Anda di halaman 1dari 5

ETIKA PERGAULAN DI DALAM KAMPUS UMI

(Dr.H.M.Ishaq Shamad, M.A)

1.Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki anak bangsa yang
cerdas dan berpendidikan tinggi. Sayangnya, banyak orang yang berpendidikan tinggi
tetapi tidak memiliki moral yang baik. Misalnya kasus korupsi yang sedang marak
terjadi di Indonesia. Dengan banyaknya kasus korupsi yang terjadi, Indonesia banyak
mengalami kerugian. Oleh karena itu, generasi muda Indonesia tidak hanya harus
memiliki intelektual yang tinggi tetapi harus memiliki moral yang baik. Mahasiswa
merupakan generasi muda Indonesia yang nantinya diharapkan dapat mengubah
kondisi Indonesia menjadi lebih baik. Oleh karena itu, mahasiswa perlu mempelajari
dan menerapkan etika pergaulan yang baik.
Di beberapa perguruan tinggi terkenal, termasuk Universitas Muslim
Indonesia, menampung siswa-siswa unggulan dari berbagai daerah. Siswa dari
berbagai daerah tertentu mempunyai latar belakang yang berbeda baik dari segi
ekonomi, budaya, tingkah laku, politik dan agama. Latar belakang yang berbeda
tersebut memberikan lingkungan pergaulan yang lebih majemuk, bergantung
seberapa besar toleransi dan kenyamanan terhadap hal-hal tersebut. Bagi mereka
yang mempunyai toleransi yang besar, mungkin tidak ada masalah. Sebagai seorang
mahasiswa yang sekarang telah memasuki suatu fase kehidupan menjadi manusia
dewasa harus mempunyai prinsip hidup yang jelas. Dengan demikian, mahasiswa
banyak menghabiskan waktu di kampus. Oleh karena itu, kampus memiliki peranan
yang sangat penting dalam membentuk moral dan tingkah laku mahasiswa yang
mempengaruhi etika. Etika itu sendiri sebagai ilmu melanjutkan kecenderungan dalam
kehidupan bermasyarakat.
Memang setiap orang memiliki kebebasan untuk melakukan hal sesuka hatinya
tapi perlu diingat bahwa dalam menjalani hidup, mahasiswa tidak hanya hidup
seorang diri, ia hidup berdampingan dengan orang lain di mana ia-pun secara tidak
langsung berkewajiban menjaga perasaan orang lain, dan membuat orang
lain menjadi nyaman dengan tingkah lakunya. Hal semacam inilah yang dinamakan
etika bergaul.

2.Etika Pergaulan
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah "Ethos", yang
berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat
dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "Mos" dan
dalam bentuk jamaknya "Mores", yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari
hal-hal tindakan yang buruk. Pergaulan adalah interaksi antarindividu dalam
mengenal lingkungan sosialnya, bisa bersifat luas yakni oergaulan dengan banyak
orang atau sering bergaul dengan orang lain. Pergaulan yang sehat adalah pergaulan
yang mengarah kepada pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai dan
norma sosial, kesusilaan dan kesopanan yang berlaku.
Etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang
sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku
baik norma agama, kesopanan, adat, hukum, dan lain-lain.

3.Faktor-Faktor Pergaulan

1
Blue Print Pengembangan Karakter, Dakwah & Kampus Islami UMI
a. Faktor Umur; Faktor umur menentukan bentuk hubungan sosialisasi pelaku. Usia
anak-anak berbeda dengan usia remaja, usia dewasa, usia orang tua, usia lanjut,
dan sebagainya. Dapat dikatakan baik, apabila bentuk pergaulan dilakukan oleh
dan untuk umur sebaya.
b. Faktor Pekerjaan; Faktor pekerjaan berpengaruh juga terhadap bentuk pergaulan.
Perilaku pergaulan antara orang-orang kantor akan berbeda dengan orang-orang
di lapangan, pekerja pabrik, pekerja bangunan, pekerja di terminal, dan
sebagainya.
c. Faktor Keterikatan; Faktor keterikatan misalnya, pelaku organisasi sosial,
organisasi partai politik, peserta didik tentu cara bergaulnya juga akan berbeda.
d. Faktor Lingkungan; Pergaulan dalam lingkungan masyarakat yang macam
pendidikan, kegiatan, status sosialnya sangat berbeda-beda dan heterogen
memerlukan penyesusaian yang sangat ekstra hati-hati.

4.Prinsip-Prinsip Pergaulan
a. Kebenaran (truth); Kebenaran yang mutlak hanya dapat dibuktikan dengan
keyakinan. Kebenaran harus dibuktikan kepada masyarakat agar masyarakat
yakin akan kebenaran tersebut.
b. Prinsip Kebaikan (goodness); Kebaikan diartikan sebagai sifat yang menimbulkan
pujian. Prinsip kebaikan yang diterima umum, misalnya saling menghormati,
saling berbuat baik, saling mengasihi, sayang sesama manusia. Prinsip kebaikan
bersifat universal.
c. Prinsip Keindahan (beauty); Prinsip ini meyakini bahwa kehidupan manusia
sesungguhnya merupakan keindahan. Prinsip ini tercermin dari adanya rasa kasih
sayang antarsesama, kedamaian, ketentraman, saling tenggang rasa, kerjasama,
suasana yang kondusif, berpenampilan menarik, dan lain-lain.
d. Prinsip Kebebasan (liberty); Secara umum, kebebasan dapat diartikan
bahwasetiap orang berhak menentukan pilihan apa yang terbaik untuk dirinya.
Setiap orang bebas melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai pilihannya
dengan tidak melanggar kebebasan umum.
e. Prinsip Persamaan (equality); Meskipun manusia terdiri dari berbagai Ras, etnis,
sikap dan pola pikir yang beragam, semua perbedaan tersebut bukanlah alasan
untuk memperlakukan manusia secara tidak adil. Etika yang dilandasi prinsip
persamaan menghapuskan perilaku diskriminatif.
f. Prinsip Keadilan (justice); Secara umum, keadilan dapat diartikan bahwa setiap
orang menerima apa yang seharusnya diterima. Prinsip keadilan ialah kemauan
yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang mestinya
diterima.

1. Etika dalam Berperilaku Mahasiswa


a. Instropeksi Diri; Sikap introspeksi penting sekali artinya, tanpa sikap ini kita bisa
salah kapra, dan salah paham dalam menjalankan mekanisme pergaulan.
Bagaimana kita menyadari kekurangan diri sendiri, berterus terang terhadap
kelemahan kita, dan mencoba mengubah sikap itu sebaik mungkin agar perjalanan
tetap harmonis. Biasanya kadar orang dalam menatap dirinya, punya
kecenderungan berlainan. Ada yang menganggap dirinya sudah benar, dan orang
lain selalu salah.
b. Saling Memahami; Sesudah saling mengoreksi diri sendiri, antara sesama harus
saling memahami. Betapa sukarnya memahami orang lain, terlebih lagi memahami
diri sendiri. Itulah sebabnya sebelum kita memahami orang lain, ada baiknya

2
Blue Print Pengembangan Karakter, Dakwah & Kampus Islami UMI
memahami diri sendiri. Dengan demikian penilaian penilaian kita terhadap orang lain
akan objektif dan utuh. Bila anda ingin punya banyak sahabat, keahlian anda dalam
memahami itulah yang pegang peranan.
c. Berjiwa Besar; Kita harus berjiwa besar dalam mengakui kelemahan kita, lebih-lebih
demi kepentingan orang banyak. Kita punya kelemahan dan kelebihan yang berbeda
serta tidak ada diantara kita yang sempurna.
d. Saling Mengisi; Setelah kita mengetahui kelemahan tadi, kita harus punya inisiatif
untuk saling mengisi. Saling tukar dan saling menerima. Sehingga segala kelemahan
dan kemampuan kita benar-benar berarti dalam kehidupan bergaul ini.

2. Perilaku Mahasiswa dalam Kampus


a. Mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku di
lingkungan kampus dan berusaha tidak melanggar.
b. Berpakaian dan bersepatu rapi di lingkungan kampus.
c. Berperilaku dan bertutur kata yang sopan, baik di dalam kelas dan di luar kelas yang
mencerminkan perilaku sebagai mahasiswa dan dijiwai oleh nilai-nilai agama Islam.
d. Memberi contoh yang baik dalam berperilaku kepada adik tingkat, teman setingkat
dan kakak tingkat.
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah.
f. Saling menghormati dan menghargai terhadap sesama mahasiswa.
g. Tidak berperilaku asusila atau tidak bermoral.
h. Bersedia menerima sanksi yang ditetapkan atas pelanggaran terhadap peraturan
yang berlaku sebagai bagian dari pendidikan disiplin.

3. Korelasi antara Pergaulan di dalam Kampus dengan Kesuksesan Mahasiswa


Masa Depan
Untuk menjadi mahasiswa yang berhasil di masa yang akan datang, mahasiswa
dituntut tidak hanya pintar dalam bidang akademik saja akan tetapi juga harus baik
dalam pergaulan di dalam kampusnya. Karena di masa depan saat mahasiswa mulai
memasuki dunia kerja mereka dituntut untuk tidak hanya pintar saja tapi juga harus
mempunyai softskills.
Identifikasi 10 dari 40 faktor kualifikasi kunci kompetensi kerja yang bersifat soft
skill yaitu jujur, tanggung jawab, komunikatif, kemauan belajar, teamwork, trust, aktif,
loyal, ulet, adaftif. Sedangkan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) ada dalam urutan
nomor 17.
Bisa dilihat dari identifikasi kualifikasi tersebut bahwa pergaulan di dalam kampus
sangat berperan penting dalam kompetensi kerja. Maka dari itu mulai dari awal masuk
dalam dunia perkuliahan sangat dianjurkan untuk menerapkan etika pergaulan.
Seorang mahasiswa dapat dikatakan sukses dalam bergaul apabila dia mampu
berkomunikasi dengan baik, dapat beradaptasi dalam segala lingkungan, dapat
mempertahankan kepercayaan diri terhadap orang lain,dapat bersikap jujur,
bertanggung jawab dengan semua tindakan yang telah dilakukannya, mau terus
belajar dan aktif untuk mencari informasi dan pengetahuan-pengetahuan yang baru,
mampu bekerjasama dengan orang lain dan ulet dalam setiap pekerjaan yang dia
lakukan. Apabila seorang mahasiswa mampu menerapkan hal-hal diatas, maka
dikatakan mahasiswa tersebut sukses dalam bergaul dan dijamin akan sukses dalam
karirnya di masa yang akan datang. Karena perusahaan-perusahaan besar
membutuhkan seorang mahasiswa yang tidak hanya pintar tapi juga mampu menjadi
sosok leader. Percuma saja mahasiswa pintar akan tetapi pergaulannya nol.

3
Blue Print Pengembangan Karakter, Dakwah & Kampus Islami UMI
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa etika pergaulan didalam kampus
merupakan tolak ukur keberhasilan dan kesuksesan mahasiswa di masa yang akan
datang. Jadi sebagai mahasiswa merupakan suatu kewajiban bagi mereka untuk
menerapkan etika pergaulan dalam kampus agar bisa menjadi seseorang yang
sukses di masa yang akan datang .

8.Korelasi antara Etika Pergaulan Mahasiswa di dalam Kampus dengan Dampak


Sosialnya di Masyarakat
Sebagai insan kampus UMI, dimata masyarakat pastilah seorang mahasiswa
mempunyai image yang bagus, terpelajar dan hal-hal yang positif lainnya. Oleh
karena itu sebagai mahasiswa UMI haruslah ia menjaga image baik yang sudah
dibangun dalam mindset masyarakat. Jangan sampai mahasiswa berbuat hal-hal
yang malah menjatuhkan image mereka sendiri. Dalam hal ini lagi-lagi etika
pergaulan dibutuhkan dalam bersosial dengan masyarakat khususnya masyarakat
yang ada di luar lingkungan kampus. Contohnya saja sebagai mahasiswa yang
beretika kita harus saling membantu dan peka dengan keadaan sekitar, apa yang
terjadi dalam lingkungan masyarakat yang ada disekitar kita. Sebagai insan kampus
yang memiliki etika pergaulan yang baik sebaiknya kita juga turut andil apabila dalam
sebuah lingkungan masyarakat terjadi suatu permasalahan. Bisa jadi sumbangsih
pemikiran kita bisa membantu memecahkan suatu permasalahan tersebut. Di dalam
kampus, kita juga dituntut untuk mampu menyelesaikan persoalan-persoalan dan
peka dengan keadaan di sekitar kampus. Contoh lainnya yaitu sebagai mahasiswa
haruslah bersikap adaptif jadi mau di manapun dia berada haruslah bisa
menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan baik, serta bisa bergaul dengan
masyarakat yang ada di lingkungan tersebut. Dan masih banyak lagi perbuatan yang
menerapkan etika pergaulan di dalam kampus ke dalam masyarakat yang berada di
luar kampus.
Dengan kata lain pergaulan yang ada di dalam kampus sangat berdampak pada
masyarakat. Apabila dalam kampus saja mahasiswa mampu menerapkan etika
pergaulan yang baik, pastilah dalam kehidupan social di masyarakat di luar
lingkungan kampuspun mahasiswa tersebut juga mampu menerapkan etika
pergaulan yang baik pula. Jadi sebagai mahasiswa haruslah mempertahankan image
baik yang sudah ditanam dalam pikiran masyarakat, jangan sampai mereka berubah
pemikiran akibat para mahasiswa melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak
bertanggung jawab seperti tawuran, demo yang tidak bertanggung jawab dan
menganggu masyarakat lainnya. Sangat disayangkan apabila kepercayaan yang
telah diberikan masyarakat kepada mahasiswa harus hilang begitu saja akibat
perbuatan-perbuatan yang tidak penting tersebut.

9.Kesimpulan
Etika pergaulan itu sangat penting dalam kehidupan di dalam maupun luar
kampus. Kita harus menerapkan etika pergaulan agar kita dapat diterima oleh orang-
orang di sekitar kita. Bagaimanapun juga manusia adalah makhluk sosial yang tidak
dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Memang secara fisik kita bisa terlihat dapat
hidup tanpa bantuan orang lain namun secara psikologi, manusia satu sangat
bergantung pada manusia lain. Maka, kita harus menjaga sikap dan perilaku dalam
pergaulan karena itu juga akan menentukan masa depan seseorang.

4
Blue Print Pengembangan Karakter, Dakwah & Kampus Islami UMI
5
Blue Print Pengembangan Karakter, Dakwah & Kampus Islami UMI

Anda mungkin juga menyukai