PERGAULAN REMAJA
KELOMPOK 1
- Syifa Junita Nurul Aini
- Gita Nafizah
- Zaskya Zulva Mawardah
- Nabila Wahliani
c) Memiliki teman:
Maksud dari memilih teman adalah untuk mengantisipasi
agar kita tidak terpengaruh dengan sifat yang tidak
baik/sehat. Walaupun begitu,tapi teman yang pergaulannya
buruk tidak harus kita asingkan. Melainkan kita tetap
berteman dengannya tapi harus menjaga jarak. Jangan
terlalu dekat dengan dia.
d) Mengisi waktu dengan kegiatan yang positif:
Bagi mereka yang mengisi waktu senggangnya dengan
bacaan yang buruk (misalnya novel/komik seks), maka hal
itu akan berbahaya, dan dapat menghalang mereka untuk
berbuat baik. Maka dari itu, jika ada waktu senggang kita
harus mengisinya dengan hal-hal yang positif. Misalnya
menulis cerpen,menggambar,atau lainnya.
f) Menstabilkan emosi:
Jika memiliki masalah, kita tidak boleh emosi. Harus sabar
dengan cara menenangkan diri. Harus menyelesaikan
masalah dengan komunikasi, bukan amarah/emosi.
2. Sekolah
Sekolah pertama-tama bukan di pandang sebagai lembaga yang
harus mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih
dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya. Karena itu,
lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar
misalnya, suasana kelas yang menonton,peraturan yang tidak
relevan, dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum,dll.
Akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan diluar
sekolah bersama teman-temannya. Baru setelah itu masalah
pendidikan, dimana guru jelas memainkan peranan paling penting.
Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukuman dan
pelaksana aturan,serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga
menggunakan cara kekerasan dalam mendidik siswanya meskipun
caranya berbeda.
3. Faktor lingkungan
Lingkungan diantara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja
alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian.
Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota
lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu
pula sarana transportasi umum yang seriing menomor sekiankan
pelajar. Juga lingkungan kota (bisa negara) yang penuh kekerasan.
Semuanya itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari
lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang berkembang
mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi.
10) Saran
1. Bagi orang tua, agar lebih meningkatkan pola asuh yang baik bisa
menjadi tokoh teladan/panutan anak-anak mereka yang akhirnya
akan di tiru oleh anaknya untuk di terapkan dalam kehidupan
sehari-hari
2. Bagi anak, hendaknya selalu bergaul dengan yang baik, serta taat
dan patuh terhadap guru dan orang tua agar menjadi anak yang
berbakti pada nusa dan bangsa.
3. Bagi masyarakat, agar selalu menjaga kenyamanan lingkungan
sekitar, sehingga perkembangan pergaulan dan kesadaran dalam
beribadah dapat tumbuh dengan baik dalam proses pendewasaan
anak.
KESIMPULAN
Masa remaja adalah masa yang sulit dan kritis, karena itu perlunya
pemahaman akan arti remaja dan semakin berkembang menjadi dewasa
itu seperti apa, sehingga para remaja tidak langsung stress dan kemudian
mengira perkembangan itu membuat mereka takut. Maka keluarga lah
yang seharusnya memberikan pemahaman pada anak remajanya, supaya
tidak bertambah lagi remaja bergaul sembarangan yang ada di Indonesia.
Selain orang tua, ternyata lingkungan dapat berpengaruh pada
kepribadian remaja. Jadi, para remaja pun dituntut untuk lebih peka
terhadap setiap pengaruh yang ada. Remaja harus bisa memilih mana
yang baik dari perilaku yang akan mereka lakukan, agar tidak merugikan
dirinya dan orang lain.
Penutup
Dengan mengucapkan puji syukur, maka penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Oleh karena itu tiada kata yang pantas penulis ucapkan dengan ketulusan hati
kecuali hanya memanjatkan puji syukur ke hadirat tuhan.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan dan pembahasan tugas ini
masih banyak kekurangan karena keterbatasan.
Kemampuan yang penulis miliki dengan kerendahan hati penulis sangat mengharap
kritik dan saran untuk kesempurnaan dari tugas ini.
SELESAI