Anda di halaman 1dari 29

GAYA PACARAN REMAJA GEN Z

Karya Tulis ini disusun untuk melengkapi tugas

Mata Pelajaran Sosiologi

Disusun oleh :

Fellita Shalihah Dwiputria

X. 2

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL

DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA

UPTD SMA NEGERI 3 SLAWI

2023
i
KATA PENGANTAR

Tak ada kesempurnaan selain dari ciptaan Allah SWT. Serta tak ada manusia yang sempurna

melainkan Rasulullah SAW. Saya merasa sangat bersyukur dapat menyelesaikan karya tulis yang

berjudul “Pengaruh Pacaran Bagi Remaja” dengan tepat waktu tanpa halangan yang berarti dan

sesuai dengan harapan. Atas rahmat Allah SWT lah ide karya tulis ini dapat muncul, serta atas

rahmat Allah lah saya dapat menuangkan ide ini serta mengerjakannya.

Ucapan terima kasih juga tidak lupa saya sampaikan kepada :

1. Bapak Widhi Wijayandaru S.Pd selaku guru mata pelajaran Sosiologi serta pemimbing

yang telah memberikan bimbingan untuk menyusun laporan ini.

2. Semua pihak yang telah berkontribusi memberikan ide serta pendapatnya sehingga karya

tulis ini dapat disusun.

Saya menyadari bahwa karya tulis ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal ini

disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki. Oleh karena itu,

semua kritik dan saran pembaca akan saya terima dengan senang hati demi perbaikan naskah

penelitian lebih lanjut. Semoga apa yang telah saya tulis dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan.

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………… 2
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………….. 2
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………….……... 2
BAB II TELAAH PUSTAKA………………………………………………...4
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………...11
2.1 Metode Penelitian........................................................................…..11
2.2 Lokasi Penelitian............................................………….…..…...….12
2.3 Sasaran Penelitian………………………………..…………………12
2.4 Teknik Pengumpulan Data………………………………………….12
2.4.1 Observasi….………………………………………………..12
2.4.2 Wawancara………………………………………………....13
2.4.3 Dokumentasi………………………………………………..13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………14
4.1 Karakteristik Lokasi Penelitian……………………………………14
4.2 Proses Penelitian…………………………………………………..15
4.3 Karakteristik Informan…………………………………………….15
BAB V PENUTUP……………………………………………………………..22
5.1 Kesimpulan…………………………………………………..…….22
5.2 Saran…………………………………………………..…….……..22
DAFTAR PUSAKA……………………………………………………………..23
LAMPIRAN……………………………………………………………..………24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Masa remaja merupakan peralihan antara masa anak anak menuju masa dewasa. Oleh karena itu, saat

seseorang berada di masa ini, remaja sering kali merasa bingung dalam menentukan jati diri mereka.

Remaja akan selalu mencoba segala hal demi menentukan siapakah diri mereka sebenarnya. Memang

tidak dapat dipungkiri bahwa masa remaja adalah salah satu masa yang paling indah pada hidup manusia

dibanding masa lainnya. Mengapa? Karena pada masa itulah perubahan besar akan terjadi pada sosok

manusia.

Remaja adalah salah satu objek yang paling rentan terhadap pengaruh masa kini. Mulai dari clubbing,

tawuran, nongkrong tidak jelas, hingga pergaulan bebas yang sedang marak sekarang, yaitu pacaran.

Pacaran adalah istilah untuk suatu ikatan cinta kasih yang dijalin antara lawan jenis.Banyak remaja yang

sudah berpacaran dan nyatanya terdapat hal positif dan negatif yang ditimbulkan dari berpacaran saat

remaja terutama pengaruh berpacaran terhadap pergaulan remaja itu sendiri.

Kepribadian remaja zaman dahulu dengan kepribadian remaja zaman sekarang sudah jauh berbeda.

Remaja zaman dulu itu takut untuk ber pacaran. Tapi justru zaman sekarang remaja sudah berani untuk

berpacaran bahkan sampai berbuat yang aneh aneh. Begitu pula dengan sopan santun, jika dahulu remaja

bicara kepada orang tua selalu sopan dan setiap berjalan di depan orang tua selalu permisi, berbeda

dengan remaja zaman sekarang yang sudah tidak lagi menerapkan semua hal itu. Sekarang, bicara dengan

orang tua saja seperti sedang berbicara dengan bestie nya, tidak mengenal sopan santun.

1
Rasanya, zaman sekarang pacaran merupakan suatu hal yang wajib atau harus dilakukan oleh remaja.

Karena sekarang banyak remaja yang mempunyai gengsi tinggi, tidak sedikit dari mereka yang merasa

malu dan merasa tidak up-to-date jika belum memiliki pacar. Bahkan anak SD pun sekarang sudah berani

berpacaran. Banyak remaja sekarang berfikir bahwa dengan pacaran, mereka memiliki seseorang yang

bisa membantu menyelesaikan persoalan hidup. Namun faktaya, pacaran adalah godaan para remaja yang

mesti diperhatikan secara serius.

Pacaran mungkin memang terlihat mengasikkan, padahal pacaran merupakan godaan yang mesti di

waspadai. Selain membuat konsentrasi pecah berkeping-keping, pacaran juga dapat mempengaruhi

hubungan seseorang baik dengan teman maupun keluarga. Energi dan pikiran remaja juga akan tersiksa

demi mempertahankan hubungan dengan sang pacar. Belum lagi, tentunya ada banyak konflik yang akan

terjadi dalam sebuah hubungan, konflik konflik itu akan membuat seorang remaja menjadi pusing atau

koma, bahkan ada pula yang depresi berat akibat bertengkar hebat dengan pacar.

2
1.2 PERUMUSAN MASALAH

1. Apa saja penyebab seorang remaja berpacaran ?

2. Bagaimana gaya pacaran seorang remaja ?

3. Apa dampak / pengaruh pacaran bagi seorang remaja ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dampak pacaran terhadap seorang remaja.

2. Untuk mengetahui gaya pacaran seorang remaja.

3. Untuk memenuhi tugas karya tulis ilmiah sosiologi.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai masukan dan pengetahuan bagi kalangan remaja yang belum mengerti tentang pacaran.

2. Dapat mengetahui dampak positif yang didapatkan saat berpacaran.

3. Dapat memahami dampak negatif yang didapatkan saat berpacaran dan bagaimana cara

menghindarinya.

3
BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Pacaran

Pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam

rangkaian hidup tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga atau pernikahan.

Namun pada kenyataanya, penerapan proses tersebut pada dunia nyata masih sangat jauh dari

tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan

memenuhi syarat pernikahan telah dengan nyata membiasakan hal hal yang semestinya tidak

mereka lakukan. Dalam suatu hubungan, terdapat pacar lelaki dan pacar perempuan yang

memiliki peran dan tanggung jawab nya masing masing. Pengertian dari pacar lelaki sendiri

adalah, seorang pria sebagai seorang pasangan romantis yang tidak dalam hubungan

perkawinan. Sedangkan, pengertian dari pacar perempuan adalah seorang wanita sebagai

seorang pasangan romantis yang tidak dalam hubungan perkawinan.

Definisi pacaran menurut para ahli-ahli :

- Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu hubungan

dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling

mengenal satu sama lain.

- Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan wanita

yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan

pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika.

4
- Benokraitis (1996) menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana seseorang bertemu

dengan seseorang lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan

sesuai atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan hidup.

- Menurut Saxton (dalam Bowman, 1978), pacaran adalah suatu peristiwa yang telah

direncanakan dan meliputi berbagai aktivitas bersama antara dua orang (biasanya dilakukan

oleh kaum muda yang belum menikah dan berlainan jenis).

- Kyns (1989) menambahkan bahwa pacaran adalah hubungan antara dua orang yang

berlawanan jenis dan mereka memiliki keterikatan emosi, dimana hubungan ini didasarkan

karena adanya perasaan-perasaan tertentu dalam hati masing-masing.

Masa remaja adalah masa transisi dari anak anak ke dewasa yang pastinya akan menentukan kehidupan

dan masa depan mereka. Sepertinya semua orang sudah mengetahui, bahwa masa remaja adalah masa

yang indah. Dunia remaja memang indah dan unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan

ide-ide cemerlang dan positif. Namun, demikian tidak seikit juga hal hal negatif yang terjadi. Salah satu

hal yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja,

walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya.

Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasannya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti

belum mempunyai identitas diri yang lengkap. Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan

fenomena tersendiri dikalangan remaja. Dan kalaupun dicari satu definisi tersendiri pacaran maka

akan sulit. Sebagian ada yang mendefinisikan pacaran adalah ajang dari untuk mendapatkan

kepuasan libido seksual, atau pacaran hanya sebagai label “saya punya pacar dan

mendongkrak percaya diri”.

5
Atau kah pacaran adalah suatu hal yang penting karena dengan pacaran kita memiliki seseorang

yang bisa membantu kita dalam mengatasi persoalan hidup. Untuk definisi pacaran tentu akan ada

banyak yang lainnya. Biasanya , para remaja mulai berpacaran mulai dari usia 12 tahun sampai dengan

sekitar umur 20 tahun keatas. Namun, di jaman yang modern ini,bahkan anak umur 10 tahun pun sudah

mulai mengenal ‘pacaran’. Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, dapat disimpulkan pengertian

pacaran adalah serangkaian aktivitas bersama yang diwarnai keintiman (seperti adanya rasa kepemilikan

dan keterbukaan diri) serta adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita yang belum menikah dengan

tujuan untuk saling mengenal dan melihat kesesuaian antara satu sama lain sebagai pertimbangan sebelum

menikah.

Penyebab pacaran di usia remaja :

1. Mencari identitas diri: Remaja mencoba untuk menemukan dan memahami identitas diri mereka,

termasuk dalam hubungan percintaan. Pacaran menjadi salah satu cara bagi remaja untuk mengeksplorasi

minat dan kepentingan mereka dalam hubungan dengan orang lain.

2. Rasa ingin tahu: Remaja merasa ingin tahu tentang hubungan percintaan dan kehidupan romantis.

Mereka ingin tahu tentang bagaimana rasanya jatuh cinta, memiliki pasangan, dan menjalin hubungan

romantis

3. Tekanan sosial: Tekanan sosial dari teman sebaya, media sosial, dan budaya populer dapat

mempengaruhi remaja untuk memulai hubungan percintaan. Remaja merasa harus memiliki pasangan

atau berpacaran agar dapat diterima dalam kelompok sosial mereka.

4. Pengaruh lingungan: Lingkungan keluarga, teman, da masyarakat sekitar juga dapat mempengaruhi

remaja untuk memulai hubungan percintaan. Pengaruh positif atau negatif dari lingkungan dapat memicu

atau menghalangi remaja untuk mulai berpacaran.

6
5. Hormon dan dorongan seksual: Hormon dan dorongan seksual yang tinggi pada masa remaja juga

dapat mempengaruhi keputusan untuk memulai hubungan percintaan.

6. Membuktikan diri cukup menarik : Pada saat ini, para remaja sudah melewati batas bergaul yang telah

ditetapkan oleh orang tua. Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka

merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Selain itu, pacar merupakan sesuatu yang

dapat membuktikan bahwa mereka cukup menarik dan patut untuk mendapat perhatian dari lingkungan

sekelilingnya.

Tentunya ada beberapa dampak yang ditiumbulkan dari pacaran di usia remaja. Terdapat dampak positif

maupun negatif. Dampak dampak nya antara lain :

Dampak positif :

1. Meningkatkan Kematangan Emosional:

Pacaran bisa membantu remaja untuk belajar mengenai hubungan antar individu dan belajar untuk

mengelola emosi mereka dengan lebih baik.

2. Meningkatkan Kepercayaan Diri: Pacaran bisa membantu remaja untuk meningkatkan rasa percaya diri

mereka, terutama dalam hal memahami dan mengekspresikan diri mereka dalam hubungan.

3. Menjalin Hubungan Sosial: Pacaran bisa menjadi cara bagi remaja untuk membentuk hubungan sosial

dan memperluas lingkaran pertemanan mereka.

4. Belajar Menyelesaikan Konflik: Pacaran dapat membantu remaja belajar bagaimana menyelesaikan

konflik dengan pasangan mereka dan belajar bagaimana menangani situasi sulit dengan cara yang sehat

dan positif.

7
Dampak negatif :

1. Gangguan Fokus dalam Pendidikan: Pacaran bisa mengalihkan fokus remaja dari kegiatan akademik

dan membuat mereka mengabaikan tugas dan tanggung jawab sekolah.

2. Merugikan Kesehatan Mental: Pacaran yang buruk atau hubungan yang tidak sehat bisa membuat

remaja mengalami stres, kecemasan, dan bahkan depresi.

3. Terpapar Risiko Kekerasan dan Pelecehan: Pacaran juga bisa meningkatkan risiko remaja terpapar

kekerasan dan pelecehan dari pasangan mereka.

4. Risiko Kehamilan di Usia Muda: Pacaran bisa meningkatkan risiko remaja hamil di usia yang masih

terlalu muda, yang dapat mempengaruhi kesehatan mereka dan masa depan.

5. Mengabaikan Tanggung Jawab Sosial: Pacaran yang terlalu intens dan mengganggu dapat membuat

remaja mengabaikan tanggung jawab sosial mereka, seperti mengabaikan keluarga, teman-teman, atau

kegiatan-kegiatan sosial lainnya.

Lalu, bagaimana upaya menghindarai dampak negatif dari pacaran di usia remaja?

1. Fokus pada pendidikan: Prioritaskan pendidikan Anda dan jangan biarkan pacaran mengganggu jadwal

belajar Anda. Cobalah untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan asmara dan akademis.

2. Tetap terbuka pada orang tua atau wali: Berbicaralah dengan orang tua atau wali Anda tentang pacaran

dan tanyakan pendapat mereka. Jangan sembunyikan hubungan Anda, dan jangan mengambil keputusan

besar tanpa berkonsultasi dengan mereka.

8
3. Kenali diri sendiri: Penting untuk mengenal diri sendiri dan mengetahui apa yang Anda inginkan dan

butuhkan dari sebuah hubungan. Cobalah untuk tidak terburu-buru dalam memulai hubungan dan

pastikan bahwa pasangan Anda memiliki nilai yang sama dengan Anda.

4. Hindari tekanan teman: Jangan membiarkan tekanan teman mempengaruhi keputusan Anda dalam

memulai hubungan. Jika Anda merasa tidak siap atau tidak ingin berpacaran, maka Anda harus berani

mengatakan tidak.

B. Pergaulan

Pergaulan adalah interaksi sosial antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Pergaulan dapat

terjadi dalam berbagai konteks seperti keluarga, sekolah, tempat kerja, dan lingkungan sosial lainnya.

Secara umum, pergaulan mengacu pada cara individu berinteraksi, berkomunikasi, dan bertindak dalam

situasi sosial yang berbeda-beda.

Dalam konteks sosial, pergaulan melibatkan berbagai bentuk interaksi seperti komunikasi, kerja sama,

persaingan, serta konflik. Selain itu, pergaulan juga dapat memengaruhi perkembangan pribadi dan sosial

seseorang, termasuk pola pikir, nilai-nilai, sikap, dan perilaku.

Pergaulan yang sehat dan positif dapat membantu meningkatkan keterampilan sosial, mengembangkan

hubungan yang bermakna, dan memperluas jaringan sosial. Namun, pergaulan yang buruk dan negatif

dapat menyebabkan masalah seperti isolasi sosial, gangguan emosional, dan perilaku buruk.

Dalam masyarakat modern, pergaulan semakin kompleks karena adanya perkembangan teknologi dan

globalisasi yang memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan orang dari latar belakang budaya

yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pergaulan yang baik dan sehat sangat penting untuk memastikan

kesejahteraan sosial dan pribadi seseorang.

9
Lalu, bagaimana cara bergaul yang baik dan benar?

1. Bersikap sopan dan menghargai: Remaja harus bersikap sopan dan menghargai orang lain dengan cara

mendengarkan mereka dan tidak memotong saat orang lain berbicara.

2. Bersikap terbuka dan ramah: Remaja harus bersikap terbuka dan ramah dengan orang lain, dan tidak

menunjukkan perilaku yang membedakan atau merendahkan orang lain.

3. Mempertahankan batas-batas: Remaja harus memiliki batasan yang jelas dalam hubungan mereka, dan

harus tegas dalam menolak hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip mereka.

4. Berkomunikasi dengan baik: Remaja harus berkomunikasi dengan baik, terutama ketika menghadapi

masalah atau konflik dalam hubungan mereka dengan orang lain.

5. Membangun hubungan yang positif: Remaja harus berusaha untuk membangun hubungan yang positif

dan saling mendukung dengan orang lain.

6. Memilih teman dengan bijak: Remaja harus memilih teman dengan bijak, dan mencari teman yang

memiliki nilai-nilai dan minat yang sama.

7. Berpartisipasi dalam aktivitas sosial: Remaja dapat berpartisipasi dalam aktivitas sosial seperti kegiatan

olahraga, seni, atau kegiatan sukarela untuk membangun keterampilan sosial dan memperluas jaringan

sosial mereka.

10
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada studi ini adalah metode kualitatif. Metode kualitatif

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Metode kualitatif ini digunakan karena

beberapa pertimbangan yaitu metode kualitatif lebih bisa dan mudah menyesuaikan apabila

berhadapan dengan kenyataan ganda, metode ini menyajikan hakekat hubungan antara peneliti

dan narasumber secara langsung dan metode ini lebih peka sehingga dapat menyesuaikan diri

dan banyak penajaman pengaruh bersama terhadap pola pola nilai yang dihadapi peneliti.

Penelitian diarahkan untuk mendapatkan fakta-fakta yang berhubungan dengan bagaimana gaya

pacaran anak remaja terutama generazi zoomer pada zaman sekarang ini. Penerapan pendekatan

kualitatif dengan pertimbangan kemungkinan data yang diperoleh di lapangan berupa data dalam

bentuk fakta yang perlu adanya analisis secara mendalam. Maka pendekatan kualitatif akan lebih

mendorong pada pencapaian data yang bersifat lebih mendalam terutama dengan keterlibatan

peneliti sendiri di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrument utama dalam

mengumpulkan data yang dapat berhubungan langsung dengan instrument atau objek penelitian.

11
3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di area SMAN 3 SLAWI yang tepatnya berada di Jl. Prof. Moh.

Yamin, di rumah salah satu narasumber, yang berada di Procot. Dan menggunakan Video Call.

3.3 Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian dalam karya tulis ilmiah ini adalah remaja di bawah umur, dan lebih dominan

kepada remaja pertengahan sekolah menengah pertama ( SMP ). Remaja awal zaman sekarang

cenderung ingin mencoba hal-hal baru, karena rasa penasaran yang membuat mereka

melakukannya. Jika remaja tersebut suka dengan hal baru yang dilakukannya, dan merasa

“keren” saat melakukan hal tersebut mereka akan meneruskannya. Mereka akan mencoba terus.

Seperti hal nya pacaran,menurut remaja awal zaman sekarang itu adalah suatu hal yang sangat

normal dan dilakukan oleh hampir semua remaja di Indonesia.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Observasi

Observasi adalah proses pengamatan secara saksama dan sistematis terhadap objek atau

fenomena tertentu untuk mendapatkan informasi atau data yang dapat digunakan untuk tujuan

penelitian atau pengambilan keputusan. Dalam konteks penelitian, observasi sering

digunakan sebagai metode pengumpulan data kualitatif dengan cara langsung mengamati

perilaku, interaksi, atau kejadian yang terjadi di lapangan.

12
3.4.2 Wawancara

Wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data dalam penelitian yang melibatkan

interaksi antara peneliti dengan subjek penelitian atau informan, dengan tujuan untuk

mendapatkan informasi dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai topik yang sedang

diteliti.

Wawancara dapat dilakukan secara langsung atau melalui telepon, video call, atau aplikasi

chat, tergantung pada kondisi dan kebutuhan penelitian. Wawancara juga dapat dilakukan

dalam bentuk terstruktur, semi-terstruktur, atau tidak terstruktur, tergantung pada tujuan

penelitian dan kerangka yang digunakan.

3.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian adalah proses mencatat dan menyimpan informasi yang terkait

dengan sebuah penelitian. Hal ini meliputi catatan tentang sumber data, metode yang

digunakan dalam pengumpulan data, analisis yang dilakukan terhadap data, dan hasil yang

diperoleh dari penelitian.

13
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian pertama, SMAN 3 SLAWI.

SMA Negeri 3 Slawi lahir sebagai dampak diberlakukannya Undang-undang No. 2 Tahun 1989

tentang system Pendidikan Nasional. Akibat lahirnya Undang – Undang Sisdiknas ( pasal 28 ayat 1

dan 3 ) tersebut seluruh SPG baik Negeri maupun Swasta se-Indonesia dialihfungsikan menjadi SMA

atau sekolah kejuruan yang lain, Berdasarkan surat perintah Kakanwil Depdikbud Prov. Jawa

Tengah, SPG Negeri Slawi tahun 1991 dialihfungsikan menjadi SMA Negeri 3 Slawi. SMA Negeri 3

Slawi memiliki luas areal tanah kurang lebih 3,7 Ha dan letaknya strategis serta ditumbuhi

pepohonan yang rindang, membuat udara di SMA Negeri 3 Slawi terasa sejuk dan tampak asri, untuk

kegiatan KBM sangat menyenangkan .

Lokasi penelitian kedua, Desa Procot.

Desa Procot berada di kecamatan Slawi Kab. Tegal, dengan sebagian besar penduduknya sebagai

Perindustrian/jasa menjadikan desa Procot memiliki potensi wisata. Dengan luas wilayah 98.77 m?

ini populasinya dianggap cukup karena dari total penduduk sebesar 6306, terbagi para laki-laki di

Procot sebanyak 3160 orang dan 3146 sisanya wanita.

Penelitian ketiga dilakukan via Video Call di rumah masing-masing.

Video call adalah sebuah layanan komunikasi yang memungkinkan pengguna untuk melakukan

percakapan secara virtual dengan menggunakan kamera, mikrofon, dan koneksi internet. Dalam video

call, kedua atau lebih pengguna dapat melihat dan mendengar satu sama lain secara real-time seperti

pada saat bertemu secara langsung, tetapi mereka berada di tempat yang berbeda.

14
4.2 Proses Penelitian

Sebelum saya mulai meneliti, saya menyusun rancangan awal penelitian terlebih dahulu (

menentukan ide, judul, dll ) Setelah rancangan awal terbentuk, saya mencari referensi sumber-

sumber yang dapat mendukung penelitian. Setelah itu, saya menyempurnakan rancangan awal

penelitian menjadi rancangan yang ter struktur. Kemudian, saya mulai menyusun pertanyaan

pertanyaan serta menyempurnakan pemilihan dan interaksi dengan subjek dan informan. Setelah

menentukan informan, wawancara segera saya lakukan. Para informan melakukan wawancara

secara sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun. Saya juga akan menjaga kerahasiaan identitas

informan jika ia merasa keberatan demi menjaga privasi mengenai informasi pribadinya. Setelah

data data terkumpul, selanjutnya saya membuat kesimpulan dan saran.

4.3 Karakteristik Informan

a. Karakteristik Narasumber 1

Nama : ZQ

Umur : 16 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 13 April 2007

15
b. Pertanyaan

Pewawancara : “Apa alasan kamu berpacaran?”

Narasumber 1 : “Untuk mengenal satu sama lain dan ingin mencoba menjalin hubungan lebih

dengan orang yang di sukai”

Pewawancara : “Bagaimana proses dari awal pertemuan sampai pacaran?”

Narasumber 1 : “Saya bertemu di sosial media, lebih tepat nya di Instagram. Dan dia dm

(direct message) saya meminta untuk di follback eh berlanjut dan akhirnya berpindah ke wa.

Beberapa minggu kemudian kami berpacaran.”

Pewawancara : “Sudah berapa lama kalian berpacaran?”

Narasumber 1 : “Sudah berjalan 2 tahun.”

Pewawancara : “Apakah orang tua kamu mengetahui hubungan kalian? Jika iya, bagaimana

pendapat mereka?”

Narasumber 1 : “Tahu, dan orang tua awalnya melarang, tetapi setelah melihat dia datang

kerumah dan meminta izin langsung, ortu mulai menyetujui.”

Pewawancara : “Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan saat bersama pacar kamu? bagaimana

perasaan kamu saat melakukan hal tersebut?”

Narasumber 1 : “Kita lebih sering bertemu di rumah sakit. Karna dia adalah dokter muda a.k.a

anak koas. Biasanya kalo tidak di rs kita pergi ke gunung,laut, atau mall setiap weekend.

Dan perasaan saya pastinya senang sekali karna dia selalu menjaga saya dan selalu memenuhi

hal yang saya inginkanwalaupun saya tidak meminta, contohnya makan makanan favorit saya.

Dan saya sangat senang karna bisa berkenalan dengan dia.”

16
Pewawancara : “Pernahkah pasangan kalian melakukan hal-hal yang kamu anggap tidak boleh

/ tidak pantas dilakukan? Jika pernah, tolong ceritakan mengapa ia melakukan hal tersebut.”

Narasumber 1 : “ Tidak pernah. saya bersama pacar saya mentok hanya berpelukan dan tidak

pernah sampai macam-macam karna kita sama sama ingin menjaga satu sama lain.

Pewawancara : “Konflik-konflik apa sajakah yang pernah kalian alami, dan bagaimana kamu

menyelesikan konflik tersebut?”

Narasumber 1 : “Konflik yang sering kami alami adalah masalah komunikasi saja. Dia anak

koas jadi dia sering mendapatkan panggilan darurat padahal kita baru saja bertemu. Tapi kita

menyelesaikan dengan cara introspeksi diri masing masing dan saling mengerti kesibukan

masing masing. Jika dia tidak sempat menghubungi, biasanya dia akan mengirimkan saya

barang, makanan, atau surat.

Pewawancara : “Menurut kamu, apakah hubungan pacaran mu membawa pengaruh pada

prestasi akademik di sekolah?”

Narasumber 1 : “Menurut saya tidak sama sekali. Karena apa? Jika ada materi yang kurang

saya pahami, dia selalu bersedia membantu saya dalan tugas mapel fisika atau pun

matematika. Jadi, nilai saya tidak terpengaruh sama sekali.”

17
c. Karakteristik Narasumber 2

Nama : NR

Umur : 15 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 15 Juli 2008

d. Pertanyaan

Pewawancara : “Apa alasan kamu berpacaran?”

Narasumber 2 : “Agar seperti teman-teman yang lain. Saya merasa tertinggal jika tidak

memiliki pacar di zaman sekarang ini. Teman-teman saya jika sedang berkumpul juga pasti

membahas pacaran. Kalau saya tidak memiliki pacar, saya hanya bisa ‘plonga-plongo.’

Pewawancara : “Bagaimana proses dari awal pertemuan sampai pacaran?”

Narasumber 2 : “Kami bertemu di suatu estrakulikuler. Kebetulan kami berdua sama-sama

mengikuti eskul basket. Jadi disanalah kita bertemu dan menjadi lebih dekat.”

Pewawancara : “Sudah berapa lama kalian berpacaran?”

Narasumber 2 : “6 Bulan”

Pewawancara : “Apakah orang tua kamu mengetahui hubungan kalian? Jika iya, bagaimana

pendapat mereka?”

Narasumber 2 : “Mereka tidak mengetahui. Jika mereka memgetahui, pasti saya akan

dimarahi. Mereka sangat tidak suka jika saya pacaran, atau menjalankan hubungan dengan

lawan jenis. Jadi saya akan merahasiakan ini dari orang tua saya.”

Pewawancara : “Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan saat bersama pacar kamu? bagaimana

perasaan kamu saat melakukan hal tersebut?”

18
Narasumber 2 : “Kami tidak sering nge date dikala weekend atau jika ada waktu kosong.

Namun kami sering menghabiskan waktu sepulang sekolah. Pacar saya hampir setiap hari

mengantar saya pulang. Dia mengantar saya di depan gang rumah saya. Karena jika pas di

depan rumah, keluarga saya akan marah besar.”

Pewawancara : “Pernahkah pasangan kalian melakukan hal-hal yang kamu anggap tidak boleh

/ tidak pantas dilakukan? Jika pernah, tolong ceritakan mengapa ia melakukan hal tersebut.”

Narasumber 2 : “Tidak pernah. Kami berdua sudah mengetahui batasan masing-masing. Dan

dia adalah lelaki yang sangat menghargai perempuan.”

Pewawancara : “Konflik-konflik apa sajakah yang pernah kalian alami, dan bagaimana kamu

menyelesikan konflik tersebut?”

Narasumber 2 : “Konflik yang sering kita alami mungkin kita berdua kurang bisa menjaga

perasaan masing masing. Dan cara klasik kami dalam menyelesaikan masalah adalah dengan

mengutarakan isi hati satu sama lain, lalu kami saling intropeksi.”

Pewawancara : “Menurut kamu, apakah hubungan pacaran mu membawa pengaruh pada

prestasi akademik di sekolah?”

Narasumber 2 : “Iya. Awalnya dia membuat saya jadi malas untuk belajar. Namun, seiring

berjalan nya waktu, saya sadar bahwa saya harus lebih peduli dengan pendidikan saya.”

e. Karakteristik Narasumber 3

Nama : -

Umur : 16 Tahun

Jenis Kelamin: Perempuan

Agama : Islam

Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 14 November 2006

19
f. Pertanyaan

Pewawancara : “Apa alasan kamu berpacaran?”

Narasumber 3 : “Dulu saya pacaran karena penasaran saja. Saya selama 15 tahun belum pernah

merasakan bagaimana pacaran dan dekat dengan laki-laki. Dulu saya sama sekali tidak tertarik

dengan hal hal yang berbau dengan pacaran.

Pewawancara : “Bagaimana proses dari awal pertemuan sampai pacaran?”

Narasumber 3 : “Awal pertemuan itu, awal awal masuk SMA. Dia tiba-tiba datang ke kelas

saya, mau kenalan katanya. Nah, beberapa hari kemudian dia mengajak saya untuk pulang

bareng. Habis itu kita sering pergi bersama saat weekend, nah tiba-tiba dia mengajak saya

pacaran.”

Pewawancara : “Berapa lama kalian berpacaran?”

Narasumber 3 : “Saya tidak terlalu ingat berapa lama.”

Pewawancara : “Apakah orang tua kamu mengetahui hubungan kalian? Jika iya, bagaimana

pendapat mereka?”

Narasumber 3 : “Orang tua saya saya maupun dia tahu bahwa kita berteman. Tapi mereka

hanya mengetahui kalau kita teman. Tidak lebih.”

Pewawancara : “Kegiatan apa saja yang biasa dilakukan saat bersama pacar kamu? bagaimana

perasaan kamu saat melakukan hal tersebut?”

Narasumber 3 : “Dulu biasanya kami pergi saat weekend. Entah itu pergi nonton, atau hanya

sekedar makan saja. Kita juga sering pergi sepulang sekolah. Perasaan saya senang, tapi lama-

lama jadi biasa saja.”

Pewawancara : “Pernahkah pasangan kalian melakukan hal-hal yang kamu anggap tidak boleh

/ tidak pantas dilakukan? Jika pernah, tolong ceritakan mengapa ia melakukan hal tersebut.”

Narasumber 3 : “Tidak.”

20
Pewawancara : “Konflik-konflik apa sajakah yang pernah kalian alami, dan bagaimana kamu

menyelesikan konflik tersebut?”

Narasumber 3 : “Konflik yang paling sering kami alami itu adalah salah faham. Ya mungkin

karena kurang nya komunikasi. Cara saya menyelesaikan konflik tersebut dengan coba

menjelaskan pelan pelan ke dia.”

Pewawancara : “Menurut kamu, apakah hubungan pacaran mu membawa pengaruh pada

prestasi akademik di sekolah?”

Narasumber 3 : “Iya. Sangat sangat berpengaruh. Saya merasa menjadi lebih malas belajar.

Nilai saya menurun drastis dari nilai nilai saya saat SMP. Maka dari itu saya memutuskan

untuk berteman saja dengan dia.”

21
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan-pembahasan diatas, kita dapat mengetahui bagaimana gaya pacaran remaja

gen z zaman sekarang dan bagaimana dampak-dampak yang muncul akibat berpacaran, serta

bagaimana perilaku gen z dalam menyelesaikan konflik dengan pasangan mereka. Beberapa remaja

mengaku bahwa dengan berpacaran dapat memberikan motivasi lebih bagi mereka untuk belajar lebih

giat lagi, dan beberapa dari mereka juga mengaku pacaran dapat membawa dampak negatif bagi hidup

mereka seperti menurunnya prestasi belajar mereka. Gaya berpacaran gen z pada zaman ini juga

seperti orang dewasa contohnya seperti menonton film ke bioskop atau makan di restoran saat

weekend.

5.2 Saran

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah di uraikan, maka remaja harus lebih selektif ,

menanaman pendidikan moral dan agama, meningkatkan peran orang tua dalam memberi arahan, lebih

mencintai diri sendiri karena ketika kita sudah mencintai diri sendiri kita tidak akan membiarkan diri

kita melakukan hal-hal yang hanya akan menjerumuskan ke hal-hal yang negatif, berorientasi pada

masa depan,tidak mencintai orang lain (pacar) berlebih dari kita mencintai diri kita sendiri dan Tuhan

karena ketika kita mencintai orang lain melebihi kita mencintai Tuhan dan diri kita sendiri kita akan

cenderung memberikan segalanya kepada orang tersebut tapa peduli itu adalah hal yang baik atau

tidak, harus pandai-pandai mengendalikan nafsu, Jika merasa masih belum mampu mengendalikan

nafsu lebih baik jangan coba-coba menjalin hubungan pacaran daripada harus terjerumus ke lembah

kebinasaan.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://www.axe.com/id/inspirasi/culture/gaya-pacaran-anak-gen-z.html

https://telkomschools.sch.id/pengaruh-pacaran-pada-remaja/

https://telkomschools.sch.id/pengaruh-pacaran-pada-

remaja/#:~:text=Menurut%20DeGenova%20%26%20Rice%20(2005),saling%20mengenal%20satu%2

0sama%20lain.

https://www.parenting.co.id/usia-sekolah/4-dampak-negatif-bila-anak-praremaja-pacaran

23
LAMPIRAN

1. Wawancara pertama dengan Narasumber 1

2. Wawancara kedua dengan Narasumber 2 (Via Video Call)

24
3. Wawancara ketiga dengan Narasumber 3

25

Anda mungkin juga menyukai