa membantu remaja untuk belajar mengenai hubungan antar individu dan belajar untuk
2. Meningkatkan Kepercayaan Diri: Pacaran bisa membantu remaja untuk meningkatkan rasa percaya diri
mereka, terutama dalam hal memahami dan mengekspresikan diri mereka dalam hubungan.
3. Menjalin Hubungan Sosial: Pacaran bisa menjadi cara bagi remaja untuk membentuk hubungan sosial
4. Belajar Menyelesaikan Konflik: Pacaran dapat membantu remaja belajar bagaimana menyelesaikan
konflik dengan pasangan mereka dan belajar bagaimana menangani situasi sulit dengan cara yang sehat
dan positif.
7
Dampak negatif :
1. Gangguan Fokus dalam Pendidikan: Pacaran bisa mengalihkan fokus remaja dari kegiatan akademik
2. Merugikan Kesehatan Mental: Pacaran yang buruk atau hubungan yang tidak sehat bisa membuat
3. Terpapar Risiko Kekerasan dan Pelecehan: Pacaran juga bisa meningkatkan risiko remaja terpapar
4. Risiko Kehamilan di Usia Muda: Pacaran bisa meningkatkan risiko remaja hamil di usia yang masih
terlalu muda, yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka dan masa depan.
5. Mengabaikan Tanggung Jawab Sosial: Pacaran yang terlalu intens dan mengganggu dapat membuat
remaja mengabaikan tanggung jawab sosial mereka, seperti mengabaikan keluarga, teman-teman, atau
Lalu, bagaimana upaya menghindarai dampak negatif dari pacaran di usia remaja?
1. Fokus pada pendidikan: Prioritaskan pendidikan Anda dan jangan biarkan pacaran mengganggu jadwal
belajar Anda. Cobalah untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan asmara dan akademis.
2. Tetap terbuka pada orang tua atau wali: Berbicaralah dengan orang tua atau wali Anda tentang pacaran
dan tanyakan pendapat mereka. Jangan sembunyikan hubungan Anda, dan jangan mengambil keputusan
8
3. Kenali diri sendiri: Penting untuk mengenal diri sendiri dan mengetahui apa yang Anda inginkan dan
butuhkan dari sebuah hubungan. Cobalah untuk tidak terburu-buru dalam memulai hubungan dan
pastikan bahwa pasangan Anda memiliki nilai yang sama dengan Anda.
4. Hindari tekanan teman: Jangan membiarkan tekanan teman mempengaruhi keputusan Anda dalam
memulai hubungan. Jika Anda merasa tidak siap atau tidak ingin berpacaran, maka Anda harus berani
mengatakan tidak.
B. Pergaulan
Pergaulan adalah interaksi sosial antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Pergaulan dapat
terjadi dalam berbagai konteks seperti keluarga, sekolah, tempat kerja, dan lingkungan sosial lainnya.
Secara umum, pergaulan mengacu pada cara individu berinteraksi, berkomunikasi, dan bertindak dalam
Dalam konteks sosial, pergaulan melibatkan berbagai bentuk interaksi seperti komunikasi, kerja sama,
persaingan, serta konflik. Selain itu, pergaulan juga dapat memengaruhi perkembangan pribadi dan sosial
Pergaulan yang sehat dan positif dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial, mengembangkan
hubungan yang bermakna, dan memperluas jaringan sosial. Namun, pergaulan yang buruk dan negatif
dapat menyebabkan masalah seperti isolasi sosial, gangguan emosional, dan perilaku buruk.
Dalam masyarakat modern, pergaulan semakin kompleks karena adanya perkembangan teknologi dan
globalisasi yang memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan orang dari latar belakang budaya
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pergaulan yang baik dan sehat sangat penting untuk memastikan
9
Lalu, bagaimana cara bergaul yang baik dan benar?
1. Bersikap sopan dan menghargai: Remaja harus bersikap sopan dan menghargai orang lain dengan cara
2. Bersikap terbuka dan ramah: Remaja harus bersikap terbuka dan ramah dengan orang lain, dan tidak
3. Mempertahankan batas-batas: Remaja harus memiliki batasan yang jelas dalam hubungan mereka, dan
harus tegas dalam menolak hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip mereka.
4. Berkomunikasi dengan baik: Remaja harus berkomunikasi dengan baik, terutama ketika menghadapi
5. Membangun hubungan yang positif: Remaja harus berusaha untuk membangun hubungan yang positif
6. Memilih teman dengan bijak: Remaja harus memilih teman dengan bijak, dan mencari teman yang
7. Berpartisipasi dalam aktivitas sosial: Remaja dapat berpartisipasi dalam aktivitas sosial seperti kegiatan
olahraga, seni, atau kegiatan sukarela untuk membangun keterampilan sosial dan memperluas jaringan
sosial mereka.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Metode kualitatif ini digunakan karena
beberapa pertimbangan yaitu metode kualitatif lebih bisa dan mudah menyesuaikan apabila
berhadapan dengan kenyataan ganda, metode ini menyajikan hakekat hubungan antara peneliti
dan narasumber secara langsung dan metode ini lebih peka sehingga dapat menyesuaikan diri
dan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola pola nilai yang dihadapi peneliti.
Penelitian diarahkan untuk mendapatkan fakta-fakta yang berhubungan dengan bagaimana gaya
pacaran anak remaja terutama generazi zoomer pada zaman sekarang ini. Penerapan pendekatan
kualitatif dengan pertimbangan kemungkinan data yang diperoleh di lapangan berupa data dalam
bentuk fakta yang perlu adanya analisis secara mendalam. Maka pendekatan kualitatif akan lebih
mendorong pada pencapaian data yang bersifat lebih mendalam terutama dengan keterlibatan
peneliti sendiri di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrument utama dalam
mengumpulkan data yang dapat berhubungan langsung dengan instrument atau objek penelitian.
11
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di area SMAN 3 SLAWI yang tepatnya berada di Jl. Prof. Moh.
Yamin, di rumah salah satu narasumber, yang berada di Procot. Dan menggunakan Video Call.
Sasaran penelitian dalam karya tulis ilmiah ini adalah remaja di bawah umur, dan lebih dominan
kepada remaja pertengahan sekolah menengah pertama ( SMP ). Remaja awal zaman sekarang
cenderung ingin mencoba hal-hal baru, karena rasa penasaran yang membuat mereka
melakukannya. Jika remaja tersebut suka dengan hal baru yang dilakukannya, dan merasa
“keren” saat melakukan hal tersebut mereka akan meneruskannya. Mereka akan mencoba terus.
Seperti hal nya pacaran,menurut remaja awal zaman sekarang itu adalah suatu hal yang sangat
3.4.1 Observasi
Observasi adalah proses pengamatan secara saksama dan sistematis terhadap objek atau
fenomena tertentu untuk mendapatkan informasi atau data yang dapat digunakan untuk tujuan
digunakan sebagai metode pengumpulan data kualitatif dengan cara langsung mengamati
12
3.4.2 Wawancara
Wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian yang melibatkan
interaksi antara peneliti dengan subjek penelitian atau informan, dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai topik yang sedang
diteliti.
Wawancara dapat dilakukan secara langsung atau melalui telepon, video call, atau aplikasi
chat, tergantung pada kondisi dan kebutuhan penelitian. Wawancara juga dapat dilakukan
dalam bentuk terstruktur, semi-terstruktur, atau tidak terstruktur, tergantung pada tujuan
3.4.3 Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian adalah proses mencatat dan menyimpan informasi yang terkait
dengan sebuah penelitian. Hal ini meliputi catatan tentang sumber data, metode yang
digunakan dalam pengumpulan data, analisis yang dilakukan terhadap data, dan hasil yang
13
BAB IV
SMA Negeri 3 Slawi lahir sebagai dampak diberlakukannya Undang-undang No. 2 Tahun 1989
tentang system Pendidikan Nasional. Akibat lahirnya Undang – Undang Sisdiknas ( pasal 28 ayat 1
dan 3 ) tersebut seluruh SPG baik Negeri maupun Swasta se-Indonesia dialihfungsikan menjadi SMA
atau sekolah kejuruan yang lain, Berdasarkan surat perintah Kakanwil Depdikbud Prov. Jawa
Tengah, SPG Negeri Slawi tahun 1991 dialihfungsikan menjadi SMA Negeri 3 Slawi. SMA Negeri 3
Slawi memiliki luas areal tanah kurang lebih 3,7 Ha dan letaknya strategis serta ditumbuhi
pepohonan yang rindang, membuat udara di SMA Negeri 3 Slawi terasa sejuk dan tampak asri, untuk
Desa Procot berada di kecamatan Slawi Kab. Tegal, dengan sebagian besar penduduknya sebagai
Perindustrian/jasa menjadikan desa Procot memiliki potensi wisata. Dengan luas wilayah 98.77 m?
ini populasinya dianggap cukup karena dari total penduduk sebesar 6306, terbagi para laki-laki di
Video call adalah sebuah layanan komunikasi yang memungkinkan pengguna untuk melakukan
percakapan secara virtual dengan menggunakan kamera, mikrofon, dan koneksi internet. Dalam video
call, kedua atau lebih pengguna dapat melihat dan mendengar satu sama lain secara real-time seperti
pada saat bertemu secara langsung, tetapi mereka berada di tempat yang berbeda.
14
4.2 Proses Penelitian
Sebelum saya mulai meneliti, saya menyusun rancangan awal penelitian terlebih dahulu (
menentukan ide, judul, dll ) Setelah rancangan awal terbentuk, saya mencari referensi sumber-
sumber yang dapat mendukung penelitian. Setelah itu, saya menyempurnakan rancangan awal
penelitian menjadi rancangan yang ter struktur. Kemudian, saya mulai menyusun pertanyaan
pertanyaan serta menyempurnakan pemilihan dan interaksi dengan subjek dan informan. Setelah
menentukan informan, wawancara segera saya lakukan. Para informan melakukan wawancara
secara sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun. Saya juga akan menjaga kerahasiaan identitas
informan jika ia merasa keberatan demi menjaga privasi mengenai informasi pribadinya. Setelah
a. Karakteristik Narasumber 1
Nama : ZQ
Umur : 16 tahun
Agama : Islam
15
b. Pertanyaan
Narasumber 1 : “Untuk mengenal satu sama lain dan ingin mencoba menjalin hubungan lebih
Narasumber 1 : “Saya bertemu di sosial media, lebih tepat nya di Instagram. Dan dia dm
(direct message) saya meminta untuk di follback eh berlanjut dan akhirnya berpindah ke wa.
Pewawancara : “Apakah orang tua kamu mengetahui hubungan kalian? Jika iya, bagaimana
pendapat mereka?”
Narasumber 1 : “Tahu, dan orang tua awalnya melarang, tetapi setelah melihat dia datang
Pewawancara : “Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan saat bersama pacar kamu? bagaimana
Narasumber 1 : “Kita lebih sering bertemu di rumah sakit. Karna dia adalah dokter muda a.k.a
anak koas. Biasanya kalo tidak di rs kita pergi ke gunung,laut, atau mall setiap weekend.
Dan perasaan saya pastinya senang sekali karna dia selalu menjaga saya dan selalu memenuhi
hal yang saya inginkanwalaupun saya tidak meminta, contohnya makan makanan favorit saya.
16
Pewawancara : “Pernahkah pasangan kalian melakukan hal-hal yang kamu anggap tidak boleh
/ tidak pantas dilakukan? Jika pernah, tolong ceritakan mengapa ia melakukan hal tersebut.”
Narasumber 1 : “ Tidak pernah. saya bersama pacar saya mentok hanya berpelukan dan tidak
pernah sampai macam-macam karna kita sama sama ingin menjaga satu sama lain.
Pewawancara : “Konflik-konflik apa sajakah yang pernah kalian alami, dan bagaimana kamu
Narasumber 1 : “Konflik yang sering kami alami adalah masalah komunikasi saja. Dia anak
koas jadi dia sering mendapatkan panggilan darurat padahal kita baru saja bertemu. Tapi kita
menyelesaikan dengan cara introspeksi diri masing masing dan saling mengerti kesibukan
masing masing. Jika dia tidak sempat menghubungi, biasanya dia akan mengirimkan saya
Narasumber 1 : “Menurut saya tidak sama sekali. Karena apa? Jika ada materi yang kurang
saya pahami, dia selalu bersedia membantu saya dalan tugas mapel fisika atau pun
17
c. Karakteristik Narasumber 2
Nama : NR
Umur : 15 tahun
Agama : Islam
d. Pertanyaan
Narasumber 2 : “Agar seperti teman-teman yang lain. Saya merasa tertinggal jika tidak
memiliki pacar di zaman sekarang ini. Teman-teman saya jika sedang berkumpul juga pasti
membahas pacaran. Kalau saya tidak memiliki pacar, saya hanya bisa ‘plonga-plongo.’
mengikuti eskul basket. Jadi disanalah kita bertemu dan menjadi lebih dekat.”
Narasumber 2 : “6 Bulan”
Pewawancara : “Apakah orang tua kamu mengetahui hubungan kalian? Jika iya, bagaimana
pendapat mereka?”
Narasumber 2 : “Mereka tidak mengetahui. Jika mereka memgetahui, pasti saya akan
dimarahi. Mereka sangat tidak suka jika saya pacaran, atau menjalankan hubungan dengan
lawan jenis. Jadi saya akan merahasiakan ini dari orang tua saya.”
Pewawancara : “Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan saat bersama pacar kamu? bagaimana
18
Narasumber 2 : “Kami tidak sering nge date dikala weekend atau jika ada waktu kosong.
Namun kami sering menghabiskan waktu sepulang sekolah. Pacar saya hampir setiap hari
mengantar saya pulang. Dia mengantar saya di depan gang rumah saya. Karena jika pas di
Pewawancara : “Pernahkah pasangan kalian melakukan hal-hal yang kamu anggap tidak boleh
/ tidak pantas dilakukan? Jika pernah, tolong ceritakan mengapa ia melakukan hal tersebut.”
Narasumber 2 : “Tidak pernah. Kami berdua sudah mengetahui batasan masing-masing. Dan
Pewawancara : “Konflik-konflik apa sajakah yang pernah kalian alami, dan bagaimana kamu
Narasumber 2 : “Konflik yang sering kita alami mungkin kita berdua kurang bisa menjaga
perasaan masing masing. Dan cara klasik kami dalam menyelesaikan masalah adalah dengan
mengutarakan isi hati satu sama lain, lalu kami saling intropeksi.”
Narasumber 2 : “Iya. Awalnya dia membuat saya jadi malas untuk belajar. Namun, seiring
berjalan nya waktu, saya sadar bahwa saya harus lebih peduli dengan pendidikan saya.”
e. Karakteristik Narasumber 3
Nama : -
Umur : 16 Tahun
Agama : Islam
19
f. Pertanyaan
Narasumber 3 : “Dulu saya pacaran karena penasaran saja. Saya selama 15 tahun belum pernah
merasakan bagaimana pacaran dan dekat dengan laki-laki. Dulu saya sama sekali tidak tertarik
Narasumber 3 : “Awal pertemuan itu, awal awal masuk SMA. Dia tiba-tiba datang ke kelas
saya, mau kenalan katanya. Nah, beberapa hari kemudian dia mengajak saya untuk pulang
bareng. Habis itu kita sering pergi bersama saat weekend, nah tiba-tiba dia mengajak saya
pacaran.”
Pewawancara : “Apakah orang tua kamu mengetahui hubungan kalian? Jika iya, bagaimana
pendapat mereka?”
Narasumber 3 : “Orang tua saya saya maupun dia tahu bahwa kita berteman. Tapi mereka
Pewawancara : “Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan saat bersama pacar kamu? bagaimana
Narasumber 3 : “Dulu biasanya kami pergi saat weekend. Entah itu pergi nonton, atau hanya
sekedar makan saja. Kita juga sering pergi sepulang sekolah. Perasaan saya senang, tapi lama-
Pewawancara : “Pernahkah pasangan kalian melakukan hal-hal yang kamu anggap tidak boleh
/ tidak pantas dilakukan? Jika pernah, tolong ceritakan mengapa ia melakukan hal tersebut.”
Narasumber 3 : “Tidak.”
20
Pewawancara : “Konflik-konflik apa sajakah yang pernah kalian alami, dan bagaimana kamu
Narasumber 3 : “Konflik yang paling sering kami alami itu adalah salah faham. Ya mungkin
karena kurang nya komunikasi. Cara saya menyelesaikan konflik tersebut dengan coba
Narasumber 3 : “Iya. Sangat sangat berpengaruh. Saya merasa menjadi lebih malas belajar.
Nilai saya menurun drastis dari nilai nilai saya saat SMP. Maka dari itu saya memutuskan
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan-pembahasan diatas, kita dapat mengetahui bagaimana gaya pacaran remaja
gen z zaman sekarang dan bagaimana dampak-dampak yang muncul akibat berpacaran, serta
bagaimana perilaku gen z dalam menyelesaikan konflik dengan pasangan mereka. Beberapa remaja
mengaku bahwa dengan berpacaran dapat memberikan motivasi lebih bagi mereka untuk belajar lebih
giat lagi, dan beberapa dari mereka juga mengaku pacaran dapat membawa dampak negatif bagi hidup
mereka seperti menurunnya prestasi belajar mereka. Gaya berpacaran gen z pada zaman ini juga
seperti orang dewasa contohnya seperti menonton film ke bioskop atau makan di restoran saat
weekend.
5.2 Saran
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah di uraikan, maka remaja harus lebih selektif ,
menanaman pendidikan moral dan agama, meningkatkan peran orang tua dalam memberi arahan, lebih
mencintai diri sendiri karena ketika kita sudah mencintai diri sendiri kita tidak akan membiarkan diri
kita melakukan hal-hal yang hanya akan menjerumuskan ke hal-hal yang negatif, berorientasi pada
masa depan,tidak mencintai orang lain (pacar) berlebih dari kita mencintai diri kita sendiri dan Tuhan
karena ketika kita mencintai orang lain melebihi kita mencintai Tuhan dan diri kita sendiri kita akan
cenderung memberikan segalanya kepada orang tersebut tapa peduli itu adalah hal yang baik atau
tidak, harus pandai-pandai mengendalikan nafsu, Jika merasa masih belum mampu mengendalikan
nafsu lebih baik jangan coba-coba menjalin hubungan pacaran daripada harus terjerumus ke lembah
kebinasaan.
22
DAFTAR PUSTAKA
https://www.axe.com/id/inspirasi/culture/gaya-pacaran-anak-gen-z.html
https://telkomschools.sch.id/pengaruh-pacaran-pada-remaja/
https://telkomschools.sch.id/pengaruh-pacaran-pada-
remaja/#:~:text=Menurut%20DeGenova%20%26%20Rice%20(2005),saling%20mengenal%20satu%2
0sama%20lain.
https://www.parenting.co.id/usia-sekolah/4-dampak-negatif-bila-anak-praremaja-pacaran
23
LAMPIRAN
24
3. Wawancara ketiga dengan Narasumber 3
25