Anda di halaman 1dari 11

Materi (pertemuan 1)

A. Pengertian Etiket

Etiket berasal dari Bahasa Perancis yaitu “etiquette” yang artinya sopan santun. Terdapat
beberapa definisi dari kata etiket, seperti Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
etiket diartikan sebagai tata cara adat, sopan santun, dan lain sebagainya dalam rangka
memelihara hubungan yang baik di antara sesama manusia dalam sebuah lingkungan
masyarakat. Etiket bisa diartikan sebagai suatu sikap seperti sopan santun dan aturan
lainnya yang mengatur tentang hubungan di antara kelompok manusia yang beradab di
dalam pergaulan. Etiket menjadi suatu perilaku seseorang yang dianggap cocok, sopan, pas,
serta terhormat yang berkaitan dengan kepribadian orang tersebut, seperti gaya berbicara,
gaya makan, gaya berpakaian, gaya tidur, gaya duduk, dan gaya dalam berjalan. Tetapi,
karena etiket yang dimiliki seseorang menghubungkannya dengan orang lain, maka etiket
menjadi peraturan sopan santun dalam pergaulan, dan dalam hidup bermasyarakat. Jadi
etiket berkaitan dengan cara suatu perbuatan, adat, kebiasaan, serta cara tertentu yang
menjadi panutan bagi sekelompok masyarakat dalam berbuat sesuatu. Berikut penjelasan
dari beberapa etiket.

Manusia sebagai mahluk social pasti senantiasa berinterkasi dengan manusia lainnya, interkasi
dengan lingkungan baik itu ditempat tinggal maupun ditempat bekerja. Saling berinteraksinya
satu sama lain merupakan rutimitas yang tak terlepaskan dari semenjak kita lahir, dari mulai
tidak bisa berinteraksi secara sempurna hingga berkembang keproses interaksi social yang
dapat diterima oleh lingkungan. Namu pada realitanya tidak semua manusia mampu
berinteraksi dengan baik, meskipun dari segi usia serta pengalaman hidup sudah cukup, hal ini
dikarena kan masih banyak orang yang bersifat egois, individualis dan tidak ingin tahu dengan
keadaan lingkungan sekitar. Pada proses interaksi seharusnya memiliki etika karena etika
menjadi salah satu alat kontrol untuk melakukan suatu tindakan maupun perkataan dalam
berinteraksi dengan orang lain. Seseorang yang kurang mempunyai etika dalam berinteraksi
dengan sesama manusia dapat menjadi salah satu faktor seseorang kurang diterima oleh
masyarakat sekitar, misalnya tidak sopan, tidak menghargai orang lain, kurang tata krama,
perkataan sering menyinggung hati orang lain dan sering berkata kasar kepada setiap orang.
Perkara etika sehingga menyakiti orang lain, pada masa sekarang ini bisa menjadi masalah yang
cukup serius, ketika seseorang tersinggung atau sampai sakit hati terhadap perkataan orang lain
maka orang tersebut dapat melaporkannya ke polisi sebagai aduan atas perbuatan tidak
menyenangkan. Untuk itu memahami etika yang baik sangatlah penting bagi kita sebagai
mahluk social.

Di zaman sekarang ini bukan perkara yang sulit untuk melakukan interaksi dengan orang lain,
bahkan kenalan kita yang berbeda tempat jauh dari kita pun bisa dengan mudah kita
berinteraksi. Jika dulu hanya bisa menggunkan dua media yaitu surat dan telepon, dengan
kemajuan teknologi saat ini maka semakin banyak pula media yang dapat kita gunakan untuk
berinteraksi. Klu dulu hanya bisa berkirim surat atau mendengarkan suaranya saja, tp sekarang
dengan pemanfaatan media jejaring social yang terkonelsi dengan internet, kita bisa
menggunakan facebook, twitter, telegram, instagram, whatsApp, BBM dan masih banyak
jejaring sosial yang lainnya. Pada dasarnya semua media tersebut memberikan dampak yang
positif bagi kita, dengan media tersebut kita bisa berdiskusi tanpa batas, tanpa mengenal
tempat, jarak dan waktu serta mendapatkan informasi seluas-luasnya. Namun pada
kenyataannya tidak semua orang bersikap seperti itu, menggunakan jaringan social untuk hal-
hal yang bermanfaat, inilah yang akan menjadi boomerang bagi kita senriri sebagai pengguna
jejaring social. Pemahaman akan etika berinteraksi sangat tepat jika diberikan sejak kecil, agar
ketika dewasa atau remaja sudah memiliki pemahaman yang cukup. Pada fase remaja, konflik
yang diakibatkan dari proses interaksi social sangatlah rentan, hal ini dikarenakan kestabilan
konsep diri pada remaja yang belum begitu matang. Remaja yang memiliki banyak teman
sebaya tentunya akan menghadapi bekitu banyak pula tingkah pola dari teman sebayanya
karena sama-sama belum memiliki konsep diri yang matang. Bagi remaja teman sebaya adalah
aspek terpenting dalam kehidupan remajanya, karena remaja cenderung lebih terbuka dengan
teman sebaya dibandingkan keluarga mereka sendiri, baik ayah, ibu, kakak maupun saudaranya
yang lain. Menurut Desmita (2006:221) Teman sebaya lebih mudah mempengaruhi sikap dan
perilaku remaja baik yang positif maupun negatif. Namun kebanyakan remaja lebih
terpengaruh pada hal yang negatif, misalnya berkelahi, membolos sekolah, pergi dari rumah
tanpa pamit dengan orang tua bahkan sampai sikap dan perilaku yang melanggar hukum salah
satu contoh yaitu remaja yang memakai narkoba maka cenderung remaja mengikuti teman
sebaya tanpa memperdulikan akibatnya.

Etika merupakan kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang
baik (kesusilaan) atau menghindarkan dari perbuatan yang buruk. Menurut Ki Hajar
Dewantara Etika ialah ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan dan keburukan di dalam
hidup manusia semuanya, teristimewa yang mempunyai gerak-gerik pikiran dan rasa yang
dapat merupakan pertimbangan dan perasaaan, sampai mengenai tujuan yang dapat
merupakan perbuatan. Etika lah yang menjadi pedoman bagi kita dalam mempelajari tentang
kebaikan dan keburukan, melihat seorang pemuda yang memarahi ibu-ibu karena duduk
dibangku antrian yang sebelumnya didudukinya maka dengan penilaian etika kita akan
menyimpulkan bahawa itu perbuatan yang buruk dan tidak semestinya dilakukan.

Etika memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan social kita, antara lain:

a. Dalam kehidupan di tengah keragaman tatanan moral (pluralisme), etika dapat menjadi
orientasi.

a. Etika bisa memberi pegangan hidup di tengah derasnya arus modernisasi dalam
transformasi.
b. Dalam kondisi perubahan sosial budaya dan moral, etika membuat manusia sanggup
mengahadapi ideologi-ideologi dengan kritis dan obyektif.
c. Etika juga diperlukan dalam umat beragama. Etika bias membantu umat dalam menemukan
dasar dan kemantapan iman serta kepercayaan yang dianutnya.

Etika pergaulan yang sudah dimiliki oleh remaja hendaknya dapat dijaga serta dikembangkan
seiring dengan bertambahnya usia, bertambahnya pengalaman serta bertambahnya teman.
Etika pergaulan yang ditampakkan akan sedikit banyak meninggalkan kesan kepada orang lain,
etika yang baik maka akan memberikan kesan yang baik pula tetapai sebaliknya dengan etikan
yang buruk maka akan meninggalkan kesan yang buruk pula. Etika pergaulan yang sudah
meninggalkan kesan yang baik hendaknya dapat dijaga dan dikembangkan lagi. Adapun trik-trik
yang bisa dilakukan untuk menjaga etika yang baik dalam pergaulan teman sebaya, yaitu:

1. Selalu bersikap sopan ketika berhubungan dengan orang lain


2. Selalu bersikap menolong dan ramah kepada teman, karena persahabatan yang
sebenarnya akan bertahan lama
3. Tidak menyepelekan teman dan bersifat prosesif atau menjadi pelindung
4. Belajar untuk menghargai perasaan dan suasana hati orang lain
5. Menyesuaikan diri dengan keadaan, tetapi tidak kehilangan kepribadian dan menyimpang
dari tujuan yang telah dipilih
6. Berkata terus terang dalam suatu keadaan tetapi tidak kasar atau berlaku tidak sopan
7. Mempunyai keberanian tetapi memakai perhitungan
8. Jika mendapatkan tugas menyelesaikannya dengan baik
9. Tidak menonjolkan diri karena ingin mendapatkan penghormatan yang berlebihan
10. Berbicara dengan lancar, namun tidak banyak berbicara
11. Mengetahui mana yang pokok dan yang bukan agar tidak melupakan bagian yang kecil
12. Percaya diri, namun control tetap dilakukan
13. Bersikap bijaksana ditengah tengah kebisingan orang lain
14. Menghindarkan diri dari oranng-orang yang banyak berbicara

Pada perkara interaksi teman sebaya ada hal yang sedikit menjadi perhatian lebih, yaitu
interaksi teman sebaya yang berbeda jenis. Interaksi yang dilakukan dengan sesama jenis dalam
pertemanan lebih mudah dibandingkan dengan lawan jenis, hal ini disebabkan oleh usia remaja
yang sudah memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis akan memberikan dampak yang
berbeda, dampak yang jauh lebih penting untuk diperhatikan. Interaksi yang terjadi saat ini
sudah terlampau bebas antara laki-laki dan perempuan, hal inilah yang mengakibatkan banyak
terjadinya kasus-kasus yang tidak kita inginkan seperti hamil diluar nikah, nikah muda atau
putus sekolah. Fenomena tanpa batasan dalam bergaul sangat mudah untuk kita lihat pada
zaman sekarang ini, yang paling nampak adalah disekolah-sekolah umum, kampus serta
tempat-tempat terbuka lainnya, dimana ketika seorang laki-laki dan seorang perempuan
bercengkrama sudah melampaui batasnya. Prihal ini dapat kita cegah dengan memberikan
pemahaman dan cara bagaimana agar dapat terhindar dari resiko interaksi lawan jenis yang
kebebalas pada remaja kita khususnya. Selain bisa membentengi dengan ilmu agama dapat juga
dengan memberikan pemahaman tentang kesehatan reproduksi pada remaja dimana dengan
memahami kesehatan reproduksi remaja jadi paham hal-hal apa saja yang akan menjadi
stumulus yang bisa mengakibatkan kesalahan dalam bergaul. Dari sisi agama pun sudah jelas
mengatur hal tersebut, bahkan sudah memberikan tips hingga solusinya, seperti cobalah untuk
menahan pandangan, menghindari berdua-duaan, tidak bersentuhan dll. Dilihat dari aspek
sosialpun interaksi atau pergaulan antar lawan jenis sangat diatur dengan ketat, karena apabila
terjadi lepas control maka akan menimbulkan masalah social yang akan mengganggu tatanan
kehidupan bersosial dilingkungan. Dalam hal ini, memang yang menanggung kerugiannya
adalah dari sisi perempuannya tetapi tidak menutup lingkungan akan terkena dampaknya.
Untuk itu mari kita bekali remaja kita dengan pemahaman akan etika bergaul yang baik, mari
kita jaga remaja kita agar masa depannya tetap bisa diraih, keberlangsungan hidupnya tetap
bisa sesuai dengan harapan kita sebagai orang tua

B. Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas menjadi salah satu hal yang ditakutkan oleh para orang tua ketika Si
Kecil beranjak remaja.

Menurut jurnal yang diterbitkan oleh Perpustakaan Universitas Airlangga, remaja adalah
masa pencarian jati diri yang mendorongnya mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi,
ingin tampil menonjol, dan diakui eksistensinya.

Namun di sisi lain, remaja mengalami ketidakstabilan emosi, sehingga mudah


dipengaruhi teman dan mengutamakan solidaritas kelompok.

Jika anak terjerumus dalam pergaulan bebas, maka akan berdampak negatif
untuk pertumbuhan anak dan masa depannya.

Sebagai orang tua, penting untuk mengetahui lebih lanjut faktor hingga cara mencegah
pergaulan bebas berikut!

A. Pengertian Pergaulan Bebas


Melansir Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), istilah 'bebas' yang
dimaksud adalah melewati batas-batas norma yang ada.Jadi, yang dimaksud dengan
pergaulan bebas adalah perilaku menyimpang yangmelewati batas norma yang berlaku
di masyarakat, mulai dari norma agama hingga norma hukum.Banyak hal dapat
menyebabkan terjadinya penyimpangan ini. Salah satu yang utama adalah ketidaktahuan
anak akan dampak dari pergaulan bebas itu sendiri.

Oleh karena itu, baik orang tua maupun anak perlu memahami apa yang dimaksud
dengan pergaulan bebas.Tujuannya adalah supaya perilaku-perilaku menyimpang ini
dapat dihindari dan dicegah.

Macam-macam pergaulan yang bebas juga bukan terjadi tanpa alasan. Terdapat
sejumlah faktor pergaulan bebas yang perlu dipahami oleh orang tua dilihat dari
penyebabnya. Masalah pergaulan bebas ini sering muncul baik di lingkungan maupun di
media massa. Ini yang membuat banyak orang tua merasa khawatir.Sebab, saat ini
kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan.Mulai dari
merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, tawuran, mengonsumsi obat-obatan
terlarang, hingga melakukan seks bebas.Tindakan-tindakan tersebut muncul bukan tanpa
alasan.

Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab pergaulan bebas di kalangan remaja,
seperti berikut:

1. Broken Home

Broken home tidak hanya terjadi akibat perceraian orang tua, tetapi juga situasi yang
tidak nyaman di dalam rumah.Anak-anak yang menjadi korban dari broken home rentan
terjerumus ke dalam pergaulan yang bebas.Akibat broken home, anak-anak cenderung
tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari ayah dan ibunya. Hal ini
menyebabkan mereka mencari pelarian dan rentan terjerumus ke dalam pergaulan yang
salah.

2. Minimnya Tingkat Pendidikan Keluarga

Salah satu faktor penyebab pergaulan bebas remaja adalah lingkungan keluarga yang
memengaruhi tindakan dan perilaku remaja.Tingkat pendidikan keluarga yang minim
bisa membuat remaja mudah terjerumus pergaulan bebas.Pengawasan orangtua yang
tidak intens membuat remaja bisa terpengaruh tanpa tahu benar tidaknya
perilaku mereka.

Contohnya seperti memberi izin kepada anak untuk berpacaran, tetapi orang tua tidak
melakukan pengawasan dengan ketat.Oleh karena itu, orang tua sebaiknya lebih bijak
dalam mendampingi dan mendidik anak.Jangan sampai hal tidak diinginkan
menimpanya.

3. Kondisi Lingkungan

Tak bisa dimungkiri bahwa lingkungan sekitar juga menjadi faktor yang menyebabkan
anak remaja terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.Jika anak bergaul dengan anak-
anak yang baik, mereka dapat mendapatkan pengaruh positifnya.Sementara itu, jika
anak dikelilingi oleh orang-orang yang berperilaku buruk, mereka bisa terjerumus ke
dalam perilaku negatif yang dilakukan oleh orang di sekelilingnya.Jadi, sudah sepatutnya
bagi orang tua untuk mengawasi lingkungan pergaulan anak.Apabila anak terdeteksi
memiliki lingkungan pertemanan yang tidak baik, coba ajak mereka berkomunikasi
sehingga dapat menjauhinya. Tentunya, orang tua perlu amat berhati-hati akan hal ini.
Jangan sampai membuat anak merasa terlalu dikekang.

4. Faktor Ekonomi Keluarga

Faktor ekonomi juga memicu anak-anak remaja memilih pergaulan bebas.Ekonomi


keluarga yang kurang berkecukupan membuat anak berisiko putus sekolah.Hal ini
bertambah jika keluarga tidak mendukung dan tidak berusaha untuk
menunjang pendidikan anak.Akibatnya, remaja menjadi kurang ilmu dan pendidikan,
sehingga membuat tanpa sadar terjerumus ke dalam pergaulan bebas.

Misalnya, mudah tergiur dengan uang yang dijanjikan oknum tertentu untuk melakukan
hal-hal di luar norma.

5. Penyalahgunaan Internet

Faktor penyebab terjadinya pergaulan bebas di kalangan remaja selanjutnya adalah


penggunaan internet.Internet yang penggunaannya tidak tepat menjadi gerbang menuju
pergaulan yang bebas dan tidak terkontrol.

Peredaran arus informasi di internet yang masif dan tak terhindarkan membuat remaja
bisa mengakses apapun yang ada di internet, baik itu informasi yang benar maupun
tidak.Hal yang membuat internet berbahaya adalah risiko remaja meniru konten yang
tidak pantas di internet. Karenanya, orang tua perlu melakukan pengawasan saat anak
remaja mengakses internet.

6. Trauma Akibat Pelecehan Seksual

Penyebab pergaulan bebas lainnya pada anak remaja adalah adanya perasaan trauma
yang diderita akibat pelecehan seksual saat kecil.Hubungan antara pelecehan seksual
dengan pergaulan bebas ini pun dijelaskan dalam sebuah laporan American Academy of
Experts in Traumatic Stress (AAETS).Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa pelecehan
seksual pada masa kanak-kanak diketahui menghasilkan segudang gejala yang
mengganggu aktivitas.
Mulai dari depresi, gangguan tidur, rendah diri, rasa bersalah, malu, gangguan disosiatif,
kecemasan, dan kesulitan hubungan. Seringkali, gejala-gejala tersebut menandakan
adanya sebuah gangguan stres pascatrauma (PTSD).Nah, dalam Journal of the
Psychotherapy Patient disebutkan bahwa pelecehan seksual yang mengakibatkan
masalah perilaku, emosional, dan fisik seringkali diatasi dengan cara salah.

Misalnya diatasi dengan perilaku kompulsif atau adiktif terhadap seks yang berujung
pada pergaulan bebas.Melalui seks bebas, anak yang mengalami trauma akan pelecehan
seksual akan memperoleh kepuasan karena dianggap menarik, diinginkan, dan berharga.

Perasaan tersebut tentunya berbanding terbalik dengan dampak pelecehan yang mereka
terima sebagai korban sehingga anak sulit keluar dari kebiasaan itu. Padahal sebaiknya,
rasa trauma yang timbul akibat pelecehan seksual ini diatasi dengan terapi bersama
psikolog, psikiater, atau profesional lainnya.

B. Ciri-Ciri Pergaulan Bebas


Di Indonesia, terdapat nilai dan norma berdasarkan budaya, suku, agama, dan jenis
kelamin.

Norma inilah yang membatasi sikap dan perilaku seseorang sesuai aturan yang berlaku
dalam masyarakat.

Saat belum mengetahui penyebab anak muda melakukan hal tersebut, para orang tua
dan orang dewasa dapat melihat dari ciri-ciri pergaulan bebas yang ditunjukkan dalam
beberapa perilaku berikut ini:

 Melakukan seks bebas.


 Berpakaian tidak pantas yang melanggar norma.
 Mengalami tekanan emosi dan masalah kesehatan mental.
 Tidak menghargai orang tua.
 Membuang waktu dengan hal tidak berguna seperti main games berlebihan dan
sering begadang.
 Suka menghamburkan uang demi kesenangan.
 Berprilaku emosional yang merugikan masyarakat.
 Suka mengikuti hal-hal berbahaya dan tidak bermanfaat.
 Mencuri demi mendapatkan uang atau barang yang diinginkan.
 Perilaku emosional, tidak mau mengalah, dan suka membanggakan diri.
 Remaja yang merokok dan minum-minuman alkohol.
 Memakai obat-obatan terlarang seperti narkoba .
C. Dampak Negatif Pergaulan Bebas pada Remaja
Berikut ini penjelasan mengenai apakah dampak negatif dari pergaulan bebas?
1. Kenakalan remaja

Dalam jurnal penelitian yang dipublikasikan oleh Universitas Padjadjaran, kenakalan


remaja adalah semua perilaku menyimpang dari norma-norma maupun nilai-nilai hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja.Perilaku ini dapat merugikan dirinya sendiri maupun
orang-orang di sekitarnya.Dampak negatif dari pergaulan bebas dalam bentuk kenakalan
remaja pun remaja pun beragam.Mulai dari yang ringan seperti mengganggu ketertiban
dan ketentraman lingkungan, hingga tingkat yang lebih ekstrem.

2. Gangguan Kesehatan Akibat Konsumsi Makanan dan Minuman Terlarang

Mengonsumsi narkotika, minum-minuman keras, merokok, dan penyalahgunaan obat-


obatan terlarang dapat membahayakan kesehatan.

Dalam penelitian Universitas Islam Indonesia, dijelaskan bahwa ada gangguan kesehatan
yang mengintai jika seseorang kecanduan mengonsumsi narkoba dan miras, yakni:

 Malas melakukan sesuatu termasuk makan sehingga fisik lemah dan kekurangan
nutrisi.
 Gaya hidup yang tidak higienis alias jorok menyebabkan seseorang jadi lebih
mudah terkena penyakit.
 Sering mual, muntah, sulit tidur, hingga sakit kepala.

 Meningkatnya tekanan darah, gangguan otot pada jantung, dan gangguan


keseimbangan.
 Lamban dalam berpikir dan bertindak, menjadi ceroboh, terlihat gelisah dan
cemas.
 Terjadi gangguan mental, kehilangan kepercayaan diri, apatis, penuh kecurigaan,
sering menyakiti diri sendiri.
 Kematian.

3. Seks Bebas
Seks bebas adalah cara seseorang dalam melepaskan dorongan seksual yang berasal
dari belum matangnya organ seksual seperti akibat dari berpacaran, bercumbu,
hingga melakukan kontak seksual.Jika dilakukan oleh remaja, hal ini bisa menjadi
salah satu penyalahan norma yang tidak sesuai dengan lingkungan.Melakukan seks
bebas tentunya akan membuat banyak bahaya mengintai, antara lain, tertular
penyakit kelamin, HIV/AIDS , kehamilan yang tidak direncanakan, dan kanker serviks .
4. Pendidikan Terhambat

Jika anak terjerumus pada pergaulan bebas, akan berpengaruh pada pendidikan dan
prestasi belajar anak.Mulai dari prestasi belajar anak menurun, malas belajar,
membantah perkataan orang tua, bolos sekolah, hingga tidak mau mengenyam
pendidikan.Padahal pendidikan adalah hal penting yang harus diutamakan.

Sebab, pendidikan yang baik akan membentuk karakter anak menjadi lebih baik,
berakhlak, dan berkarakter.Salah satu dampak negatif dari pergaulan bebas adalah
putus sekolah.Padahal, pendidikan adalah investasi sumber daya manusia yang panjang
yang memiliki nilai lebih dan strategis untuk kelangsungan serta peradaban hidup
manusia. Oleh sebab itu, penting untuk menyemangati, mengarahkan, menasehati, dan
memberikan contoh yang baik pada anak agar semangat mengenyam pendidikan untuk
masa depan yang lebih cerah.

5. Renggangnya Hubungan Anak dan Keluarga

Dampak negatif lainnya dari pergaulan bebas adalah renggangnya hubungan anak
dengan keluarga.Di masa remaja, anak membutuhkan pengakuan, perhatian, dan
eksistensi di tengah masyarakat maupun keluarga.Dalam fase ini, ketika anak terjerumus
pada pergaulan bebas, ia akan cenderung jadi sosok pembangkang dan tidak mematuhi
perintah orang tua.

Penting untuk menyadarkan anak bahwa Moms maupun keluarga siap membantu ketika
ia mengalami kesulitan.Tak hanya kesulitan dalam belajar, tetapi juga menemani dan
mendengarkan ceritanya ketika ia sedang merasa sedih, marah, gelisah, cemas, dan hal-
hal buruk yang terjadi dalam hidupnya.

D. Cara Mencegah Pergaulan Bebas

Berikut cara mencegah pergaulan bebas agar bergaul tidak kelewat batas,

1. Edukasi Sejak Dini

Berikan anak edukasi tentang pergaulan bebas dan dampak buruknya.


Menyampaikan bahwa perilaku tersebut bisa merusak masa depan anak termasuk
menyebabkan gangguan kesehatan dan potensi terjangkit HIV/AIDS.Gunakan bahasa
yang mudah dimengerti oleh anak.

Jadikan sesi ini menjadi obrolan nyaman, sehingga anak tak merasa diancam atau
dituntut, yang akhirnya membuat mereka enggan bercerita kelak.

2. Menjaga Hubungan Orang Tua dan Anak

Cara menghindari pergaulan bebas selanjutnya yaitu menjaga hubungan orang tua dan
anak .Hubungan orang tua dan anak yang erat secara langsung dapat meningkatkan
pengawasan yang lebih baik kepada anak.Selain itu, hubungan yang baik dengan
keluarga bisa membuat anak semakin terbuka dengan orang tua.

Sikap terbuka kepada orang tua ini berperan penting untuk meminimalkan anak
bertindak menyimpang.

Oleh karenanya, sudah seharusnya orang tua menciptakan suasana rumah yang hangat
dan nyaman untuk anak.Dengan begitu, anak akan terhindar dari pergaulan bebas.

3. Menyeleksi Tontonan dan Bacaan

Orang tua perlu menyeleksi tayangan-tayangan serta bacaan yang mendukung pergaulan
bebas.Daripada bermain gadget, maksimalkan masa golden age anak dengan membuat
hubungan emosi yang kuat antara anak dan orang tua.

Misalnya melalui pembelajaran fun learning atau aktivitas kegiatan edukatif.

4. Membentuk Karakter yang Positif

Cara mencegah pergaulan bebas adalah membentuk karakter yang positif.

Pembentukan karakter manusia sejak kecil sangat diperlukan agar ia menjadi pribadi
yang kuat dan berpendirian kokoh.

Sehingga walaupun mempunyai kesempatan untuk hidup bebas, ia dapat mengendalikan


dirinya.Tentunya, pembentukan karakter yang positif pada anak tidak bisa dilakukan
secara instan.Perlu adanya kekompakan antara Moms dan Dads dalam mendidik anak
sejak dini.Jangan lupa juga untuk menjadi contoh atau teladan baik bagi buah hati di
rumah agar pelajaran yang ditanamkan pada anak lebih membekas dan mudah diikuti.

5. Pilih Lingkungan Pertemanan yang Saling Mendukung

Cara mencegah pergaulan bebas selanjutnya adalah memilih teman.Sangat penting


untuk memilih teman dan mengenali tipe kepribadian manusia yang sekiranya dapat
memberikan pengaruh positif, seperti bagaimana cara menjadi pribadi yang
menyenangkan.

Hindari untuk bergaul dengan teman yang membawa kita ke arah negatif sehingga hal-
hal tidak diinginkan dapat diminimalisir.Itulah dia Moms penjelasan mengenai pergaulan
bebas mulai dari penyebab, dampak, hingga pencegahannya.

Jika merasa tak mampu menangani kenakalan anak, Moms bisa berkonsultasi pada
ahlinya yakni psikolog atau psikiater.Hal ini untuk mendapatkan penanganan yang tepat
terkait perilaku menyimpang anak.

Anda mungkin juga menyukai