Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

PERGAULAN REMAJA

KELOMPOK 1
- Syifa Junita Nurul Aini
- Gita Nafizah
- Zaskya Zulva Mawardah
- Nabila Wahliani

1) Pengertian Pergaulan Remaja


Para ahli sependapat Remaja adalah mereka yang berusia sekitar 13-
18 tahun. Remaja adalah masa perahlian dari anak-anak ke dewasa.
Pada usia sekitar 13-18 ini remaja sudah tidak dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk daoat dikatakan
dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya
dan ini pun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun
melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering
menimbulkan ke khawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan
bagi lingkungan dan orang tuanya. Kesalahan yang di buat para remaja
hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini terjadi karena
mereka memang masih dalam masa mencari identitas. Masa remaja
merupakan masa perkembangan individu yang sangat penting.

Harold Alberty (1957) mengemukakan bahwa masa remaja


merupakan suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang
yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak sampai dengan
awal masa dewasa. Conger berpendapat bahwa masa remaja merupakan
masa yang kritis yang mungkin dapat merupakan the best of time and
the worst of time.
2) Pengertian Pergaulan Remaja Masa Kini
Sebagai makhluk sosial, manusia tak lepas dari orang lain. Begitu
pula dengan remaja. Ia memerlukan interaksi dengan orang lain untuk
mencapai kedewasaannya. Yang perlu di cermati adalah bagaimana
seorang remaja itu bergaul,dengan siapa,dan apa saja dampak
pergaulannya baig dirinya,orang lain,dan lingkungannya.
Pergaulan berasal dari kata “GAUL”. Pergaulan itu sendiri maksudnya
kehidupan sehari-hari dalam persahabatan ataupun masyarakat. Namun
tidak demikian dikalangan kebanyakan remaja saat ini. “Gaul” menurut
dimensi remaja-remaja adalah ikut dalam trend,mode,dan hal-hal yang
berhubungan dengan glamoran hidup. Harus masuk kedalam geng-
geng,sering bergabung,dan konkow-konkow diberbagai tempat seperti
mall,tempat wisata,game center,dan lain-lain. Yang mana pada
akhirnya,gaul dimensi remaja akan menimbulkan budaya konsumtif.
Solidaritas dan kesetiakawanan sering dijadikan landasan untuk
terjun kedunia hura-hura. Dengan “setia kawan” itu pula kebanyakan
remaja mulai merokok,minum-minuman keras,mengonsumsi
narkoba,dan bahkan seks bebas. Kalau tidak ikut kegiatan-kegiatan geng
ataupun teman nongkrong bisa dianggap tidak setia kawan,paradigma
seperti inilah yang menggerayangi pikiran sebagian remaja masa kini.
Sebenarnya dengan tindakan itu mereka telah merusak kemurnian
makna dari solidaritas dan kesetiakawanan itu sendiri.
Jika ditinjau lebih dalam “Gaul” tidak akan menimbulkan banyak
dampak negative jika standar nilai yang sesuai dengan kebudayaan kita
yang penuh dengan tata karma dan kesopanan. Hanya saja,mengubah
sesuatu yang sudah mendarah daging di sebagian remaja saat ini
tidaklah mudah. Semua itu memerlukan sinergi dari semua pihak,baik
orang tua,keluarga,pemuka masyarakat,pemerintah,dan yang tak kalah
pentingnnya adalah peran kita sendiri sebagai remaja yang akan
menjalani kehidupan dalam bingkai kata “gaul” itu sendiri.
Pergaulan remaja dibagi ke dalam dua aspek,yakni:
1. Pergaulan Remaja yang Sehat
Pergaulan remaja yang sehat adalah pergaulan yang sesuai
dengan etika pergaulan.
Adapun beberapa cara mengembangkan pergaulan yang sehat
diantaranya:

a) Adanya kesadaran beragama bagi remaja:


Bagi anak remaja sangat diperlukan adanya
pemahaman,pendalaman,serta ketaatan terhadap ajaran-
ajaran agama. Dalam kenyataan sehari-hari
menunjukkan,bahwa anak-anak remaja yang melakukan
kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma
agama. Oleh karena itu, kita harus memiliki kesadaran
beragama agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang tidak
sehat.

b) Memiliki rasa setia kawan:


Agar dapat terjalin hubungan sosial remaja yang baik,
peranan rasa setia kawan sangat dibutuhkan. Sebab
kesadaran inilah yang dapat membuat kehidupan remaja
masyarakat menjadi tentram.

c) Memiliki teman:
Maksud dari memilih teman adalah untuk mengantisipasi
agar kita tidak terpengaruh dengan sifat yang tidak
baik/sehat. Walaupun begitu,tapi teman yang pergaulannya
buruk tidak harus kita asingkan. Melainkan kita tetap
berteman dengannya tapi harus menjaga jarak. Jangan
terlalu dekat dengan dia.
d) Mengisi waktu dengan kegiatan yang positif:
Bagi mereka yang mengisi waktu senggangnya dengan
bacaan yang buruk (misalnya novel/komik seks), maka hal
itu akan berbahaya, dan dapat menghalang mereka untuk
berbuat baik. Maka dari itu, jika ada waktu senggang kita
harus mengisinya dengan hal-hal yang positif. Misalnya
menulis cerpen,menggambar,atau lainnya.

e) Laki-laki dan perempuan memiliki batasan-batasan tertentu:


Agar tidak terjadi hal-hal yangn tidak diinginkan, sebaiknya
remaja harus menjaga jarak dengan lawan jenisnya.
Misalnya, jangan duduk terlalu berdekatan karena dapat
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

f) Menstabilkan emosi:
Jika memiliki masalah, kita tidak boleh emosi. Harus sabar
dengan cara menenangkan diri. Harus menyelesaikan
masalah dengan komunikasi, bukan amarah/emosi.

g) Etika Pergaulan Remaja:


Etika berasal dari bahasa Yunani kuno Ethos dalam bentuk
tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa,
padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak,
perasaan, sikap acar berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha’
artinya adat kebiasaan. Arti inilah yang melatang belakangi
terbentuknya istilah etika’oleh Aristoteles (384-322 SM) :
ilmu tentang adat kebiasaan, apa yang biasa dilakukan. Etika
mempunyai pengertian yang cukup dekat dengan moral.
Moral dari bahasa latin mos jamaknya mores berarti
kebiasaan, adat. Dalam kamus bahsa Indonesia pertama kali
tahun 1988 kata mores di pakai dalam arti yang sama yakni
adat kebiasaan. Jadi kata moral dan etika keduanya berasal
dari kata yang bararti adat kebiasaan.

3) Pergaulan Remaja yang tidak Sehat


Pergaulan remaja zaman sekarang memang sangat memperihatinkan,
tdk jarang berbagai berita mengenai kenakalan remaja bermunculan.
Mulai dari genk motot, tawuran, seks bebas, sampai pada penggunaan
narkotika NAPZA. Ini menunjukan bahwa pergaulan remaja saat ini
sudah tidak sehat lagi. Cara pergaulan remaja yang seperti sekarang ini
tentu saja sangat menimbulkan dampak negative. Selain memperburuk
situasi dan kondisi pergaulan remaja dan mempengaruhi cara hidup
remaja lain, cara pergaulan remaja yang bseperti sekarang juga dapat
mempengaruhi kualitas hidup generasi anak cucu kita.

c. Karakteristik Psikologi Remaja dan Permasalahannya.

1. Secara entelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang


gaagasan abstrak.
2. Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat
rencana, strategi, membuat keputusan-keputusan serta
memecahkan masalah.
3. Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan
yang konkrit dengan yang abstrak.
4. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji
hipotensis.
5. Memikirkan masa depan, perencanaan, dll.
6. Mengalami kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan
dalam gerakan.
7. Ketidak stabilan emosi.
8. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
9. Pertentangan didalam dirinya seriing menjadi pangkal penyebab
permasalahannya.

4) Faktor-faktor Penyebab Pergaulan Remaja


Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan remaja
sebagai berikut:
1. Faktor orang tua
Para orang tua perlu menyadari bahwa zaman telah berubah.
Sistem komunikasi, pengaruh media massa, kebebasan bergaul dan
modernisasi di berbagai bidang. Rumah tangga yang dipenuhi
kekerasan ntah antar orang tua atau pada anaknya jelas berdampak
pada anak. Ketika anak tumbuh remaja, ia akan belajar bahwa
kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang
wajar jika ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua
yang terlalu melindungi anaknya ketika remaja akan tumbuh
sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani
mengembangkan indentitasnya yang unik. Begitu bergabung
dengan teman-temannya. Ia akan menyerahkan dirinya secara total
terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang di
bangunnya.

2. Sekolah
Sekolah pertama-tama bukan di pandang sebagai lembaga yang
harus mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih
dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya. Karena itu,
lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar
misalnya, suasana kelas yang menonton,peraturan yang tidak
relevan, dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum,dll.
Akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan diluar
sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah
pendidikan, dimana guru jelas memainkan peranan paling penting.
Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukuman dan
pelaksana aturan,serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga
menggunakan cara kekerasan dalam mendidik siswanya meskipun
caranya berbeda.

3. Faktor lingkungan
Lingkungan diantara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja
alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian.
Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota
lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu
pula sarana transportasi umum yang seriing menomor sekiankan
pelajar. Juga lingkungan kota (bisa negara) yang penuh kekerasan.
Semuanya itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari
lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang berkembang
mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi.

5) Tantangan yang dihadapi remaja masa kini


Saat ini, kita banyak dibanjiri oleh berbagai informasi yang bisa
dengan mudahnya didapat. Baik melalui media cetak, media elektronik
ataupun yang terbaru melalui dunia maya atau internet. Informasi-
informasi tersebut dapat berupa hal yang positif maupun negatif. Salah
satu informasi negatif yang banyak menjadi perhatian adalah informasi
mengenai konten-konten dewasa, yang dapat di akses oleh semua orang
dengan mudah terutama melalui internet. Dikhawatirkan dengan
banyaknya arus informasi tanpa batasan tersebut dapat merubah persepsi
remaja mengenai seks dan seksualitas. Keluarga dan sekolah merupakan
tempat yang tepat bagi remaja untuk mendapatkan informasi yang benar
mengenai pendidikan seks, karena biasanya remaja mengambil contoh
dari prilaku orang tua dan orang dewasa lain di sekitarnya.

6) Dampak Pergaulan Remaja:


1. Kenakalan dalam keluarga
Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal
yang negatif, di sinilah peran orang tua. Orang tua harus
mengontrol dan mengawasi putra putri mereka dengan
melarang hal-hal tertentu. Namun, bagi sebagian anak
remaja, larangan-larangan tersebut malah di anggap hal yang
buruk dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan
memberontak dengan banyak cara. Tidak menghormati,
berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan
orang tua adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.

2. Kenakalan dalam pergaulan


Dampak kenakalan remaja yangb paling nampak adalah
dalam hal pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para
remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai
dari pemakaian obat-obatan terlarang sampain seks bebas.
Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang
relative mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruh
oleh hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan semu.
Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya,
harus menanggung beban yang cukup berat.

3. Kenakalan dalam pendidikan


Kenakalan dalam bidang pendidikan memang sudah umum
terjadi, namun tidakm semua remaja yang nakal dalam hal
pendidikan akan menjadi sosok yang berkepribadian buruk,
karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada hal
yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya,
membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur
dalam kelas, dll.

7) Solusi Permasalahan remaja masa kini


1. Pentingnya kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang
tua dalam hal dan keadaan apapun.
2. Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang.
Pengekangan terhadap seorang anak akan berpengaruh terhadap
kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuanya dia akan
bersikap baik dan patuh, tetapi setelah dia keluar dari
lingkungan keluarga, dia akan menggunakannya sebagai
pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia dapat
melakukan sesuatu yang tidak di ajarkan orang tuanya.
3. Seseorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya,
yang hanya beda 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Hal
tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan
teman yang tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia
pun bisa terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum
saatnya untuk dia jalani.
4. Pengawasan yang lebih terhadap media komunikasi, seperti
internet, handphone, dan lain-lain.
5. Perlunya bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia
mampu memilih dan membedakan mana yang baik untuk dia
maupun tidak baik.
6. Perlunya pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, seperti
beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai agamanya.
8) Dampak Positif Pergaulan Remaja
Itu ada 5,di antaranya:
1. Menambahkan wawasan
2. Menambahkan pengetahuan
3. Menambah kewaspadaan
4. Tidak tertinggal zaman
5. Menambah teman/pertemanan

9) Dampak Negatif Pergaulan Remaja


Itu ada 5,diantaranya:
1. Akan mengikuti pergaulan yang bebas cara penanggulangan
pergaulan memilah/memilih(teman).
2. Hamil di luar nikah.
3. Terkena penyakit kelamin.
4. Timbul masalah dalam keluarga.
5. Dianggap jelek oleh masyarakat sekitar.

10) Saran
1. Bagi orang tua, agar lebih meningkatkan pola asuh yang baik bisa
menjadi tokoh teladan/panutan anak-anak mereka yang akhirnya
akan di tiru oleh anaknya untuk di terapkan dalam kehidupan
sehari-hari
2. Bagi anak, hendaknya selalu bergaul dengan yang baik, serta taat
dan patuh terhadap guru dan orang tua agar menjadi anak yang
berbakti pada nusa dan bangsa.
3. Bagi masyarakat, agar selalu menjaga kenyamanan lingkungan
sekitar, sehingga perkembangan pergaulan dan kesadaran dalam
beribadah dapat tumbuh dengan baik dalam proses pendewasaan
anak.
KESIMPULAN

Masa remaja adalah masa yang sulit dan kritis, karena itu perlunya
pemahaman akan arti remaja dan semakin berkembang menjadi dewasa
itu seperti apa, sehingga para remaja tidak langsung stress dan kemudian
mengira perkembangan itu membuat mereka takut. Maka keluarga lah
yang seharusnya memberikan pemahaman pada anak remajanya, supaya
tidak bertambah lagi remaja bergaul sembarangan yang ada di Indonesia.
Selain orang tua, ternyata lingkungan dapat berpengaruh pada
kepribadian remaja. Jadi, para remaja pun dituntut untuk lebih peka
terhadap setiap pengaruh yang ada. Remaja harus bisa memilih mana
yang baik dari perilaku yang akan mereka lakukan, agar tidak merugikan
dirinya dan orang lain.

Penutup
Dengan mengucapkan puji syukur, maka penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Oleh karena itu tiada kata yang pantas penulis ucapkan dengan ketulusan hati
kecuali hanya memanjatkan puji syukur ke hadirat tuhan.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan dan pembahasan tugas ini
masih banyak kekurangan karena keterbatasan.

Kemampuan yang penulis miliki dengan kerendahan hati penulis sangat mengharap
kritik dan saran untuk kesempurnaan dari tugas ini.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai