Anda di halaman 1dari 14

ETIKA DAN KEPRIBADIAN DALAM MENJAGA PERGAULAN

ABSTRAK. Etika adalah praktik penilaian baik dan buruk melalui pengamatan
perilaku manusia. Penggunaan nalar dan objektivitas untuk menilai benar atau tidak
pantasnya perilaku seseorang terhadap orang lain merupakan fokus etika. Asosiasi
adalah proses interaksi antara orang-orang, antara individu dan kelompok, dan antara
individu dan masyarakat. Pergaulan remaja mengacu pada interaksi remaja dalam
komunitas mereka, yang mungkin membentuk kepribadian mereka. Oleh karena itu,
pergaulan membutuhkan etika. Penelitian ini terinspirasi dari kejadian yang terlihat
di lapangan, antara lain siswa berbicara tidak sopan, bolos sekolah, berargumentasi,
bertingkah laku tidak sopan, atau bersikap tidak sopan kepada siswa yang tidak
sopan ketika ditanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Profil etika
pergaulan siswa ditinjau dari sudut kesantunan; 2) Profil etika pergaulan siswa dari
perspektif hukum; dan 3) Profil etika pergaulan siswa dari perspektif moral.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian
berdasarkan subvariabel yaitu 1) Profil bentuk etika pergaulan mahasiswa dari segi
kesantunan cukup baik, 2) Profil bentuk etika pergaulan mahasiswa dari segi hukum
cukup baik, dan 3) Profil bentuk etika sosialisasi siswa dari segi moral terbilang baik.
Pihak guru bimbingan konseling disarankan berdasarkan temuan penelitian agar
menerapkan etika pergaulan remaja yang sejalan dengan standar kesusilaan, norma
hukum, dan norma kesusilaan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dosen
konseling bekerja untuk memperkuat etika sosial mahasiswanya dalam upaya untuk
mempromosikan perilaku mahasiswa yang baik. Selain itu, instruktur BK
menggunakan strategi dan program bimbingan dan konseling untuk mempengaruhi
perilaku siswa.

Kata Kunci: Etika Pergaulan, Sekolah, Siswa

ABSTRAK. Ethics is the practice of making good and poor judgements through
observing human behaviour. The use of reason and objectivity to judge the right or
improper conduct of one person toward another is the focus of ethics. Association is
the process of interaction between people, between individuals and groups, and
between individuals and society. Teen association refers to the interactions teenagers
have in their communities, which might shape their personalities. Therefore,
associations need ethics. This study was inspired by occurrences seen in the field,
including students who talked improperly, skipped school, argued, acted poorly, or
were impolite to students who were impolite when asked questions. This research
intends to describe: 1) The profile of students' socializing ethics from the standpoint of
politeness; 2) The profile of students' socializing ethics from a legal perspective; and
3) The profile of students' socializing ethics from a moral perspective. This is a
quantitative descriptive study. The research results are based on sub-variables,
namely 1) The profile of the ethical form of socializing students from the perspective
of politeness is fairly good, 2) The profile of the ethical form of socializing students
from a legal standpoint is fairly good, and 3) The profile of the ethical form of
socializing students from a moral standpoint is fairly good. The guidance teacher
counseling party is advised, based on the findings of the study, to apply the ethics of
teenage association in line with decency standards, legal norms, and moral norms.
The result of this research is that counseling professors work to strengthen the social
ethics of their students in an attempt to promote good student behavior. Additionally,
BK instructors use guidance and counseling strategies and programs to influence
student behavior.

Keywords: Social Ethics, School, Students


PENDAHULUAN

Sebagai akibat dari nilai-nilai keluarga yang tidak dapat diterima, ada
beberapa hubungan yang tidak menguntungkan dalam masyarakat kita, di antara
teman dekat kita, dan bahkan dengan orang tua kita. Penyimpangan etika anak adalah
bukti bahwa keluarga sebagai sumber penanaman etika yang baik gagal
melakukannya. Namun, tidak selamanya dan tidak semua keluarga dapat dimintai
pertanggung jawaban, karena ketika seorang anak mencapai usia dewasa, ia akan
memiliki hak sepenuhnya dan dapat memutuskan sendiri apakah akan menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosial yang negatif atau hidup dengan keberanian untuk
berani. berbeda. Sikap yang kuat didirikan oleh kekuatan iman seseorang; jika Anda
memiliki keyakinan yang kuat, Anda akan menonjol dari orang lain; seseorang
dengan iman yang kuat cenderung menjadi dirinya sendiri dan tidak mudah
terombang-ambing. Namun sangat disayangkan di era sekarang ini sangat sulit bagi
masyarakat khususnya para pelajar untuk menolak ajakan yang tidak baik karena
ingin diterima oleh lingkungannya, dan yang pasti tingkat keimanannya lemah dan
cenderung melemah oleh pengaruh lingkungan sekitarnya.

Di dalam suatu etika, dapat menjadi alat kontrol di dalam melakukan suatu
tindakan. Etika dapat menjadi gambaran bagi seseorang dalam mengambil suatu
keputusan atau dalam melakukan suatu hal yang baik atau yang buruk. Maka dari
itu, makna etika lebih dalam di lingkungan masyarakat.

Etika tidak hanya untuk anak remaja atau siswa saja, banyak orang tua, teman
sebaya, atau masyarakat yang kurang paham tentang etika. Contohnya, banyak
ibu ibu yang terkadang masih menyerobot antrean di dalam warung atau
supermarket, kemudian remaja yang membuang sampah sembarangan atau
membuang putung rokok di jalan, hal hal kecil seperti itu sederhana, tetapi makna
nya besar jika mau di rubah yang lebih baik.

Seiring bertambahnya usia, interaksi sosial bertambah luas, diluar keluarga,


dalam masyarakat. Di antaranya interaksi dengan teman bermain, sekolah, dan
sebaya. Dalam bergaul dengan teman sebaya kadang kala tidak selalu berjalan
dengan baik sering kali terjadi konflik. Maka dari itu etika sangat di perlukan untuk
meminimalisir potensi terjadinya konflik dalam interaksi sosial tersebut. Meskipun
juga teman sebaya terbentuk karena adanya kesamaan, tetap saja memiliki
heterogenitas, perbedaan. Ini diperlukan untuk menumbuhkan sikap toleransi, yang
bisa menumbuhkan kohesivitas kelompok, kekuatan, interaksi dari anggota.

Sopan santun merupakan unsur penting dalam kehidupan bersosialsiasi sehari


hari, karena dengan menunjukkan sikap santunlah, seseorang dapat dihargai dan
disenangi dengan keberadaaannya sebagai makhluk sosial dimanapun tempat ia
berada. Dalam kehidupan bersosialisasi antar sesama manusia, sudah tentu kita
memiliki norma norma/etika etika dalam melakukana hubungan dengan orang lain.
Dalam hal ini sopan santun dapat memberikan banyak manfaat atau pengaruh yang
baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.

Dari etika di atas, banyak yang belum memahami artinya etika orang tua.
Sebaliknya, terkadang orang tua hanya melihat sebagai orang tua saja, yang
menganggap jika anak salah, harus di marahi atau di hukum. Padahal zaman
sekarang bukan lagi zaman siti nur baya yang apa apa harus di atur bahkan takut
untuk menyuarakan pendapatnya. Dengan berkomunikasi dapat mendukung identitas
diri, dapat membangun kontak sosial dengan orang sekitar kita, dan yang paling
utama adalah mempengaruhi orang lain untuk merasa berpikir atau berperilaku
sebagaimana yang diinginkan.

Di dalam masyarakat, manusia sebagai makhluk sosial, tidak dapat


dipungkiri bahwa manusia tidak dapat hidup sendirinya, yang berarti manusia mutlak
membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan. Oleh karena itu, dalam
menjalani hubungan yang baik terhadap orang lain tentunya sangat di perlukan nilai
nilai kehidupan yang baik, seperti berperilaku yang baik, santun terhadap sesama.
Tentu saja seperti yang dikatakan sebelumnya nilai dan etika tersebut tidak dapat
dipisahkan dan sering digunakan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

KAJIAN TEORI

Secara terminologis, disampaikan oleh Prof. DR. Franz Magnis Suseno


seorang Pastor sekaligus dosen filsafat, etika ialah ilmu yang memberikan arah serta
pijakan pada setiap tindakan manusia (ilmu yang mencari orientasi). Etika
merupakan pemikiran mengenai bagaimana manusia harus bertindak dalam hidup.
Menurutnya, jika manusia memiliki orientasi yang jelas, agar kita tidak hidup dengan
cara ikut-ikutan saja terhadap berbagai pihak yang mau menetapkan bagaimana
kita harus hidup, melainkan agar kita dapat mengerti sendiri mengapa kita harus
bersikap serta membantu agar kita lebih mampu mempertanggungjawabkan
kehidupannya.

Abd. Haris mengutip ungkapan Hamka mengenai etika, Hamka menyebutkan


etika dengan istilah ilmu budi dan akhlak. Selain itu, secara implicit juga
disamakan dengan filsafat akhlak dan adab. Beliau menjelaskan bahwa yang disebut
etika merupakan filsafat yang membahas masalah baik dan buruknya perbuatan
seseorang. Mengenai apa yang perlu dilakukan maupun dijauhi, mana yang baik
dan buruk. Maka lahirlah satu cabang filsafat yang bernama etika.

Selain menggunakan istilah ilmu budi, ilmu akhlak, filsafat akhlak, dan lain
sebagainya. Beliau juga menggunakan istilah adab yang memberikan makna
kebiasaan dan aturan tingkah laku praktis yang memiliki muatan nilai baik yang
dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Menurut Webster Dictionary, secara etimologis, etika adalah suatu disiplin
ilmu yang menjelaskan sesuatu yang baik dan yang buruk, mana tugas atau
kewajiban moral, tau bisa juga mengenai kumpulan prinsip atau nilai moral. Etika
adalah cabang filosofi yang berkaitan dengan pemikiran dengan pemikiran tentang
benar dan salah. Simorangkir menilai etika adalah hasil usaha yang sistematik yang
menggunakan rasio untuk menafsirkan pengalaman moral individu dan untuk
menetapkan aturan dalam mengendalikan perilaku manusia serta nilai-nilai yang
berbobot untuk bisa dijadikan pedoman hidup. Satyanugraha mendefenisikan etika
sebagai nilai-nilai dan norma moral dalam suatu masyarakat.Sebagai ilmu, etika juga
bisa diartikan pemikiran moral yang mempelajari tentang apa yang harus dilakukan
atau yang tidak boleh dilakukan.

Etika bagi seseorang terwujud dalam kesadaran moral yang memuat


keyakinan ‘benar dan tidak sesuatu’. Perasaan yang muncul bahwa ia akan salah
melakukan sesuatu yang diayakininya tidak benar berangkat dari norma-norma moral
dan self-respect (menghargai diri) bila ia meninggalkannya. Tindakan yang diambil
olehnya harus ia pertangung jawabkan pada diri sendiri. Begitu juga dengan sikapnya
terhadap orang lain bila pekerjaan tersebut mengganggu atau sebaliknya
mendapatkan pujian.

Sementara itu, Bertens (1993: 4) mengartikan etika sebagai ilmu yang


mempelajari adat kebiasaan, termasuk di dalamnya moral yang mengandung nilai
dan norma yang menjadi pegangan hidup seseorang atau sekelompok orang bagi
pengaturan tingkah lakunya.

Etika (Yunani Kuno: ethikos, berarti timbul dari kebiasaan) adalah cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti
benar, salah, baik, buruk.

Menurut Burhanuddin Salam, etika bisa diartikan sebagai ilmu yang


membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat
dinilai baik dan mana yang jahat. Merriam Webster mengatakan etika adalah
seperangkat prinsip, nilai moral, disiplin mengenai apa yang baik atau buruk, dengan
tujuannya untuk memeriksa bagaimana kita sampai pada kesimpulan tentang perilaku
benar atau salah.

Buchori menjelaskan etika pergaulan adalah cara bertingkah laku yang khas,
keadaan di mana seseorang melakukan interaksi dengan sesama berdasarkan pada
norma- norma yang berlaku.

sedangkan Sri Muhyati etika pergaulan adalah norma sopan santun atau
pedoman tingkah laku mengenai baik-buruk dalam pergaulan. Etika pergaulan
memberi manusia orientasi bagaimana ia mengambil sikap dan bertindak secara
tepat dalam menjalani hidup ini.

Reni Selviana Sari mengemukakan etika pergaulan adalah suatu hubungan


tingkah laku individu yang di dalamnya terdapat suatu norma dan nilai-nilai yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, serta merupakan tolak ukur tingkah laku
individu yang di gunakan masyarakat untuk menentukan baik buruknya suatu
tindakan manusia dalam kehidupannya sehari-hari.

Ahmad Amin mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan
buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia di dalam
perbuatan mereka dan menunjuk jalan untuk melakuakan apa yang seharusnya
diperbuat”. Menurut Ki Hajar Dewantara etika adalah ilmu yang mempelajari soal
kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya teristimewa yang
mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan
perasaan sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan perbuatan.

Sedang bentuk jamaknya yaitu ta etha yang berarti adat kebiasaan (Muchin,
t.th: 10). Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan tentang asas-
asas akhlak (moral), nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan
atau masyarakat.

Etika juga menetapkan bahwa budi manusia itu bukan pemberian yang
diberikan menurut cara kebetulan. Akan tetapi baik dan buruk meningkat ke atas dan
menurun ke bawah, menurut peraturan-peraturan yang tetap. Kalau seseorang
mengetahui peraturan- peraturan ini dan menjalankan menurut petunjuknya, tentu
orang tersebut dapat memperbaiki budi pekerti manusia.

Menurut Gunur (t.th.: 11): “Etika berarti pengetahuan tentang moral atau
kesusilaan atau pengetahuan tentang ukuran perilaku atau tingkah laku manusia”.
Menurut Ahmad Amin: 20 “Etika, sesuatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan
buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh setengah manusia kepada
lainnya dan menunjukkan jalan untuk melaksanakan apa yang harus diperbuat”.

Kata etika berasal dari kata ethos (Bahasa Yunani), sedangkan kata moral
berasal dari mkata mos jamaknya mores (Bahasa latin). Arti kata etika dan mores
pada asalnya sama yakni kebiasaan atau cara hidup.

Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha,
etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika
sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisa berfungsi
dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.

Etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan.

Dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 –


mengutip dari Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai: “ilmu pengetahuan
tentang asas-asas akhlak (moral)”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti:

Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya..

Menurut Saerumpaet (2001: 10), etiket adalah kumpulan aturan-aturan yang


menerbitkan dan mengendalikan pergaulan manusia sedangkan menurut Rosadi
Ruslan (2008: 31-32), etika merupakan studi tentang “benar atau salah” dalam
tingkah laku atau perilaku manusia (Right or wrong in human conduct). Etika dan
moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari- hari terdapat
perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan,
sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Istilah lain
yang identik dengan etika, yaitu: a. Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada
dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). b. Akhlak (Arab),
berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Etika ialah ilmu yang mempelajari segala
soal kebaikan dan keburukan di dalam hidup manusia semuanya, teristimewa yang
mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan
perasaan, sampai mengenai tujuan yang dapat merupakan perbuatan, menurut Ki
Hajar Dewantoro (dalam Rosadi Ruslan 2008: 32).

Menurut Burhanuddin Salam (2000: 3), etika adalah suatu ilmu yang
membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat
dinilai baik dan mana yang jahat. Sedangkan menurut Suprihadi Sastrosupono (2001:
9), etika adalah pemikiran yang relatif onyektif dan rasional mengenai cara kita
mengambil keputusan dalam situasi yang konkrit, yaitu moralitas.

Menurut Sarumpaet (2001: 10), etiket adalah kumpulan peraturan


bergaul.Yaitu kumpulan tata tertib dan cara-cara bergaul di antara orang-orang
beradab. Menurut K. Bertens (2002: 4), istilah “etika” berasal dari bahasa Yunani
kuno. Kata “ethos” (bahasa Yunani), dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti
yaitu tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kebiasaan; adat; akhlak; watak;
perasaan; sikap; cara berfikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah adat
kebiasaan. Etimologi kata “etika” sama dengan etimologi kata “moral”, karena
keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan.

Dalam hal ini, etika yang sudah rusak harus di perbaiki. Banyak yang belum
mengerti tentang etika di lingkungan masyarakat. Ada juga yang belum mengerti
bahwa, etika di sekolah apalagi dengan teman sebaya juga sama sama pentingnya.
Maka dari itu, motivasi kepada anak sangat di perlukan untuk kslsngsn remaja, orang
tua maupun yang lainnya.

PEMBAHASAN

Etika dalam masyarakat berkembang sesuai adat istiadat, terkait dengan


situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat. Dengan beretika,
perilaku yang baik tentu saja hal ini ditujukan agar manusia lebih menggunakan hati
nuraninya dalam melihat beberapa hal dilingkungannya berkaitan dengan yang baik
atau buruk. Betapa pentingnya beretika dalam kehidupan sehari hari , dengan hal ini
etika lah yang mengatur dalam pergaulan seseorang dalam suatu masyarakat. Dalam
bersosialisasi di masyarakat, manusia memerlukan etika sebagai peroman dalam
berkata dan berpikir sehingga hal ini tentunya suatu kebiasaan yang baik yang dianut
sehingga dapat diwariskan dari generasi ke generasi.
Betapa pentingnya penerapan etika di masyarakat, apabila seseorang sudah
menerapkan etikanya dengan baik maka pasti terhindar dari konflik yang berarti etika
membuat seseorang manusia memanfaatkan waktu sebaik baiknya dengan
menghargai kehidupannya. Etika yang sangat membentuk manusia menjadi lebih
mengambil sikap serta ikut mennetukan arah perkembangan dalam masyarakat.
Pemahaman mengenai etika memberikan banyak bagi kehidupan masyarakat,
contohnya saja timbulnya rasa saling menghargai satu sama lain, timbulnya rasa
tolong menolong serta rasa empati terhadap sesama sehingga terciptanya kehidupan
yang harmonis, rukun dan damai.

Banyak remaja atau siswa jaman sekarang yang kurang mengetahui tentang
etika dengan temannya. Bagaimana cara memperlakaukan temannya dengan baik dan
berteman dengan niatan baik. Kadang banyak yang hanya berteman karena ada
maunya saja atau karena hanya ingin membully. Atau bisa juga berkelompok
dengan teman teman tertentu. Itu bukan etika yang baik dengan teman teman yang
sama. Beberapa hal yang bisa kita contoh supaya dapat memiliki etika yang baik
antara lain yakni belajar menerima diri sendiri. Di dalam setiap diri manusia,
manusia memiliki kekurangan maupun kelebihan, termasuk kalian. Jika kalian terus
berfokus pada kekurangan yang kalian punya maka kalian akan dipenuhi perasaan
perasaan negative. Misalnya minder, merasa tidak diterima, dan merasa tidak
dihargai. Hal sepele tapi itu sangat berpengaruh bagi yang memiliki sifat rendah diri.

Kemudian, bergaul dengan niat baik, jika memulai pergaulan dengan niat
yang baik, maka kita juga akan mencari lingkungan yang baik yang tidak akan
mencari lingkungan yang baik yang tidak akan mudah mempengaruhi atau
menjerumuskan orang kepada tingkah laku yang menyimpang dari nilai sosial. Etika
pergaulan yang sudah dimiliki oleh remaja hendaknya dapat dijaga serta
dikembangkan seiring dengan bertambahnya usia, bertambahnya pengalaman serta
bertambahnya teman. Etika pergaulan yang ditampakkan akan sedikit banyak
meninggalkan kesan kepada orang lain, etika yang baik maka akan memberikan
kesan yang baik pula tetapai sebaliknya dengan etikan yang buruk maka akan
meninggalkan kesan yang buruk pula.

SOLUSI
Tidak semua persoalan sosial masyarakat harus diselesaikan secara hukum.
Etika adalah solusi dalam penyelesaian persoalan sosial dan apabila semua persoalan
diselesaikan secara hukum, persoalan itu akan runyam. Terkait dengan banyaknya
persoalan dengan pemersatuan dan pemecahan malahan, dapat mengurangi etika
yang kurang baik. Dan motivasi yang baik dapat merubah atau mengurangi etika
yang kurang baik. Terutama pada kalangan remaja, dan anak anak. Terkadang,
banuak remaja dan anak anak yang sudah melupakan etika, seperti etika tata krama,
etika sopan santun, dan etika di dalam pergaulan. Karena itu banyak orang tua
menganggap bahwa etika tidak terlalu penting, hal ini membuat anak di jaman
sekarang tidak memiliki etika. Dengan kata lain, hal ini harus diberikan motivasi.
Seperti pengertian moral, atau memberikan contoh moral terhadap anak atau remaja
tersebut.

Untuk menghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih
teman dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral, dan
akhlak. Karena kepribadian manusia akan terpengaruhi dari pergaulan itu sendiri.
Apabila seseorang bergaul di lingkungan yang baik, maka ia akan timbul
kepribadian yang baik juga. Dan apabila seseorang bergaul pada kondisi
lingkungan yang kurang baik, maka akan timbul kepribadian yang kurang baik juga.

Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang,


terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua
juga sangat penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat
menyebabkan dampak buruk pada sikap anak. Seperti halnya karena kurangnya
perhatian orang tua, seseorang akan cenderung melampiaskan amarahnya pada orang
lain dengan tindakan yang tidak wajar dilakukan oleh kaum muda.

Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk


menyaring pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Orang-
orang menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan.
Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak
penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya
akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.

Mampu memanfaatkan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi


sebaik- baiknya. Prinsip-prinsip yang harus dikembangkan dalam pergaulan remaja
adalah:

1. Mampu mengontrol dan membawa diri dalam semua situasi

2. Mencari kawan yang baik dan dapat memotivasi untuk mengembangkan potensi
diri.

3. Mengembangkan sikap tanggung jawab terhadap semua tugas yang diemban


sehingga dapat mempersiapkan masa depan yang gemilang.

4. Mengembangkan kemampuan diri untuk mencapai prestasi ataupun


kematangan diri sehingga memiliki kemampuan dan modal yang cukup untuk
menyongsong masa depan.

5. Tidak mudah larut dalam kesenangan dan pergaulan yang bebas karena
kebiasaan ini akan menguras segala kemampuan dan dapat menghancurkan
masa depan.

KESIMPULAN

Rangkuman singkat pembahasan disimpulkan sebagai berikut. Kita sebagai


manusia sangatlah membutuhkan manusia lain untuk saling membantu dan
bersosialisasi. Begitu juga dengan para remaja, atau siswa yang sangat
membutuhkan teman sebaya untuk bersosialisasi. Di dalam etika sangat di anjurkan
untuk saling bersikap sopan santun ketika bertemu dengan orang lain. Selalu bersikap
menolong dan ramah kepada teman, karena persahabatan yang sebenarnya akan
bertahan lama. Tidak menyepelekan teman dan bersifat posesif atau menjadi
pelindung. Belajar untuk menghargai perasaan dan suasana hati orang lain.
Menghargai pendapat dan juga membanu apabila dia kesusahan sangat membantu
dan sangat di anjurkan di dalam etika.

Untuk memahami anak, membina kehidupan jasmaniah, kecerdasan,


perkembangan sosial, perkembangan moral, perkembangan kepribadian, dan
perkembangan emosionalnya, orang tua dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang
perilaku mereka. Anak sebagai manusia yang sedang tumbuh dan berkembang, dan
bersama-sama mereka orang tua mengambil keputusan yang tepat mengenai cara-
cara yang dapat mendorong perkembangan hidup mereka. Orang tua yang ingin
mengubah perilaku anaknya pertama-tama melakukan perubahan dalam dirinya.
Bilamana orang tua mampu menghindari diri dari dorongan perasaan yang kurang
baik dan berhasil menerapkan pendekatan yang bersifat mendorong anak berbuat
positif, pasti akan terjadi perbaikanperbaikan yang berarti dalam perilaku anak-
anaknya, sehingga akan berkembang rasa percaya diri, tanggung jawab, kooperatif,
dan kemandirian dalam diri anak-anaknya.

Bila pendekatan tersebut diterapkan diiringi dengan dorongan semangat dan


penerapan konsekuensi, orang tua akan melihat bahwa sikap-sikap mereka kepada
anak-anaknya yang kadang-kadang ditandai dengan kecemasan, keraguan,
kekecewaan, dan putus asa akhirnya berubah menjadi kegembiraan, kepuasan,
percaya diri, dan kebanggaan. Etika dalam masyarakat berkembang sesuai dengan
adat istiadat , kebiasaan, nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan
realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat. Pemahaman mengenai etika
memberikan banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat, contohnya saja timbulnya
rasa saling menghargai satu sama lain, timbulnya rasa tolong-menolong serta rasa
empati terhadap sesama sehingga tercipta kehidupan yang harmonis, rukun dan
damai. Etika juga mengajarkan agar manusia dapat mawas diri artinya manusia
memperhitungkan apa yang akan dilakukannya dan bagaimana pandangan orang lain
terhadap perilakunya. Etika memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat
baik sebagai ilmu teori maupun sebagai praktek nyata dalam kehidupan bertetangga
dan bermasyarakat.

Dalam bermasyarakat etika digunakan sebagai alat kontrol agar tidak


bertentangan dengan nilai nilai dan norma norma yang berlaku dalam masyarakat.
Peranan etika dalam masyarakat adalah sebagai landasan untuk melakukan suatu
kegiatan yang tetap mengacu pada nilai nilai dan norma norma, sehingga tingkah
laku remaja tersebut dapat diterima dalam masyarakat dan tidak bertentangan atau
menyimpang didalam masyarakat. Dengan merealisasikan etika yang baik dan benar
dalam kehidupan bermasyarakat, maka akan tercipta kehidupan yang nyaman dan
tentram. Akan tetapi jika sebaliknya, apabila dalam suatu masyarakat tidak
merealisasikan etika yang baik dan benar maka dalam menjalani kehidupan didalam
masyarakat akan sangat susah karena akan dianggap buruk dan sangat susah untuk
hidup tentram dengan masyarakat lainnya. Etika yang baik harus diajarkan sejak dini,
agar saat dewasa orang tersebut sudah terbiasa beretika yang baik dan benar sesuai
dengan norma norma yang berlaku didalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Saipudin, S. H., Hamidah, H., Ilmiani, A. M., & Musthofa, K. (2021).


Menggaungkan Pendidikan Qawlan Ma’rufa sebagai Etika Pergaulan dalam
Menyikapi Body Shaming. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-
Thariqah, 6(1), 36-55.

Mushthofiyah, S. (2019). Etika Pergaulan Remaja Dalam Perspektif Al-Qur’an


(Kajian Tafsir Al-Misbah) (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan
Lampung).

Tambak, S. (2019). Pendidikan Etika Bergaul Islami Dalam Keluarga “Nilai


Pendidikan Etika Berlaku Adil Orangtua dengan Anak dalam Pergaulan
Keluarga Perspektif Hadits”. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-
Thariqah, 4(1), 1-20.

Harahap, R. (2020). Pengaruh Etika Dan Kedisiplinan Terhadap Hasil Belajar Kelas
X Sma Negeri 6 Padangsidimpuan. Jurnal Education and Development, 8(4),
551-551.

Azzahra, N. F., & Gumiandari, S. (2021). Pengaruh Kepribadian dan Perilaku Etis
Guru pada Integritas Guru SMPT Riyadul Mubarok Dalam Mengajar. Jurnal
Profesi Keguruan, 7(2), 241-247.

Syahbudin, R. (2020). Etika Profesi dan Kepribadian Guru Madrasah. JPT: Jurnal


Pendidikan Tematik, 1(2), 1-9.

Yuni, I., Budiadnya, P., & Warta, I. N. (2020). INTERNALISASI NILAI-NILAI


AGAMA HINDU MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
KEAGAMAAN DALAM PENINGKATAN KEPRIBADIAN SISWA
BERKARAKTER MULIA DI SMA N 1 JOGONALAN. Jawa Dwipa, 1(1),
1-11.

Oktafiani, I. S., & Muhtarom, Y. Pendidikan Karakter: Internalisasi Nilai Pancasila


dalam Kepribadian Siswa Pasca Pandemi Covid-19. HEUTAGOGIA: Journal
of Islamic Education, 2(2), 34-49.
Hermawansyah, H. (2019). Etika Guru sebagai Pendidikan yang Mendasar bagi
Siswa. Fitrah: Jurnal Studi Pendidikan, 10(2), 19-37.

Anda mungkin juga menyukai