Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Teks diskusi "Masih SMP sudah pacaran, bolehkah?" ditulis dengan tujuan agar para remaja
tidak terjerumus kedalam tindak perilaku yang berisiko. Pacaran bukanlah hal yang baru, dan para
remaja saat ini mayoritas menjalani perilaku tersebut. Hal ini akan menimbulkan berbagai dampak.
Apakah ada dampak positif dari pacaran? Mungkin pacaran memiliki dampak positif, namun
dampak negatifnya pasti lebih besar.Pacaran sudah menjadi kebiasaan bagi remaja masa kini.
Bahkan perilaku pacaran sudah dijadikan kebanggaan oleh para remaja. Remaja yang berpacaran
juga cenderung membawa tekanan negatif kepada teman sebayanya. Diharapkan remaja dapat
menyelipkan perilaku positif diantara gempuran perilaku pacaran yang ada di lingkungan
pergaulannya. Remaja yang mampu menunjukkan sikap positif ditengah teman sebayanya yang
berpacaran, Layaknya matahari yang sedang diselimuti oleh gelapnya awan. Namun demikian
matahari senantiasa bersinar dan menyingkirkan awan yang gelap.
Banyak remaja saat ini yang menjalani perilaku pacaran, tanpa mereka pelajari dan cari tahu
apa yang dimaksud pacaran ini. Pacaran merupakan sebuah rasa ketertarikan pada lawan jenis yang
dimiliki seseorang saat mulai memasuki masa pubertas. Pada masa ini tidak dapat dipungkiri bahwa
setiap remaja pasti mengalaminya. Namun sebagai remaja usia sekolah hendaknya kita bisa
mengendalikan diri untuk tidak mendekati salah satu perilaku kenakalan remaja ini.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil dari uraian latar belakang, dapat diketahui rumusan masalah dalam teks
1. Apakah ada hubungan antara interaksi teman sebaya dengan perilaku pacaran pada remaja?
2. Bagaimana dorongan-dorongan seksual ada remaja bisa terjadi?
3. Mengapa perilaku remaja (berpacaran) mengindikasi perilaku yang berisiko?
2
1.3 Tujuan Diskusi
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari diskusi ini ialah:
1. Mengetahui apakah ada hubungan antara interaksi teman sebaya dengan perilaku
pacaran pada remaja.
2. Mengetahui perilaku remaja berpacaran yang mengindikasi perilaku berisiko.
3. Mengetahui siapa yang dapat mengendalikan perilaku remaja ketika mulai memiliki
ketertarikan untuk mengenal lawan jenis.
Dari uraian pokok latar belakang dan rumusan masalah memunculkan tujuan pencapaian
diskusi ini sebagaimana disebutkan diatas. Tujuan diskusi berisi hal-hal yang menyangkut segala
kegiatan atau perilaku remaja dalam berpacaran. Sehingga dilakukannya diskusi ini diharapkan
3
BAB II
Pembahasan Materi
2.1 Isi
Hubungan interaksi teman sebaya dengan perilaku pacaran pada remaja sangat
berkaitan erat, oleh karena itu remaja perlu pertimbangan yang baik dalam hubungan
interaksi dengan teman sebaya. Remaja yang melakukan kegiatan pacaran umumnya hanya
merasa minder dan tidak percaya diri terhadap teman sebayanya yang berpacaran. Akhirnya
remaja yang awalnya santai menjalani kehidupannya mulai berpikir bagaimana caranya
sosiologis? Karena pacaran merupakan sebuah hal yang sudah menjadi kebiasaan di
kehidupan umum. Dalam hal ini kemungkinan besar pelaku utama yang memberi saran dan
masukan bagi remaja adalah teman dekat (sebaya) dengan remaja tersebut. Hal ini bisa
terjadi karena kurangnya komunikasi antara orang tua dengan sang anak, sehingga
menimbulkan rasa tidak percaya diri pada anak untuk bercerita ke orang tuanya.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui aspek-aspek remaja melakukan pacaran sebagai
berikut:
4
Dari aspek-aspek yang mendorong remaja berpacaran, terdapat uraian tentang faktor yang
interaksi teman sebaya dengan perilaku pacaran pada remaja memiliki hubungan yang sangat
signifikan. Karena teman sebaya juga berperan penting dalam membantu proses pembentukan
karakter atau kepribadian seorang siswa. Karakter seseorang yang dijadikan teman inilah yang akan
Begitu juga dengan rumusan masalah yang ke dua, dorongan-dorongan seksual pada remaja baik
laki-laki maupun perempuan merupakan salah satu tanda remaja tersebut telah memasuki masa
puber, yang mana organ-organ reproduksi dan hormon seksual mulai berfungsi. Hormon inilah yang
menyebabkan terjadinya dorongan seksual pada remaja. Pada remaja perempuan hormon tersebut
dinamakan hormon esterogen dan progesteron sedangkan pada laki-laki hormon tersebut dinamakan
hormon testosteron.
Selanjutnya membahas masalah tentang perilaku remaja (berpacaran) mengindikasi perilaku yang
berisiko. Pacaran merupakan tindak kenakalan remaja, perilaku ini seharusnya tidak patut dilakukan
seorang pelajar, karena mengingat besarnya risiko dari perilaku tersebut. Perilaku pacaran tidak
hanya menyangkut tentang pengetahuan reproduksi untuk remaja saja, namun juga menyangkut
tentang kesehatan mental dan jiwa remaja. Tidak sedikit kasus yang beredar bahwa remaja
meninggal karena bunuh diri akibat di tinggal sang kekasih, seharusnya ini sudah menjadi sebuah
pelajaran bagi remaja yang hendak berpacaran. Namun nyatanya tidak, sampai saat ini perilaku
pacaran remaja justru sudah semakin tinggi. Tidak hanya itu, dampak dari pacaran yang paling
tinggi yaitu terjadinya seks bebas dan kehamilan diluar pernikahan, dari kejadian tersebut dampak
yang diterima tidak hanya bagi remaja itu sendiri namun bagi keluarganya juga seperti ibu dan
5
ayahnya. Oleh karena itu banyak alasan dari orang tua mengapa tidak mengizinkan anak-anaknya
mengenal apa itu pacaran, sedangkan pada masa remaja ini keingintahuan remaja semakin
bergejolak dan terkadang remaja mengambil banyak langkah yang salah. Dengan berpacaran remaja
mungkin berpikir betapa hebat dirinya yang mempunyai seorang teman spesial namun, semua jerih
payah orang tuanya tidak pernah dipikirkan bahkan apa yang akan terjadi pada orang tuanya jika ia
berperilaku buruk, dia tidak akan pernah perduli. Jadilah remaja yang baik, yang selalu memikirkan
6
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa:
1. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara interaksi teman sebaya dengan perilaku
pacaran pada diri remaja.
2. Interaksi teman sebaya bukanlah faktor utama dari perilaku pacaran pada remaja, melainkan
ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
7
3.2 Saran
Dengan diskusi kali ini disarankan bagi para remaja untuk berhati-hati dalam berinteraksi
dengan teman sebaya. Fase remaja merupakan fase dimana kematangan seksual remaja mulai
terjadi. Sebaiknya remaja mengurangi waktu untuk bercengkerama dengan teman sebaya kemudian
menambah pengetahuan untuk bertanya kepada orang tua. Apabila merasa kurang nyaman untuk
bertanya kepada orang tua tentang perubahan-perubahan mengenai oragan reproduksi remaja bisa
memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini.
Bukan berarti dengan mencari pengetahuan melalui internet remaja tidak membutuhkan
pengawasan dari orang tua, namun peran serta orang tua pada hal yang seperti inilah yang sangat
diperlukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
8
KARYA ILMIAH
IX A
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul "Masih Smp Bolehkah
Pacaran."Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ratih selaku guru Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia yang telah membantu penulis dalam mengerjakan karya ilmiah
ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dalam pembuatan karya ilmiah ini.Karya ilmiah ini memberikan informasi tentang berparan
pada masa smp. Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu,
saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap
semoga karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang berpacaran saat masa smp.
10
Jambi, 9 Februari 2023
11