1.Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki anak bangsa yang
cerdas dan berpendidikan tinggi. Sayangnya, banyak orang yang berpendidikan tinggi
tetapi tidak memiliki moral yang baik. Misalnya kasus korupsi yang sedang marak
terjadi di Indonesia. Dengan banyaknya kasus korupsi yang terjadi, Indonesia banyak
mengalami kerugian. Oleh karena itu, generasi muda Indonesia tidak hanya harus
memiliki intelektual yang tinggi tetapi harus memiliki moral yang baik. Mahasiswa
merupakan generasi muda Indonesia yang nantinya diharapkan dapat mengubah
kondisi Indonesia menjadi lebih baik. Oleh karena itu, mahasiswa perlu mempelajari
dan menerapkan etika pergaulan yang baik.
Di beberapa perguruan tinggi terkenal, termasuk Universitas Muslim
Indonesia, menampung siswa-siswa unggulan dari berbagai daerah. Siswa dari
berbagai daerah tertentu mempunyai latar belakang yang berbeda baik dari segi
ekonomi, budaya, tingkah laku, politik dan agama. Latar belakang yang berbeda
tersebut memberikan lingkungan pergaulan yang lebih majemuk, bergantung
seberapa besar toleransi dan kenyamanan terhadap hal-hal tersebut. Bagi mereka
yang mempunyai toleransi yang besar, mungkin tidak ada masalah. Sebagai seorang
mahasiswa yang sekarang telah memasuki suatu fase kehidupan menjadi manusia
dewasa harus mempunyai prinsip hidup yang jelas. Dengan demikian, mahasiswa
banyak menghabiskan waktu di kampus. Oleh karena itu, kampus memiliki peranan
yang sangat penting dalam membentuk moral dan tingkah laku mahasiswa yang
mempengaruhi etika. Etika itu sendiri sebagai ilmu melanjutkan kecenderungan dalam
kehidupan bermasyarakat.
Memang setiap orang memiliki kebebasan untuk melakukan hal sesuka hatinya
tapi perlu diingat bahwa dalam menjalani hidup, mahasiswa tidak hanya hidup
seorang diri, ia hidup berdampingan dengan orang lain di mana ia-pun secara tidak
langsung berkewajiban menjaga perasaan orang lain, dan membuat orang
lain menjadi nyaman dengan tingkah lakunya. Hal semacam inilah yang dinamakan
etika bergaul.
2.Etika Pergaulan
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah "Ethos", yang
berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat
dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "Mos" dan
dalam bentuk jamaknya "Mores", yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari
hal-hal tindakan yang buruk. Pergaulan adalah interaksi antarindividu dalam
mengenal lingkungan sosialnya, bisa bersifat luas yakni oergaulan dengan banyak
orang atau sering bergaul dengan orang lain. Pergaulan yang sehat adalah pergaulan
yang mengarah kepada pembentukan kepribadian yang sesuai dengan nilai dan
norma sosial, kesusilaan dan kesopanan yang berlaku.
Etika pergaulan adalah sopan santun atau tata krama dalam pergaulan yang
sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku
baik norma agama, kesopanan, adat, hukum, dan lain-lain.
3.Faktor-Faktor Pergaulan
1
Blue Print Pengembangan Karakter, Dakwah & Kampus Islami UMI
a. Faktor Umur; Faktor umur menentukan bentuk hubungan sosialisasi pelaku. Usia
anak-anak berbeda dengan usia remaja, usia dewasa, usia orang tua, usia lanjut,
dan sebagainya. Dapat dikatakan baik, apabila bentuk pergaulan dilakukan oleh
dan untuk umur sebaya.
b. Faktor Pekerjaan; Faktor pekerjaan berpengaruh juga terhadap bentuk pergaulan.
Perilaku pergaulan antara orang-orang kantor akan berbeda dengan orang-orang
di lapangan, pekerja pabrik, pekerja bangunan, pekerja di terminal, dan
sebagainya.
c. Faktor Keterikatan; Faktor keterikatan misalnya, pelaku organisasi sosial,
organisasi partai politik, peserta didik tentu cara bergaulnya juga akan berbeda.
d. Faktor Lingkungan; Pergaulan dalam lingkungan masyarakat yang macam
pendidikan, kegiatan, status sosialnya sangat berbeda-beda dan heterogen
memerlukan penyesusaian yang sangat ekstra hati-hati.
4.Prinsip-Prinsip Pergaulan
a. Kebenaran (truth); Kebenaran yang mutlak hanya dapat dibuktikan dengan
keyakinan. Kebenaran harus dibuktikan kepada masyarakat agar masyarakat
yakin akan kebenaran tersebut.
b. Prinsip Kebaikan (goodness); Kebaikan diartikan sebagai sifat yang menimbulkan
pujian. Prinsip kebaikan yang diterima umum, misalnya saling menghormati,
saling berbuat baik, saling mengasihi, sayang sesama manusia. Prinsip kebaikan
bersifat universal.
c. Prinsip Keindahan (beauty); Prinsip ini meyakini bahwa kehidupan manusia
sesungguhnya merupakan keindahan. Prinsip ini tercermin dari adanya rasa kasih
sayang antarsesama, kedamaian, ketentraman, saling tenggang rasa, kerjasama,
suasana yang kondusif, berpenampilan menarik, dan lain-lain.
d. Prinsip Kebebasan (liberty); Secara umum, kebebasan dapat diartikan
bahwasetiap orang berhak menentukan pilihan apa yang terbaik untuk dirinya.
Setiap orang bebas melakukan atau tidak melakukan sesuatu sesuai pilihannya
dengan tidak melanggar kebebasan umum.
e. Prinsip Persamaan (equality); Meskipun manusia terdiri dari berbagai Ras, etnis,
sikap dan pola pikir yang beragam, semua perbedaan tersebut bukanlah alasan
untuk memperlakukan manusia secara tidak adil. Etika yang dilandasi prinsip
persamaan menghapuskan perilaku diskriminatif.
f. Prinsip Keadilan (justice); Secara umum, keadilan dapat diartikan bahwa setiap
orang menerima apa yang seharusnya diterima. Prinsip keadilan ialah kemauan
yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang mestinya
diterima.
2
Blue Print Pengembangan Karakter, Dakwah & Kampus Islami UMI
memahami diri sendiri. Dengan demikian penilaian penilaian kita terhadap orang lain
akan objektif dan utuh. Bila anda ingin punya banyak sahabat, keahlian anda dalam
memahami itulah yang pegang peranan.
c. Berjiwa Besar; Kita harus berjiwa besar dalam mengakui kelemahan kita, lebih-lebih
demi kepentingan orang banyak. Kita punya kelemahan dan kelebihan yang berbeda
serta tidak ada diantara kita yang sempurna.
d. Saling Mengisi; Setelah kita mengetahui kelemahan tadi, kita harus punya inisiatif
untuk saling mengisi. Saling tukar dan saling menerima. Sehingga segala kelemahan
dan kemampuan kita benar-benar berarti dalam kehidupan bergaul ini.
3
Blue Print Pengembangan Karakter, Dakwah & Kampus Islami UMI
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa etika pergaulan didalam kampus
merupakan tolak ukur keberhasilan dan kesuksesan mahasiswa di masa yang akan
datang. Jadi sebagai mahasiswa merupakan suatu kewajiban bagi mereka untuk
menerapkan etika pergaulan dalam kampus agar bisa menjadi seseorang yang
sukses di masa yang akan datang .
9.Kesimpulan
Etika pergaulan itu sangat penting dalam kehidupan di dalam maupun luar
kampus. Kita harus menerapkan etika pergaulan agar kita dapat diterima oleh orang-
orang di sekitar kita. Bagaimanapun juga manusia adalah makhluk sosial yang tidak
dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Memang secara fisik kita bisa terlihat dapat
hidup tanpa bantuan orang lain namun secara psikologi, manusia satu sangat
bergantung pada manusia lain. Maka, kita harus menjaga sikap dan perilaku dalam
pergaulan karena itu juga akan menentukan masa depan seseorang.
4
Blue Print Pengembangan Karakter, Dakwah & Kampus Islami UMI
5
Blue Print Pengembangan Karakter, Dakwah & Kampus Islami UMI